Kegagalan

...BAB 5...

...「Kegagalan」...

Pagi hari tiba. Matahari baru saja terbit dari cakrawala, dia memulai paginya dengan menyiapkan sarapan untuk para bandit.

"Kira-kira aku ingin masak apa ya?"

Menempelkan jari telunjuk kanannya ke pipi kirinya, dia berpikir apa yang akan dia masak. Disana ada telur, daging, buah-buahan, dan banyak lagi.

"Aku buat sebanyak yang ku bisa saja deh."

Elise membuat salad buah, telur dadar, dia membuat sarapan daging dengan sayuran, nasi kepal, dan sedikit cemilan manis.

"Selamat pagi semuanya! Aku telah membuatkan kalian sarapan!"

Elise memanggil dari jarak yang agak jauh dengan tempat mereka duduk kemarin. Jumlah banditnya belum bertambah, namun sepertinya mereka sudah siap akan kedatangan seorang malaikat di pagi hari.

Wajah mereka memberikan ekspresi "Woah" pada Elise yang bangun pagi, tetapi wajahnya masih seperti kemarin, rambutnya yang masih halus. Seharusnya Elise sedang dalam kondisi baru bangun. Rambut acak-acakan, mata yang masih setengah tidur, Elise tidak memilikinya sama sekali.

"Kau semakin cantik saja ya Elise" Ucap Goin.

"Begitukah? Hehe, terima kasih."

Goin yang berkata demikian, Elise menjawabnya dengan penuh senyuman.

"Ohh, ini enak!" ucap Garifiel.

Meski Garifel adalah yang paling kurus diantara trio mereka, dialah yang makan paling banyak. Dibandingkan dengan Alto yang berbadan gemuk, Garfiel makan lebih banyak.

"Begitukah? Syukurlah."

Elise mendesah lega, memulai percakapan.

"Jika aku boleh bertanya, Kenapa diadakan perkemahan disini?"

"Ahh, itu ya, nanti kau juga akan tahu nanti sore atau malam." jawab Goin.

"Malam…"

"Tenang saja, apapun yang buruk nanti malam, pasti akan kami hadapi Ely."

"Semoga ya..." 

"Ah! Benar juga, Ely pasti penasaran alasan terbentuknya perkumpulan para bandit kan? Bagaimana jika aku yang menceritakannya?" Ucap bandit itu.

"Kamu yakin? Aku tidak harus mengetahuinya juga tidak masalah kok."

"Tak apa, lagipula, nanti Ely juga akan tahu kok. Lebih cepat lebih baik kan?"

"Yah, aku tidak punya masalah dengan itu."

Elise pikir tidak ada hal yang buruk terjadi jika dia mendengarkan ceritanya. Mungkin saja dia akan mendapatkan informasi berguna untuk mewujudkan tujuannya.

"Apa Ely tahu? Bahwa kerajaan-kerajaan yang ada memiliki sebuah persamaan. Mereka mementingkan kasta mereka lebih dari apapun. Nanti sore seharusnya akan ada 21 bandit di perkemahan ini. Kami yang datang duluan adalah orang-orang yang menyiapkan perkemahan ini. Kamilah yang membawa persediaan ke sini."

"Kami para bandit tidak suka diperlakukan sebagai sampah oleh para bangsawan itu. Jadi mudahnya kami ini adalah pemberontak kerajaan. Perkumpulan kami ada banyak, mungkin melebihi 50 orang" Lanjut bandit itu.

"Perkumpulannya bukan hanya satu?"

"Benar, ada sangat banyak dari kami."

Setelah mengkonfirmasikan informasi yang Elise dapat, Elise bertanya soal perbudakan itu, kenapa mereka menjual budak? Perkumpulan ini tidak masuk akal pikirnya.

Para bandit terkejut melihat pengetahuan Elise yang sejauh itu, dari mana dia mendapat informasi, mungkin saja Elise diberitahu oleh Goin atau mungkin saja Barit.

"Ah, kamu mengetahuinya? Tapi Ely tidak mengetahui alasannya ya? Para budak itu nanti akan dijual untuk keuangan kami. Meski kamu pemberontak, kami tidak luput dari hutang-hutang kami."

"Tapi, jika menjual budak itu bukannya jahat? Kamu bilang kalian tidak suka diperlakukan buruk, lalu mengapa kalian memperlakukan mereka sebagai budak? Dipasung seperti itu… Apa bedanya kalian dengan para bangsawan itu?"

"I-Itu..."

Goin tidak bisa membantahnya. Jangankan Goin, para bandit yang lain pun tidak bisa. Hanya satu orang yang bisa.

"Ini adalah dunia makan atau dimakan, bunuh atau dibunuh. Dunia bayangan lu ga bakal cocok di dunia kayak begini." Barit menyela.

"Itu, bukannya lebih baik jika dunia seperti itu?" Jawab Elise.

"Hentikan idealisme konyol elu tu, kalau mau begitu, mendingan lu tidur aja, terus mimpi kayak gitu tiap hari."

Barit menjawab dengan tenang, dari waktu yang sebelumnya, dia juga mengatakan hal serupa, sepertinya Barit akan menjadi masalah baru untuk Elise.

"Begitu… Sepertinya hal seperti itu tidak akan berhasil."

Elise bergumam demikian, dia berpikir, mungkin saja aku dapat lebih mendorong mereka untuk menjadi orang-orang yang lebih baik, tapi sepertinya itu tidak sebanding dengan masalah monster nanti malam. Lebih baik dia fokus pada masalah utamanya, pikirnya.

...×××...

Sore hari menjelang malam, Para bandit yang membawa budak mulai berdatangan. Elise berpikir ini saatnya untuk pergi keluar kemah diam-diam untuk mencari monster itu, toh juga mereka sedang sibuk mengurus urusan mereka, kemudian mengalihkan monster itu dari perkemahan, namun-

"Oooi! Kau mau pergi kemana?" 

Memanggil dari jauh, Goin panik melihat Elise pergi keluar kemah. Mengejarnya keluar, berlari tergesa-gesa menuju Elise.

"Cih." Elise mendecak.

"Kau mau kemana Elise?" Tanya Goin. 

"Ah, I-itu ya, uhmm, aku hanya ingin jalan-jalan diluar, uhmm, ah benar juga ya, aku hanya sedikit bosan disini, beneran."

"Hmm? Begitukah? Tapi sayangnya diluar itu berbahaya, dan juga tidak ada yang dapat memanimu keluar kemah, jadi tinggalah disini untuk sementara, lain kali kami akan membawamu keluar ya." balas Goin.

Elise menyadari bahwa Goin sepertinya cukup perhatian kepada Elise, alasannya kenapa ia tidak tahu, namun jika memang begitu, mungkin saja Elise memanfaatkan kepercayaannya, tapi memikirkannya membuat Elise merasa berdosa dengan pikirannya, jadi, lupakan sajalah.

"Aku harus pergi keluar, tenang saja, aku tidak akan terluka sedikit pun, aku juga tidak membutuhkan apapun, aku juga dapat melindungi diriku sendiri, jadi Goin tidak perlu mengkhawatirkanku."

"Tentu saja aku khawatir lah!"

Teriak Goin membuat Elise terkejut dan panik, apa ada yang salah dengan ucapannya, namun setelah mendengar bentakannya-

"Ahh, maafkan aku, apa aku mengatakan hal yang salah? Baiklah-baiklah, aku akan menetap disini jika itu membuatmu merasa lebih baik."

"Ti-tidak, bukan apa-apa, akulah yang seharusnya minta maaf kepadamu, tiba-tiba saja aku membentakmu ya."

"O-oh."

Betapa polosnya Elise meminta maaf secara spontan, untungnya Goin juga meminta maaf kepada Elise, Elise menjadi sedikit lega namun lebih khawatir, ada apa dengan Goin? Kenapa dia begitu memperhatikanku? Itulah yang Elise pertanyakan dalam pikirannya.

Rencana untuk menyuruh Barit dan yang lainnya pergi tidak berhasil. Kabur pada sore hari, mencari monsternya, dan kemudian mengalihkannya juga tidak berhasil. Elise bisa saja menghentikan waktu untuk mencari monster itu, lagipula tidak akan ada yang sadar kalau dia pergi. Namun itu tidak dipikirkan oleh Elise. Dia masih belum tahu banyak soal kekuatannya maupun perihal dirinya sendiri.

Malam hari tiba, kematian semakin mendekat pada mereka, jantung yang berdetak semakin cepat, wajah ketakutan, Elise berharap dia bisa melakukan sesuatu. 

"Aku benar-benar harus pergi dari sini!!"

"Oi, oi kenapa Ely jadi ketakutan begitu? Ely, apa kamu tak apa?"

"Jika aku tidak pergi, maka kalian akan!"

Elizabeth untungnya tidak keceplosan mengatakan hal apa yang akan terjadi. Elise memaksa  untuk keluar kemah.

"Aku akan pergi, aku tidak bisa menunda lagi, jika aku menundanya… hal yang buruk akan tertimpa pada kalian."

"Apa?! Lu ini bilang apaan sih? Tiba-tiba teriak-teriak, memangnya segitu buruk apa?"

"Tenanglah Elise, nanti kami akan mengurusnya, lagipula, apapun masalahnya, kami selalu mengurusnya bersama-sama, jadinya kamu tidak perlu khawatir dan kamu bisa percaya kepada kami." Ucap Alto.

"Aku tidak bisa. Tidak peduli apapun yang terjadi, aku harus pergi keluar."

"Elu belagu banget ya?! Udah diem aja disini dan kami bakal ngelindungin elu, dasar… Pasung saja dia!" 

Barit marah terhadap perilaku Elise. Mereka sungguh memperhatikan Elise, namun menyuruh mereka memasung Elise rasanya lebih seperti posesif.

"Ta-tapi bos…"

"Haah!?"

"Tidak, bukan apa-apa."

Elise hanya menurut, satu-satunya harapannya sekarang hanyalah mereka sendiri. Elise tidak tahu jalan lain untuk permasalahan ini. Dia juga tidak mengandalkan kekuatannya.

"Ya ampun, memangnya apa yang akan terjadi sih?" Kata Barit.

Mereka bermabuk-mabukan malam itu. Tidak, hanya Barit saja yang minum minuman keras. Yang lainnya selalu siap siaga terhadap hal buruk yang kian memenuhi pikiran Elise.

"Bos, jika kau bermabukan seperti itu…" Goin berkata.

"Gak apa, gak apa. Gua masih belom mabuk kok. Lagian juga, memangnya semenakutkan itu apa? Kenapa juga kalian sepercaya itu terhadap omong kosongnya?" 

"Bos juga udah kasih tau nama bos pada Ely, bukannya seharusnya bos juga percaya?"

"Gua ga inget soal itu. Darimana dia tahu juga gua penasaran. Soal siapa dia sebenernya juga gua harus-"

"ROARRRRR!!!"

"MONSTER!!" 

Suara mengerikan terdengar, salah satu dari mereka mati. Suara ketakutan yang kencang, suara dimana kamu mengerahkan segala kekuatanmu untuk meneriakannya. Dia datang membawa terror yang sama seperti yang Elise lihat sebelumnya.

"ROAARRRR!!!"

Suara Kematian.

"Kita harus segera pergi dari sini!!"

Memotong ikatan kaki Elise yang kuat, Barit membawanya kabur. Barit mengambil kuda dan menaikinya bersama Elise.

"Selamatkan dirimu berasamanya bos!! Jangan biarkan dia mati!! Kami semua akan mengulur waktu buat kalian!!" Kata Goin.

Kata-kata Goin membuat wajah Elise tercengang. Tidak disangka bandit itu akan mengatakan hal serupa. Kenapa? Adalah hal yang dipikirkan Elise.

"Apa-apaan. Firasatmu ternyata benar."

"Bagaimana ini? Kita tidak bisa meninggalkan mereka begitu saja kan?!"

"Tidak, kita harus meninggalkannya, lu pasti orang yang bener-bener penting, gua kagak bisa ngebiarin lu mati sampe gua tau siapa lu ini sebenarnya."

"Apa?! Kita tidak bisa melakukan hal itu, itu, kejam."

"Itu bukanlah kekejaman yang sesungguhnya, ada hal yang lebih kejam dari itu."

"Hal yang lebih kejam…"

Elise mencengkram baju Barit. Dia sangat ketakutan oleh monster menjijikan itu. Setelah mendengar ada yang lebih kejam dari itu, Elise mulai merasa pusing, namun dia masih dapat mempertahankan kesadarannya.

"ROARRR!!"

Baru saja sepuluh menit sejak mereka kabur dari tempat itu.

Namun monster itu sudah berlari dibelakangnya. Kepala harimaunya condong kedepan untuk menggigit mangsanya.

Monster itu mendekat. 

Semakin mendekat.

Semakin mendekat.

Lebih dekat lagi.

Lebih dekat lagi.

Lebih dekat.

Lebih dekat.

Lebih dekat.

Lebih dekat.

Lebih dekat.

Lebih dekat.

Lebih dekat.

Lebih de-

"Jangan men-de-kat!!!"

Mengambil sebuah benda dari kantung pelana, Barit mengambil sebuah benda seperti sebuah senapan, senapan itu mulai berapi sesaat diarahkan pada monster itu.

DUARR!!!

Ledakan berapi memenuhi seluruh badan monster itu dari kepala menuju ke bokongnya, meski begitu-

Mati.

Barit diambil dari kudanya menggunakan taring tajamnya lalu dikoyak-koyakan serta dimakan.

"Ke-kenapa?"

Elise dan kuda itu terjatuh secara bersamaan, hanya Elise dan kuda itu saja yang selamat.

Elise jatuh pingsan malam itu. Dia jatuh pingsan karena dia merasa sebuah dosa yang berat telah membebaninya.

Terpopuler

Comments

Angelenzyy

Angelenzyy

Salam The Black Missions Dan The Hidden Love

2020-10-24

1

🍬🧀Kara

🍬🧀Kara

Boom 5 like...
Semangatt update nya thor 🔥
Ceritanya bagus, menarik^^

Salam dari The cat prince🐾
Yukk mampir juga^^

2020-10-12

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!