Pagi-pagi sekali Fandy dan Raline sudah di jemput oleh tour guide mereka. Fandy dan Raline di antarkan ke Gwanghwamun square seperti tujuan awal mereka saat meninggalkan hotel.
Terlihat pancaran kebahagiaan di wajah Raline. Entah mengapa Fandy begitu menikmati apa yang ia lihat dari wajah gadis itu.
Setelah mereka puas di Gwanghwamun square, mereka beranjak ke Dongdaemun market yang tidak jauh dari lokasi mereka saat ini. Di sana Raline puas berbelanja dan membeli jajanan di pinggir jalan.
Waktu sudah beranjak malam, tiba-tiba saja Raline mengeluh sakit perut.
Gadis itu terlihat sangat kesakitan hingga membuat Fandy khawatir. Fandy langsung meminta kepada tour guide nya untuk mengantarkan mereka ke rumah sakit terdekat. Setelah di periksa dan di berikan obat, mereka pun kembali ke hotel.
Raline hanya meringkuk dan meringis memegangi perutnya.
"Makanya jangan rakus..! semua makanan di cobain, kan belum tau itu higienis atau tidak. Kalau begini kan kamu yang sakit.. gimana? enak sakit?"
Omel Fandy sambil menatap Raline dengan wajah cemberut.
"I...iya.., maaf"
Sahut Raline sambil terus memegangi perutnya.
"Gak jadi ke Gangwon dan main salju deh kalau begini"
Ucap Fandy lagi sambil melirik Raline.
"Eh... jadi dong.. duh.. udah sembuh kok sakit perutnya..!"
Raline langsung duduk di atas ranjangnya. Sedangkan Fandy langsung menyipitkan matanya sambil menatap Raline dengan seksama.
"Kamu pura-pura sakit ya?"
Tanyanya sambil menghampiri Raline dan duduk di sebelah gadis itu.
"Aduh..aduh..perutku sakit..."
Raline kembali merebahkan badannya di atas ranjang sambil meringis kesakitan.
"Tadi kok bisa duduk?"
Fandy menatap curiga.
"Tadi kan gara-gara kamu bilang gak jadi ke Gangwon, makanya aku langsung duduk"
Ucap Raline sambil cemberut.
"Hhhhhhhh... Ada-ada saja"
Fandy langsung ikut merebahkan badannya di sebelah Raline.
Mata mereka saling bertemu, Fandy menatap lekat-lekat mata, hidung dan bibir gadis yang baru saja empat hari ia nikahi itu. Sedangkan Raline langsung mengerjapkan matanya, ia merasa tidak nyaman dengan tatapan Fandy yang tidak bisa ia artikan itu.
"Hmmm...kamu masih ingatkan isi perjanjian itu?"
Tanya Raline dengan napasnya yang mulai terasa sesak.
Fandy langsung tersadar dengan isi surat perjanjian yang ia bikin dan ia tandatangani sendiri. Fandy langsung menempelkan jari telunjuknya di kening Raline, lalu ia mendorongnya dengan pelan.
"Ingat... memangnya kamu mikirin apa barusan?"
Tanya Fandy dengan wajah yang kesal.
"A...aku gak mikirin apa-apa kok. Cuma tiba-tiba teringat saja dengan isi surat itu"
Raline mencoba mencari alasan. Fandy langsung memunggungi Raline, lalu menarik selimut dengan kasar.
"Aku mau tidur..!!!"
Jantung Fandy berdetak kencang, Ia mulai merasa risau. Dirinya tidak dapat tidur dengan tenang. Ia kerap membolak-balikan badannya di atas ranjang. Hal itu membuat Raline merasa terganggu. Lalu menepuk pundak Fandy dengan kasar.
"Ngapain sih..!!! aku jadi gak bisa tidur.."
Ucap Raline dengan kesal. lelaki itu langsung membalikan badannya dan menatap Raline.
"Aku pesan kamar satu lagi aja deh buat tidur"
Ucapnya lalu beranjak dari ranjang dan mengambil mantel miliknya. Lalu ia bergegas keluar dari kamar dan pergi meninggalkan Raline.
Raline menghela napasnya dengan lega. Kini ia bisa tidur dengan nyenyak, tanpa lelaki itu disampingnya.
Sebenarnya Raline pun merasakan hal yang sama seperti uang di rasakan oleh Fandy. Entah apa namanya, tetapi Raline selalu merasakan jantungnya tidak berdetak normal saat dirinya berada di ranjang yang sama dengan Fandy.
Raline mulai merasakan takut saat ia mulai terbiasa dengan Fandy. Raline hanya takut kalau dirinya akan jatuh cinta kepada lelaki yang tidak mencintai dirinya. Dan Raline juga merasa takut bila saatnya mereka berpisah, ia akan merasakan patah hati yang luar biasa.
Raline termenung di atas ranjangnya. ia berharap, apa yang sedang ia rasakan ini hanya sebatas ia tidak nyaman dengan lelaki itu. Bukan karena ia mulai terbiasa dan jatuh cinta dengan Fandy.
*
Fandy merebahkan dirinya dengan nyaman di atas ranjang kamar yang baru saja ia sewa.
Cringggg Cringgggg...!
Bunyi dering dari ponselnya. Dengan cepat ia langsung membaca pesan yang baru saja ia terima. Lalu ia tersenyum membaca pesan tersebut.
My love Carolina
"Hi honey.., Kamu sedang apa? tidak sedang bermesraan kan dengan istri mu..? ingat dia hanya istri bohongan..!"
Dengan cepat Fandy mengambil foto dirinya yang dengan ponselnya, lalu ia kirim kepada Carolina.
"Hi sayang, aku sendirian. Aku menyewa kamar yang lain"
Tidak lama kemudian ia mendapatkan balasan dari Carolina.
My love Carolina
"Good honey.. i love you so much..!"
Fandy tersenyum membaca pesan dari Carolina. Lalu ia menghubungi gadis itu dan berbicara semalaman dengannya.
*
Ting tong...ting tong...!
Bunyi bell di pintu kamar Raline membangunkan gadis itu dari tidurnya.
Lalu dengan malas ia beranjak dari ranjang dan membuka pintu dengan perlahan.
"Lama amat buka pintunya..? pasti masih tidur ya..!"
Fandy menyelonong masuk kedalam kamar Raline.
"emang nya udah jam berapa?"
Tanya Raline sambil menggaruk-garuk kepalanya.
"Jelek banget sih kayak gitu..! udah jam sepuluh.. mandi sana..! kita mau chekout, aku kesini cuma mau ambil koper aku"
Fandy mendorong kopernya keluar pintu.
"Hah... jam sepuluh?"
Raline langsung menuju kamar mandinya.
"Cepetan sebentar lagi tour guide datang menjemput kita..!"
Teriak Fandy sebelum ia meninggalkan kamar Raline.
Setelah kurang lebih empat jam perjalanan, Akhirnya Raline dan Fandy sampai di Gangwon-do . mereka langsung mencari hotel terdekat. Karena sedang ada festival semua hotel penuh, hingga akhirnya mereka memilih tinggal di penginapan biasa, dan itu pun mereka di haruskan untuk satu kamar kembali. Karena hanya tinggal satu kamar yang tersisa di penginapan itu.
"Aku capek, besok aja kita main saljunya ya"
Ucap Fandy sambil merebahkan badannya di kasur lantai yang tersedia di penginapan itu.
"Iya sama, ya sudah besok aja"
Sahut Raline yang sedang menyeduh teh.
"Dingin banget ya"
Ucap Fandy sambil menyelimuti tubuhnya rapat-rapat.
"Ini minum tehnya dulu"
Raline menyodorkan segelas teh untuk Fandy.
"Mana mempan minum teh doang, yuk cari soju aja"
Fandy beranjak dari kasur lalu menarik tangan Raline.
"Ke.. kemana?"
"Sudah ikut saja..!"
Mereka pergi ke warung tenda yang banyak di jumpai di sana. Mereka masuk lalu memesan beberapa botol soju. lalu minum bersama.
Malam semakin larut, dengan agak sempoyongan mereka kembali ke penginapan. Raline langsung merebahkan dirinya di kasur begitupun Fandy.
Mereka saling menatap, hingga pipi Raline terlihat bersemu merah.
"Kamu sayang gak sama aku?"
Tanya Raline sambil membelai lembut rambut Fandy.
Fandy terdiam mendengar pertanyaan Raline. Lalu menepuk-nepuk pipi gadis itu.
"Kamu mabuk?"
"Enggak"
Sahut Raline sambil tertawa terbahak-bahak.
"Wah parah ini anak.. mabuk kamu ini loh..!"
Fandy kembali menepuk-nepuk pipi Raline.
"kamu sayang gak? kalau sayang pelukkk"
Ucap Raline dengan lidah yang terseret.
Fandy menatap gadis itu, ia melihat tawa Raline yang sangat manis.
"Sayang gak..!!!!"
Tanya Raline lagi.
"I...iya.. sayang"
Ucap Fandy terbata.
"Sini peluk suami ku..! Roy ku sayang...!"
DEGGGG..!!!
"Sialan, gue kira dia bayangin gue ternyata si Roy..! Eh.. Roy siapa pula..!!"
Fandy menatap Raline yang menghambur ke pelukannya.
"Roy.. peluk aku.."
Ucap Raline, Lalu ia tertidur pulas. Dengan ragu, Fandy membalas pelukan Raline. Malam ini, mereka tidur berpelukan sampai pagi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
Kadek Diah
kata"nya itu lho Thor yang bikin lucu🤣🤣
2021-03-15
1
Nur Kholifah
si roy itu mantanya kali
2021-02-20
1
Fitria Dafina
Mabuk qm ini loh 🤣🤣🤣🤣🤣 kbayang muka bingungx Fandy pasti lucu 😅😅😅
2021-01-01
1