Mimpi atau Kenyataan?

...BAB 14...

...「Mimpi atau Kenyataan?」...

"Viel, kamu ada dimana?!"

Elise panik dan wajahnya terlihat pucat karena tidak menemukan Viel dimana pun, meski ia sudah mencari cukup lama.

"Ughh… kepalaku… pusing…"

Elise terjatuh, tidak sanggup mempertahankan kesadarannya, Elise tidak bisa bergerak ataupun berbicara, mulutnya hanya berkomat-kamit meminta pertolongan. Lumpuh. Elise tidak bisa melihat apapun.

"Dimana…?" Elise berbicara dalam hati.

Dunia mulai memudar, warna telah meluntur, semuanya menjadi warna hitam dan putih, tapi itu kurang cocok untuk mendeskripsikan penglihatan ini, barangkali lebih cocok jika dibilang pemahaman Elise akan warna memudar, pemahamannya, pengetahuannya, segalanya mulai memudar dalam pikiran Elise.

...×××...

"Eh?"

Suara yang sedang kebingungan, suara yang menyatakan sebuah pertanyaan, namun itu juga suara yang datar.

"Sejak kapan aku berada di tempat ini?!"

Setelah menyadari dirinya tidur di tumpukan jerami dalam kandang kuda yang bau kotoran, dia dengan panik berlari keluar kandang.

"Apa ini?"

Tempat yang asing dan sepi, sepinya dapat membuat seseorang merinding.

"Semacam desa?"

Tempat yang lebih besar sedikit dan lebih bagus dari sebuah desa pada umumnya, jalan yang dilapisi bebatuan bata yang disusun sangat rapi, namun tempat yang terlihat sudah ditinggalkan cukup lama, dan warna sore pada langit, memberikan nuansa bersejarah.

"Tapi, bukankah aku sudah pernah kesini?"

Kota Malefic, tempat pertama yang Elise datangi.

"Apa aku mengembalikan waktu? Aku tidak ingat melakukan itu."

Elise menyentuh dagunya, berusaha memproses hal yang sedang terjadi.

"Aku, tidak mungkin harus melakukan semuanya dari awal kan?"

"Entahlah, bukankah lebih baik jika kamu tidak melakukan apa-apa? Biarkan saja mereka mati, aku akan menghapus penyesalanmu, ingatanmu akan mereka." jawab Elise.

"Tapi, aku tidak bisa melakukan itu, kasihan mereka."

"Kenapa harus kasihan? Mereka sudah melakukan banyak dosa, memang seharusnya mereka dibunuh dengan kejam oleh Viel." jawab Elise untuk kedua kalinya.

Di hadapannya ada sebuah cermin yang memperlihatkan wujud Elise. Ia menjawab Elise sebagai Elise palsu, dan Elise menjawabnya kembali sebagai Elise yang asli.

"Apa yang... sebaiknya kulakukan?" tanya Elise palsu.

"Eh?"

Itu adalah pertanyaan yang seharusnya ditanyakan Elise asli. Elise palsu itu adalah gambaran yang bertolak belakang dengan Elise asli, namun ia menanyakannya kepada Elise asli.

"Kenapa? Apa yang terjadi?" tanya Elise asli.

Dunia berubah menjadi neraka, itu terjadi dengan sangat tiba-tiba. Elise terkejut, tercekik, tidak bisa bernafas seakan-akan sedang disiksa dengan penglihatannya.

Dingin, sangat dingin, suhu dingin yang membekukan segalanya, entah itu perasaan, kesakitan, penderitaan, kelaparan, ketidakadilan, kegelapan, cahaya, segalanya dibekukan oleh suhu dingin yang membekukan segalanya, termasuk waktu.

Dunia yang menderita ini, entah diselamatkan oleh waktu, atau dihancurkan secara perlahan, ia tidak memiliki pilihan lain selain membekukan waktu. Semuanya hancur, kehancuran yang seakan akan neraka merangkak keluar dari tanah.

Mengerikan. Menyedihkan. Menyakitkan. Mematikan. Memilukan. Menggelikan. Menjijikan.

Satu-satunya cara adalah kembali ke masa lalu. Namun tidak ada satupun orang yang pantas memiliki kekuatan ini, di dunia ini. Namun ia hanya bisa berharap.

Siapapun itu, entah dia akan menghancurkan dunia ini, atau menyelamatkan dunia ini, itu semua akan diserahkan kepada orang itu. Sungguh dosa yang sangat besar untuk menyerahkan segala dosa kepada orang lain.

Namun ia tidak memiliki pilihan lain.

Dunia dimana makan atau dimakan, bunuh atau dibunuh, hidup atau mati yang ditentukan oleh setiap langkahnya, bagaikan berdiri di benang tipis, sangat tipis sampai tidak ada yang dapat melihatnya, jika salah satu langkah. Tidak. Jika salah keseimbangan, posisi badan, pergerakan kaki, konsentrasi, pernafasan, perkiraan. Segalanya akan berakhir. Dan saat ini, dunia telah terjatuh dari benang tipis itu. Benar. Bukan hanya makhluk-makhluk yang memiliki akal budi. Namun juga dunia ini. Dunia yang dikatakan kekal dan tidak memiliki akhir, telah jatuh dalam jurang. Tinggal menunggu waktu saja sampai dunia ini mencapai dasar jurang itu, dimana neraka berada.

Untuk menyelamatkan dunia ini dari takdirnya, harus ada yang mengubah takdir itu. Untuk melakukannya, harus ada yang kembali ke masa lalu, menulis ulang cerita ini. 

Akan ku warisi kekuatan ini kepada orang lain. Karena ku sudah tidak sanggup menahan segala dosa yang telah dan tengah diperbuat oleh makhluk di dunia ini. Sungguh dosa yang berat memang, meninggalkan masalah terbesar yang dapat dibayangkan manusia. Dia menyerahkannya kepada orang lain. Lebih parahnya lagi, itu hanya orang asal pilih, dia tidak tahu siapa yang akan menerima tanggung jawab ini, dia hanya dapat berharap pada orang itu.

"Hentikan…"

Elise menangis tersedu-sedu melihat pemandangannya, bagaikan alam bawah sadarnya memberikan penglihatan yang paling terburuk, yang paling tidak ingin dilihat oleh Elise.

Elise bisa kehilangan kesadarannya, Elise bisa mati hanya dengan melihat sebuah pemandangan neraka. Luka dalam hati, tetesan darah penderitaan yang jatuh ke jantung Elise.

Elise akan dirusak oleh dirinya sendiri, oleh masa depan.

Dunia tanpa warna, bukan putih atau hitam, ataupun merah dan biru. Elise mengingat kejadian-kejadian itu dengan jelas, namun Elise tidak melihatnya, hanya mengingatnya.

"Apa… jangan-jangan aku sedang bermimpi?"

"Inilah yang paling kamu tidak inginkan, ini bukanlah ingatanmu, namun ingatan dari fragmen sebelumnya," 

"Inilah masa depan, ini jauh lebih penting dari masa lalumu, bukankah kamu akan berpikir begitu?"

"Elise von Finsil?"

×××

"AARGHH!!!"

Elise muntah darah, untuk pertama kalinya merasakan sakit sejak pertama kalinya dia disini, rasanya sangat sakit, sangat luar biasa.

Semuanya terjadi dengan sangat cepat, Elise langsung lupa akan apa yang Elise ketahui dari mimpi itu, suatu petunjuk yang telah memberi Elise sebuah jawaban tentang dirinya, namun yang dapat Elise ingat hanyalah sebuah mimpi buruk mengenai m@sa d¢βan, mengenai ingatan f,r@-g'men w;aktΠ $eb€lum¡ny%.

"Guhk! Guhk! Rasa-nya sa-kit se-kali"

Elise sangat menderita, ia meringis kesakitan, bola matanya dapat lompat keluar kapan saja. Air matanya keluar deras, meminta pertolongan. Tangannya mencengkram dada, dia tidak bisa melakukan apapun selain menunggu Viel menyelamatkannya.

Memikirkan Viel yang ikut bersama Elise, Elise lebih khawatir pada Viel daripada dirinya sendiri, itu karena dia adalah Elise, gadis yang lebih memperhatikan keselamatan orang lain kebanding dirinya sendiri.

"Huu Haa~ Huu Haa~"

Elise berusaha merangkak, memanggil Bishop.

"Bi-shop, datanglah kepadaku."

"..."

Tidak ada yang terjadi, tidak ada suara sama sekali, tempat yang sangat sunyi, tempat tanpa suara yang dapat membuat orang normal menjadi gila.

"Dallas, datanglah kepadaku."

Sesuatu bergetar, di bawah pipi Elise merasakan getaran minim. Dallas keluar dari bawah tanah, menghadap Elise yang dalam kondisi menyedihkan.

Tubuh beruang berzirah yang masif dengan kepala harimau yang disertai tanduk rusanya. Dia datang karena panggilan Elise.

"Ce-pat, kita harus mencari Viel."

Dallas mengangkat Elise dengan kedua tangannya, menaruh Elise ke punggungnya.

"Rurrr…"

"Aku tidak apa, rasa sakit ini bakal hilang nanti."

Dengan begitu, mereka mulai melakukan pencarian Viel.

...×××...

"A~pa ini?"

"Dasar monster! Iblis! Kau anak terkutuk! Juliet! Tidak, tapi Viel!"

"A~yah?"

Tempat kerajaan yang hancur dipenuhi darah, dinding, atap yang roboh, lantai, kaca, semuanya berlumuran darah. Di hadapan Viel saat ini adalah ayahnya.

"Kau bahkan membunuh keluargamu sendiri! Kakakmu dan bahkan ibumu sendiri!"

"A~pa yang te~ngah terjadi disi~ni?"

"Kenapa?! Kenapa?! Kenapa kamu begitu membenci kami?! Tolong jawablah ayahmu ini, untuk terakhir kalinya sebelum kamu membunuhku."

"Apa ini kerajaan Fi~nsil? A~neh sekali, mema~ngnya apa yang sedang ku~lakukan tadi?" pikir Viel dalam hati.

"Lupakan saja, bunuhlah aku, Viel. Kamu adalah sebuah kesalahan karena telah dilahirkan di dunia ini."

Benci. Benci. Benci. Benci. Benci. Benci. Benci. Benci. Benci. Benci. Benci. Benci. Benci. Benci. Benci. Benci. Benci. Benci. Benci. Benci. Benci. Benci. Benci. Benci. Benci. Benci. Benci. Benci. Benci. Benci. Benci. Benci. Benci. Benci. Benci. Benci. Benci. Benci. Benci. Benci. Benci. Benci. Benci. Benci. Benci. Benci. Benci. Benci. Benci. Benci. Benci. Benci. Benci. Benci. Benci. Benci. Benci. Benci. Benci. Benci. Benci. Benci. Benci. Benci. Benci. Benci.

"Juliet, apa kamu akan membunuh kakakmu ini?" ucap Elise.

Terpopuler

Comments

BELVA

BELVA

next setia selalu like💗💗💗💗

2020-10-20

1

KenangHP

KenangHP

wkwkwk

2020-10-16

2

Kochenk Liar

Kochenk Liar

20 vote dulu>< jgn lupa Vote Back ke 'Future Wife' !!

2020-10-15

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!