Saat mendengar kumandang adzan shubuh Tita bergegas bangun dari tidur nyenyaknya.
Tita mengambil air wudhu kemudian menunaikan ibadah sholat shubuh tanpa suaminya.
Bukannya Tita tidak mau membangunkan suaminya untuk berjamaah, akan tetapi mengingat Kennan yang selalu menolak ajakannya membuat Tita urung untuk membangunkannya.
Tita turun ke lantai bawah menuju dapur dimana biasanya mbok Darmi sudah berkutat dengan pisau dapurnya.
"Pagi Mbok...", Tita
"Pagi Non....", mbok Darmi yang sedang mengeluarkan bahan - bahan makanan dari kantong belanjaan menoleh mendapati sapaan dari Tita.
"Mbok Darmi tadi ke pasar?", Tita mendekat melihat sekeliling mbok Darmi yang banyak sekali bahan makanan.
"Iya....baru saja nyampe", sahut asisten rumah tangga keluarga Atmadja itu dengan masih mengeluarkan barang belanjaannya.
"Emmm.....mau masak apa Mbok?", Tita sambil mengambil pisau dari tempatnya.
Setelah menjadi bagian dari keluarga Atmadja Tita memang sering membantu Mbok Darmi untuk membuat sarapan di pagi hari.
Walaupun sebenarnya mbok Darmi melarang, tapi Tita kekeh untuk membantu, sekalian belajar masak untuk suami katanya.
Toh hanya untuk sarapan tidak terlalu berat untuk melakukannya. Bagi Tita yang sudah terbiasa hidup di panti asuhan dia menganggap memasak sarapan pagi bukanlah pekerjaan berat.
"Ini bokcoi, bayam sama aneka sayuran buat sup, untuk lauk ada tempe, tahu, ikan juga ada cumi Non, kesukaan Den Kennan..." mbok Darmi berujar sambil menunjukkan bahan makanan yang ada.
Sambil mengolak alik cumi, "Kennan suka cumi ya mbok?", Tita menegaskan dengan sedikit berpikir.
"Biasanya sukanya diapain mbok?"
"Den Kennan mah apa aja suka. Mau diapain juga mau, yang penting tidak terlalu pedas dan suka makanan berkuah", sahut asisten rumah tangga yang sudah berumur itu.
Tita mengangguk anggukkan kepala, kemudian memutuskan untuk memasak tumis bokcoi, diberi irisan wortel dengan kuah agak banyak. Kemudian menggoreng tempe serta cumi goreng tepung krispi. Tita juga membuat sambel tomat pedas manis untuk pendamping bagi yang mau berasa pedas.
Selesai semuanya Tita menghidangkan masakan sederhananya ke atas meja makan.
Tak lupa Tita menyiapkan kotak makan untuk bekalnya ke sekolah.
Tita memilih membawa bekal daripada sarapan di rumah, dia beralasan harus berangkat pagi karena dia sebagai anggota osis.
Walaupun itu hanya alasan yang dibuatnya agar tidak bertemu dengan Kennan saat sarapan.
Selesai semua Tita kembali ke kamarnya untuk mandi dan memakai saragam sekolahnya.
Ceklek...krek..
Tita memasuki kamarnya dengan pelan, ternyata suaminya sudah bangun dan duduk di balkon kamar. Aktivitas pagi hari yang biasa dilakukan Kennan untuk mengurangi ritme tatap muka dengan isterinya.
Tita mengambil sajadah yang tergeletak dilantai, kemudian meletakkan ke tempatnya.
Seperti pagi - pagi sebelumnya setiap pagi Kennan memang melaksanakan sholat shubuh sendiri. Masih enggan untuk mengimami isteri hasil perjodohan orang tuanya itu.
Tita mengambil handuk serta serta seragam sekolahnya kemudian masuk ke kamar mandi.
Sampai saat ini Tita memang selalu mengganti baju sekalian saat di kamar mandi, bahkan Tita belum mau melepaskan kerudung di depan suaminya.
...🍭🍭🍭🍭...
"Titaaa....tunggu...", suara cempreng Hani membuat Tita menoleh ke belakang saat akan memasuki gerbang sekolah.
Tita berhenti sejenak. Kemudian Hani mendekat dan merangkul lengan Tita, "Bareng...".
"Ayokk", Tita tersenyum kemudian menuntun Hani untuk berjalan bersama menuju kelas mereka.
"Eh... Ta...", Hani masih bergelayut di lengan Tita
"Hemm", Tita
"Kamu tau gak kalo sekolah kita kemaren mendapatkan juara 1 saat Liga Basket di Jakarta...?!", Hani mengoceh
"Enggak....trus kenapa kalo sekolah kita menang?" Tita membeo.
"Ya elah nih anak...ikut bangga doong!!!" Hani menepuk lengan Tita pelan.
"Oh...harus... gitu...?!", Tita mencebik mencoba membuat Hani marah.
"Iihhh....Tita....ihhhh", Hani jeles melepas lengan Tita.
Mendapati tangannya lepas, Tita berlari pelan meninggalkan Hani menuju kelas.
"Titaaa.....kamu jiahaattt...", Hani pura - pura marah sambil menyusul Tita.
"Brukkk....", Tita meletakkan tas punngungnya di atas meja kemudian duduk mengatur nafasnya.
"Minggir....inces mo lewat". Hani sedikit melotot, pura - pura masih marah.
Tita memiringkan badan mengeluarkan kaki dari bawah meja dan menyilahkan si inces teman baiknya untuk duduk.
"Monggo inces ngeces..." , ejek Tita menggoda Hani
"Huh...dasar emban tak tau diri, meninggalkan inces seorang diri ". Hani melengos sejenak.
Kemudian saat Tita lengah, Hani menggelitiki pinggang Tita dengan kedua tangan nya hingga membuat Tita tertawa geli.
"Sudah...sudah...cukup...inces...emban capek ketawa nih", Tita memohon untuk mengentikan gelitikan tangan Hani.
Hani berhenti saat Bapak Guru yang ber nametag Djamaluddin memasuki kelas mereka.
"Ehemm...hemmn...", Pak Djamaludin sambil duduk meletakkan tas jinjing hitam ke atas meja.
"Kita mulai pelajaran hari ini" suara Bapak Djamaluddin yang terkenal galak itu menghipnotis seluruh isi kelas untuk berdiam dan duduk manis menghadap ke depan kelas.
...🍭🍭🍭🍭...
"Ta....tumben semangat banget sama pelajaran Pak Djam - djam", Hani menyebut nama guru sejarah yang betah berbicara dan bercerita selama jam pelajaran tersebut.
"Hah....iyakah?!", Tita membeo, sambil mengeluarkan kotak bekalnya.
Sekarang memang saatnya istirahat setelah dua jam pelajaran dipenuhi dengan rangkaian cerita sejarah dari Pak Guru yang terkenal dengan cerita tidak ada putusnya tentang sejarah.
"Keliatan...pakek banget. Biasanya juga....geregetan kek dipupuk obat tidur, kagak bisa melek tu mata...?!", Hani menelisik dengan keheranan tingkat dewa.
Iyalah... Hani kan tau kalo Tita pasti sangat kelelahan membantu pekerjaan di panti asuhan. Biasanya Tita sudah seperti vampir yang kelelahan setelah begadang semalaman.
Tapi, hari ini Tita cerah ceria bahkan dengan semangat mendengarkan ocehan Pak Djam djam yang tidak ada titik komanya.
"Gak ke kantin Han??", Tita berusaha mengalihkan pembicaraan.
"Gak usah melipir deh Ta....", Hani mengeluarkan kotak bekal dari dalam tasnya. "Incess juga bawa bekal nih....".
"Heh.... sapa yang melipir,,, tadi inces tanya apa sayang....??? Eh...inces bawa bekal, padahal si emban manis ini tadi bawain bekal lo..." Tita mengacungkan kotak bekal dua tumpuk di depan Hani.
Hal itu membuat Hani senyum ceria, karena menu bekal buatan Tita pasti enak dilidah.
Merasa berhasil mengalihkan ke kepoan Hani, Tita kemudian membuka kedua kotak bekal itu satu untuk Hani dan satu untuk dirinya sendiri .
"Wah....cumi goreng tepung", Hani mencomot satu kemudian menggigitnya.
Kriuk....
"Hem...enak banget Ta, masih kriuk lagi...Masakan emban incess emang top markotop", Hani menowel pelan pipi Tita.
Hani membuka kotak bekalnya yang ternyata berisi risol ayam buatan mamanya, dan membaginya dengan Tita.
Tita merasa lega karena dia tidak harus menjelaskan banyak hal kepada Hani.
Tita tersnyum tipis....mengingat semalam dia bisa tidur dengan nyenyak, karena Kennan yang menemaninya tidur walaupun hanya tidur dengan jarak seperti biasanya.
Setidaknya Tita tidak berjaga menunggu Kennan pulang tengah malam bahkan kadang menjelang pagi.
Mungkin karena kelelahan berjalan saat menonton flasmob kemaren sehingga Kennan melupakan kebiasaannya menghindari Tita.
Maaf Incess... aku belum bisa jujur sama kamu....Tita membatin.
...🍭🍭🍭🍭...
Ciiiiitttt....
Sebuah motorsport berwarna merah menyala berhenti di depan Tita yang sedang duduk sendirian sambil membaca novel dihalte bus dekat sekolah.
Hari ini Tita sendirian tanpa Hani karena Hani sudah pulang lebih dulu meninggalkan Tita yang harus mengikuti rapat osis.
"Belum dapat bus Ta?", Andra duduk disamping Tita dengan sedikit menjaga jarak tentunya.
Tita mendongak merasa ada yang menyebut namanya, "Eh Andra....iya nih belom".
"Saat kamu membutuhkan tumpangan malah aku gak bawa mobil", Andra berkata pelan seakan menyesali keputusannya hari ini dengan membawa motor ke sekolah.
Tita tersenyum sambil memasukkan novelnya, "Gak papa Ndra, udah biasa naik bis kok. Lagian masih sore juga".
Tapi...inikan harusnya kesempatan yang jarang buatku Ta. Biasanya kamu kan selalu saja nempel sama Hani. Saat kamu sendirian, eh malah bawa motor. Hilang dong kesempatan untuk bersangkutan kamu pulang, Andra membatin dengan tersenyum kecut.
"Aku temenin ya, sambil nunggu transjogjanya datang", Andra
Tita tersenyum tanpa menolak maupun menyetujui permintaan Andra. Tita tau betul, jika dia menolak pun Andra pasti kekeh menemaninya.
Di sisi lain.... seorang anak laki - laki baru saja keluar dari sekolah dengan mengendarai sebuah mobil Honda HRV berwarna hitam, sedikit mengerutkan kening melihat sosok gadis yang dia kenali sedang duduk berdua dengan ketua osis sekolahnya.
"Kok dia ada di sini....ngapain. Jangan jangan kita satu sekolah", gumamnya sambil berlalu.
🍨🍨🍨🍨
Monggo : mempersilahkan dalam bahasa jawa
Emban : inang atau pengasuh dalam bahasa jawa
Like
Vote
Komen
Tambahkan favorit❤
Tengyu so much sudah mau mampir😍😍😍
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 276 Episodes
Comments
༄༅⃟𝐐•ωαƒєяqυєєη❤💜
wahhh kyknya mereka blm tau klo mereka sekolah ditempat yg sm...😅😅
mungkin stlh ini mereka berangkat & pulang sekolahnya bareng ya...😊😊
2021-08-17
3
🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦a͒r͒r͒o͒w͒ 🏹
Weh gak tau kalo 1 sekolah.. Mantap
2021-08-15
2
April Lia
mungkin kemaren kennan pulang dini hari gara² ikut lmba basket d jkarta kali ya....
trs mereka brdua jg gtw kali klo sma² 1 school
2021-05-28
6