Bel sekolah berbunyi sejak tadi namun pak guru yang seharusnya mengajar tak kunjung datang. Anak-anak di kelas Tita mulai berisik, bahkan ada yang saling melempar kertas hingga berserakan.
Adam si ketua kelas datang memberi pengumuman, "Teman - teman kata Pak Djamaludin hari ini kita full kosong, kagak ada tugas soalnya para guru rapat dadakan. Tapi gue harap jangan berisik, kalo mau ghibah bisik - bisik aja!!"
"Hooorrrreeeee", serempak koor anak satu kelas.
"Whooyyy, dibilangan jangan berisik juga. Malah paduan suara", Adam si ketua kelas berseru kesal.
Adam melangkahkan kaki menuju bangku Tita setelah teman temannya kicep, "Tita" Adam memanggil.
Tita yang semula menunduk membaca novel kesayangannya mendongakkan kepala mendengar sang ketua kelas menyebut namanya, "Iya, ada apa?"
Hani yang berada di sisi Tita pun ikut menoleh.
"Elo disuruh Andra ke perpustakaan, katanya suruh bantuin nyelesain proposal". Adam
Tita mengerutkan dahinya.
"Komputer ruang osis ngadat, dia pinjem laptop perpustakaan", Adam memberitahu seakan mengerti kegundahan Tita.
"Oh....iya. Makasih Dam", Tita memasukkan novel ke dalam tas.
"Masama", Adam berlalu menuju bangkunnya.
"Incess...ikut yuk", Tita menawarkan.
"Gak ah, enakan nonton ayang Kenken sama geng cogannya", Hani menyahut sambil menunjuk Kennan and the geng bermain basket.
"Incess...gitu ih tega", Tita merajuk.
"Emban...ah gitu deh, jangan gangguin incess", Hani sambil mengedipkan matanya "Inces lagi baek hati nih, gak mau gangguin emban kencan".
"Apaan sih...mau nyelesain laporan juga, bukan kencan atuh incess". Tita mencubit kedua pipi Hani.
Hani meringis melepaskan cubitan Tita.
"Incess bukan anak kecil lagi emban cantik.... Andra pasti sengaja ngajakin emban buat me time berdua secara kan jam kosong full". Hani mengedipkan mata menggoda Tita.
"Han....", Tita menatap Hani memperingati
"Iya tau....nenek bilang pacaran itu dilarang dalam agama. Haram hukumnya. Kalo Tita mau langsung nikah ya sayang". Hani menirukan ucapan Tita yang merupakan wejangan dari neneknya.
"Itu incess tau kan". Tita nyengir sambil memegang lengan Hani.
"Kagak, incess kagak mau jadi nyamuk", tolak Hani.
"Ihhh....incess kok gitu, kagak setia kawin ini mah", Tita masih berusaha.
"Idih... incess mah gak mau jeruk makan jeruk", Hani mengomel. "Dah sana, kesian Andra nungguin lama, mendingan cepet susul ke sana biar cepet selesai dan kita bisa berpelukan lagi", Hani tersenyum.
Tita memamerkan puppy eyesnya, namun Hani tak tersentuh. Malah memalingkan wajah ke arah jendela.
Tita menghela nafas kasar dan meninggalkan Hani, sedikit kesal.
Hani memandang Tita yang berlalu, bukannya Hani tidak mau menemani Tita namun Hani hanya memberikan kesempatan kepada Andra.
Yah tadi pagi sebelum masuk kelas, Andra menemui Hani untuk meminta bantuan agar memberinya kesempatan untuk lebih dekat dengan Tita.
Meskipun tugas osis dijadikan alasan Andra untuk mendapatkan kesempatan itu.
Tap...tap..tap...
Tita berjalan menunduk saat melewati toilet anak laki -laki, karena biasanya di depannya banyak anak murid laki - laki nongkrong. Tita juga heran kenapa mereka suka nongkrong di depan toilet padahal baunya yang cukup tajam mengganggu indera penciuman.
"Tita mau kemana kok sendirian?", suara anak laki - laki di depan pintu toilet yang sepertinya baru saja keluar dari toilet memanggilnya bertanya.
Tita yang merasa namanya dipanggil menoleh, "Eh Arya, mau ke perpustakaan".
Tita sudah mengetahui bahwa cowok indo blasteran itu bernama Arya. Mereka sudah beberapa kali bertemu pada saat Tita memberikan bekal Kennan. Bisa dikatakan Aryalah yang selalu menerima bekal untuk Kennan.
"Mau ngapain?", Arya bertanya lagi
"Mau bantuin ketua osis bikin laporan", Tita
"Oh...", Arya tersenyum.
Tita berlalu setelah sebelumnya, sedikit membungkuk dan tersenyum untuk memberi tanda kalau Tita akan pergi dari hadapan Arya.
Tanpa Tita tahu bahwa di belakang Arya ada Kennan yang mengerutkan dahi sedikit berfikir.
Tita berjalan menuju koridor sekolah yang jarang dilewati oleh murid karena memang itu akses menuju ruang perpustakaan yang terletak di pojok sekolah.
Ruang perpustakaan di sekolahnya memang ditempatkan agak jauh dari ruang kelas, hal itu dimaksudkan agar murid bisa tenang membaca.
Meskipun hari ini jam kosong koridor sekolah ini sepi, lagian siapa juga yang mau ke perpustakaan jika tidak ada tugas maupun pelajaran kecuali para murid cupu atau para kutu buku.
...🍭🍭🍭🍭...
"Assalamualaikum", Tita mengucapkan salam di depan pintu perpustakaan.
"Waalaikumsalam", mbak Merry yang merupakan penjaga perpustakaan menjawab ucapan salam dari Tita.
"Maaf Mbak apakah ketua osis ada di sini?", Tita bertanya.
"Ada...udah ditungguin dari tadi Ta", mbak Merry tersenyum ramah. "Masuk aja".
Mbak Merry sudah mengenal Tita karena Tita sering mengisi waktu istirahatnya di perpustakaan.
Namun untuk hari ini Tita sedikit ragu untuk memasuki perpustakaan.
Meskipun Tita gadis yang polos, bukan berarti dia tidak menyadari maksud lain dari Andra yang selalu memintanya untuk menyelesaikan tugas osis.
"Kok bengong Ta, masuk gih. Andra menunggu di sisi selatan", Mbak Merry lagi menyuruh Tita masuk ke dalam perpustakaan sambil menunjukkan tempat Andra.
Dengan tersenyum canggung Tita memasuki perpustakaan.
Kemudian Tita melangkahkan kaki ke arah yang ditunjukkan mbak Merry.
Tita menengok ke kanan ternyata di sana Andra sudah duduk dengan laptop di atas meja. Ditemani Fery wakil ketua osis dan Nauval sebagai seksi perencanaan di depannya.
Tita lega karena Andra tidak sendirian, Alhamdulillah batinnya.
Maafkan aku karena sempat suudzon kepadamu Ndra, Tita membatin.
"Tita.... sini....", Andra menlambaikan tangan memanggilnya.
Tita mendekat ke meja yang berisi tiga anggota osis itu.
"Kok cuma bertiga lainnya kemana?", Tita bertanya sambil mendudukkan diri ke salah satu kursi kosong.
"Pada sibuk sendiri, hanya ini aja yang mau kerja", Jawab Fery masih asyik membolak balikkan kertas laporan.
"Laporan yang kemaren kamu ketik disimpan dimana Ta?", Andra bertanya setelah memasang flashdisk yang kemaren dikerjakan oleh Tita.
"Emm... di folder report sepertinya", Tita sedikit ragu.
"Oww...ketemu", Andra tersenyum.
"Tita kamu beresin kertas - kartas ini sesuai kelompok laporannya, nanti di jilid sekalian", Fery
"Iya", Tita mengambil alih tumpukan kertas dari tangan Fery.
Mereka bertiga kemudian tenggelam dalam tugas masing - masing.
Andra yang fokus dengan laptopnya, Tita menyusun laporannya, Fery membereskan ruangan yang sedikit berantakan, sedangkan Nauval merevisi proposal pengajuan aneka kegiatan yang akan diadakan sebentar lagi.
Maklum sebentar lagi kelulusan kelas XII jadi akan banyak kegiatan yang berhubungan dengan pengadaan dana kegiatan yang harus disiapkan.
"Kita jadi ngadain liburan bareng khusus anak OSIS Ndra?", Nauval membuka suara.
"Sepertinya", Andra masih fokus dengan laptopnya.
"Sudah diputuskan tujuannya kemana?", Lagi Nauval.
Fery yang sudah selesai beberes menyahut, "Belom. Masih ditampung tujuan yang diinginkan" Fery mengambil tempat duduk disamping Andra. "Keknya ke pantai sepanjang Gunung Kidul aja gak usah terlalu jauh. Tapi belum fix soalnya anak cewek pengennya ke Ulen Sentalu dan Rumah Hoobit di kaliurang".
"Oh, kalo gitu rencana anggaran besok - besok aja ya", Nauval.
"Heemm", Andra
Nauval mengedipkan mata memberi tanda ke arah Fery yang duduk berhadapan dengannya.
"Gue ke kantin ya, laper banget nih", Fery berdiri sambil menepuk perutnya.
"Yoi", Andra menyahut masih dengan fokus ke laptop.
Nauval ikut berdiri, "Gue juga, gue lom sarapan tadi".
Lalu Fery dan Nauval keluar dari perpustakaan secara bersama.
Mereka sengaja melakukannya karena tahu Andra pasti menginginkan kesempatan berdua dengan Tita, toh tugas mereka sudah selesai.
Siapapun yang anak osis pasti tahu Andra menyukai Tita.
Tita yang melihat situasi itu segera menyelesaikan pekerjaannya agar tidak berlama - lama berdua dengan Andra.
"Ndra....ini juga sudah selesai ya", Tita menyerahkan tumpukan proposal di dekat Andra.
"Benarkah...", Andra terkejut melihat tumpukan proposal di sebelah kirinya yang sudah terjilid dengan rapi.
"Aku tinggal ya, gapapa kan sendiri?" Tita berlalu akan meninggalkan Andra.
"Oh...eh...tunggu Ta", Andra menutup laptopnya.
"Ada yang mau aku omongin sama kamu, bentar aja", Andra meminta Tita untuk berhenti dengan mencekal pergelangan Tita agar berhenti.
Seketika Tita pun berhenti dan menoleh ke arah Andra.
"Mau ngomongin apa?", Tita takut Andra akan mengungkapkan isi hatinya lagi.
"Duduk dulu sebentar", Andra menatap Tita penuh harap.
Posisi Tita yang berdiri sedikit memutar ke arah Andra dan Andra yang masih duduk sambil memegang tangan Tita mentapnya intens seperti sepasang kekasih yang sedang merajuk.
Tanpa mereka sadari tatapan marah seorang cowok dengan mengepalkan tangan melihat itu kemudian berlalu meninggalkan perpustakaan.
🍨🍨🍨🍨
Like
Vote
Komen
Tambahkan favorit❤
Tengyu so much sudah mau mampir😍😍😍
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 276 Episodes
Comments
luphimaira
kenan kah yg melihat?
2021-08-20
3
༄༅⃟𝐐•ωαƒєяqυєєη❤💜
waduhhh kulkas 2 pintu kebakaran api cemburu...🤭🤭
2021-08-17
2
Frily Kartika
Akhirnya si kulkas meledak jugaa
2021-08-11
2