"Assalamualaikum.....", Tita mengucapkan salam sambil membuka pintu depan rumah keluarga Atmadja.
"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh..., serempak sahutan beberapa orang dari dalam rumah besar itu.
"Eh, menantu Bunda yang cantik sudah pulang. Sini....capek sayang?"
"Tidak Bun", Tita tersenyum sembari menggelengkan kepala dan terus melangkah menghampiri Bunda yang duduk di sofa ruang tamu.
Kemudian Tita mencium tangan Bunda serta Kak Kevin juga Kak Vina yang duduk berdampingan, bersebrangan dengan sofa yang diduduki Bunda.
"Kak Vina jadi balik Semarang hari ini...naik apa?", Tita Kemudian mengambil duduk di sisi sofa yang kosong
"Iya... ini sudah siap, naik bus. Gak jadi bawa mobil sendiri. Kasihan Papanya anak - anak kalo nyetir sendiri, capek. Nanti malam mau berangkat ke Bandung, seminar. Tadi dah suruh Kennan, minta anter ke agen bus aja. Ini tinggal nunggu Kennan ganti baju", sahut Kak Vina senyum. Kemudian mengerutkan keningnya seperti mengingat sesuatu, gelisah.
"Naura kok belom balik ya?!"
"Mungkin di perjalanan...sabar tunggu aja", sahut Kak Kevin sambil mengetikkan sesuatu di HPnya.
"Emangnya Naura kemana?", lagi Tita bertanya.
"Beli coklat sama Keina dan Kenzo", Bunda menjelaskan.
Tita menganggukkan kepala tanda mengerti akan kegelisahan kakak iparnya itu.
Tap...tap...tap...
Suara derap langkah kaki menuruni tangga.
"Sudah siap Kak, ayokk".
Karena posisiku duduk memunggungi jadi aku tak bisa melihatnya. Tapi aku yakin suara bariton itu adalah suamiku, tebak Tita.
"Tunggu Keina sama Kenzo datang dulu Nann", Kak Vina.
"Heemmm....lama gak?", lagi suara itu terdengar geram.
Sepertinya dia tidak nyaman dengan adanya aku di ruangan ini. Bagaimana aku berfikir begitu? Karena aku sadar diri dengan sikapnya seolah enggan bertemu denganku, Tita.
"Paling bentar lagi datang, duduk dululah. Gak keburu juga...sini..." Bunda menatap Kennan sambil menepuk sofa disebelahnya.
"Gak Bun....Abang panasin mobil dulu aja", Kennan. Berniat menghindari isterinya.
Akan tetapi Kak Vina nyerocos,
"Eh....Nann, ajak Tita sekalian ya....Biar gak di rumah aja. Gabut kan Ta...?! Kasihan istrimu juga butuh refresing, bukan lo doang"
Apaan sih Kak Vina, bikin pening aja, Kennan membatin.
Sedangkan Tita menggoyangkan kedua tangannya dan berkata, "Gak usah... Tita dirumah aja gak usah ikut. Lagian Tita capek".
"Hisss....Tita belajar boong ya, tadi aja Bunda tanya gak capek kok, ya kan Bund....?! Kak Vina dengan mengedipkan mata ke arah Bunda. Tentu tanpa terlihat oleh Kennan dan Tita.
Bunda tersenyum, "Ajaklah Nann....sekalian jalan - jalan".
"Ganti baju sana Ta....ikut suamimu. Cuma duduk di mobil gak akan bikin kamu capek", senyum Bunda menggoda. Yess.... Bunda memang pernah muda hihihi....
Kak Vina berdiri mendekati Tita, sedikit mendorongnya, "Udah sana ganti baju, dandan yang cantik biar Kennan jatuh hati".
Hiiiisshh... Kak Vina bisa ae, Tita kan jadi merona... tuh malu kan.
Ragu Tita menatap Kennan, meminta persetujannya. Bagaimanapun kalau Kennan tidak mau dan tidak menyetujuinya ikut, Tita bisa apa. Bukankah surga isteri ada pada suami.
Seett...
Kennan menoleh, "Sana ganti baju....jangan lama - lama".
Tita pun melangkah kan kaki menuju kamar Kennan, yang sekarang menjadi kamar mereka berdua untuk berganti pakaian.
...🍭🍭🍭🍭...
Aku turun dengan memakai celana bahan berwarna coklat tidak ketat yang kupadukan dengan sweater maroon serta pasmina senada dengan celana bahan yang kupakai. Tak lupa sneaker putih membalut kedua kakiku. Sederhana dan tidak mencolok, tetapi nyaman dan sesuai dengan OOTD anak remaja jaman sekarang.
Tap....tap...tap....aku turun tangga dengan pelan.
Semua menoleh kepadaku dengan tersenyum, kecuali Kennan suamiku. Kennan terlihat asyik dengan gadgetnya.
Ternyata tak dianggap itu sakit, tapi tidak berdarah.
Emangnya siapa lo Ta....!!!
"Wah cantiknya,,," Kak Vina memuji.
"Nann...Nann....Kennan...,tengok isterimu. Cantik pakek banget....", lagi kak Vina sambil menoel paha Kennan. Entah bagaimana ceritanya Kak Vina jadi duduk berdampingan dengan Kennan.
Seeettt...
Sedikit melongo, Kennan menatap wajah isterinya.
"Manis", tanpa sadar Kennan mendesis lirih tanpa ada yang bisa mendengarnya. Bahkan Kak Vina yang ada di sampingnya pun tidak mendengar pujian dari Kennan.
Buru - buru Kennan memalingkan wajahnya, "Biasa wae...".
Apa kata orang nanti kalau aku sampai memuji kecantikannya. Dan lagi gadis itu pasti kege-eran, dikiranya gue suka sama dia. Wushh....jangan sampek, Kennan.
Belom lagi Kak Vina berucap, terdengar suara riuh dari luar yang ternyata Naura datang dengan membawa 2 kantong kresek berwarna putih yang berisikan coklat serta aneka snack pesanan Kak Vina.
...🍭🍭🍭🍭...
Sekarang di sinilah aku, di teras rumah dengan menggendong Kenzo.
Di hadapanku telah terparkir mobil alphard berwarna silver yang siap mengantar Kak Vina dan keluarganya ke agen bus terminal Jombor.
Setelah semua koper serta barang bawaan masuk bagasi. Kami pun bergegas masuk ke dalam mobil.
Kennan duduk di belakang kemudi, karena dia yang akan mengemudikan mobil ini mengantar Kak Vina ke agen bus.
Kak Kevin duduk di depan berdampingan dengan Kennan. Kak Vina dan aku di bangku tengah dengan posisi aku duduk tepat dibelakang Kennan. Sedangkan Keina dan Kenzo, duo bocil yang menggemaskan itu memilih di belakang.
Naura tidak ikut, dia beralasan sudah ada janji dengan temannya untuk pergi bersama.
Entahlah....dia bener sudah ada janji dengan temannya atau memang sengaja tidak mau ikut karena takut menggangguku dan Kennan.
Heemmm pede kali ya Tita, emangnya kamu sama Kennan mau ngapain😊
...🍭🍭🍭🍭...
Bismillahirihmanirohim....
Kita berangkat.
Sepanjang perjalanan Kak Kevin dan Kennan berbincang seputar dunia otomotif menyangkut performa kendaraan, kenyamanan kadang juga aksesoris. Tak jarang mereka menerangkan sesuatu kemudian menunjuk sebuah mobil yang kebetulan lewat atau berada tak jauh dari sisi mobil yang kami tumpangi. Sepertinya mereka asyik dengan bahan perbincangan yang aku tak paham sama sekali.
Aku dan Kak Vina ngobrol ringan....
Random tentang banyak hal yang secara tidak sengaja terlintas di benakku maupun benak Kak Vina.
Antara lain tentang,
"Pernah ke sini.... ke sana... atau kemana...
"Katanya di sini makanannya enak lo...
"Wah...ada butik baru..., tempat makan baru...
"Eh kayaknya asyik... tar kalo ke Jogja ke sini...
Kesukaan aku, Kak Vina, bahkan apa yang disukai ataupun tidak disukai Kennan.
Bla....bla...bla...
Bahkan disaat Kak Vina bercerita dengan menyebut nama Kennan, si empunya tidak merespon sama sekali. Seakan dia tidak mau peduli, menurutku.
Walaupun begitu, obrolanku dengan Kak Vina tetep berlanjut mengalir begitu saja, kadang tertawa ringan bersama. Apalagi saat duo bocil yang menggemaskan itu berceloteh lucu.
Tanpa terasa kami sudah sampai di tujuan.
Satu per satu kami turun. Aku hendak membantu membawakan salah satu bawaan Kak Vina.
Tapi dilarang.
Akhirnya,
Aku berjalan dengan menggandeng duo krucil di kedua sisiku. Entah mengapa kedua buah hati Kak Vina ini nempel denganku, mungkinkah mereka tahu kalau aku sudah terbiasa dengan anak kecil. Maklum aku kan penghuni panti asuhan, jadi aku tidak kaku menghadapi polah tingkah anak - anak.
Jika duo bocil ini nempel kepadaku, tetapi tidak berlaku untuk omnya yang super duper cool itu.
Ahai....Tita ngarep
Ternyata pemberangkatan busnya masih setengah jam lagi. Kak Vina meminta aku dan Kennan untuk menemani dahulu. Akhirnya kami sama sama menunggu di ruang tunggu yang disediakan oleh terminal bus.
Ruang tunggu bus di jaman sekarang bersih, kinclong dan ber AC jadi kami bisa menunggu dengan nyaman tanpa gangguan asap rokok.
Aku melanjutkan obrolan dengan Kak Vina. Di tengah obrolan kami, aku mendengar suara menyebut namaku dan menepuk bahuku pelan.
"Tita, ngapain di sini....?"
Aku sangat familiar dengan suara itu, dadaku berdegub kencang. Bagaimana jika suara itu benar, semoga saja bukan. Ya Allah semoga bukan, batinku berbicara.
Aku menoleh, setengah tergagap karena kaget aku menyahut,
"Iyyaa....", sahutku. Ternyata benar, dia Hani sahabat baikku.
Bagaimana ini,....bagaimana kalo Hani melihat semuanya. Dia pasti akan banyak bertanya mengingat gelar incess kepo_nya.
Aku menoleh ke kanan ke kiri sedikit memindai sosok Kennan disekelilingku.
Ah ternyata Kennan tidak ada, aku sedikit lega..
"Eh.... Hani.... cinta, kok kamu disini?", aku balik bertanya tanpa menjawab pertanyaan darinya.
Cinta adalah panggilan sayangku ke Hani, sayang sebagai sahabat tentunya.
Maaf ya aku normal, bukan jeruk makan jeruk hehehe....
"Jemput nenek", jawabnya sambil menduduki bangku disebelah kiriku.
"Kamu ngapain disini...?", Hani mengulang pertanyaan yang belum terjawab oleh gadis manis berkerudung, sahabatnya itu.
"Ahh...iya...aku lagi nganter saudara, mau ke Semarang", sahutku tergagap
"Oh, mana.....", Hani bertanya dengan sedikit melebarkan matanya sebagai tanda dia mau tahu.
Mungkin Kak Vina, memperhatikan perbincangan kami. Sehingga dia mengulurkan tangan dan menyebutkan namanya, "Hallo....Vina, kakaknya Tita, temen Tita ya?!"
Hani menyambut uluran tangan Kak Vina dengan tersenyum ramah, "Iya Kak, temen sekolah".
Kak Vina manggut manggut, kemudian mereka sama - sama melepaskan jabat tangannya.
Sedangkan Tita gundah gulana dengan kondisinya saat ini. Takut.
Haduh gimana ini.... gimana kalok Hani nanti ketemu Kennan. Pasti Hani akan menginterogasinya bak agen detektif 007, James Bond😂
Belum selesai Tita berandai andai, Hani beranjak dari duduknya sambil ke mendongak ke arah luar.
Kemudian berkata, "Ta aku duluan ya, kayaknya bus nenek sudah datang dech..."
Terburu Hani berpamitan setengah berlari, "Dadah... Tita, dah... Kak Vina", bahkan Hani melupakan cipika cipiki, salam perpisahan mereka.
Belum hilang degub jantung di dadaku, aku tersentak oleh tangan mungil menyentuh pahaku, Eh....ternyata duo krucil yang baru datang dari toilet dengan Kak Kevin dan Kennan.
Aku bernafas lega. Alhamdulillah...syukurlah....aman, batinku.
Tak berselang lama Kak Vina pun brangkat.
"Pulang", ajak lelaki yang telah sah bergelar suami itu kepadaku, saat rombongan Kak Vina sudah meninggalkan kami.
Hanya satu kata itu yang diucapkan olehnya saat mengajakku pergi dari sini. Itu pun diucapkan sambil berlalu seolah aku adalah butiran debu yang bisa terbang melayang tanpa pegangan tangan darinya. Heemmmm.
Dasar manusia kulkas dua pintu, untung sayang...
Ehhh......
🍨🍨🍨🍨
Like
Vote
Komen
Tambahkan favorit❤
Tengyu so much sudah mau mampir😍😍😍
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 276 Episodes
Comments
Hasunah Setiadi
awalnya cuek, lama-2 caper
2022-08-18
1
Elizabeth Zulfa
jiiiaaaaaa....pngen diprhatiin jugaa trnyata...😀😀
mangkanya Jangn dingin2 bnget + ketus ma istri sndiri... jdi kalah kn wajah tampannya sama kaca 🤣🤣🤣
2021-08-28
2
༄༅⃟𝐐•ωαƒєяqυєєη❤💜
ikut deg²an saat Hani menghampiri Tita...😁😁
2021-08-17
2