Tita bangun pagi dengan terburu - buru. Tidak biasanya dia bangun telat, sebelum adzan shubuh dia pasti sudah terbangun. Suara qiroah, salawat tarhim biasanya otomatis membangunkanya.
Akan tetapi tidak dengan hari ini, dia nyaris terjungkal saat melihat jam di nakas yang menunjukkan angka 05.15 WIB.
Tanpa pikir panjang dia langsung mandi, kemudian memakai seragam sekolah serta menyempatkan untuk sholat shubuh yang terlambat menurutnya.
Tita tidak peduli dengan cowok yang masih mendengkur halus di ranjang yang sama dengannya.
Buru - buru Tita keluar kamar untuk menuju dapur. Tita menuruni anak tangga dengan berjinjit, seolah dia tidak mau mengeluarkan suara gaduh agar tidak
mengganggu penghuni rumah besar itu.
Bagaimana kata mertua dan saudara iparnya nanti.
Pasti dia akan merasa canggung dengan keterlambatannya.
...🍭🍭🍭🍭...
Sepi....senyap....
Hanya terlihat Mbok Darmi asisten rumah tangga keluarga Atmadja yang terlihat sedang menata meja makan.
"Mmbok Darmi.... maaf Tita telat bangun," ujarnya terbata sambil meremas tangannya sedikit menunduk.
Mbok Darmi mendongak, "Eh non Tita....gapapa, sudah mateng semua kok. Tinggal sarapan."
"Mau sarapan sekarang?" mbok Darmi tersenyum sambil menata piring di atas meja makan.
Tita menggeleng pelan.
"Kenapa?" Mbok Darmi mendekat sambil mengelus lengan Tita.
" Tita takut terlambat mbok, soalnya ini hari pertama masuk sekolah. Lagian sekarang jarak ke sekolah agak jauh", jawabnya.
"Mau bawa bekal???" Mbok Darmi menawari sambil menuntun Tita ke dapur.
Tita menurut...."Maaf, merepotkan Mbok Darmi", cicitnya.
"Gak Non, gak merepotkan. Sudah tugas embok", senyum mbok Darmi lembut.
"Ayah Bunda dan yang lain mana Mbok, belum keluar kamar kah?" tanya Tita.
"Tuan Danu berangkat shubuh tadi, katanya mau ke Jakarta. Nyonya Besar ke pasar Kranggan sama Nyonya Muda, mau beli *cecek* kesukaan Tuan muda Kevin. Buat oleh - oleh, karena besok Nyonya Muda sekeluarga akan balik ke Semarang", jelas mbok Darmi sambil menyiapkan bekal Tita.
"Neng Naura sepertinya masih libur, dua hari lagi baru masuk katanya", lagi mbok Darmi menjelaskan.
"Oww.." Tita ber ow..ow.. ria sambil menerima kotak makan yang diberikan mbok Darmi.
"Terima kasih Mbok" kemudian Tita meraih tangan mbok Darmi menciumnya untuk berpamitan.
"Sama - sama Non, gak usah sungkan".
Baru selangkah hendak pergi, seakan Tita mengingat sesuatu kemudian berhenti.
"Eh...mbok.... maaf, Tita boleh minta tolong?
"Iya, minta tolong apa?" mbok Darmi berbalik ke arah Tita sambil tersenyum.
" Tolong bangunin Kennan.... eh...Mas...ehmm...Bang Kennan ya mbok", sambil memukul mulutnya pelan dengan tangan kanan.
"Tita takut membangunkannya, takut marah soalnya tidurnya pules banget", Tita beralasan.
"Iya....", dengan senyum Mbok Darmi yang tak lepas dari bibirnya.
...🍭🍭🍭🍭...
Teet...teet...teet...
Bunyi bel sekolah menandakan waktu masuk telah tiba.
Tita yang masih di luar pagar sekolah karena baru saja turun dari bus taransjogja langsung berlari bergegas dengan tas punggung dibelakangnya yang bergerak ke kanan kiri dengan cepat.
Huh...huhh...huhhhfff.....
Tita mengatur nafasnya, membatin. Akhirnya sampai juga. Hah......
Brugh....
Ku duduki bangku di kelas baru, karena aku sekarang berada di kelas XI dengan tergesa, membuat gadis manis berponi disampingku mendongakkan kepalanya sebab sedari tadi asyik menatap gadgetnya.
Untung saja aku satu kelas bersama sahabatku lagi, jadinya aku tidak perlu mencari pasangan teman duduk yang baru.
"Tumben terlambat Nok." ujarnya menatapku heran.
Aku hanya tersenyum tipis tanpa menjawab pertanyaan darinya sambil membetulkan kerudungku yang sedikit acak - acakan.
Kuhela nafas dengan kasar, serta mengkibaskan tanganku. Gerah.
"Kamu lari marathon ke sekolah?", tanpa melepaskan tatapan matanya ke arahku dia bertanya lagi.
Lagi ku hela nafas agak panjang. "Sedikit sih,,, ngejar pak satpam biar aku gak ditinggal di luar gerbang."
"Kok bisa sih... gak biasanya kamu telat". lagi dia terheran dengan kedatanganku yang terlambat.
"Yaa...ada sedikit gangguan tadi", kujawab tanpa menjelaskan alasan sebenarnya.
Pastilah dia terheran karena sekalipun dia tak pernah melihatku terlambat, aku selalu sampai di sekolah maksimal pukul 06.30 pagi.
Dia pasti tahu kebiasaanku, karena gadis itulah yang selalu bersamaku semenjak aku masuk di SMU Gemilang ini, kami selalu satu kelas. Bahkan aku selalu duduk sebangku dengannya.
Gadis itu bernama Hani, wajahnya manis, kulit kuning langsat serta berlesung pipi di kedua sisi pipinya. Jika tersenyum lesung pipitnya muncul dan menambah kadar kemanisannya.
Anaknya baik, supel, selalu ceria, cenderung lebih cerewet dibandingkan aku yang lebih pendiam.
Bisa dikatakan Hani adalah teman paling akrab denganku. Bukan berarti aku sombong dan pemilih dalam berteman, tapi aku merasa lebih srek saja. Nyaman, mungkin itu yang kurasakan saat berteman dengannya selama ini.
Sekolahku adalah salah satu sekolah swasta yang lumayan berprestasi di Yogyakarta.
Sekolah ini bukan sekolah khusus, jadi murid sekolahnya masih bercampur laki - laki dan perempuan. Juga bukan sekolah jaringan tertentu, jadi masih banyak anak yang mempunyai keyakinan berbeda di sini.
Itulah yang menjadikan kami, aku dan Hani berpenampilan berbeda. Aku dengan seragam sekolah yang panjang atas bawah serta berkerudung sedangkan Hani memakai seragam yang sewajarnya dipakai anak sekolah umum.
Namun Hani bukan gadis yang memakai seragam super ketat nan seksi, dia tergolong anak-anak sopan sehingga seragamnya masih yang standar, atasan yang lebih besar serta rok yang panjangnya dibawah lutut.
"Gangguan apa yang membuatmu terlambat?", lagi Hani bertanya seakan masih penasaran dengan keterlambatanku hari ini.
Bahkan dia sudah menghadap lurus ke arahku dan menepelkan punggungnya ke tembok kelas.
Sesaat aku menoleh ke arahnya, "Telat bangun,,, mungkin kelelahan". Aku mencoba menjawab berusaha meyakinkan dia bahwa tidak ada alasan yang lain.
"Heemmmm,,,,yang sabar ya Ta, pasti sangat lelah membantu Bu Marsih di panti itu", pelan Hani mengusapkan tangan ke punggungku seolah dia memahami keterlambatanku hari ini.
Aku tersenyum tipis.
Wajarlah Hani mengatakan itu, karena setahunya aku masih tinggal di panti asuhan Bik Marsih. Yang dapat dipastikan bahwa tidak ada hari libur buatku.
Yang namanya panti asuhan pasti ada saja pekerjaan yang harus dikerjakan.
Mulai dari bangun harus lebih pagi, membantu menyiapkan sarapan pagi, menyapu, mengepel bahkan tak jarang aku membantu menyiapkan seragam ataupun peralatan sekolah bagi adik - adik panti yang masih kecil.
Kami memang dibiasakan untuk mandiri, semua anak panti sudah bisa mengerjakan pekerjaan rumah. Bahkan mulai dari anak yang paling kecil sudah mencuci baju mereka masing - masing.
Maafkan aku Han..., tapi aku terlambat hari ini bukan karena aku kelelahan karena keseharianku di panti. Maaf aku tak bisa jujur kepadamu. Aku belum bisa, Tita membatin dan menghela nafas panjang.
Tita melipat kedua tangannya di atas meja kemudian merebahkan kepala di atasnya.
Mengingat kembali kejadian kemarin yang membuatnya tidak bisa menutup mata sampai menjelang dini hari.
Yah....kemarin setatusnya telah berubah menjadi seorang isteri dari Kennan Wijaya Atmadja.
Hari yang membahagiakan bagi pasangan yang saling mencintai dan cukup umur untuk menikah.
Apakah aku belum cukup umur?? Tentu saja aku sudah cukup umur untuk melakukan pernikahan. Hanya saja pernikahan ini terlalu mendadak dan bukan impianku pastinya. Hingga batinku masih saja memberontak.
Apalagi mengingat kejadian kemarin dalam satu hari penuh Kennan, suamiku itu tidak berada di rumah. Sehingga memunculkan banyak pertanyaan di dalam benakku,
Apakah dia menghindariku....
Tidak mau melihatku.....
Ataukah dia sengaja membuatku kesal...????
Entahlah,
Bahkan Bunda sempat bertanya kepadaku tentang keberadaan Kennan kepadaku.
Akupun terpaksa berbohong kepada bunda bahwa dia sedang berkumpul dengan temannya.
Berkumpul dengan temannya....!! Bagaimana aku bisa mengucapkan itu untuk menenangkan Bunda. Sedangakan Kennan saja tidak berpamitan kepadaku. Bahkan sedari pagi aku tak melihat batang hidungnya.
Hanya seruan suara bariton yang tertangkap di telingaku saat pagi hari.
"Abang keluar bun, joging...."
Tanpa aku tahu wajahnya karena aku sedang sibuk membantu Mbok Darmi di dapur.
Bahkan saat malam hari Bunda kembali bertanya, "Kennan kemana sih, kok gak pulang -pulang?!!"
Aku hanya tersenyum tipis, "Biarkan saja bun, mungkin bang Kennan masih asyik dengan temannya."
"Gak boleh gitu Ta.... Kennan sekarang sudah menjadi seorang suami. Harusnya dia tahu waktu untuk pulang. Dia sudah menghubungi?",kembali Bunda bertanya.
Aku pun terpaksa berbohong, "Sudah Bun, tadi wa katanya pulang malem". Lagi aku harus berbohong.
Jangan kan menghubungiku, nomornya saja kita tidak saling tahu. Maafkan untuk kebohonganku Tuhan.
Untuk menghindari banyak pertanyaan dari Bunda aku pamit untuk pergi ke kamar karena sudah waktunya untuk tidur.
Dan yang terjadi adalah aku tak bisa memejamkan mata. Berkali aku mengintip ke luar jendela untuk memastikan suamiku itu pulang. Tapi nihil, bahkan disaat jam menunjukkan pukul 02.00 dini hari belum nampak batang hidungnya.
Mungkin karena kelelahan menunggu akhirnya akupun tertidur.
Hingga berakhir dengan insiden aku bangun terlambat.
Jam berapa lelaki yang telah sah menjadi suamiku itu pulang, aku tidak tahu.
Yang pasti saat aku bangun dia sudah terlentang disampingku dengan mendengkur.
🍨🍨🍨🍨
*cecek* \= sejenis kerupuk yang terbuat dari kulit sapi . Biasa digunakan untuk membuat sayur pedas sebagai pendamping gudeg
Like
Vote
Komen
Tambahkan favorit❤
Tengyu so much sudah mau mampir😍😍😍
AHN HEE-YEON/HANI EXID as HANI
Othor gak nyangka bisa nemuin gambar Hani EXID untuk ilustrasi temen sebangku Tita yang mempunyai nama sama yaitu si incess Hani😊😊
Hani adalah teman sebangku Tita yang bisa deket, lengket kek perangko. Mereka bisa deket disebabkan Hani yang ngekor wae sama Tita, tak peduli dengan Tita yang pendiam dan sulit didekati.
Sebenarnya Hani menyukai salah satu Tim basket most wanted di sekolahnya, namun urung diperlihatkan mengingat wajah wajah tamvan cool mereka.
Hani suka Kennan Kah....??
Jadi gimana kalo Hani tahu kenyataan bahwa Tita teman sebangku yang sudah dianggap sebagai sahabat sejatinya menikah sama Kennan....akankah persahabatan mereka berakhir??!!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 276 Episodes
Comments
Tia Lestari
bukan cecek kyknya ko aq baru denger ,.Yg aq tau kerupuk kyk gitu itu namanya krecek
2022-06-10
1
Hadi Firyansah
saya kira kevin doyan cecek di dinding
2022-02-16
0
Elizabeth Zulfa
waaahhh...jngn sampai Hani suka ma kennan....biar persahabatan mreka baik2 aja selamanya..
2021-08-28
4