8# Lamaran

"Jadi, maksud kedatangan saya kemari ingin melamar anak Bapak yang cantik ini untuk menjadi istri dari anak saya, Fandy." Daddy dengan bersemangat mengutarakan maksud dan tujuannya datang ke rumah Raline.

"Iya Pak, saya sudah di beritahukan oleh nak Fandy bila dirinya berniat untuk mempersunting anak saya." Papa nya Raline tersenyum dengan ramah.

"Iya Pak, bagaimana kalau langsung saja kita nikah kan minggu depan, itu pun bila Bapak tidak keberatan." Ucap Daddy.

"A...apa Pak? minggu depan?" Papa nya Raline menatap Daddy dengan tak percaya.

"Iya Pak minggu depan. Begini, saya ini sudah sakit-sakitan. Saya ingin sekali melihat anak saya satu-satunya ini segera menikah. Saya tidak ingin membuang-buang waktu lagi Pak, umur tidak ada yang tahu." Semua orang yang berada di sana tertegun mendengar ucapan Daddy.

"Iya calon besan. Karena Fandy anak saya satu-satunya, saya juga tidak sabar untuk segera menimang cucu."

Sambung Mommy.

"Hmmm..." Papa nya Raline menatap istri dan anak nya.

"Baik lah Pak, bila itu yang terbaik. Saya sebagai orangtua dari Raline menerima lamaran ini."

"Alhamdulillah syukurlah...!" Kedua orangtua Fandy mengucapkan syukur.

Lalu Daddy mempersilahkan Fandy untuk menyematkan cincin di jari manis Raline. Begitu juga sebalik nya, Raline menyematkan cincin di jari manis Fandy. Semua berjalan dengan lancar tanpa hambatan atau sesuatu yang mencurigakan di mata masing-masing orangtua mereka.

Setelah acara pertunangan Fandy dan Raline, kedua keluarga kembali bercengkrama membahas pernikahan anak-anak mereka. Setelah deal, mereka akan menikah minggu depan dan beramah tamah. Akhirnya Fandy dan keluarga nya berpamitan untuk pulang.

Semua urusan akan di urus oleh asisten yang akan menjadi jembatan antara kedua keluarga. Fandy menatap Raline dengan seksama sebelum Fandy pulang.

"Sampai jumpa minggu depan." Fandy mengedipkan sebelah matanya kepada Raline, gadis itu hanya menatap Fandy sambil mengerutkan kening nya.

.....

Pagi ini Raline sudah tiba di kantor nya. Dengan wajah happy, Raline duduk santai di kursi kerjanya.

"Woiiii....! kemana aja Mbak Line? Kemarin menghilang begitu saja dari club, terus gak masuk kerja lagi di hari senin." Suara Sinta mengejutkan Raline yang sedang membayangkan pernikahan nya yang sudah di depan mata.

"Ssstttt..! Pelan kan suara lu." Ucap Raline sambil menempelkan jari telunjuk nya di bibir.

"Wuiihh, itu cincin." Sinta menunjuk cincin yang melingkar di jari manis Raline.

"Gue mau menikah." Bisik Raline di telinga Sinta.

"Whattttt...! seriusan lu? sama siapa?"

Sinta berteriak histeris, karena tidak menyangka Raline akan segera menikah.

"Pelan-pelan kenapa sih. suara lu itu ih...!" Raline mendorong jari telunjuk nya ke dahi Sinta.

Gadis itu refleks menutup mulut nya dengan kedua tangan nya.

"I...iya." Ucap Sinta, sambil menoleh ke sekeliling ruangan kantor.

"Sama siapa mbak? kok mendadak? dapat laki-laki dari mana?" Bisik Sinta.

"Jadi begini, waktu kita clubing kemarin. Nah, disitu gue di deketin cowok. Ganteng banget orang nya." Ucap Raline dengan bersemangat.

"Terus, dia ngajakin gue menikah. Nah, gue kan mabuk tuh. Gak sengaja gue muntah di kemeja nya. Terus, gue pingsan. Lu kemana sih? gak kelihatan."

"Gue juga sama kenalan gue mbak, gue gak sadar, tiba-tiba lu sudah gak ada. Gue nyariin lu kesana kemari, untung tuh kunci mobil lu titipin ke gue. Jadi gue bisa bawa mobil lu pulang. Tuh, gue bawa mobil lu. Gue parkir di bawah." Terang Sinta.

"Truss, setelah lu pingsan lu di p*rkos* gitu?" Sambung Sinta lagi.

"Yeee, seenak nya aja bicara." Sahut Raline dengan nada sewot nya.

"Lah, terus kenapa lu bisa mau nikah sama dia? penasaran gue nih..!" Ucap Sinta.

Raline menatap Sinta dengan seksama, lalu ia menceritakan kesepakatan antara dirinya dengan Fandy, kepada Sinta.

"Ah..! edan lu Mbak. Parah lu emang, bohongin orangtua namanya. Lu mau, habis nikah sehari, terus lu jadi janda gara-gara Daddy nya meninggal mendadak?" Sinta menatap Raline dengan tak percaya.

"Ya gimana ya, duh.., sudah terlanjur Sin. Gimana ya.. Ah ya sudah lah, jalani saja. Yang penting gue masih bisa happy-happy, tanpa harus melayani dia dan jadi istri sungguhan. Dan yang paling penting, gue gak bakalan di tanya kapan nikah lagi."

Terang Raline kepada Sinta. Sedangkan Sinta hanya bisa menatap Raline sambil menggeleng-geleng kan kepalanya. Sinta tak percaya bila Raline mengambil keputusan yang sangat serius tanpa memikirkan kedepan nya.

"Terserah lu deh mbak, cuma satu yang mau gue bilang."

"Apa?" Tanya Raline penasaran.

"Lu parah..!" Celetuk Sinta, lalu gadis itu kembali ke meja kerjanya. Sedangkan Raline tidak bisa berkata apa-apa lagi saat Sinta berlalu dari hadapannya.

Sore itu, Raline sedang bersiap-siap untuk pulang kerumah nya. Ia membereskan meja kerjanya, lalu memasukan ponsel nya kedalam tas.

Raline berjalan meninggalkan gedung kantor nya menuju parkiran mobil.

Baru saja Raline akan menyalakan mesin mobilnya, ponsel Raline pun berdering. Raline langsung mengambil ponsel nya dari dalam tas dan memandangi nomor asing yang tertera di layar ponsel nya.

"Siapa sih?" Gumam nya.

Dengan rasa penasaran, Raline pun akhir nya menerima panggilan telpon tersebut.

"Hai calon istri, temui aku di X bride boutique, satu jam dari sekarang. jangan telat."

Klik...!

Panggilan itu, di akhiri begitu saja tanpa Raline sempat menjawab nya.

Raline terdiam sejenak, sambil menatap ponsel nya dengan kebingungan.

"Fandy?" Gumam nya.

Lalu Raline melirik jam tangan nya. Dengan cepat ia langsung menyalakan mesin mobil nya dan pergi menuju X Bride Boutique.

Satu jam lima belas menit kemudian.

Raline tiba di boutique, dimana Fandy sudah duduk menunggu nya di dalam ruangan VIP boutique tersebut.

"Sorry, sorry, aku telat. Macet soal nya."

Ucap Raline, saat melihat wajah Fandy yang menatap nya dengan tatapan kesal sambil menunjuk jam tangan nya.

"Pilihkan baju yang pantas untuk dia."

Perintah Fandy kepada pegawai boutique itu.

"Mari Mbak, ikut saya." Gadis pegawai boutique itu mempersilahkan Raline untuk mengikutinya.

Raline menatap Fandy dengan tatapan sebal. Lelaki itu tampak tidak peduli sama sekali saat Raline menatap nya seperti itu. Ia hanya duduk dengan santai dan sibuk dengan ponsel di tangan nya.

Beberapa menit kemudian, tirai terbuka.

Dengan cepat Fandy melirik Raline yang berdiri memamerkan gaun pengantin nya di atas panggung kecil di dalam ruang ganti.

Fandy menatap Raline dan gaun nya, mencoba menilai secara keseluruhan.

"No." Ucap Fandy.

Raline menatap Fandy dengan tak percaya. Padahal itu adalah gaun pilihan Raline, yang menurut nya cukup elegan.

Tirai kembali di tutup, Raline terpaksa mengganti gaun tersebut dengan gaun yang lain nya. Tak berapa lama kemudian, tirai pun di buka kembali.

Kini Raline berdiri dengan gaun yang berbeda. Fandy kembali menatap nya, mencoba menilai gaun itu.

"No." Fandy menggelengkan kepalanya.

Tirai pun di tutup kembali, Raline kembali mengganti gaun itu dengan gaun yang lain nya. Setelah itu, ia kembali memamerkan nya kepada Fandy.

Dengan malas lelaki itu melirik Raline dengan gaun yang baru saja di kenakan nya.

"No." Fandy kembali mengatakan hal yang sama.

Raline sudah mulai gemas, ingin sekali ia mencakar lelaki itu.

Dengan kesal, Raline melepas gaun nya dan mengambil gaun dengan acak dan sembarang di antara gaun-gaun indah yang tergantung di sana.

Raline mengenakan gaun itu dengan cepat, dibantu oleh pelayan boutique itu. Gaun pengantin itu berwarna abu muda, yang di hiasi payet di bagian dada nya.

Model gaun itu cukup simpel dan elegan. Bagian dada nya yang tidak begitu rendah dan punggung nya yang terbuka lebar membuat penampilan gaun itu sungguh cantik di pakai oleh Raline.

Tirai pun di buka lagi untuk yang ke empat kali nya. Saat tirai itu di buka, terlihat Fandy yang sedang duduk dengan mata nya yang terpejam.

"Whattt...? dia molor saat memilih gaun pengantin untuk calon istri nya? Dasar orang g*l*....!!!" Gumam Raline.

Ia pun menatap Fandy yang sedang tertidur nyenyak, dengan kesal.

Raline pun langsung mengatakan kepada pelayanan boutique, bahwa dirinya memilih gaun tersebut dan meminta untuk langsung mengirimkan gaun itu kerumah nya.

Lalu dengan cepat Raline membuka gaun itu dan mengenakan kembali baju nya.

"Mbak, ini alamat rumah saya dan dia yang bayar..!" Ucap Raline dengan emosi, sambil menunjuk Fandy yang terlihat semakin pulas.

"I... iya Mbak." Jawab pelayan itu, sambil mengangguk ragu.

Raline meraih tas nya, lalu pergi meninggalkan boutique itu dengan emosi yang tak tertahankan.

Terdengar dengkuran-dengkuran halus saat pelayan yang melayani Raline menghampiri Fandy.

"Maaf tuan." Pelayan itu mencoba membangun kan Fandy untuk segera membayar tagihan gaun yang di pilih oleh Raline. Tetapi lelaki itu tampak nya sangat kelelahan hingga tidur nya terlihat begitu nyaman dan nyenyak.

"Tuan." Setelah berkali-kali di panggil oleh pelayan itu, akhir nya Fandy mulai siuman dari tidur nyenyak nya.

"Hmmm, ya, mana gadis itu?" Tanya Fandy, sambil mengusap kedua mata nya. yang masih nanar karena baru saja bangun tidur.

"Nona Raline sudah pergi tuan, ini tagihan gaun nya." Pelayan itu menunjukan sebuah bon tagihan yang harus Fandy bayar.

"Hah..! Sudah pergi?"

"I..iya tuan." Jawab pelayan itu dengan rasa takut, saat melihat ekpresi Fandy yang terlihat marah.

"Kurang ajar memang..!" Umpat nya.

Terpopuler

Comments

Sulaiman Efendy

Sulaiman Efendy

INGAT,, SESUATU YG DI AWALI DGN KBOHONGAN, AKN TERUS MNCIPTAKN KBOHONGAN LAIN,, DN YG KALIAN BOHONGI ADALH KDUA ORG TUA KALIAN,, DGN MMPERMAINKN PERNIKAHAN

2022-09-02

1

Sulaiman Efendy

Sulaiman Efendy

HEMMMM,,, DITANYA KAPAN NIKAH MNGKIN LOO BRDUA UDH AMAN,, KETIKA KALIAN DITANYA KPN PNY ANAK DN MMBERIKAN CUCU, APA JWABAN KALIAN BERDUA,, SDGKN UMUR KALIAN SDH TIGA PULUH, TK MNGKIN MSH MNUNDA NUNDA PNY ANAK

2022-09-02

1

Donna Armen

Donna Armen

saya banyak juga ngikuti novel² othor lain yang banyak pengikutnya, tetapi walaupun beda judul tapi alur ceritanya mirip bahkan sama, dipertengahan cerita saya mulai bosan dan menscroll aj kebawah sampai tamat

Tapi untuk cerita dari de'rini beda judul beda alur..
hampir semua karya de'rini udah saya baca..

Oh ya Thor, untuk kisahnya Tasya jangan lama² Upnya ya..😊😘

sukses selalu Thor.. 🤩🥰

2022-05-19

1

lihat semua
Episodes
1 1# Kapan Nikah?
2 2# Jangan tanya kapan NIKAH
3 3# Pertemuan dengan nya
4 4# Fandy
5 5# Deal
6 6# Seperti mimpi
7 7# Tidak bisa ku percaya
8 8# Lamaran
9 9# Drama menjelang pernikahan
10 10# Nikah
11 11# Malam Pertama
12 12# Day-1
13 13# Day-3 (Bulan madu)
14 14# Canggung
15 15# Day-4
16 16# Salju dan ciuman pertama
17 17# Sekamar lagi
18 18# Aku patah hati
19 19# Aku rasa aku sedang jatuh cinta
20 20# Perjanjian yang menyusahkan
21 21# Carolina
22 22# Rasa bersalah
23 23# Rumit
24 24# Bercerailah..!
25 25# Bergelut dengan pikiranku sendiri
26 26# Jangan berikan aku harapan..!
27 27# Ceraikan Raline..!
28 28# Meninggalkan rumah
29 29# Yes, I Love U
30 30# Malam ini
31 31# Tuhan, aku salah apa?
32 visual
33 32# Perpisahan
34 33# Bukan halusinasi
35 34# Cerai
36 35# Pernikahan Fandy dan Carolina
37 pengumuman
38 36# Selamat tinggal masa lalu
39 37# Pikiran ku bukan urusan mu..!
40 38# Calon buah hati ku
41 39# Selamat tinggal Indonesia
42 40# Mabuk
43 41# Bertahanlah..!
44 42# Iya, itu anak ku
45 43# Pengakuan
46 44# Lelaki yang mencurigakan
47 45# Mau mu apa?
48 46# Pantau terus..!
49 47# Mencari Raline
50 48# Fandy?
51 49# Modus..!
52 50# Saya ingin rujuk
53 51# Sah..!
54 52# Dasar ular..!
55 53# Semangat Papa Junior..!
56 54# Welcome to the world Rafa..!
57 55# Menculik Alex
58 56# Mengelak
59 57# Terusir
60 58# Lupakan masa lalu...
61 59# Akhir bahagia (end)
62 Terimakasih
Episodes

Updated 62 Episodes

1
1# Kapan Nikah?
2
2# Jangan tanya kapan NIKAH
3
3# Pertemuan dengan nya
4
4# Fandy
5
5# Deal
6
6# Seperti mimpi
7
7# Tidak bisa ku percaya
8
8# Lamaran
9
9# Drama menjelang pernikahan
10
10# Nikah
11
11# Malam Pertama
12
12# Day-1
13
13# Day-3 (Bulan madu)
14
14# Canggung
15
15# Day-4
16
16# Salju dan ciuman pertama
17
17# Sekamar lagi
18
18# Aku patah hati
19
19# Aku rasa aku sedang jatuh cinta
20
20# Perjanjian yang menyusahkan
21
21# Carolina
22
22# Rasa bersalah
23
23# Rumit
24
24# Bercerailah..!
25
25# Bergelut dengan pikiranku sendiri
26
26# Jangan berikan aku harapan..!
27
27# Ceraikan Raline..!
28
28# Meninggalkan rumah
29
29# Yes, I Love U
30
30# Malam ini
31
31# Tuhan, aku salah apa?
32
visual
33
32# Perpisahan
34
33# Bukan halusinasi
35
34# Cerai
36
35# Pernikahan Fandy dan Carolina
37
pengumuman
38
36# Selamat tinggal masa lalu
39
37# Pikiran ku bukan urusan mu..!
40
38# Calon buah hati ku
41
39# Selamat tinggal Indonesia
42
40# Mabuk
43
41# Bertahanlah..!
44
42# Iya, itu anak ku
45
43# Pengakuan
46
44# Lelaki yang mencurigakan
47
45# Mau mu apa?
48
46# Pantau terus..!
49
47# Mencari Raline
50
48# Fandy?
51
49# Modus..!
52
50# Saya ingin rujuk
53
51# Sah..!
54
52# Dasar ular..!
55
53# Semangat Papa Junior..!
56
54# Welcome to the world Rafa..!
57
55# Menculik Alex
58
56# Mengelak
59
57# Terusir
60
58# Lupakan masa lalu...
61
59# Akhir bahagia (end)
62
Terimakasih

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!