BENCI DIRI SENDIRI

Ningrum duduk menatap hampa lantai ruangan penginapannya. Sejak tadi, dokter Fauzan melarang siapa pun masuk. Mereka hanya membutuhkan Ratna, karena dia ahli dalam berkomunikasi dengan orang yang memiliki trauma seperti Ningrum.

Wayan dan Putu, memutuskan untuk menjenguk Ningrum hari ini. Namun mereka hanya diijinkan untuk melihat dari balik pintu yang terbuat dari kaca tersebut. Putu hanya bisa menangis, melihat temannya yang sekarat begitu. Dia sangat menyesal karena malam itu membiarkan Ningrum pergi sendiri.

Lalu Wayan memilih duduk di kursi yang disediakan dekat ruangan itu. Lelaki paruh baya itu menatap nanar dinding di hadapannya dengan perasaan bersalah. Jika dia menyuruh pelayan lelaki, mungkin semua akan baik-baik saja. Bahkan wanita yang telah dianggapnya anak itu, tidak akan semenderita sekarang.

“Selamat pagi.” Sapa Ratna dengan senyum tipis pada Putu dan Wayan.

Raka sama sekali tidak mengubah ekspresinya, masih tetap dingin. Dia mengenal siapa Wayan, tapi dia tidak kenal Putu dan Ningrum.

“Selamat pagi.” Jawab Wayan dan Putu hampir serempak sambil menundukkan kepala.

Raka melirik Wayan, tapi kemudian kembali cuek seperti biasanya.

“Apa dokter Fauzan ada?” tanya Ratna.

“Dia sedang keluar nyonya. Mungkin sebentar lagi, beliau datang.” Jawab Wayan.

Ratna menggangguk lalu melirik Raka yang terlihat sangat cuek. Raka benar-benar benci harus dihadapkan dengan situasi seperti ini. Kakaknya hanya menghela nafas sebentar, lalu duduk di dekat Wayan. Keadaan kembali hening, masing-masing hanyut dalam pikirannya.

Seketika, suara teriakkan Ningrum mengagetkan mereka semua. Ratna langsung berlari masuk, memeluk Ningrum yang terus memberontak.

“Aku benci diriku!!! Lepaskan aku, ahhhh!!!” Ningrum berusaha mendorong tubuh Ratna.

“Sabar... kamu harus kuat!”

“Lepaskan aku!!! Hahhhhh, aku benci diriku!!”

Dari balik pintu Raka mengintip. Dia bisa melihat dengan jelas seperti apa kehancuran yang tertampak di wajah Ningrum. Rasa bersalah pun timbul dalam hatinya. Kalau saja malam itu, dia melarang teman-temannya, tentu mereka akan menurutinya.

‘Sehancur itukah hatimu?’ batin Raka.

Wayan dan Putu menunduk, meremas jemari. Putu bahkan masih saja menangis. Jika waktu bisa diulang lagi, dia akan menemani Ningrum atau dia akan memaksa pelayan pria untuk melakukan itu.

Dokter Fauzan berlari memasuki ruangan dengan wajah cemas. Raka kembali mengintip, betapa susah payahnya Ratna dan dokter itu membujuk Ningrum untuk tenang. Namun wanita itu kembali memberontak, memegang kepalanya dengan kedua tangan sambil terus menggeleng.

“Aku ingin mati!! Tolong biarkan aku mati!!”

Ratna hampir saja putus asa. Dia memikirkan kata apa lagi yang tepat untuk bisa menenangkan Ningrum. Tiba-tiba, Ratna teringat 2 orang yang bersamanya di luar tadi.

“Teman dan pamanmu sedang menunggumu di luar.”

Ningrum terdiam. Dia mengalihkan pandangannya pada pintu yang tertutup itu. Namun matanya justru tertuju pada Raka. Bayangan wajah yang tidak peduli dengannya kembali hadir. Hatinya kembali sakit, malam itu dia masih bisa selamat jika Raka melarang perbuatan teman-temannya. Ningrum menangis dalam diamnya, kali ini dia tidak memberontak.

‘Apa aku bukan manusia, sehingga kau membiarkan aku diperlakukan demikian?’

‘Atau karena aku hanyalah seorang pelayan di hotelmu, sehingga bagimu aku hanyalah setitik debu?’

Kedua mata itu saling menatap, antara benci dan ibah. Meski Raka menatapnya dengan tatapan dingin, namun hati kecilnya merasa kasihan.

“Sepertinya kita panggil saja kedua orang itu masuk.” Usul dokter Fauzan.

“Ya, memang dalam keadaan seperti ini, kehadiran orang terdekat sangat dibutuhkan.” Tutur Ratna.

Dokter Fauzan menggangguk dan bergegas memanggil Putu dan Wayan. Mereka berdua masuk dengan raut wajah sedih.

Ningrum tersenyum tapi juga menangis. Putu langsung berlari memeluknya. Wanita malang itu menumpahkan segala kesedihannya dalam pelukkan Putu. Keadaan sudah lebih baik dari sebelumnya. Ningrum mulai lebih tenang. Sebuah garis datar terbentuk di wajah Ratna, antara senang dan sedih.

“Nak, keadaanmu sudah membaik. Jika kamu mau mendengar saran saya, besok kamu sudah bisa keluar.” Saran dokter Fauzan dengan penuh perhatian.

Ningrum menatap Putu, meminta persetujuannya. Temannya itu menggangguk dan tersenyum simpul. Kemudian Ningrum beralih pandang pada dokter Fauzan sambil manggut.

“Baiklah. Kita semua diharapkan keluar, ada hal yang ingin disampaikan Mbak Ratna.” Kata dokter lagi, pada Wayan dan Putu.

Ratna melihat 3 orang yang sudah keluar itu, menunggu sampai pintu ditutup. Barulah dia menarik kursi dan duduk di sebelah brankar tempat Ningrum duduk.

“Haiii, boleh aku menggenggam tanganmu?” seperti dihipnotis, Ningrum pun menggangguk.

Hati Ratna merasa sedikit tenang. Dengan begitu, komunikasi akan berjalan lebih baik. Ratna sendiri adalah seorang ahli Psikolog. Namun, dia juga salah satu wanita yang malang. Dia adalah seorang janda anak 1. Bercerai dengan suaminya, yang kepergok selingkuh.

“Berapa umurmu sekarang?” tanya Ratna lirih sambil menggenggam tangan itu.

“20 tahun.” Jawab Ningrum tanpa ekspresi.

“Ohh, bagaimana suasana hatimu mendengar apa yang dokter katakan tadi?”

“Aku senang. Aku sangat menderita di tempat ini. Bayangan para ******** itu terus saja menghantuiku.” Ningrum ingin memberontak, tapi Ratna semakin mempererat genggaman itu, sehingga membuat Ningrum menurut.

“Baiklah. Para ********?” Ratna mengerutkan dahinya.

“Ada seseorang yang ingin bertemu denganmu. Apa kamu mau?”

Ningrum mengedipkan matanya. Masih bingung, kira-kira siapa yang akan datang ini? Ningrum pun menggangguk setuju.

Ratna tersenyum, dan langsung memanggil Raka masuk.

Baru melihat kemunculan Raka, Ningrum langsung menangis dan melempar bantal tepat mengenai wajah tampan itu.

“Heiii??” Raka berusaha menahan amarahnya. Baru kali ini ada wanita yang berani melempar sebuah benda di wajahnya.

“Pergi kamu!!” Ningrum menangis, menutup wajahnya dengan kedua telapak tangan. Kepalanya menggeleng tidak mau melihat wajah kejam itu.

“Raka! Kamu harus bisa mengerti dengan keadaannya. Dan asal kamu tahu, dia adalah tanggungjawab kamu sekarang.” Tegas Ratna.

“Apa? Aku sama sekali tidak menyentuhnya, tanyakan saja!”

Ratna menarik nafasnya dalam, dan mendekati Ningrum. Menanyakan hal itu padanya.

“Dia! Semua karena dia!!” tunjuk Ningrum, yang membuat Ratna bingung.

“Aku?” lelaki itu mendelik kesal.

“Dia...” berkali-kali Ningrum menunjuk Raka.

Ratna menatap Raka dengan tatapan tidak suka. Dia bahkan meminta lelaki itu untuk keluar segera.

“Apa yang dia lakukan padamu sayang?” tanya Ratna, begitu Raka pergi.

“Dia tega tidak menyelamatkan aku. Padahal aku bekerja di hotelnya, melayani semua tamu siang dan malam. Tapi dia justru tega membiarkan tubuhku dijamah lelaki lain.” Jelas Ningrum. Air matanya terus mengalir, tanpa henti.

“Maafkan dia. Semuanya akan aku urus.” Ratna pun masih menenangkan Ningrum.

Sampai wanita itu tertidur, Ratna keluar dan mengajak Raka pulang. Sedangkan Wayan dan Putu, sudah pergi sejak tadi. Sebelum pulang, mereka masih sempat berpamitan pada dokter Fauzan.

“Berapa kali harus aku bilang kak?? Bukan aku yang memperkosanya!” bantah Raka ketika dia dan kakaknya menunggu jemputan di depan rumah sakit.

“Lalu kenapa kamu biarkan hal itu terjadi?”

“Karena aku pikir, dia menyukai hal itu.”

“Terserah apa katamu. Secepatnya kita harus mengurus pernikahan kalian.”

“Menikah?? Dia benci diriku kak, bukankah itu akan semakin membuatnya menderita?” Raka menggeleng kepalanya.

“Lalu siapa yang akan bertanggung jawab untuk masa depannya Raka?”

“Terserah dia.”

“Jangan membantah!”

Begitu jemputan datang, seorang lelaki menarik kerak baju Raka secara paksa, menggiringnya menuju taman depan RS. Dari wajah lelaki asing itu, menampakkan sebuah kemarahan yang sangat besar. Entahlah, siapa lelaki ini?

Terpopuler

Comments

Bos pendik

Bos pendik

saya suka

2020-12-31

0

Yours Bee

Yours Bee

raka emang gak memperkosa..tapi sama aja sadisnya.. membiarkan tmn² nya

2020-12-17

0

Ais

Ais

tp raka juga bersalah dia menganggap wanita pelayan hotel smua sma mau diperlakukan dan dilecehkan oleh tamu hotel seandainya malam it raka walaupun dlm kondisi mabul msh bs mencegah kemaksiatan tersebut pst gak akan terjd pemerkosaan terhadap ningrum...kasian ningrum

2020-11-27

0

lihat semua
Episodes
1 TRAUMA
2 BENCI DIRI SENDIRI
3 TANGGUNG JAWAB
4 MENIKAH
5 PENYAMBUTAN
6 TINGGAL SEATAP
7 PERJANJIAN
8 MELANGGAR PERATURAN
9 HUKUMAN
10 MAMA VS ANAK
11 BUKAN MENANTUKU
12 MAKAN BERDUA
13 ADELIA
14 PEMBANTU
15 KEPERGOK
16 BENCI DAN KASIHAN
17 MENGADU
18 MENCARI KETENANGAN
19 DIPERKOSA (LAGI)
20 KABUR
21 KENALAN BARU
22 MEMBUJUK NINGRUM
23 KEMBALI
24 MEMILIH BERTAHAN
25 MEMBATALKAN PERJANJIAN
26 RIKA BERCERITA
27 TIDUR SERANJANG
28 PENGUSIK TIDUR
29 BEKAL SIANG
30 ADELIA HAMIL
31 JANGAN PANGGIL AKU, TUAN LAGI!
32 MEMBERI TANDA
33 NINGRUM MENYUKAI AROMA PARFUM
34 RAKA PERGI
35 TANDA - TANDA KEHAMILAN NINGRUM
36 SEPI (RINDU)
37 ADELIA YANG MENYEBALKAN
38 ANGGA
39 NINGRUM HAMIL
40 RAKA BIMBANG
41 PONSEL BARU
42 BERDANDAN
43 RAKA MURKA
44 ANDIKA
45 MENEMANIMU TIDUR
46 PERASAAN AZLAN
47 INFO
48 PANGGILAN DITOLAK
49 KAKAK IPAR
50 IBU KEDUA
51 MIRIP IBU
52 KAMBUH
53 RAKA KEMBALI
54 DI MALAM YANG SAMA
55 KECEWA
56 PERASAAN RIKA
57 UNGKAPAN RIKA
58 RENCANA ADELIA
59 KECELAKAAN
60 TAK INGIN KEHILANGAN
61 PERGI
62 RAKA SADAR
63 HARAPAN NINGRUM
64 EMPAT TAHUN KEMUDIAN
65 PERNIKAHAN RAKA
66 DANAU PENUH KENANGAN
67 PERMEN KENYAL
68 ROTAN
69 MENEPATI JANJI
70 PENYESALAN ADELIA
71 KEGALAUAN RAKA
72 MUSIBAH DI PAGI YANG CERAH
73 ORANG TUA RAKA
74 CEMAS
75 MEMINTA PENJELASAN
76 PETUGAS DINGIN
77 PERTENGKARAN EVA DAN ANAKNYA
78 PENJELASAN
79 MEMIKIRKAN MASA DEPAN RAKA
80 ANCAMAN RIKA
81 DEA SAKIT
82 WANITA YANG PERNAH DICINTAI
83 KE JALAN YANG BENAR
84 PENAMPILAN ADELIA YANG BARU
85 MEMINTA JATAH
86 KEMBALILAH!
87 BERDAMAI
88 BERCERAI
89 ANAK SEORANG PELAC*R!
90 KEJAHATAN EVA
91 PERDEBATAN
92 ISTRI SIRI RAKA
93 KEIKHLASAN
94 EPILOG
95 AUTHOR MENYAPA
96 DICULIK
97 MAKAN MALAM YANG KACAU
98 CEMAS
99 DI HARI PERNIKAHAN
100 MALAM PERTAMA YANG HAMBAR
101 TUKANG KEBUN
102 SANG PENYELAMAT
103 DEMI JANJI
104 MENEMUI ANDIKA
105 SESUAI RENCANA
106 CINCIN PERNIKAHAN
107 PERNIKAHAN RIKA YANG KEDUA
108 WAKTU YANG SAMA DENGAN SUASANA BERBEDA
109 KEKECEWAAN DI HARI PERTAMA
110 MEMBUJUK ISTRI
111 BIBI LASRI
112 TIDUR BERSAMA
113 PERJUANGAN ANDIKA
114 UNGKAPAN AZLAN
115 SANG PEWARIS YANG GUGUR
116 KEHILANGAN
117 EPILOG
Episodes

Updated 117 Episodes

1
TRAUMA
2
BENCI DIRI SENDIRI
3
TANGGUNG JAWAB
4
MENIKAH
5
PENYAMBUTAN
6
TINGGAL SEATAP
7
PERJANJIAN
8
MELANGGAR PERATURAN
9
HUKUMAN
10
MAMA VS ANAK
11
BUKAN MENANTUKU
12
MAKAN BERDUA
13
ADELIA
14
PEMBANTU
15
KEPERGOK
16
BENCI DAN KASIHAN
17
MENGADU
18
MENCARI KETENANGAN
19
DIPERKOSA (LAGI)
20
KABUR
21
KENALAN BARU
22
MEMBUJUK NINGRUM
23
KEMBALI
24
MEMILIH BERTAHAN
25
MEMBATALKAN PERJANJIAN
26
RIKA BERCERITA
27
TIDUR SERANJANG
28
PENGUSIK TIDUR
29
BEKAL SIANG
30
ADELIA HAMIL
31
JANGAN PANGGIL AKU, TUAN LAGI!
32
MEMBERI TANDA
33
NINGRUM MENYUKAI AROMA PARFUM
34
RAKA PERGI
35
TANDA - TANDA KEHAMILAN NINGRUM
36
SEPI (RINDU)
37
ADELIA YANG MENYEBALKAN
38
ANGGA
39
NINGRUM HAMIL
40
RAKA BIMBANG
41
PONSEL BARU
42
BERDANDAN
43
RAKA MURKA
44
ANDIKA
45
MENEMANIMU TIDUR
46
PERASAAN AZLAN
47
INFO
48
PANGGILAN DITOLAK
49
KAKAK IPAR
50
IBU KEDUA
51
MIRIP IBU
52
KAMBUH
53
RAKA KEMBALI
54
DI MALAM YANG SAMA
55
KECEWA
56
PERASAAN RIKA
57
UNGKAPAN RIKA
58
RENCANA ADELIA
59
KECELAKAAN
60
TAK INGIN KEHILANGAN
61
PERGI
62
RAKA SADAR
63
HARAPAN NINGRUM
64
EMPAT TAHUN KEMUDIAN
65
PERNIKAHAN RAKA
66
DANAU PENUH KENANGAN
67
PERMEN KENYAL
68
ROTAN
69
MENEPATI JANJI
70
PENYESALAN ADELIA
71
KEGALAUAN RAKA
72
MUSIBAH DI PAGI YANG CERAH
73
ORANG TUA RAKA
74
CEMAS
75
MEMINTA PENJELASAN
76
PETUGAS DINGIN
77
PERTENGKARAN EVA DAN ANAKNYA
78
PENJELASAN
79
MEMIKIRKAN MASA DEPAN RAKA
80
ANCAMAN RIKA
81
DEA SAKIT
82
WANITA YANG PERNAH DICINTAI
83
KE JALAN YANG BENAR
84
PENAMPILAN ADELIA YANG BARU
85
MEMINTA JATAH
86
KEMBALILAH!
87
BERDAMAI
88
BERCERAI
89
ANAK SEORANG PELAC*R!
90
KEJAHATAN EVA
91
PERDEBATAN
92
ISTRI SIRI RAKA
93
KEIKHLASAN
94
EPILOG
95
AUTHOR MENYAPA
96
DICULIK
97
MAKAN MALAM YANG KACAU
98
CEMAS
99
DI HARI PERNIKAHAN
100
MALAM PERTAMA YANG HAMBAR
101
TUKANG KEBUN
102
SANG PENYELAMAT
103
DEMI JANJI
104
MENEMUI ANDIKA
105
SESUAI RENCANA
106
CINCIN PERNIKAHAN
107
PERNIKAHAN RIKA YANG KEDUA
108
WAKTU YANG SAMA DENGAN SUASANA BERBEDA
109
KEKECEWAAN DI HARI PERTAMA
110
MEMBUJUK ISTRI
111
BIBI LASRI
112
TIDUR BERSAMA
113
PERJUANGAN ANDIKA
114
UNGKAPAN AZLAN
115
SANG PEWARIS YANG GUGUR
116
KEHILANGAN
117
EPILOG

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!