Athor, Kerajaan Emas

...BAB 20...

...「Athor, Kerajaan Emas」...

Malam yang dingin nan gelap, disertai dengan hujan badai yang terlampau lebat, badai yang dapat menerbangkan pohon besar, dan suara hujan bak anak panah yang menusuk gendang telinga.

Dedaunan pohon terbang kesana kemari, batang pohon itu sendiri terlihat miring.

"Apa Viel baik-baik saja?"pikir Elise dalam hati.

"A~ku tidak bisa meli~hat apa-apa. Mende~ngar pun tidak bi~sa." pikir Viel dalam hati.

Mereka tersesat di dalam badai lebat, mereka kehilangan jejak satu sama lain, tapi mereka tahu kalau mereka belum jauh terpisah.

"Vieeeel!!!" teriak Elise.

"Elizabeth!!!" teriak Viel.

Tapi itu sia-sia, jika suara mereka dibandingkan dengan suara hujan maha lebat ini, itu bagaikan langit dan bumi.

Petir menyambar, membakar pohon yang paling tinggi, api yang membara dalam naungan hujan air maha lebat. Api yang dipadamkan oleh air, namun api yang menyala kembali oleh angin.

Setiap tetesan air mengenai tubuh Viel, rasanya seperti jarum yang jatuh dari langit, hujan jarum.

"Aww…" ucap Viel dalam hati.

Bagaimana caranya kami bisa bertemu lagi? Itulah yang dipikirkan mereka.

Meski hanya suara hujan dan petir yang terdengar, masih ada satu suara yang lain. Itu adalah suara dimana orang-orang mengerahkan jiwa dan raganya untuk mencapai sebuah kemenangan, itulah suara peperangan. 

"Suara apa ini?" tanya Elise dan Viel dalam pikirannya masing-masing.

Elise dan Viel mengikuti arah suara itu, karena hanya itu suara yang berbeda dari suara hujan dan petir, mereka melihat sebuah kastil kecil.

"Eh? Viel…?" tanya Elise.

"Ah?! Elise?!"

Mereka berdua akhirnya berjumpa lagi oleh suara peperangan itu. Mereka langsung memeluk satu sama lain seperti telah menemukan yang terhilang.

"Haa~" mereka berdua menghembuskan nafas lega.

Suara hujan nan lebat yang disertai petir telah mengecil karena Elise sudah memfokuskan pendengarannya kepada suara Viel, dan begitu pula dengan Viel.

"Itu apa? Apa sebaiknya kita pergi kesana?" tanya Elise.

"Hmm… itu ada~lah kastil kecil untuk ****~rangan, lebih baik jika kita tidak terli~bat."

Lebih baik jika tidak terlibat, namun Elise yang polos tidak memahami bahayanya.

"Kastil perang? Jika begitu, mereka pasti dari kerajaan ya. Kita bisa meminta pertolongan mereka kan?"

"..."

Viel menatap Elise dengan seakan menatap orang idiot.

"Lupa~kanlah soal kastil perang itu, lebih baik jika kita pergi ke keraja~annya langsu~ng."

"O-oh… baiklah?"

Elise memiringkan kepala karena bingung, kenapa Viel terlihat enggan pergi ke dalam kastil itu, pikir Elise.

"Oi! Ada seseorang disana!" teriak salah satu penjaga.

"Cih." Viel mendecakan lidah.

Viel tidak bisa memanggil Bishop dalam kondisi seperti ini. Memanggil Dallas juga adalah ide yang buruk karena Dallas tidak dapat menahan suara hujan yang teramat deras ini. Berubah menjadi naga dan terbang bersama Elise juga tidak mungkin, bisa saja mereka tersambar oleh petir.

"Lebih baik kamu diam saja, biarkan aku yang berbicara kepada mereka, kamu pura-pura bisu saja ya, kamu mengerti kan Elise?"

"Eh? Hmm… baiklah."

Jika Viel berbicara dengan gaya bicara biasa, maka itu menandakan kalau dia sedang serius.

Salah satu penjaga meniup terompet, memberikan tanda kepada sekutunya kalau ada penyusup di dekat benteng, kastil kecil itu dinamakan benteng.

"Siapa kalian?! Ikutlah dengan kami!"

Penjaga itu menghunuskan pedangnya kepada Elise dan Juliet, memerintahnya untuk masuk ke dalam benteng. 

...×××...

"Kami ini bukan mata-mata, kami ini pengelana!"

"Hah? Mana ada pengelana yang berkelana di tengah hujan deras seperti ini! Kau pikir bisa membodohi ku?!" 

Saat ini, Elise dan Juliet sedang diinterogasi, Elise hanya diam saja, meratapi kebodohannya karena baru menyadari kenapa Juliet enggan untuk pergi ke benteng.

"Dasar! Ku bilang kami ini sedang mencari tempat untuk beratap! Kau pikir semudah itu apa?!"

"Hah?! Kenapa malah kau yang membentak?! Kau masuk ke wilayah peperangan, tapi malah kau yang galak!"

"Kau yang asal menuduh kalau kami ini adalah mata-mata! Jika kalian tidak memaksa kami masuk, kami juga akan langsung pergi dari tadi!!"

Juliet tidak segan-segan membentak penjaga benteng itu, memandang rendah dirinya.

"Sudah cukup! Kalian akan dipenjara disini sampai kami memastikan kalau kalian bukan mata-mata."

"Cih, dasar rakyat jelata menyebalkan." pikir Juliet.

Para penjaga membawa kedua gadis itu ke sebuah sel, mereka dikunci di ruangan yang disertai jeruji besi.

Hari pertama-

"..."

"..."

Tidak terjadi apa-apa saat hari pertama, hanya suara peperangan yang terdengar dari dalam benteng.

Hari kedua-

"..."

"..."

Lupakan saja, lebih baik lanjut ke hari ketiga.

Hari ketiga-

"Mereka benar-benar bertahan disana tanpa makan atau minum ya?"

"Heh, ini baru hari ketiga, budak pun masih dapat bertahan walau tidak makan selama tiga hari."

Mereka tidak berbicara satu sama lain, karena Juliet menyuruh Elise untuk berpura-pura menjadi orang bisu.

Hari ketujuh-

"Kalian sudah diperbolehkan untuk keluar dari sini."

Mereka sudah diperiksa dari awal hari pertama, barang-barang yang dibawa, dan kepastian kalau mereka bukan pemeran sihir.

"Ke~rajaan Athor ya…? Kera~jaan yang dike~nal dengan pertambangan ema~snya, kerajaan terka~ya."

"Rasanya jadi canggung setelah tidak berbicara selama satu minggu. Apa kamu tidak lapar?"

Elise dan Juliet sudah berada di dalam kerajaan Athor, namun mereka didenda 10 koin emas karena datang ke salah satu benteng kerajaan.

"A~ku tidak apa, tapi aku me~mang mera~sa sedikit lapar setelah penjara la~ma itu."

"Maafkan aku! Jika seandainya kita langsung pergi dari situ, maka-"

Elise membungkuk minta maaf karena telah merepotkan Juliet, tapi Juliet sama sekali tidak merasa seperti itu.

"Su~dahlah, jika bukan karena suara itu, kita juga tidak akan be~rtemu. Menu~rutku, itu lebih baik daripada kehi~langan satu sama lain."

Dia bersyukur untuk pertama kalinya setelah lima tahun terakhir.

"Oh? Benar juga ya."

Kerajaan ini memiliki udara yang berat. Tempat yang difokuskan untuk usaha dan pekerjaan.

"Ramai sekali…" ucap Elise.

"Mu~ngkin seba~iknya jika kita menca~ri pengi~napan terlebih dahu~lu."

Tempat seramai ini, jika mereka terpisah lagi, akan seperti mencari jarum di dalam tumpukan jerami, maka karena itu mereka bergandengan tangan.

Akan sulit menemukan sebuah penginapan di tempat yang ramai ini, yah seharusnya sih begitu.

"Ba~ngunan tinggi itu pa~sti pengi~napannya."

Bangunan yang ditunjuk oleh Juliet adalah bangunan tinggi, mungkin hampir setinggi Dallas jika diukur, bangunan itu sudah cukup mewah saat dilihat dari luar, apalagi di dalamnya, pikir Elise.

"Luas!" ucap Elise.

"Eh? Ah, benar ya..."

Juliet yang lebih tahu persoalan transaksi, oleh karena itu, yang memesan kamar tentu saja Juliet, Elise hanya duduk manis  menunggu Juliet memesan sebuah kamar.

"Su~dah aku pesan untuk kita berdua, Eli~se."

"Oke."

Penginapan yang dipesan oleh Viel cukup luas, lebih seperti kamar bangsawan.

"Uhm… kamar ini, berapa harganya?"

"Lima ko~in emas untuk satu ma~lam."

"Itu, bukannya setengah dari uang yang kita punya?"

Uang yang diberikan oleh Barit sebagian besar telah dipakai untuk memesan sebuah kamar untuk satu malam. 

Elise dan Juliet kesini untuk mencari tahu persoalan boneka dan batu roh, entah apa uangnya akan cukup untuk membayar apa yang dicarinya. Jika seandainya uang mereka tidak cukup untuk membayar, maka Elise dan Juliet harus mencari pekerjaan.

"Be~sok kita akan ke~mana?"

"Ini masih siang, tapi jika seramai ini, aku tidak yakin bisa pergi ke suatu tempat."

"Mungkin seba~iknya kita ke pos penjaga, mereka dapat memba~ntu ki~ta."

Tapi muncul sebuah pertanyaan, dimana pos penjaga itu?

"Hmm, apa kamu bisa terbang dan mencarinya selagi aku menunggu disini?"

"Te~ntu, itu solu~si yang bagus."

Juliet pikir, dia akhirnya dapat berguna untuk Elise, Juliet tidak akan mengecewakannya, apalagi hanya mencari jalan dengan terbang.

Elise juga bisa melakukan hal yang sama dengan menghentikan waktu, dia bisa mencari jalannya sendiri tanpa kerepotan oleh keramaian kota, tapi Elise berpikir kalau Juliet yang melakukannya akan lebih mudah.

"Ka~lau begitu, aku akan pe~rgi dulu ya."

"Oh, baiklah, tolong berhati-hati."

Juliet membuka jendela kamar, dia berubah menjadi ular kecil dengan sayap, dia terbang.

"Kerajaan ini mahal sekali." pikir Elise.

Seketika dibenak Elise muncul sebuah pertanyaan "Sebenarnya, apa yang kulakukan?" tanya Elise dalam hati.

Dia sudah mencapai pada titik dimana dia bisa hidup menjadi gadis biasa, bekerja mencari uang, menemukan belahan jiwanya, lalu menikah dan memiliki anak, sebuah keluarga.

Sayangnya, Elise adalah sebuah fragmen, dia tidak menikah atau menjalin hubungan romantis dengan siapa pun. Tujuan keberadaannya adalah untuk mewujudkan harapan fragmen sebelumnya, menyelamatkan dunia dari neraka yang mendatang.

Kehidupannya tidak seperti kehidupan yang didambakan oleh banyak orang. Dia akan merasakan penderitaan yang lebih menderita dari bertahan hidup, tapi dia harus menjalaninya karena tidak ada pilihan lain, dia harus berjuang, berjuang, dan berjuang.

Janjinya kepada Harper, dan janjinya kepada Lylith untuk terbang ke langit.

Demi menulis cerita yang indah, dia akan menulis ulang takdir dunia.

EDITOR:

FadeX

Terpopuler

Comments

Mungka

Mungka

ceritanya seru. Tiap episode bikin ketagihan. Aku simpen difavorit ya. Oh iya, like juga udh aku kasih loh.

salam dari :

"KASTURIA : Kisah Abyad Dari Anhala."

2020-10-25

1

gegechan (ig:@aboutgege_)

gegechan (ig:@aboutgege_)

Hai kak, Aku selalu hadir nih😍 Jangan bosan ya ke "Broken Angel'S"😄

2020-10-24

2

ERBE

ERBE

Boomlike Fullrate mendaarat Thor
aku support full karya kmu
kuy saling follow kuy

2020-10-24

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!