Aku

Semua mata tertuju pada Ilena, bagaimana wanita itu memperlakukan calon raja negri ini dengan sangat lancang dan membuat semua orang merasa heran akan kelancangan itu. Neron hanya diam dan memperhatikan Ilena yang mulai menjauh dengan di bantu oleh Ara dan kedua pelayan nya

Neron dan Sean hanya diam menatap Ilena yang makin menjauh dari mereka "Kita menghancurkan piknik mereka?" tanya Sean sambil membaringkan tubuh nya

"Nampak nya begitu," sahut Putra Mahkota ikut membaringkan tubuh nya di samping Sean dan merasa putus asa atas amarah wanita itu

"Harus nya kakak mengejar nya," kata Sean "Dia akan tambah marah jika aku mengejar nya sekarang," sahut Neron

"Apa yang membuat Ilena sangat marah pada mu kak?" tanya Pangeran Sean pada Putra Mahkota

"Aku mengatakan hal yang tak pantas untuk di katakan." sesal Putra Mahkota

"Apa? kau mengatakan bahwa bayi nya adalah anak ku?" tanya Pangeran Sean sambil tersenyum miring, menebak semua dengan asal

"Ya, kau benar aku benar-benar gila," jawab Neron menyesal

"Ah kakak pantas mati kalu begitu" desis Pangeran Sean "Ya, aku memang pantas mati karena kata-kata ku itu," jawab Putra Mahkota lagi masih dengan penyesalan nya

"Kau harus minta maaf kak," saran Pangeran Sean "Ya, akan kulakukan nanti," jawab Putra Mahkota

"Ibu hamil itu sangat sensitif akhri-akhir ini" cerita Pangeran Sean setengah memberi tau

"Sejak kapan kau begitu dekat dengan nya?" tanya Neron dengan sangat serius

"Entah lah" kata Sean menjawab "Dia punya hati yang sangat lembut, dia mudah berteman dengan siapa pun," kata Pangeran Sean

Kedua Pangeran itu terus bercerita tentang banyak hal sambil memakan buah dan cemilan yang di tinggal oleh pemilik nya itu

"Kak, apa kau bertengkar dengan kakak ku?" tanya Putri Ara sambil menatap Ilena dengan rasa iba setelah itu sambil teresu Ilena menceritakan semua yang terjadi pada sang Putri

"Waa, dia sangat keterlaluan. Dia benar-bener mau mati," desis Putri Ara

Dengan langkah lebar Putri Ara mencari keberadaan kakak nya itu, dan ternyata kakak nya itu belum beranjak dari tempat nya tadi masih asik berbaring bahkan terlihat berbincang sambil tertawa

Putri Ara duduk di atas perut kakak nya itu lalu menarik kuping nya dengan begitu kencang hingga kakak nya itu mengadu sakit

"Aaa Ara.. Apa yang kau lakukan," teriak Putra Mahkota "Rasakan itu kakak sangat kurang ajar," kata Putri Ara dengan emosi

Lalu Neron sedikit mendorong adik nya itu menjauh dari tubuh nya hingga tersungkur ketanah. Pangeran Sean terpingkal menyaksikan hal lucu itu

"Ayo aku akan menjadi wasit kalian," desis p

Pangeran Sean sambil terpingkal

"Tutup mulut mu bodoh!," kata Putri Ara dengan penuh amarah

"Kau gila," desis Putra Mahkota

"Kakak yang gila!," debat Putri Ara dengan amarah nya "Bisa-bisa nya kakak mengatakan hal jahat pada wanita malang itu," rutuk Putri Ara pada Neron yang terdiam di samping nya

"Jika kau terus begini aku akan menyuruh anak mu memanggil mu paman dan memanggil pria gila itu ayah!," kata Ara sambil menunjuk Sean

"Pria gila? aku?" kata Pangeran Sean menunjuk diri nya sendiri

"Ya, aku memang bodoh." Putra Mahkota tertunduk lesu

"Ya, kau benar-benar bodoh!" rutuk Putri Ara

Putri Ara ikut membaringkan tubuh nya di tengah kedua pangeran itu

"Apa yang harus ku lakukan" desis Putra Nahkota

"Minta maaf! Apa lagi!" kesal Putri Ara kesal

"Aaa! Apa dosa ku di masa lalu, kenapa aku tak memikirkan omongan ku sebelum ku keluarkan" desis Putra Mahkota lagi

"Jagan salahkan masa lalu, hanya kau saja yang bodoh!" desis Putri Ara masih dengan kesal nya

Dan di sambut cekikikan oleh Pangeran Sehun

"Hentikan ejekan kalian! " desis Neron putus asa

____________

"Nyonya.." desis kedua pelayan nya saat melihat sang Nyonya menangis lagi

Sedangkan Putra Mahkota meninggalkan Ara dan Sean yang tertidur di tempat piknik itu

Putra mahkota mengintip kedalam kamar Ilena, terlihat kedua pelayan itu sedang menenangkan Ilena yang terlihat masih menangis. Hati putra mahkota terasa terurut melihat ibu hamil itu dan merasa bersalah juga

"Aaaa," tiba-tiba Ilena memegang perut nya karena merasa sakit

Sontak kedua pelayan itu panik melihat sang Nyonya yang terilhat kesakitan. Melihat keadaan itu Neron bergegas masuk kedalam kamar itu

"Ada apa?" tanya nya ikut panik melihat Ilena mengadu sakit

"Yang mulia," kata kedua pelayan itu dengan sangat panik juga

"Apa yang kalian tunggu! Panggil dokter sekarang!" perintah Neron setengah berteriak. Kedua pelayan itu bergegas sambil berlari

"Aaaa, tidak! jangan sentuh aku!" kata Ilena saat Putra Mahkota menyentuh nya

"Perut mu yang sakit?" tanya Putra Mahkota

"Ku bilang jangan sentuh aku," kata Ilena sambil menangis dan memegangi perut nya

"Jangan keras kepala!" bentak Putra Mahkota

"Aaaaa, sakit!" rengek Ilena mengadu pada ayah bayi nya itu

Ilena mengenggam bahu Putra Mahkota dengan sangat kuat seperti ingin menyalurkan rasa sakit nya

"Tunggu sebentar. Tahan sedikit dokter akan segera datang." kata Neron dengan takut

Tak lama dokter dan beberapa staf nya datang dengan berlari

"Yang mulia," kata mereka memberi hormat

"Cepat lah!" perintah Putra Mahkota

Putra Mahkota beranjak dari tempat nya, tapi Ilena menahan tangan nya sambil menggelengkan kepala nya "Sakit," adu Ilena lagi

Putra mahkota tau Ilena mengisaratkan bahwa dia tak boleh pergi dari sana, Ilena ingin di temani

"Ya. tidak, aku tak akan pergi," kata Putra Mahkota mengenggam tangan Ilena dengan erat lalu mengelap keringat Ilena. Sedangkan dokter sedang sibuk memeriksa

"Kita harus membawa nyonya kerumah sakit, keadaan nya lebih serius," kata dokter saat melihat Ilena yang sangat pucat dan mandi keringat menahan rasa sakit

"Sakit.." desis Ilena lagi

"Ayo cepat!" kata Sean sambil mengangkat tubuh lemah itu

Dokter dan para staf nya itu berlari untuk menyiapkan semua nya. Semua orang panik saat melihat Neron berlari sambil menggendong tubuh Ilena yang terkulai lemah, termasuk Ratu

Putra Mahkota langsung memasukan Ilena ke ambulan

"Tidak Putra Mahkota anda tak perlu ikut," kata Ratu "Tidak aku akan ikut," kata Putra Mahkota

"Apa yang akan di katakan orang jika melihat mu!" bentak sang Ratu

"Aku tak peduli," kata Putra Mahkota langsung menyusul Ilena masuk ke dalam ambulan. Wajah Ilena sangat pucat dan berkeringat sambil merintih kesakitan. Putra Mahkota terus menggenggam tangan Ilena

"Semua akan baik-baik saja," kata Neron meyakinkan Ilena. "Bertahan lah," kataPutra Mahkota panik

Ambulans itu melesat dengan sangat cepat membelah jalan yang ramai dan terus melaju hingga sampai di depan gedung rumah sakit

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!