Begitulah

Setelah malam suci dan semua prosei nya berakhir Putra Mahkota sudah kembali ke kediaman nya untuk beristirahat dan kian lesu dan malas saat melihat Putri Ayana yang tengah duduk disana

Putri Ayana hanya menatap suami nya itu dari kejahuan memperhatikan wajah dingin itu

Lalu tersenyum miring membayangkan Putra Mahkota yang berstatus sebagai suami nya itu menghabiskan malam dengan wanita yang menggantikan nya

Memang apa peduli nya biarkan saja Putra Mahkota tidur dengan siapapun pada akhir nya putri Ayana lah yang akan menyandang predikat ibu dari bayi yang akan lahir itu

"Bagaimana malam suci nya?" tanya Putri Ayana dengan menatap wajah pria itu

"Persis seperti yang kau fikirkan..," jawab Pangeran Neron dengan senyum miring setengah mengejek

"Dia sangat cantik dengan tatapan sayu yang begitu menggoda, terlebih saat dia berada di bawah ku..," sambung Neron dengan nada remeh seakan mengejek Putri Ayana yang berstatus istri nya itu

"Wow..," sahut Putri Ayana

"Tapi aku tak pernah tau jika selerah mu begitu rendah..," ejek Putri Ayana

"Dia hanya pelayan sayang ku..," sambung nya sambil mengelus mesra bahu Pangeran Neron

"Ya, dia memang pelayan tapi dia tak serendah seseorang yang masuk istana dengan cara yang licik" sindir Neron lalu langsung beranjak meninggalkan Putri Ayana untuk masuk ke kamar mandi

Putri Ayana hanya terdiam kehabisan kata-kata saat mendengar kata-kata tajam dari pria yang sudah menghilang di balik pintu kamar mandi itu

Sudah dua tahun lama nya semua hal dingin yang terjadi antara kedua orang yang berstatus suami istri itu, tak siling memperdulikan hanya menjalankan peran sebagai suami istri yang bahagia di depan umum

____________________

Kepala Putra Mahkota terasa pening tanpa ada alasan yang pasti, Neron memutuskan untuk berkuda di pacuhan kuda

Pangeran Neron terlihat begitu menawan dengan pakaian khas pemacu kuda itu, berjalan dengan angkuh nya menyusuri tiap lorong istana untuk sampai di lapangan pacu kuda

Pangeran tampan itu selalu sukses menjadi pusat perhatian tak terkecuali dengan para pelayan istana yang begitu mengagumi wajah tampan dengan perawakan tubuh tegap itu

Ilena yang menyadari kehadiran Putra Mahkota segera menundukan kepala nya sebagai tanda hormat pada calon Raja Arts itu

Mata Ilena dan Putra Mahkota bertemu untuk persekian detik tapi mampu membuat hati Ilena bergetar karena tatapan dingin dari manik mata indah itu, tapi segera memejamkan mata nya karena tak sanggup menerima tatapan luar biasa itu

Melihat itu Neron melengos membuang muka tapi segera tersenyum simpul setelah itu, mengingat bagaimana lucu nya wajah Ilena saat malam itu, sekali lagi tatap sayu wanita itu mendebarkan jantung nya

Sedangkan Ilena masih sibuk memegangi jantung nya yang terasa akan segera lepas dari tempat nya. Rasa nya mau gila menatap wajah itu setelah malam panjang yang mereka lewati bersama

Neron dan rombongan nya melanjutkan jalan dengan congak terlihat begitu angkuh dan dingin, hingga sampai keujung lorong, disana sudah menunggu Pangeran Sean yang memakai pakaian sama dengan Neron karena memang sudah berjanji untuk berkuda bersama

"Selamat sore yang mulia..," sapa Sean pada Neron

"Selamat sore anak nakal..," canda Neron sambil terpingkal merangkul Sean dengan hangat

"Aku bukan anak-anak lagi kakak!..," desis Sean sambil tertawa

"Ya, kita bukan anak-anak lagi, kita sudah dewasa dan tumbuh dengan sangat tampan..," kata Neron bercanda sambil tertawa

"Ya, bahkan kau sudah punya 2 wanita sekarang" ejek Sean

"Brengsek!..," kata Neron memukul bahu Sean atas ejekan adik nya itu

Saat tiba di lapangan pacu kuda kedua nya langsung memilih kuda untuk di tunggangi

Kedua Pangeran itu terlihat begitu luar biasa dengan kuda nya masing-masing, di tambah lagi dengan wajah tampan dan perawakan tubuh tegap itu menjadi kombinasi yang luar biasa dan menjadi bulan-bulanan para pelayan wanita untuk di tontoni

"Wah, akhir-akhir ini aku sangat terkenal di kalangan pelayan..," kata Sean terpingkal

"Ya, tentu kau begitu tampan dan luar biasa..," komentar Neron

"Kak, bagaimana semalam?" tanya Sean

"Bagaimana apa nya..," desis Neron

"Aku sungguh kasian pada nya, aku yakin dia bahkan tak diberi kesempatan untuk memilih" kata Neron masih fokus pada langkah kuda yang di tunggangi nya

"Awas nanti kakak jatuh cinta pada nya..," kata Sean menggoda calon Raja itu

"Haaa, jatuh cinta? jangan bercanda sampai detik ini aku belum percaya pada cinta itu, cinta hanya virus yang membodohkan orang yang terserang" jawab Neron

"Haa, jadi kau tak mencintai istri mu?" tanya Sean yang sebenar nya merupakan pertanyaan yang sensitif dan tak pantas untuk di tanya kan

"Kami tak saling menginginkan sedari awal..," jawab Neron

"Bahkan aku tak tau apa tujuan pernikahan ku ini, kecuali untuk memperkuat posisi istana di negri ini..," cerita Neron

"Jika bisa memilih maka aku akan memilih lahir di keluarga biasa yang bisa bebas melakukan apapun yang aku mau. Aku benci t

erus mentapilkan kebohongan, aku jijik pada diri ku sendiri dan sistem yang ada di istana ini" sambung Neron

"Aku iri pada mu..," desis Neron sambil tersenyum kecut

"Ya, kakak harus merasakan hidup di luar biasa di luar istana" kata Sean

"Kalau begitu ambil kembali posisi mu..," kata Neron dengan nada yang serius

"Kakak tau saat pertama aku dan ibu ku di kirim keluar istana, umur ku 7 tahun saat itu. Aku berfikir bahwa semua orang sangat jahat pada kami karena mengusir kami dari istana" cerita Sean

"Tapi kami tak punya pilihan kak, itu adalah kepusan yang mutlak dan tak bisa diganggu gugat. Aku terus menangis selama 4 hari..," sambung Sean sambil tertawa

"Tapi ibu ku selalu bilang semua akan baik-baik saja. Dan terbukti kak, aku baik-baik saja, aku bisa tumbuh dan beradaptasi dengan baik di luar istana..," tukas Sean

"Begitupun dengan mu kak, kau harus menerima dan menjalankan nya dengan baik dengan begitu kau pasti bisa melewati nya" kata Sean terdengar begitu bijak

Sedangkan Putra Mahkota hanya diam sambil menelaah setiap kata yang keluar dari mulut adik nya itu

"Ayo berlomba sampai ujung sana..," ajak Neron pada Sean dan di sanggupi oleh pangeran tampan itu

Kedua nya memacu kuda yang dengan cepat hingga akhir nya Pangeran Sean memenangkan perlombaan itu

"Kau sangat payah kakak..," kata Sean sambil tertawa

"Ya seperti biasa, aku kalah dari adik ku..," sahut Neron sambil tertawa sambil meranhkul bahu Sean

"Kak.. bagaimana Ilena semalam?" tanya Sean dengan cengiran nakal nya

"Dia luar biasa..," bisik Neron sambil terpingkal

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!