Pagi ini Tita berangkat sekolah dengan terburu - buru, ada banyak tugas membuat laporan dari ketua osis yang harus diserahkan hari ini.
Belum lagi dia harus membawakan bekal untuk Kennan lagi dan lagi.
Ya sejak beberapa hari lalu Tita selalu membawakan Kennan bekal karena Kennan selalu berangkat lebih pagi dari Tita dan mengabaikan makan paginya.
Hal itu disebabkan oleh bunda yang mengetahui bahwa Kennan dan Tita tidak pernah ke sekolah bersama padahal mereka berada pada satu sekolah yang sama.
Bunda marah besar kepada Kennan yang tidak mempunyai perasaan membiarkan Tita ke sekolah dengan menggunakan kendaraan umum padahal mereka suami isteri dan Kennan selalu membawa mobil ke sekolah.
Karena itu Kennan sekarang berangkat sekolah mendahului Tita. Dan sebagai isteri Tita merasa berkewajiban mengurus suami dengan membawakan bekal untuknya. Toh Kennan tidak menolak bekal yang dibawakan oleh Tita, meskipun Tita harus beralasan bekal itu dari bunda Kennan.
Tita menengok ke arah pergelangan tangan kirinya, Tita yang tidak terbiasa terlambat panik melihat jam yang sudah menunjukkan pukul 06.30.
"Bagaimana ini.... masih berjalan ke depan kompleks, belum lagi nanti nunggu busnya lewat bisa terlambat aku ke sekolah", gumamnya lirih.
Di tengah kebingungannya, Pak Ujang yang entah dari mana datang dengan mengendarai motor maticnya kemudian memarkirkan ke garasi yang berada di belakang Tita berdiri.
"Lo...Non Tita belom berangkat?", tanya pak Ujang.
"Belom Pak kesiangan", jawab Tita.
"Diantar Bapak ya?", Pak Ujang menawarkan diri.
Pak Ujang tahu kalau Tita belum tentu mau, Tita tidak mau merepotkan orang lain. Bahkan Pak Ujang selalu menawarkan mengantar bareng dengan Naura saat Tita berangkat ke sekolah. Namun Tita selalu menolak dengan alasan dia lebih suka naik bus lagi pula arah sekolah Naura dan Tita tidak sama.
Tita sedikit berfikir sejenak, "Emm....Bapak tidak repot?"
"Enggak Non. Tuan pergi ke Bali sedang Non Naura sudah bapak antar barusan. Jadi Bapak bebas sekarang", pak Ujang menjelaskan seperti tahu kegundahan Tita.
"Baiklah Pak, tapi jangan naik motor ya Pak", Tita mengiyakan tawaran pak Ujang.
"Memangnya kenapa Non?", pak Ujang bukan bermaksud menelisik maksud Tita
"Tita gak bisa naek motor, ntar kalo kepanasan trus gosong gimana?!", Tita menjawab dengan candaan.
"Non Tita bisa aja", Pak ujang tahu Tita bercanda.
"Pak Ujang keluarin mobil dulu ya Non....".
Tita tersenyum mengangguk.
Tanpa Tita sadari bahwa Kennan masih berada di dalam mobilnya yang berada garasi dekat dengan Tita berdiri.
Heh dasar cewek matre, sok sok an gak bisa naek motor. Padahal tinggal duduk aja kagak nyetir juga. Lama lama ngelunjak tuh.
Kennan menilai Tita menurut apa yang dilihat dan didengarnya tanpa mengetahui yang sebenarnya.
...🍭🍭🍭🍭...
Suasana kantin cukup ramai karena saat ini adalah jam istirahat. Para siswa saling berebutan untuk memesan makanan dan minuman yang diinginkan.
Di salah satu sudut kantin Kennan, Aldi, Arya dan Bima duduk menguasai spot paling nyaman di kantin tersebut. Mereka menikmati makanan masing masing sambil bermain game dan sesekali mengobrol ringan.
"Pak Ustadz lama banget sih, katanya cuma kebelet pipis kok gak dateng - dateng", Arya membuka suara.
"Boker kali", Aldi tanpa berdosa menyahut tanpa peduli teman temannya sedang asyik menikmati makanan mereka.
"Bacot lo Al... lagi makan juga", Bima sedikit kesal mendengar jawaban Aldi yang tanpa filter saat teman mereka pada makan.
Bagaimanapun di saat makan membicarakan BAB itu membuat nafsu makan manguap menurutnya.
"Hehehe....sorry Ma...", Aldi nyengir kuda.
"Ma...ma...ma..., emang gue emak lo. Biasakan panggil nama lengkap. Minimal dari depan kek..." , Bima bersungut.
Memang Bima tidak suka jika dia dipanggil Ma, meskipun itu nama pendeknya tapi berasa kayak emak emak aje.
Bayangkan kalo seluruh anak sekolah memanngilnya ma, pasti berasa bencong punya anak segudang menurutnya.
"Ya...kali...Bim seloww, tuker tu nama lo sama Arya. Biar dipanggil dari mana aja enak dengernya", Aldi tak mau kalah dari protes Bima.
Arya cuek saja menyadari mulut Aldi yang sembarangan dan Bima yang protes. Meskipun Arya dan Bima saudara kembar namun mereka berbeda. Arya cukup cuek dengan penampilan ataupun yang ada disekililingnya. Dia merasa sudah cukup tampan untuk terlalu peduli. Bagaimanapun dari sononya sudah ganteng, mau jorokpun tetep saja ganteng menurutnya.
Berbeda dengan Bima yang selalu peduli dengan kebersihan, penampilan yang harus dijaga bahkan dia rajin merawat anggota tubuhnya dengan sesekali ke salon kecantikan. Bahkan Arya tak jarang mengejeknya sebagai cowok kemayu.
Padahal sebenarnya Bima pun tidak sekemayu cowok yang berlagak seperti cewek. Melainkan Bima hanya menjaga penampilannya tetap bersih. Bukankah kebersihan sebagian dari iman, iya kan....
Kennan hanya menggelengkan kepala karena dia sudah menghabiskan siomay yang tadi dipesannya. Kemudian mengambil satu bangku untuk menyelonjorkan kakinya. Posisi ternyaman untuk melanjutkan game PUBG di gadgetnya.
Dua orang gadis yang satu berjilbab dan satunya berkucir ekor kuda memasuki kantin, yang tak lain adalah Tita dan Hani.
Hani menengok kanan kiri untuk melihat antrian kantin yang longgar, namun gagal kantin terlalu padat saat ini.
"Huuuhhh...kenapa lapernya pada barengan sih!", Hani sedikit menghentakkan kakinya.
Tita tersenyum melihat kelakuan sahabatnya, "Ya elah Incess namanya juga jam istirahat, kita tunggu aja".
"Kita bagi tugas ya Ta, biar cepet. Gue beli snack, elo beli minum ya....", Hani menoleh ke arah Tita
Tita pun mengangguk tanda setuju.
"Aku es jeruk peras ya Ta, es nya yang banyak", Hani
"Inggih ncess...", Tita sedikit membungkuk dengan logat jawanya sambil tersenyum.
Hani tersenyum lebar, kemudian berlalu menuju tempat snack.
Tita mengantri paling belakang, dengan menunduk menunggu gilirannya tiba.
"Eh...itu Tita kan, cewek yang sering dititipin bekal Kennan?!", Arya menyenggol lengan Aldi yang berada di sebelahnya.
Aldi mendongak, "Kek iya...dah tau nama aja lo. Gercep dab.."
Arya tertawa menepuk dadanya.
Bima ikut menoleh ke arah mata Aldi dan Arya memandang sedang Kennan tak peduli, memilih menatap benda pipih dalam genggamannya.
Saking fokusnya melihat Tita, tidak ada yang menyadari dua orang cowok yang sedang berjalan mendekat ke arah meja mereka.
"Woi....pada liatin apaan sih....?", Rizky menepuk pundak Aldi. Kemudian mengambil tempat duduk di samping Aldi. Diiringi Irsyad yang juga mengambil duduk di sebelah Rizky.
Aldi, Bima, Arya terkaget sedang Kennan seolah tak peduli.
"Sialan lo....bikin jantungan gue aja. Gue masih perjaka belom kawin". Aldi mengelus dadanya.
Bima dan Arya hanya terbahak.
"Makanya jaga pandangan dab...zina mata tu, ye kan Pak Ustadz", Rizky menoleh ke arah Irsyad meminta persetujuan.
Sedangkan Irsyad hanya tersenyum tipis melihat tanpa menolak maupun mengiyakan perkataan Risky.
"Eh Ris...elo sekelas kan sama Andra si ketua OSIS?", tanya Arya.
Memang Rizky bukan anak kelas Arya dan gengnya.
Kennan n the geng memang selalu berlima karena mereka dalam tim basket yang sama tapi bukan berarti mereka tak saling mengenal.
Pada dasarnya Kennan dan tim basketnya tidak pilih pilih teman dan tidak membuat gap sendiri seolah menunjukkan yang paling segalanya. Hanya saja rutinitas yang sama diantara kelima cowok itu membuat mereka lebih sering bersama.
"Yoo, why..?" Rizky berlagak bule.
"Lo tau gak dia lagi deket sama cewek itu" Arya menunjuk Tita dengan jari telunjuknya.
"O...o...Tita...", Rizky menoleh ke arah telunjuk Arya, kemudian berkata "Mungkin.....soalnya Andra naksir cewek itu dari pertama kali MPLS".
Arya manggut - manggut.
"Denger - denger dia itu anak panti ya", Aldi berkata sambil menengok Tita
"Iya....dia itu yatim piatu", kali ini Irsyad yang menjawab.
"Loh...loh... kok pada tau inpo gadis itu sih, emang siapa sih cewek itu.....?", Bima nyeletuk penasaran.
"Gak usah ikutan lo, cowok kemayu. Kagak ada yang doyan ame elo", Arya mengejek kembarannya.
"Hiss sialan lo, sodara kagak berakhlak....gini gini gue cowok tulen", Bima mengerucutkan bibirnya.
"Haahaa...iya tulen. Kalo kagak tulen malu ni turunannya", Arya masih saja mengejek.
"Lagian pada ngapain seh kepo sama tu cewek", Rizky bertanya. Dia merasa Tita itu gadis biasa, berjilbab, dandanan sederhana tidak ada yang menarik menurutnya.
"Gak asyik aja liatin wajahnya, kalo diperhatikan imut lo. Coba dia sedikit dandan kalah tu si Sisil sok centil", Arya berujar karena dia merasa suka saja ada gadis yang seperti tidak peduli melihat ketampanannya yang indo blaster itu.
"Sama si ketos udah paten ato belom seh Riz...?" Arya lagi bertanya.
"Kagak tau gue", Rizky menggedikkan bahunya.
"Tapi gue denger dia matre ya Riz?!", Aldi
"Jangan suudzon...dia aja dibela - belain bikin muffin buat uang sekolahnya. Masa dibilang matre", Irsyad seakan tidak terima jika gadis berkerudung itu diejek. Lagian Irsyad juga cukup mengenal Tita karena dulu mereka satu kelas sewaktu SMP.
"Kok elo tau Tita suka bikin kue Syad, dengan jelas pula, muffin....". Tanya Bima
"Kan dia titip di kantin sekolah. Yang suka diborong Keenan itu", Irsyad mengarahkan dagunya ke Kennan.
Kennan yang merasa disebut namanya mendongakkan kepala, "Apaan bawa nama gue..."
"Lo sebenernya kenal sama Tita Kenn?" Aldi bertanya.
"Gak", sahut Kennan masih menutupi hubungannya dengan Tita
"Nah lo suka borong muffin Tita" Aldi lagi
"Muffin apaan?", Kennan mengerutkan dahinya.
"Itu kue kesukaan lo yang sering lo borong dari kantin Mak Ijah", Irsyad mengingatkan.
"Apa hubungannya", Kennan membeo karena dia tidak mengikuti obrolan teman - temannya.
"Muffin yang sering elo borong itu buatan Tita Fab, paham tak?!" Arya memperjelas.
Muffin.... Tita yang buat, Kennan membatin tanpa sadar menatap gadis yang sedang mengantri di depannya.
Berarti muffin yang gue makan di rumah kemaren, jangan jangan..... Kennan mengingat beberapa hari lalu saat dia merasakan muffin yang rasanya sama dengan yang biasa diborongnya di kantin Mak Ijah.
"Ini bukan suudzon Pak Ustadz, tapi Adam ketua kelasnya yang bilang. Katanya Tita gak mau kalo naek motor" Aldi masih saja mengghibah
"Kalo itu sih gue jelas tau.... Andra bela - belain tuker mobil ke gue waktu mo nganter Tita. Waktu itu Andra hanya bawa motor" Rizky memperjelas ghibah nya Aldi.
Kennan yang mendengar itu, mendongak menatap
Tita yang sedang mengantri. "Ternyata memang
benar", Batinnya bergumam sambil menatap Tita dari tempat duduknya.
🍨🍨🍨🍨
MPLS \= Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah
Like
Vote
Komen
Tambahkan favorit❤
Tengyu so much sudah mau mampir😍😍😍
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 276 Episodes
Comments
Gratika Anandita
Bisa jd tita trauma naik motor sejak kejadian almarhum abangnya.
2021-12-27
1
༄༅⃟𝐐•ωαƒєяqυєєη❤💜
Tita nggk matre dia hny menjaga jarak dgn lawan jenis yg bukan muhrimnya,dia kan gadis muslimah...😇😇
2021-08-17
6
Ꮪིᥰ⃝֟.𝄠༅𝕾𝖆𝖓𝖎𝖞𝖆𝐿 𝗦⃝⃟🦁
bukan matre ..tapi trauma boy tita itu.
2021-08-11
3