Brukkk.....
Tita mendudukkan diri di bangku nya.
"Hah..., capek banget", gerutunya membuat Hani yang duduk dibangku sebelahnya menoleh.
"Udah selesai Ta?", Hani kembali asyik dengan pemandangan di luar jendelanya.
"Udah... capek". Tita sambil mengibaskan buku untuk menghilangkan gerah di tubuhnya.
Tita memang sangat lelah setelah dari pagi rapat osis kemudian mempersiapkan kebutuhan untuk pelaksanaan UNBK di sekolahnya. Bagaimanapun itu resikonya sebagai sekertaris osis, apalagi sang wakil
ketua yang biasanya menjadi bahan lemparan sang ketua tidak masuk sekolah.
Tita sedikit mencondongkan tubuhnya, "Liat apaan sih ncess...?"
"Tita...biasakan panggil in...cess dengan lengkap jangan singkat gitu napa?", gerutu Hani
"Hehehehh...ya maap", Tita mengacungkan dua jarinya
"Liatin apa sih serius amat", lagi Tita
Hani menunjuk ke arah luar, "Itu...tu...cowok cowok ganteng lagi maen basket. Arya, Bima, Irsyad, Aldi sama Ken".
"Widiihh hapal bangets deh incess", Tita menyahut memperhatikan arah telunjuk Hani
Ternyata diluar sana ada lima anak laki laki yang sedang asyik berebut bola oranye dilapangan basket yang agak jauh. Karena masih ada lapangan rumput yang biasa digunakan untuk bermain sepak bola menambah jarak antara kelas Tita dengan lapangan basket.
"Kan itu lima orang Han... yang satu namanya siapa?" sedikit menyipit Tita bertanya.
"Loh...emang ada lima, Arya, Bima, Irsyad, Aldi sama Ken" Hani menghitung dengan jarinya.
"Ohh...Arya Bima itu nama dua orang, kirain satu nama itu", Tita ber oh oh ria.
"His...kamu sih..cupu banget jadi cewek. Kagak tau dunia percowokan mostwanted nya sekolah", Hani mendengus
"Makanya jangan semedi melulu, sekali kali keluar dari goa biar tahu perkembangan cogan", lanjut Hani.
"Tinggi tinggi banget ya", Tita sedikit memperhatikan kelima anak basket itu.
Walaupun jarak pandang cukup jauh tapi masih bisa terlihat kalo anak basket itu sangat tinggi.
Namun memang gak jelas untuk wajahnya apalagi salah satu yang berdiri mendribel bola orange itu membelakanginya serta memakai topi.
"Yealah...Tita. Anak basket emang harus tinggi, kalo tak tinggi gimana mereka bisa memasukkan bola ke ring atuh...Hiss embanku yang manis inih kayaknya harus di comot dari goa deh, biar tau warna warni dunia gitu." , Hani berceloteh
"Hehehe...", Tita tersenyum menyadari kekuperannya.
"Aku kasih tau ya...Arya Bima itu duo cowok kembar, sama sama jago basket. Irsyad...kamu tau kan. Dulu ketua kelas kita waktu kelas X, yang suka curi pandang sama kamu". Hani tersenyum menggoda Tita.
"Apaan sih...", Tita
"Si Ken itu kapten timnya, cakep sih anak horang kaya. Kayaknya lebih kaya dari si Andra", Hani tanpa sengaja membandingkan.
"Loh..loh.. kok jadi nyatut Andra sih", Tita bersungut.
"Kali aja emban inces yang manis ini mau melepaskan hak patennya ke publik gitu,,," Hani dengan sengaja menoel pipi Tita.
"Sebenernya inces suka sih, dia itu cool gimana gitu. Sayang kayaknya udah dipaten sama Sisil si bunga sekolah", Hani mengingat kalo Sisil selalu mengekor setiap langkah Ken.
"Nah kalo Aldi keknya yang paling ramah diantara semua anak basket itu. Aldi sama Ken tu kek dua sisi mata uang gitu Ta. Yang satu cool abis yang satu kek resek". Hani
Tita manggut manggut, " Trus apa hubungan nya sama aku ya Han, kok kek lagi promo sabun mandi gitu...", dengan sedikit melirik inces.
"Ihhh....dasar emban gak pernah makan sekolahan",
"Yah...kesian murid baru dong incess kalo sekolahnya Tita makan.....", Tita menggoda Hani yang geregetan.
"Udah capek... emang inces sama emban kagak level"...Hani seakan ngambek beneran.
Tita tersenyum kemuduan mengikis jarak ke Hani sambil mengelus lengan sahabatnya itu. "Kalo saja Tita masih ada Bang Satya ya Han", Tita bergumam pelan.
"Eh...eh...kok....", Hani menatap mata Tita yang sudah berkaca kaca.
"Mungkin Tita nggak kesepian, ada yang selalu ngejagain gitu ya....", Tita menghela nafas sambil menahan air matanya jangan jatuh.
Hani tahu sahabatnya itu pasti masih sering merindukan keluarganya. Kepergian orang orang di sekelilingnya yang beruntun sempat membuat gadis itu terpuruk bahkan sempat berpikir kalau dirinya adalah anak pembawa sial.
Mulai dari orang tuanya yang meninggal karena kecelakaan pesawat kemudian kakak laki laki satu satunya yang meninggal karena balapan liar, bahkan kecelakaan itu terjadi di depan matanya sendiri.
Dulu Tita bercerita kalau kakaknya itu suka balap motor, tapi sayang jalur yang dipilih bukan jalur resmi. Pada saat itu Tita merasa tidak nyaman si rumah. Meski biasa ditinggal abangnya untuk balapan di malam minggu, tapi malam itu perasaan Tita tidak enak. Kemudian Tita meminta Alex sepupunya untuk menemaninya ke tempat area balapan kakaknya.
Naas pada saat Tita sampai di sana kakak laki - lakinya terjatuh bahkan motor serta tubuhnya terseret cukup jauh dan berhenti di hadapannya.
Belum berakhir rasa sedihnya, nenek yang seharusnya bisa menjadi sandaran terakhirnya pergi meninggalkannya tak berselang lama dari kematian kakak lelakinya.
Bagaimana tidak hancur remuk perasaan Tita saat itu. Bahkan Hani pun merasakan ngilu walaupun hanya mendengar dari cerita saja.
"Udah ah...makanya cari pacar sono, biar ada yang jagain", Bukannya tidak peduli dengan perasaan Tita, tetapi Hani hanya bermaksud mengalihkan pembicaraan agar Tita tidak menurunkan bening kristal dari matanya.
Hati Hani pun seperti tersayat, dia tidak bisa membayangkan jika itu terjadi padanya.
Tita tersenyum tipis dia tahu sahabatnya itu bermaksud menghiburnya.
"Hehe....haruskah aku ikut stalking in lima cowok pemain basket itu", Tita menunjuk ke arah luar jebdela kaca dengan dagunya.
"Yap....gitu dong", Hani memeluk Tita hangat sembari mengusap ingusnya yang sedikit meler.
"Incess... jorok..ihhh", Tita ilfeel
Hani terbahak....
"Fokus Ta... incer yang mana...?", Hani mengajak Tita untuk memperhatikan kelima anak yang sedang asyik berebut bola berwarna oranye itu.
Tita mengerutkan dahinya seolah bingung memilih, "Emm....yang pakek topi dech, keknya wajahnya bikin penasaran".
"Hah...si polar bear", Hani terkaget dengan pilihan Tita.
"Emangnya kulkas banget ya...?" Tita bertanya
"Amat sangat membeku..... tapi asyik juga ya Ta kalo kamu bisa menaklukkannya", hah potek dong hati inces.
Tita terbahak.
"Gapapa deh...buat emban inces tersayang", Hani tersenyum. "Inces kan amat sangat cantik so gampang deh cari yang laen"
"Gak dapet Ken....dapet temennya it's ok", lagi Hani tersenyum ceria.
Tita sedikit mengerutkan dahinya. Eh...siapa namanya tadi Ken.... Ah gak mungkin, Ken kan banyak. Ken ken mungkin, bathin Tita.
...🍭🍭🍭🍭...
"Ta...", Andra mendekat ke bangku Tita dan Hani.
"Ya...eh Andra" Tita menoleh, " Kenapa?"
"Udah makan?", Andra duduk di bangku seberang Tita yang ditinggal empunya entah kemana.
"U...ud..ah", Tita menyahut terbata sambil menunduk.
"Beneran...?", lagi Andra
"Iya...bener", sedikit mendongak Tita menjawab.
"Loh kok...matanya sembab kek abis nangis ?", Andra curiga.
"Ah..eh...enggak kok", Tita tergagap.
Andra tidak percaya, seakan mencari kebenaran dia menatap ke arah Hani.
Hani yang merasa, "Kangen Bang Satya". ujarnya
"Oh", Andra tau kalau Tita sudah pada mode itu pasti dia akan sering menangis.
"Nanti ke sana, aku antar. Gak ada penolakan Ta", saat Andra melihat Tita membuka mulutnya. Andra tahu Tita pasti akan menolaknya.
"Eh...bukane kamu bawa motor Ndra?", Hani mengingatkan.
Andra menggaruk kepalanya yang tidak gatal, "Iya ya..."
"Gapapa...nanti aku tuker motorku sama mobil Rizky", Andra memberi solusi setelah sedikit mengingat kalo temen satu kelasnya ada yang membawa mobil.
...🍭🍭🍭🍭...
"Giman Ndra.....bisa pinjem mobil Rizky?", Hani sedikit berseru.
"Nggak....Rizky sudah pulang duluan", Andra menjawab berjalan ke arah Hani.
"Gimana dong??? Tita kan gak bisa naek motor", Hani
"Tenang aja, aku pinjem mobil Adam", Andra mengacungkan sebuah kunci mobil.
Adam adalah ketua kelas Tita yang notabene masih sepupuan dengan Andra sang ketua osis.
"Ohh....syukurlah", Hani bernafas lega.
Andra menoleh ke kanan kiri, "Tita mana Han?"
"Tadi mampir ke toilet", Hani sambil membuka ponselnya.
Belum sampai Hani memencet tombol di ponselnya, yang ditunggu sudah datang.
"Maaf...lama ya", Tita mendekati kedua temannya.
"Gak kok", Andra dan Hani menjawab serempak.
"Ya udah berangkat yok". Andra
"Ya... berangkat gih", Hani mendorong Tita agar mengikuti Andra.
"Loh...Han kamu gak ikut?", Tita bertanya.
"Sorry Ta....aku gak bisa ikut, aku ada janji sama Dito mau anterin les renang. Soalnya ini hari pertamanya, dia masih takut", Hani menangkupkan kedua tangannya di depan dada meminta maaf.
Tita mengangguk tersenyum tipis, dia menyadari Hani pasti sudah jauh jauh hari membuat janji untuk adik kecilnya itu.
Tita pun memeluk Hani sekilas, tak lupa salam cipika cipiki mereka kemudian segera menyusul Andra yang sudah memasuki mobil.
"Da.....da.....da", Hani melambungkan tangan kanannya saat mobil yang membawa Tita dan Andra berlalu dari hadapannya.
Tanpa ada yang menyadari di pelataran parkir sekolah itu ada seorang cowok bertopi yang sedang menyender pada sebuah mobil Honda HRV berwarna hitam memperhatikan interaksi mereka sambil memainkan ponselnya.
"Heh.....dasar gadis manja. Dah kek cinderella wae", dia bergumam pelan.
🍨🍨🍨🍨
Like
Vote
Komen
Tambahkan favorit❤
Tengyu so much sudah mau mampir😍😍😍
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 276 Episodes
Comments
Gahara Rara
tiap baca tita kehilangan anggota keluarganya pasti mewek 😢😢😢
2021-10-09
2
༄༅⃟𝐐•ωαƒєяqυєєη❤💜
kok bisa ya pd gk tau meski 1 sekolah,skrg kan mereka kls Xl.masa dari awal masuk sekolah gk pernah ketemu?🤔🤔
2021-08-17
3
Nirwana Asri
yg dmksd kulkas dingin "amat sangat membeku" itu kennan kn yak hehe lucu bhsny incess
2021-07-20
3