Fragment Of Time

Fragment Of Time

Dunia Asing

...BAB 1...

...「Dunia Asing」...

Dingin, sangat dingin, suhu dingin yang membekukan segalanya, entah itu perasaan, kesakitan, penderitaan, kelaparan, ketidakadilan, kegelapan, cahaya, segalanya dibekukan oleh suhu dingin yang membekukan segalanya, termasuk waktu.

Dunia yang menderita ini, entah diselamatkan oleh waktu, atau dihancurkan secara perlahan, ia tidak memiliki pilihan lain selain membekukan waktu. Semuanya hancur, kehancuran yang seakan akan neraka merangkak keluar dari tanah.

Mengerikan.

Menyedihkan.

Menyakitkan.

Mematikan.

Memilukan.

Menggelikan.

Menjijikan.

Satu-satunya cara adalah kembali ke masa lalu. Namun tidak ada satupun orang yang pantas memiliki kekuatan ini, di dunia ini. Namun ia hanya bisa berharap.

Siapapun itu, entah dia akan menghancurkan dunia ini, atau menyelamatkan dunia ini, itu semua akan diserahkan kepada orang itu. Sungguh dosa yang sangat besar untuk menyerahkan segala dosa kepada orang lain.

Namun ia tidak memiliki pilihan lain.

Dunia dimana makan atau dimakan, bunuh atau dibunuh, hidup atau mati yang ditentukan oleh setiap langkahnya, bagaikan berdiri di benang tipis, sangat tipis sampai tidak ada yang dapat melihatnya, jika salah satu langkah. Tidak. Jika salah keseimbangan, posisi badan, pergerakan kaki, konsentrasi, pernafasan, perkiraan. Segalanya akan berakhir. Dan saat ini, dunia telah terjatuh dari benang tipis itu. Benar. Bukan hanya makhluk-makhluk yang memiliki akal budi. Namun juga dunia ini. Dunia yang dikatakan kekal dan tidak memiliki akhir, telah jatuh dalam jurang. Tinggal menunggu waktu saja sampai dunia ini mencapai dasar jurang itu, dimana neraka berada.

Untuk menyelamatkan dunia ini dari takdirnya, harus ada yang mengubah takdir itu. Untuk melakukannya, harus ada yang kembali ke masa lalu, menulis ulang cerita ini. 

Akan ku warisi kekuatan ini kepada orang lain. Karena ku sudah tidak sanggup menahan segala dosa yang telah dan tengah diperbuat oleh makhluk di dunia ini. Sungguh dosa yang berat memang, meninggalkan masalah terbesar yang dapat dibayangkan manusia. Dia menyerahkannya kepada orang lain. Lebih parahnya lagi, itu hanya orang asal pilih, dia tidak tahu siapa yang akan menerima tanggung jawab ini, dia hanya dapat berharap pada orang itu.

...×××...

"Eh?"

Suara yang sedang kebingungan, suara yang menyatakan sebuah pertanyaan, namun itu juga suara yang datar.

"Sejak kapan aku berada di tempat ini?!"

Setelah menyadari dirinya tidur di tumpukan jerami dalam kandang kuda yang bau kotoran, dia dengan panik berlari keluar kandang.

"Apa ini?"

Tempat yang asing dan sepi, sepinya dapat membuat seseorang merinding.

"Semacam desa?"

Tempat yang lebih besar sedikit dan lebih bagus dari sebuah desa pada umumnya, jalan yang dilapisi bebatuan bata yang disusun sangat rapi, namun tempat yang terlihat sudah ditinggalkan cukup lama, dan warna sore pada langit, memberikan nuansa bersejarah.

"Apa tidak ada siapa-siapa disini? Halooo?"

Suara yang feminim meneriakan banyak pertanyaan. Tubuhnya yang ramping dan terlihat atletis, seperti sebuah tubuh yang ideal, namun dadanya yang datar dan tingginya yang lebih pendek namun tidak terlalu pendek dari orang pada umumnya, orang-orang pasti akan berpikir umurnya masih sangat muda. Rambut hitam halus nan indahnya, serta matanya yang berwarna oranye, juga wajahnya yang imut, ia memancarkan aura menenangkan. Namanya Elizabeth atau dapat disingkat menjadi Elise.

"Lah? Kok aku tidak pakai baju?"

Wushhh~

Angin berhembus, menghasilkan suara dedaunan musim gugur, memberikan hawa dingin pada tubuh tanpa busananya.

"Brrrr..."

"Tempat ini sangat dingin, aku harus mencari pakaian sebelum malam hari."

Seharusnya ada sesuatu yang dapat dikenakan di desa ini, begitu pikirnya.

Meskipun ia sesungguhnya tidak merasakan dingin sedikitpun.

Elise berjalan-jalan menelusuri desa itu, atau lebih tepatnya sebuah kota kecil. Dia memasuki sebuah rumah, Rumah yang berdebu, banyak sarang laba-laba, kayu-kayu rumah yang sudah keropos dimakan rayap, Elise pun takut terhadap rumah itu namun dia mencari-cari sampai kedalam-dalamnya, apa ada baju yang bisa dikenakan olehnya.

"Hmm?"

"Ini pakaian yang cukup tebal dan berat."

Baju berwarna putih, ukiran batik berwarna biru di ujung lengan baju panjangnya dan dibagian bawah bajunya, serta ukuran yang sedikit lebih besar dari tubuhnya, memberikan penilaian bahwa baju itu sedikit kelonggaran untuknya. Beserta dengan celana panjangnya yang memiliki ciri-ciri yang sama.

itu baju yang berat. Namun sesungguhnya tak terasa berat sama sekali oleh Elise, hanya terlihat berat saja.

Dia membersihkan cermin yang ada di samping lemari itu, cermin yang sudah berdebu, Elise membersihkannya menggunakan telapak tangannya.

"Yah, setidaknya ini dapat menghangatkanku dalam kondisi sekarang ini dan juga, aku harus mencari tahu sebisaku apa yang sedang terjadi sekarang ya."

Sesaat di keluar rumah, ingin mencari tahu lebih lagi tentang kondisinya, dia dihadapi dengan pecahan-pecahan cahaya yang mengelilinginya.

Ada yang berwarna merah, ada pula yang biru, ungu, kuning, putih, dll. Mereka semua adalah pecahan cahaya yang cukup kecil, sekecil serangga, dengan jumlah yang sangat banyak, mereka terlihat seperti jangkrik yang sedang bermigrasi. Mereka memberikan pemandangan yang sangat teramat indah pada tempat itu. Bagaikan pelangi di tanah. Begitu indahnya, Elizabeth mengaspirasi keindahan itu untuk beberapa waktu. Mengamati, memandangi, menyentuh, mengikuti, mengejar.

"Tu-tunggu, kalian ingin kemana?"

Mengejar mereka dengan berlari pelan, mereka semua bepergian ke arah matahari terbenam. Elise yang tidak memiliki tujuan mengikuti mereka, berharap dapat menemukan seseorang di jalan.

"Hmm?"

Jumlah mereka bertambah drastis setelah Elise mencapai ke sebuah lapangan rumput yang luas, itu merupakan pemandangan paling indah yang dapat orang bayangkan. Pemandangan pelangi. Tidak, itu adalah pemandangan bintang-bintang di alam semesta, namun dilihat secara dekat, sangat dekat, sampai kau dapat berada ditengah-tengahnya.

Apapun itu, tidak ada yang bisa mengalahkan keindahan pemandangan bagaikan lukisan maestro ini. Sebuah lukisan yang teramat realistis, sampai-sampai dapat masuk kedalam lukisannya.

"Woah."

Mata Elise bebinar-binar melihat pemandangan bercahaya ini.

"Tapi, ini apa?"

Mengajukan pertanyaan kepada sebuah masterpiece ini adalah hal yang bodoh.

Sesaat mereka menghilang dari pandangan Elise, membuat Elise terkejut karena kehilangan mereka secara tiba-tiba, seperti sedang kabur dari predatornya.

"Eh? Ada apa?"

Mungkin mereka ada urusan lain, begitu pikir Elise, namun di satu sisi, Elise merasakan sesuatu yang berbahaya.

Hari sudah gelap, tidak ada cahaya, tidak ada suara, semuanya gelap gulita. 

Ada seseorang disana. Tidak. ada banyak orang di kota kecil itu, orang-orang yang berbicara dari sama lain, mereka sepertinya penduduk kota kecil itu. Namun tidak masuk akal rasanya, bahwa ada banyak orang yang tinggal disana. Elise pergi mendatangi mereka.

"Selamat malam semuanya."

"Aku tidak tahu datang dari mana, namun sekarang aku punya banyak pertanyaan. Memang tidak sopan jika aku mengajukan pertanyaan. Tapi  perkenalkan namaku Elise, Elizabeth."

"..."

Mereka semua terdiam dengan wajah pucat pasi yang terkejut.

"Dia dapat melihat kita?"

"Dia dapat bertutur kata dengan kita?"

"Dia barusan memperkenalkan dirinya?"

Setiap orang mengajukan pertanyaan yang berbeda-beda, tapi setelah beberapa saat-

"Ahh, maaf, kamu bilang namamu Elise ya? Tidak apa-apa, kamu pasti lelah ya? Kamu boleh menetap disini jika kamu mau."

Orang yang berbicara memiliki wajah bagaikan orang yang sudah mati, matanya yang tidak berkedip sama sekali, kulitnya yang putih pucat, bajunya yang serba putih, ekspresinya yang dipaksa, serta gerakan mulutnya saat sedang berbicara sangatlah tidak natural.

"Benarkah? Aku sangat berterima kasih, namun aku tidak dapat membayar apapun."

"Tidak masalah, kami pun punya banyak pertanyaan kepadamu."

"Oh, baiklah kalau begitu."

"Ikutilah aku."

Setelah diantar menuju sebuah rumah di tengah kota kecil yang gelap gulita itu, mereka mulai menyalakan lampu-lampu di dalam rumah itu, berserta di luar rumah, mulai dinyalakan lampu, dapat dilihat dari jendela rumah itu.

"Maaf, kami hanya punya air biasa, kami juga tidak memiliki apapun untukmu makan, sayangnya."

"Itu bukan masalah kok, aku punya masalah yang lebih penting dari itu."

"Ah, benar juga, namaku..."

"Iya?"

"Kamu boleh memanggilku Lilyth."

Nama yang bagus adalah apa yang dipikirkan oleh Elise, namun sebelum ia dapat mengatakannya, Lylith memulai pembicaraan.

"Kamu boleh menanyakan apapun, aku akan menjawabnya sebisaku."

"Baiklah, kalau begitu, ini tempat apa?"

"Ah, nama kota ini adalah kota Melifac, kami tinggal disini secara damai, kami juga sangat jarang, sangat jarang berinteraksi dengan orang luar, jadinya kami tidak tahu banyak tentang dunia di luar kota kami."

Kata "sangat jarang" dikatakan dua kali, seakan-akan mengatakan bahwa mereka hampir tidak pernah berinteraksi dengan orang asing.

"Ohh, ah! Benar juga, aku mengambil pakaian ini tanpa ijin dari desa ini tadi sore, maafkan aku!"

Sambil menutup kedua tangan di atas kepala yang ditundukan, dia meminta maaf kepada Lilyth. 

"..."

"Itu tidak apa, kurasa. Kamu boleh mengambil baju itu sesuka mu, anggap saja sebagai oleh-oleh dari kami. Kami harap kamu menyukainya."

Sesaat wajahnya berubah menjadi cemas, dia memaksakan wajahnya untuk tersenyum. Senyuman yang dipaksakannya dapat membuat orang salah paham bahwa dia adalah seorang psikopat.

"Ah, begitu ya, aku sangat menyukai pakaian ini, terutama ukiran biru nya ya!"

Sambil tersenyum lebar, Elise mengatakan aspirasinya terhadap ukiran batik itu.

"Baguslah jika begitu. Apa kamu punya pertanyaan lain?"

"Saat ini aku sedang kebingungan dengan apa yang terjadi. Tiba-tiba saja aku ada di tumpukan jerami dalam kandang kuda. Aku juga tidak ingat apapun."

"Itu sangat disayangkan ya..."

"Ada apa?"

Kata ragu-ragu dari Lylith, membuat Elise memiringkan kepala, dan mengkhawatirkan kondisi Lylith, karena dia juga tidak tahu banyak hal tentangnya, dia khawatir apa ada yang salah.

"Ah bukan apa-apa, kamu tidak perlu khawatir padaku. Tapi, apa aku boleh mengajukan pertanyan juga?"

"Ah, tentu saja boleh kok."

"Apa kamu... "

Lylith menutup matanya, memikirkan kata-kata yang tepat untuk pertanyaannya.

"Bagaimana bisa kamu melihat kami?"

Mata Elise mebelalak, sedikit terkejut dengan pertanyaan absurdnya.

"Apa maksudmu? Aku bisa melihat kalian karena aku punya mata untuk melihat."

"Hmm... begini, kami sesungguhnya hanya penduduk yang sudah mati."

"..." Elise terdiam.

"Kota kecil ini bukanlah tempat yang cocok untuk anak semuda dirimu, jika bisa, besok pagi kamu sudah harus pergi jauh dari sini. Bagaimanapun caranya."

Kalimat penuh kekhawatiran dan permohonan, membuat Elise agak takut.

"Apa kamu mendengarkan?"

"Eh, iya tentu saja, aku hanya terkejut."

"Jawaban dari pertanyaan-pertanyaanmu tidak dapat ditemukan disini, kamu akan menemukan jawabannya di luar kota."

Seakan-akan memahami kondisi Elise, Lilyth berkata demikian.

"Kamu hanya dapat melihat kami sesaat matahari terbenam, saat matahari terbit nanti kamu tidak akan dapat melihat kami, namun kami dapat melihatmu. Kamu tidak perlu mengatakan selamat tinggal kepada kami, karena kami hanyalah orang-orang yang sudah mati, mengatakan selamat tinggal itu-"

"Aku paham."

Itu akan terasa jahat, jika dikatakan demikian. Mengatakan selamat tinggal kepada seseorang yang sudah meninggalkan dunia ini rasanya jahat. Elise sudah memahaminya.

"Terima kasih." tutur Lylith.

...×××...

Pagi hari telah tiba, Elise terbangun di sebuah Kota mati itu. Dia bersiap-siap dan kemudian memulai perjalanannya ini.

"Terima kasih, semuanya" ucap Elise.

"Inilah awalku, namun mungkin saja ini akan menjadi akhirku, tetapi aku harus memulai agar aku dapat maju ke depan, agar aku dapat melihat dunia yang luas ini, aku akan memulai petualanganku di sini, aku akan memulai ceritaku disini, menulis ceritaku, dari sebuah Dunia Asing."

Terpopuler

Comments

Budimawan

Budimawan

saya sudah mampir yah kak..👍😄

2020-11-13

0

alfian official

alfian official

bagus

2020-11-04

2

Z@çh

Z@çh

banyak yaaa...super daahhh

2020-11-02

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!