"Hah...berakhir juga", gumamku
Akupun beranjak untuk mencari tempat duduk lebih nyaman. Akan tetapi....
"Hei,,,, mau kemana?!" lagi kak Vina bertanya sambil mencekal lenganku.
"Nyari duduk yang nyaman,,, pegel nih kaki...", kujawab sambil menunjuk kearah kakiku.
"Ajak isterimu Nan, mau enak sendiri aja kamu ya."kak vina sambil menengok ke arah gadis itu.
"Tita ayo sini... duduk sini bareng suamimu." lagi kak Vina memanggil gadis itu.
Aku langsung duduk nyender pada kursi yang kata Kak Vina, singgasana pengantin.
Bah... mana aku peduli. Lanjut kunyalakan hape dan kumainkan game PUBG yang lagi digandrungi anak zaman now.
Sesaat gadis itu menduduki kursi yang sama denganku. Kulirik melalui ekor mataku, dia duduk dipinggir seperti takut denganku.
Biarlah....
Aku tak punya hati...
Sebenarnya,,,, bunda betul.
Gadis itu cantik....
Hhmmm.....manis juga, hidungnya tidak pesek juga tidak mancung berlebihan.
Kalo kata orang Yogja mbangir.... mungkin itu kata yang tepat untuk menyematknya. Kulitnya putih bersih, wajahnya tirus pun dengan badannya tidaklah gemuk. Proporsi yang seimbang dengan tinggi badannya yang kuperkirakan dikisaran 165 - 170cm.
Mayan tidak terlalu njomplang kalau aku pengen nyium dia. Ehhh.....
Aku perhatikan dia duduk dengan tidak nyaman, sepertinya. Berkali kali dia menghela napas panjang dan tak henti gadis itu menggerakkan kedua tangan dia atas pangkuannya. Entah itu menautkan jemarinya, mengelusnya bahkan sesekali meremasnya. Tanpa sekalipun menoleh atau mengajakku berbicara.
Sesekali dia tersenyum jika ada yang menatap ataupun melewatinya. Selebihnya hanya diam dan banyak menunduk.
Para tamu yang hanya terdiri dari sanak saudara, asyik sendiri - sendiri sambil menikmati hidangan yang telah dipesan bunda pada catering langganannya.
Mungkin gadis itupun merasa bosan seperti halnya aku.
...🍭🍭🍭🍭...
Begg.....
Kurasakan gadis itu menyenggol lenganku, dia menoleh kepadaku.
Tapi aku pura - pura asyik bermain dengan hapeku. Jangan sampai aku terpergok mengamatinya secara diam - diam.
" Mau makan sesuatu ?" gadis itu bertanya kepadaku.
Eh... suaranya merdu....batinku. Ehemmm,,,,
Namun aku menggeleng tanpa mengalihkan tatapanku ke layar HP yang kupegang.
"Minum, mungkin...." dia lagi, bertanya.
"Gak.... lo aja...." aku menolak tegas.
...🍭🍭🍭🍭...
"Bang_ke.... laper nggak?" suara adek bungsu ku terdengar di gendang telingaku. Aku mendongak, tenyata benar.
Tapi sebutan yang diucapkan itu membuatku geram. Berkali - kali aku mengingatkan, berkali - kali pula si bawel itu menyematkan sebutan bang_ke kepadaku.
"Kenn... Nou... dijaga tu mulut jangan suka lompat pager", geramku.
Gadis ABG itu mencebik padaku dan berujar,
"tetep sama aja kan,,, bahkan lebih sopan lo... pakek Bang, daripada Ken... Ken... kan durhaka gue nyolot panggil Abang sendiri gak ada santunnya. Ye kan.... ye kan...."
"Hissshhh..... dasar adek gak pernah makan bangku sekolahan, emang gue bang_ke ikan apa?!" , untung abang sayang. Huh.
"Mau makan kagak?!... mumpung Rara mau ambilin nich...., gratis lo Bang kagak minta angpo nih....."
"Okelah....ambilin abang lontong sate ya, kuahnya dikit aja. Jangan lupa sambel kacangnya. Satenya 10 tusuk, buah melon juga. Eitss sama air putih ya Nou....GPL" instruksi gue sambil kupandang pojok makanan yang digelar bunda di meja prasmanan
Naura mengacungkan jari tangannya, OK.
Kembali ku tatap benda persegi ditanganku, lanjut ngegame...
Pendengaranku menangkap Naura menawari pada gadis itu untuk diambilkan sesuatu.
Ada perdebatan kecil antara keduanya, sepertinya gadis itu menolak tawaran Naura.
Akhirnya aku menyela perdebatan itu,
"Sudahlah Nou,,, orang kagak mau makan jangan dipaksa. Nanti mubazir, mending kasih ke orang - orang yang membutuhkan saja" sahutku sarkas.
Aku berujar sambil menepuk perutku, "Abang lappferr"
Gadis itu memandangku dengan pandangan tidak terima. Aku seolah tak peduli.
"Ahshiaapppp", ujar Naura, sepertinya gadis itu memutuskan untuk diambilkan makanan ringan.
"Tadi aja ngomongnya gak mau makan, giliran ditanya Naura aja gercep", gadis itu berujar seolah dia tersakiti akan sikapku.
"Kenapa....sakit ati....serasa gak dianggep?!! Syukurlah kalo nyadar..... " aku berujar tanpa mau peduli dengan perasaannya.
...🍭🍭🍭🍭...
"Kennan.... Tita.... ayok berdiri, kita foto - foto bareng biar ada kenangannya. Siapa tahu nanti kita akan merindukan kisah ini hehehehehhhh", seru kak Vina sambil mendekati gadis itu.
"Nann.... taruh Hapemu....Kalo lo gak mau taroh, kakak banting tu hape biar remuk trus jadiin satu sama adonan ote - ote." sambil sedikit menyeret ku yang malas untuk berdiri.
Mau apa lagi ini....!!!
Kubuang nafas dengan kasar dan kulempar benda pipih itu ke kursi yang tadi kududuki kemudian berjalan mengikuti kak Vina.
Kak Vina menyeretku dan di sisi lain menggandeng tangan gadis itu untuk beranjak dari singgasana pengantin.
Hah... kenapa aku jadi ikutan kak Vina.
Agheeerrhhh..
Di sinilah akhirnya kami terdampar, yah aku dan dia.
Di depan sebuah background abu - abu yang didekor dengan aneka bunga berwarna putih.
Hiisshhhh.....apalagi ini....,kumembatin.
Masak aku ditempelin deket sama gadis itu. Walau sebenernya wajahnya gak malu - maluin tapi aku masih kurang nyaman dengan posisi sedekat ini.
Moon maap ye, aku bukan orang yang suka cari kesempatan....
"Kennan,,,, pegang dong tangan si Tita.
"Nah gitu.....
"Sekarang hadap hadapan,
"Tatap tatapan ya....Kenn....
"Serius natapnya yang bener, jangan kayak terpaksa gitu ah,......
"Ini anak kenapa malu maluin sih, kayak kagak pernah foto aja.... rileks dab...... rilekssss
"Tita.....jangan nunduk tatap suaminya dengan mesra, gak usah malu. Udah sah juga, jangan takut gitu deh......
"Kennan.....Tita.... senyuuummmm....!!!! hadehhhh kak Vina udah kek penata gaya pada pemotretan profesional wae.
Dan dengan sengaja kuremas jemari gadis itu untuk menyalurkan hatiku yang geregetan.
"Cukup mas" seru kak Vina.
" Ayo semua,....yang mau foto sama pengantin. sini....keburu sore ini." lagi suara cempreng Kak Vina dah ke toa.
Whaaatttt........
Huuuhhhfff.....aku harus bener - bener menahan emosiku yang menumpuk.
Seandainya ada yang bisa melihat tak kasat mata, mungkin kepalaku sudah menunjukkan tanduk merah dan kepulan asap yang membumbung tinggi.
Sepertinya godaan emosiku sangat diuji saat itu, kenapa?!
Setelah selesai foto bersama ayah bunda, bunda mengujiku dengan menempelkan kedua tangan gadis itu ke lengan kiriku.
What the......
Kuelus dadaku, sabar nan.....ku hanya berharap cepatlah berakhir.
Emppfftttt.....
...🍭🍭🍭🍭...
Episode yang kurindukan akhirnya datang juga......
Dengan semangat reformasi aku menyalami ucapan selamat dari saudaraku yang hadir.
"Iya....."
"Sama...sama..."
"Terimakasih Om... Tante...."
"Makasih....Dab....Nok...."
"Inggiih.....Makasih Pakdhe..... Budhe...."
"Ya....see....u..."
"Inggih Monggo...."
"Iya......."
Aku tersenyum sumringah, mungkin mereka menganggap aku sangat bahagia. Biarlah.... aku sudah enek untuk suasana menyesakkan ini.
Anggap saja aku laki - laki yang tak punya hati, tak punya rasa maupun empati.
Aku seperti terpenjara berabad abad.
Lebay.....
Biarin.....
🍨🍨🍨🍨
Hallo readers.....
Gimana...
membosankan....
masih banyak pengulangan....maklum tulisan pertama🙏🏻🙏🏻🙏🏻
Like
Vote
Komen
Tambahkan favorit❤
Tengyu so much sudah mau mampir😍😍😍
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 276 Episodes
Comments
Tinie
jangan di ulang ulang ...😥😥😥
2022-05-12
1
🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦a͒r͒r͒o͒w͒ 🏹
Keulang ceritanya
2021-08-15
2
Dewi Suherman
POV nya aku skippp, maaf thor jangan terlalu banyak POV,🙏🙏🙏
2021-06-07
4