Sendiri

"Semuanya berjalan dengan baik sejauh ini," bisik Ibu Ratu yang sedang menelpon "Harus selalu baik sampai semua tujuan kita tercapai..," sahut Jiyan yang berada di seberang panggilan adik perempuannya itu.

***

Arts menyambut calon pewaris mereka dengan penuh suka cita, tanpa tau semua kebusukan di balik itu semua. Ilena baru saja menyelesaikan rutinitasnya akhir-akhir ini. Karena merasa selalu bosan berdiam diri di kamarnya, Ilena meminta satu lapangan yang kecil untuknya menanam bunga dan tanaman lain. Setelah selesai menyiram semua tanamannya itu Ilena bergegas menuju kamarnya karena merasa tak enak pada badannya.

Ilen dan pelayannya segera minggir dan menundudukan kepala saat rombongan Putra Mahkota lewat. Putra Mahkota sudah menangkap keberadaan Ilena di sana. Dia menatap ke perut Ilena yang masih datar, lalu segera tersenyum simpul saat sudah melewati Ilena yang masih menundukan kepalanya itu.

Ilena menghela nafasnya kecewa saat Neron hanya melewatinya begitu saja. Tapi, siapa dia yang mengharapkan sapaan hangat dari Pangeran yang dingin itu.

Ilena dan pelayannya melanjutkan perjalanan mereka setelah rombongan itu lewat untuk menuju kamarnya. Setelah tiba di kamarnya Ilena membaringkan tubuhnya yang lesu di kasurnya dan memposisikan dirinya senyaman mungkin.

"Nyonya anda harus makan," kata pelayannya "Aku baru saja makan," desis Ilena sambil tersenyum "Dokter Taya bilang Nyonya harus makan setiap tiga jam," sahut pelayannya.

Ilena hanya tersenyum lalu menganggukan kepalanya. Sebenarnya Ilena begitu malas untuk memasukan makanan ke mulutnya karena takut akan keluar lagi karena mual. Setelah dibujuk oleh pelayannya Ilena pun mencoba memasukan makanan itu ke mulutnya.

"Nyonya masih merasa mual?" tanya pelayannya, Ilena menggelengkan kepalanya karena memang tak merasa mual pada perutnya saat makanan itu masuk kedalam saluran cernanya.

"Wahh adek bayinya pasti suka dengan kue ini," desis pelayan Ilena sambil tersenyum senang karena merasa bersyukur akhirnya Ilena dapat makan dengan tenang tanpa gangguan dari mabuk kehamilannya.

Ilena hanya tersenyum untuk merespon itu sambil mengelus perut ratanya dengan sayang "Nyonya tau.. Ini adalah kue kesukaan Putra Mahkota," jelas pelayan. Ya, aneh memang tapi ini benar-benar nyata, Ibu hamil itu tak merasa mual saat makan kue itu padahal sedari pagi tadi dia terus mual saat memasukan makanan kemulutnya.

"Dia akan sangat mirip dengan Putra Mahkota..," kata Ilena sambil tersenyum miring "Yang mulia Ratu telah tiba..," teriakan dari luar.

Ilena dan pelayannya segera berdiri dan menundukan kepalanya "Yang mulia" kompak mereka memberi hormat pada Ratu Arts yang baru saja tiba itu "Kuharap kau menjaga kesehatan bayinya" kata Ibu Ratu.

"Kami sungguh bersyukur atas apa yang sudah kau lakukan untuk Istana" sambung Ibu Ratu sambil tersenyum "Saya mengerti Yang Mulia," jawab Ilena. Setelah menyelesaikan urusan nya dengan Ilena Ibu Ratu dan rombongannya pergi dari kamar Ilena.

***

Malam ini Ilena duduk di depan kamarnya menatap langit yang penuh dengan kelap bintang.

Ilena baru saja selesai menelpon Adik dan Ibunya. Keadaan mereka sangat baik, kehidupan mereka sangat terjamin di sana, Ilena merasa legah karena hal itu. Tak peduli hidup lnya dipenuhi dengan derita paling tidak dua orang yang paling berharga dalam hidupnya itu dapat hidup dengan damai.

"Ibu hamil tak boleh kedinginan," rancau Pangeran Sean yang tiba-tiba datang dari arah belakang "Pangeran," kata Ilena memberi hormat "Masuklah..," kata Pangeran Sean yang merasa punya kewajiban untuk memperhatikan wanita itu.

Putra Mahkota menatap ke arah mereka dengan tajam, dan terus bertanya sedekat apa kedua orang yang tengah di tatapnya itu.

Ilena segerah masuk setelah Pangeran Sean pergi. Ilena membaringkan tubuhnya di ranjang, bersiap hendak tidur tapi gagal karena kedatangan Putri Ara.

"Tuan Putri bermalam bersama kami?" tanya pelayan pada Ara yang baru saja tiba "Ya, aku merindukan kalian.., " kata Putri Ara.

Mereka bertiga mengelilingi Ilena di atas ranjang. "Sayang kau harus lahir sebagai laki-laki," kata salah satu pelayan itu sambil mengelus perut Ilena "Kenapa? lebih lucu jika dia perempuan," desis Putri Ara.

"Tuan Putri jika dia lahir perempuan, Nyonya harus kembali hamil untuk mendapat seorang putra," jelas pelayan "Kak Ilena dan kakakku bisa melewatkan malam suci lagi," kata Putri Yerim cekikikan.

Tak lama ketiga orang yang berisik itu tertidur semua. Tidak dengan Ilena, Ilena masih terhanyut dalam fikirannya, banyak yang Ilena fikirkan, Ilena mengelus perutnya dengan lembut, menerawang jauh apa yang akan tejadi pada hidupnya setelah ini.

"Sayang teruslah tumbuh dengan sehat ya nak..," desis Ilena pada jabang bayi yang ada di kandungannya itu.

***

Pagi ini Ilena kembali dengan morning sicknessnya yang begitu menyiksa dan merepotkan, bahkan Ilena akan muntah hanya dengan menciuam aroma makanan. Sudah hampir 5 menit dia berjongkok di dekat watafel tapi rasa mualnya belum hilang juga malah semakin parah dengan kepalanya yang berdenyut.

"Kak..," kata putri Ara ibah sambil mengelus belakang Ilena "Saya tak apa Taun Putri" kata Ilena sambil berusaha tersenyum.

Ilena dibantu kedua pelayannya beristirahat di ranjang, menyenderkan kepalanya pada kepala ranjang. Hari ini dokter Taya dan tim nya melakukan pemeriksaan rutin pada Ilena "Masih merasa mual Nyonya?" tanya Dokter Taya "Emm..," kata Ilena sambil menganggukan kepala nya lesu "Itu normal untuk usia kandungan anda," jelas dokter Taya.

"Kalian harus memastika Nyonya makan, minum susu, dan minum vitamin nya dengan benar," jelas Dokter pada pelayan Ilena "Baik Dokter..," jawab mereka.

Ilena mulai memejamkan matanya lagi untuk sekedar mengurangi rasa pening di kepalanya.

***

Putri Ara terlihat murung, Ara dan Putra Mahkota dikirim untuk menghadiri peresmian gedung sekolah baru dan sekarang mereka sudah dalam perjalanan pulang.

"Kenapa kau sangat murung?" tanya Putra Mahkota "Aku sedih" jawab Putri Ara "Kenapa?" tanya Putra Mahkota "Aku tak mau punya bayi dalam perutku," kata Putri Ara polos.

Putra Mahkota terkejut mendengar pernyataan itu "Kenapa kau bicara seperti itu?" kata Putra Mahkota "Kak Ilena sangat tersiksa saat punya bayi dalam perutnya.," desis Putri Ara.

"Kakak tau, dia selalu muntah, entah pagi dan kadang sangat pagi, dia bisa terbangun jam tiga pagi hanya untuk muntah..," cerita Putri Ara "Apa lagi pagi ini.. Dia terlihat sangat menderita, bahkan dia sampai menitikan air mata..," sambung Ara terenyuh.

Putra Mahkota mendengarkan cerita Adiknya itu dengan fokus, mencoba membayangkan keadaan seperti apa yang tengah dialami Ibu hamil itu

Terpopuler

Comments

Fauzan Fauziyyah

Fauzan Fauziyyah

likeback dong dijudul "MENIKAH MUDA WITH DUDA"

2019-12-30

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!