Ibu hamil itu terbangun dari tidur sekarang sudah jam sebelas malam tapi, tiba-tiba dia memikirkan roti coklat dengan susu coklat juga "Pasti sangat nikmat memakannya sekarang," desis Ilena dalam hati sambil membayangkan roti dan susuk coklat itu.
Tapi, mengingat waktu yang sudah sangat larut Ilena berusaha memejamkan matanya lagi tapi sia-sia. Bayangan roti dan susu coklat itu makin nyata bahkan sekarang Ilena bisa mencium baunya sekarang, demi apa pun dia ingin sekali memakan itu sekarang.
"Aaa, adek mau makan roti..," kata Ilena sambil mengelus sayang perutnya seakan mengajak jabang bayi itu bicara.
Karena tak tahan dan sangat ingin, Ilena terpaksa menbangunkan kedua pelayannya.Walau dengan hati tak enak karena malam sudah sangat larut, Ilena menjelaskan keinginan nya pada kedua pelayannya
"Waah Nyonya mengidam..," kata pelayan sambil tersenyum hangat "Sabar ya dek.. Kita beli dulu ya..," kata mereka mengelus perut Ilena. Ilena sungguh bersyukur punya mereka di sisinya. "Terima Kasih bibik cantik..," sahut Ilena se akan jabang bayi itu yang menjawab.
"Nyonya tunggu dengan sabar..," kata kedua wanita muda itu meninggalkan Ilena.
Mereka berdua menyelinap hendak keluar Istana, karena istana tak menyedikan roti di malam hari "Kalian mau kemana?" tanya Pangeran Sean mengagetkan keduanya.
"Pangeran..," kata mereka kaget "Pangeran, sebenarnya Nyonya mengidam roti dan susu coklat, jadi kami berencana untuk membelinya keluar," jelas mereka pada Pangeran Sean.
"Wahh, Ibu hamil itu sangat luar biasa..," desis Pangeran Sean sambil tertawa dan tak habis fikir bagaimana malam-malam begini bukannya tidur malah minta roti dan susu.
"Yasudah, kalian temani saja dia di kamar aku yang akan membelikannya," kata Pangeran Sean "Baiklah kalau begitu.," setuju keduanya karena merasa tak enak juga meninggalkan Ilena sendirian di kamar.
"Kenapa sudah kembali? Tak mendapatkannya?" kata Ilena kecewa saat melihat kedua orang itu kembali dengan tangan kosong.
"Bukan begitu Nyonya, kami disuruh Pangeran Sean untuk kembali dan menemani Nyonya, Pangeran yang akan membelinya," jelas pelayan "Bagaimana bisa seperti itu. Aku merasa tak enak padanya," desis Ilena.
"Maaf Nyonya..," kata keduanya. Ilena hanya tersenyum sambil mengelus pudak mereka bergantian.
Sekitar 20 menit Pangeran Sean tiba dengan nafas yang terengah, dia berlari dari parkiran kesini "Ini makanlah..," kata Pangeran Sean pada Irene.
Ilena mengap roti dan susu itu dengan mata yang berbinar. Lalu memakannya dengan sangat lahap. Pangeran sean dan pelayannya pun hanya tersenyum melihat Ibu hamil itu, karena akhir-akhir ini begitu sulit melihatnya makan dengan lahap.
"Aku akan pergi sekarang..," kata Pangeran Sean "Terima kasih banyak Pangeran," kata Ilena sambil tersenyum dengan mulut yang penuh dengan roti itu, Pangeran Sehun hanya mengacungkan kedua jempol nya tanda setuju. "Emm, ini sungguh enak..," desis Ibu hamil itu dan membuat kedua pelayannya tertawa.
**
"Hais, kau mengagetkanku Kakak..," kata Pangeran Sean saat bertemu dengan Putra Mahkota "Kenapa kau malam-malam begini keluar dari kamarnya?" tanya Putra Mahkota
"Bayimu merepotkanku!..," desis Pangeran Sean "Apa maksudmu?" tanya Neron bingung "Selarut ini Ilena ingin makan roti dan susu coklat, tak ada pilihan aku yang harus membelikannya" desis Pangeran Sean.
"Maksudmu, dia sedang mengidam?" tanya Putra Mahkota "begitulah," kata Pangeran Sean "Kakak harus menjadi ayah yang siaga..," sambung Sean sambil tertawa.
"Aku harus segera kembali kekamarku..," kata Pangean Sean lalu pergi meninggalkan Putra Mahkota yang masih mematung di tempatnya
***
"Kau hanya perlu menunggu sedikit lagi," desis Jiya pada seseorang yang di telponnya "Kita akan segera mendapatakan bagian itu, seperti yang kita rencanakan dari awal," sambungnya "Ya, saat semuanya beres kita akan mengusir semua orang di pulau itu dan memulai proyek yang kita kita impikan berpuluh-puluh tahun..," katanya lagi.
***
Ilena dan pelayan nya segera menyingkir saat rombongan Putri Ayana akan lewat, Putri Ayana menghentikan jalannya saat menyadari keberadaan Ilena. Menatap Ilena dari ujung kepala hingga keujung kaki dengan tatapan tak suka.
"Kau!..," katanya menunjuk Ilena "Saya Yang Mulia" kata Ilena menundukan kepalanya memberi hormat "Kau lihat, sapatuku kotor.. Cepat kau bersihkan..," kata Putri Ayana dengan nada menghina.
"Sesuai perintah Yang Mulia" kata Ilena "Maaf yang mulia saya akan membersihkannya," kata Pelayan Ilena, karena tak ingin Ilena di perlakukan seperti itu "Kau mau lidahmu dipotong, karena berani melawan perintahku!" teriak Putri Ayana dengan ketusnya.
"Tak apa..," kata Ilena tersenyum kearah pelayannya. Kedua pelayan itu hanya menatap getir pada Nyonya mereka yang sedang di permalukan seperti itu.
Tampa keberatan Ilena berjongkok di hadapan Putri Ayana, namun belum sampai melakukannya tubuh Ilena dipaksa berdiri oleh seseorang. Itu Pangeran Sean.. Yang datang bagai seorang pahlawan. Pangeran Sean mengelap sepatu Putri Ayana.
"Sudah selesai Yang Mulia..," kata Pangeran Sean pada Putri Ayana "Silakan anda melanjutkan perjalanan," kata Pangeran Sean setengah mengusir.
Lalu rombongan itu pergi berlalu.
"Jangan terlalu sering berada di luar," kata pangeran Sean pada Ilena sambil menatap wanita itu iba "Dahh..," kata Pangeran Sean pada kedua pelayan Ilena.
Ilena dan pelayannya pun melanjutkan perjalanan mereka namun tak lama mereka kembali menepi karena rombongan Putra Mahkota akan lewat.
Terbersit rasa khawatir saat Putra Mahkota melihat muka pucat Ilena. Ilena yang tengah menunduk hormat itu tiba-tiba tubuhnya terhanyun kedepan hampir terjatuh, dengan cepat Putra Mahkota menyambar tubuh itu.
Setengah sadar Ilena kembali menegakan tubuhnya "Ampuni saya Yang Mulia..," kata Ilena dengan suara hampir tak terdengar dan begitu lirih.
Dan detik selanjutnya ambruk di pelukan Putra Mahkota dan kehilangan kesadaran "Nyonya..," seru kedua pelayannya.
Dengan cepat Putra Mahkota mengangkat tubuh Ilena dan membawa Ilena ke kamarnya dan dibuntuti oleh pelayan Ilena. Pelayan Ilenabsegera memanggil Dokter Taya.
Putra Mahkota terlihat sangat khawatir. Putra Mahkota menunggu di luar saat Dokter Taya memeriksa Ilena "Bagaimana?" tanyanya saat Sokter Taya keluar dari kamar.
"Mungkin Nyonya kehabisan tenaga karena kurang asupan makanan Yang Mululia..," jelas Dokter Taya "Tapi saya sudah memberinya infus," sambung Taya "Baiklah.. Kau boleh pergi," kata Putra Mahkota.
Putra Nahkota mengintip sedikit keadaan Ilena, lalu masuk ke kamar untuk melihat keadaan wanita itu langsung, wajah lnya begitu pucat.
"Pastikan dia makan dengan benar..," kata Putra Mahkota pada kedua pelayan itu dan bergegas pergi. Setelah itu Putra Mahkota segera pergi dari sana karena banyak yang harus di kerjakan.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
Endah Kusumawati
suka...suka....suka
2020-06-12
1
ItsKatie TheMaster
Seru ceritanya kak!^-^
Jangan lupa feedbacknya ya kak!
2020-01-05
4