...BAB 18...
... 「Absurd」...
"Apa kamu ingin diselamatkan? Harper?" tanya Elise.
"..." Harper terdiam.
"Aku yakin ada sebuah solusi untuk ini."
"Tentu saja ada, caranya adalah dengan memberikanku sebuah wadah."
Elise merenung, dia memikirkan sebuah solusi, pasti ada sebuah solusi untuk setiap permasalahan.
"Hmm, jika kamu membutuhkan sebuah wadah, apa boneka khusus tidak bisa?"
Elise telah membuat sebuah kesimpulan, sebuah solusi untuk permasalahan Harper yang membutuhkan wadah.
"Mungkin saja bisa, tapi bagaimana caranya kamu akan membawanya kepadaku? Boneka tidak memiliki kesadaran, mereka tidak dapat bermimpi."
Harper hanya bisa membuat kontrak untuk mendapatkan wadah, jika yang diberikan adalah wadah tanpa kesadaran atau akal budi, maka Harper tidak bisa membuat kontrak dengan mereka karena tidak dapat bermimpi.
"Hmm… apa tidak ada boneka khusus untuk menanggung sebuah jiwa sepertimu?"
"Ada, namun jiwaku terlalu berat untuk ditanggung oleh boneka biasa. Boneka yang mampu menahan jiwaku hanyalah boneka yang terbaik."
Jiwa Harper sangatlah kuat, karena itu adalah jiwa seorang Dewi pengetahuan, jiwa seorang fragmen.
"Apa kamu tahu dimana kami bisa menemukannya?"
"Hmm… sebenarnya, aku tidak berpikir kalau itu mustahil, kalian hanya memerlukan sebuah batu roh berwarna putih yang memiliki aura warna-warni."
"Batu roh?"
Batu roh dapat menanggung sebuah jiwa, hanya diperlukan batu roh sebagai wadah jiwanya dan sebuah boneka untuk memberikan tubuh untuk Harper.
"Tapi, kamu perlu pergi ke sebuah tempat sakral bagi naga-naga agung."
Tempat yang sakral bagi naga, jika ada manusia yang pergi kesana, itu akan seperti memakan buah pengetahuan akan yang baik dan yang jahat dari pohon di tengah taman Eden.
"Itu… rasanya akan sangat sulit."
"Akan? Kamu tidak mungkin berpikir untuk pergi ke sana dan mengambil batu roh agung itu kan?"
"Jika kamu bisa membiarkan kami pergi dari mangkuk, kami akan pergi ke sana dan membawakan batu roh dan wadah untukmu, bukankah itu yang kamu inginkan? Untuk terbebas dari sini?"
Harper tidak menyangka kalau Elise akan benar-benar menyelamatkan dirinya, persis seperti apa yang dikatakan Juliet saat mengobrol bersama. Harper dapat melihat ingatan Elise, seharusnya orang biasa pun sudah dapat memprediksinya, tapi Harper masih tidak paham.
"Ah! Maksudku, benar juga ya… yang aku inginkan… baiklah kalau begitu."
"..."
Harper memperbolehkan Elise untuk pergi keluar dari mangkuk bersama Viel, dia terlihat seperti menyadari sesuatu, wajahnya memberi kesan apatis.
Mata Elise membelalak melihat situasi yang tidak diduga ini, meski ini yang Elise harapkan dari Harper, namun entah kenapa firasatnya berputar 180°, Elise merasa ada yang janggal.
"Ohh… baiklah, aku berjanji akan menemukan wadah untukmu jika begitu." ucap Elise.
"Aku akan menunggumu."
...×××...
Elise telah memutar kembali waktu dimana dia telah keluar dari mangkuk, wajah Elise tidak terlihat biasa oleh Viel.
"Ada apa Eli~se?"
"Akan aku jelaskan dulu."
Mereka saat ini berada di telaga tempat mereka mandi sebelumnya, sedang berbincang-bincang, hari yang sama dengan malam saat mereka akan pergi kedalam mangkuk.
Elise menjelaskan semuanya kepada Viel, namun Elise tidak mengetahui kalau dirinya adalah saudari Viel atau apapun mengenai dirinya, yang diingat Elise saat ini hanyalah kekejaman mendatang dari masa depan dan janjinya kepada Harper.
"Eh?! Kamu ini sudah gila ya?! Tidak mungkin kita akan pergi kesana hanya untuk si Harper itu." ucap Viel dengan cepat.
"Tapi aku sudah berjanji padanya, aku tidak bisa melanggar janji begitu saja kan?"
"Aku tidak peduli! Itu bukan tempat untuk didatangi, anggap saja itu bukan sebuah tempat. Itu adalah dunia lain. Dengar ya, pokoknya kita tidak boleh pergi ke sana meski kamu memaksa."
"Tapi…"
Viel memberi wajah bersalah karena membentak Elise, ekspresinya terlihat seperti menarik kata-kata yang barusan. Tapi wajar saja jika Viel melarangnya untuk pergi ke tempat itu, tempat yang paling sakral untuk naga-naga, anggap saja kalau itu adalah tempat paling suci, tidak pernah tersentuh sedikitpun, tidak ada tidak pernah ada jejak dosa disana, bagaikan surga untuk naga.
"Lalu, apa yang harus-"
Elise ingin bilang apa yang harus kita lakukan, tapi Elise tidak tahu jika Viel ingin membantunya menepati sebuah janji.
"Haa~ Kita mungkin bisa bertanya kepada orang-orang desa."
Viel menghembuskan nafas berat, suaranya terdengar ragu.
"Wa~ah, terima kasih banyak Viel!"
"Ugh…"
Elise berterima kasih kepada Viel sembari memeluknya.
Ini sangat menakutkan, sekadar kata-kata dan kalimat tidak dapat mendeskripsikan perasaan ini, mungkin seperti kematian yang datang, tapi malah kematian yang didatangi, jantung akan berdebar dengan sangat cepat karena adrenalin.
"Batu roh? Jika begitu, kalian bisa pergi ke kerajaan, ada sebuah toko sihir yang menjual hal-hal berbau sihir, seharusnya dia memiliki apa yang kalian cari." ucap Rulid.
"Tapi, kenapa kalian tiba-tiba berubah pikiran?" tanya Axel.
Tujuan Elise saat ini adalah mencari tahu tentang dirinya, setidaknya itu yang mereka ketahui saat ini.
"Dasar orang-orang aneh." ucap Axel.
"Ka~u baru~san bilang a~pa?"
"Hmph, bukan urusanmu." jawab Axel.
Axel kelihatannya kesal dengan keputusan mereka untuk tidak pergi ke dalam mangkuk, malah pergi ke tempat yang lain.
"Jika kalian ingin pergi ke kerajaan, kalian boleh menginap di sini malam ini, dan bersiap-siap ke kerajaan." ucap Rulid.
"Hmm, baiklah kalau begitu." jawab Elise.
Mia mempersilahkan mereka berdua di sebuah kamar dengan kasur yang dibuat untuk dua orang, kamar itu disertai dengan lemari baju, meja untuk menulis, dan sebuah lentera agar tidak terlalu gelap, juga untuk memberikan mereka kehangatan pada malam yang dingin.
"Silahkan, semoga kalian tidur dengan nyenyak." ucap Mia.
"Terima kasih atas segalanya, Mia."
"Sama-sama, tidak perlu ragu untuk meminta sesuatu kepadaku jika ada yang kalian butuhkan ya."
Dengan begitu, Elise dan Viel tidur malam ini, yang seharusnya mereka pergi ke dalam mangkuk, mereka akan tidur untuk bersiap-siap akan hari esok.
"Selamat malam, Viel."
"..."
Viel terdiam, dia tidak pernah tidur bersama seseorang selama lima tahun, tentu saja dia tidak terbiasa, pikir Viel.
"Ada apa Viel?"
"Selamat malam, aku harap besok tidak terjadi hal yang buruk."
"Begitu… kalau begitu selamat malam."
Dengan begitu, Elise memadamkan lenteranya, dan mulai menutup mata.
"Semoga saja aku sanggup melewati rintangan-rintangan di masa yang mendatang" pikir Elise dalam hati.
Elise berpikir demikian karena mimpi yang dia dapat di dalam mangkuk, ingatan fragmen waktu sebelumnya memang mengerikan. Elise tidak ingin terlalu memikirkannya, tapi jika memang benar akan terjadi, Elise harus melakukan sesuatu agar hal itu tidak terjadi.
Tengah malam sudah tiba, Elise dan Viel seharusnya sudah tertidur saat ini. Semua penduduk desa juga tertidur, sangat sepi, yang dapat didengar hanyalah suara burung hantu.
Jika ada yang berkeliaran di jam ini, pastinya itu karena mereka tidak bisa tidur karena banyak pikiran. Dan itulah Elise, berjalan-jalan di desa, mencoba menenangkan dirinya.
"Huu~ Haa~"
Elise menarik nafas, beban pikirannya menjadi lebih ringan.
Wush~ angin dingin berhembus.
"Brrrr, dingin!"
Elise yang hanya menggunakan baju tidur yang tipis itu merasakan dinginnya malam hari, tapi sesungguhnya dia tidak merasakan apapun karena dia adalah fragmen waktu, fragmen yang stagnan terhadap jalannya waktu. hanya perasaannya saja kalau angin malam itu dingin.
"... Apa ini?"
Elise mengendus bau yang tidak asing baginya, bau yang pernah Elise cium sebelumnya.
..."Bau Darah"...
Elise berlari kedalam sebuah rumah dimana bau itu tercium dengan panik, dia melihatnya.
"Axel… apa yang telah kamu lakukan pada ibumu?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments
Dedeck AZza
datang lagi membawa like tentunya 😘😘
hadir juga di lapak ku yuk kakak 🤗🤗
2020-10-21
1
<××{=ꈤꏂꍏꋪ==>
aku mampir kak, semangat
2020-10-21
1