Pagi-pagi sekali Fandy sudah siap dengan tangan di kopernya. Ia melangkah keluar dari kamarnya dan menunggu Raline di depan teras. Sedangkan asistennya dengan sigap langsung memasukan koper milik Fandy kedalam bagasi.
"Lama banget sih..!"
Gumam Fandy sambil sesekali melirik jam tangannya.
Lima belas menit kemudian, Raline keluar dari kamarnya dengan tergopoh-gopoh membawa koper besar di tangan kanannya.
"Lama banget sih..! Bawa koper besar pula"
Fandy menatap Raline dengan kesal.
"Tenang kang mas Fandy, Istrimu ini sudah siap untuk berangkat"
Raline tersenyum manis kepada Fandy. Sedangkan lelaki itu hanya melengos dan segera masuk kedalam mobilnya.
Raline mencebikkan bibirnya kepada Fandy.
Sepanjang perjalanan ke bandara, Raline begitu bersemangat. Ia tidak sabar untuk segera melihat Negara impiannya.
Sedangkan Fandy, Seperti biasa lelaki itu selalu sibuk dengan ponselnya dan sesekali tersenyum. Raline sudah cukup hafal bila Fandy tersenyum dengan ponselnya, Berarti Fandy sedang chat dengan kekasih nya, Carolina. Tetapi Raline tidak mau ambil pusing, Yang penting pernikahan yang ia jalani ini sangat menguntungkan bagi dirinya.
Dua jam kemudian mereka sudah berada di dalam pesawat yang akan membawa mereka ke Korea. Ini pengalaman pertama bagi Raline Naik pesawat dengan kursi First class.
Raline duduk dengan nyaman. Sedangkan Fandy duduk di kursi di seberangnya. Raline tersenyum sendiri saat ia membayangkan akan bertemu dengan oppa-oppa Korea di sana. Dan mencoba makanan khas Korea. Ia juga mempunya impian ingin bermain salju bila ke Korea. Raline memejamkan matanya ia pun terlelap dengan nyaman.
Kurang lebih dua belas jam kemudian mereka mendarat di Seoul. Dengan antusias Raline mengikuti Fandy yang sudah berjalan lebih dahulu di depannya.
"Kenapa harus ke Korea sih? Kenapa gak ke Jepang, Swiss atau kemana kek..?"
Keluh Fandy kepada Raline yang sedang tererangah melihat kemegahan bandara ibukota Korea Selatan tersebut.
"Ini impian aku tau..!"
Raline menatap Fandy dengan bersungut-sungut.
"Dasar alay.., Korban drama..!"
Ucap Fandy sambil melebarkan langkahnya, yang membuat Raline tertinggal jauh di belakangnya. Raline hanya bisa menatap punggung lelaki itu dengan kesal.
Brukkkkk...
Koper Raline terjatuh saat orang yang tak di kenalnya menabrak koper itu dengan trolinya.
"Joesonghamnida"
Ucap lelaki yang sudah menabrak koper Raline sambil membungkukkan tubuhnya.
"No problem"
Raline langsung memungut kopernya di bantu oleh lelaki itu. Lelaki itu tersenyum kepada Raline sambil menyerahkan koper milik Raline, Lalu lelaki itu sekali lagi membungkukkan badannya dan meninggalkan Raline.
"Duh... cowok-cowok Korea ganteng-ganteng banget.."
ucapnya dengan tersenyum girang.
"Masih lebih ganteng aku..!"
Raline mendongak melihat lelaki di depannya. Terlihat Fandy sedang menatapnya dengan wajah kesal.
"Makanya kalau jalan itu liat-liat..! Dan satu lagi, Jangan genit..!"
Ucap Fandy lalu menarik tangan Raline untuk segera mengikutinya.
Mereka di jemput oleh jasa guide and travel yang khusus melayani mereka berdua saja selama di Korea.
Hari pertama mereka langsung di antarkan ke hotel yang sudah mamanya Fandy pesankan sebelumnya. Dan mereka di biarkan untuk beristirahat terlebih dahulu sampai jam makan malam nanti.
"Hah..? Satu kamar?
Raline menatap Fandy dengan cemas.
"Iya, Aku sudah minta kamar yang lain sama pihak hotel. tapi gak ada kamar yang kosong"
Sesal Fandy berjalan dengan gontai.
"Yah... Gimana dong.?"
Raline mulai salah tingkah.
"Ya, Mau bagaimana lagi?"
Fandy memencet tombol lift di depannya. Lalu mereka masuk dan menuju ke kamar mereka berdua.
Setibanya di kamar mereka langsung merebahkan diri di atas ranjang. Tampaknya mereka sudah mulai saling terbiasa.
"Habis ini kita kemana?"
Tanya Raline dengan antusias.
"Tidur dulu sebentar, Nanti sekitar pukul tujuh malam"
Sahut Fandy sambil memejamkan matanya.
"Aku mau makan bulgogi, Terus jajan Ttokbokki, Twigim, Hotteok, Hweori gamja, Jipangyi ice cream dan banyakkkk lagi"
Fandy hanya membuka matanya dan melihat istrinya yang terlihat bersemangat menyebutkan satu persatu makanan yang ingin ia coba. Fandy hanya tersenyum simpul saat melihat ekpresi Raline.
"Iya nanti kita beli"
Sahut Fandy sambil kembali memejamkan matanya.
"Bener ya... asikkk.. asikk.. Terimakasih suami pura-pura ku..!"
Raline sangat gembira hingga ia memeluk tubuh Fandy yang tergolek di atas ranjang. Raline memeluk Fandy dan menidurkan kepalanya di dada lelaki itu, Sambil terus mengoceh mengungkapkan perasaan gembiranya.
Fandy hanya terdiam, Entah mengapa jantungnya terasa berdetak lebih cepat.
Raline mulai tersadar bahwa ia sudah memeluk-meluk lelaki itu sambil kegirangan. Mendadak ia merasa malu dan canggung luar biasa.
"Eh.. maaf.., Aku cuma terlalu bersemangat"
Raline melepaskan pelukannya yang agresif. Lalu menundukkan pandangannya, Ia tidak berani menatap Fandy yang sedang menatapnya dengan lekat. Dengan salah tingkah, Raline beranjak dari ranjang dan pergi membongkar kopernya.
Suasana terasa sangat canggung. Raline mengambil setelan baju yang akan ia kenakan setelah mandi, Lalu ia membawanya ke dalam kamar mandi.
Di dalam kamar mandi dirinya terus menerus menepuk dahinya dan menyesali sikap nya kepada Fandy.
Sikap Fandy yang diam saja saat di peluk Raline, Membuat Raline merasa dirinya seperti perempuan m*r*han. Raline mulai mewek sambil melihat bayangan dirinya di depan cermin.
Jam tujuh malam tour guide mereka sudah datang menjemput. Mereka di antarkan ke restoran terbaik di sana.
Mereka makan malam layaknya seperti sepasang kekasih, Walaupun terkadang mereka seperti tom dan Jerry. Tetapi malam itu sikap Fandy mulai melunak kepada Raline. Begitu juga Raline, Ia merasa Fandy tidak begitu menyebalkan malam ini. Maka mereka berdua terlihat sangat akur.
"Foto dulu"
Fandy mengeluarkan ponsel nya dan mengambil gambar dirinya dan Raline saat makan malam. Lalu mengirimkan Foto itu kepada mamanya. Tak lama kemudian mamanya membalas pesan Fandy.
Mom
Mama ingin kamu berikan cucu untuk mama secepatnya. Jangan biarkan mama dan papa menunggu lebih lama. Tolong beri kami kesempatan untuk melihat cucu, sebelum kami pergi dari dunia ini.
Fandy membaca pesan dari mamanya dengan wajah yang putus asa.
"Kenapa?"
Tanya Raline penasaran.
Tanpa menjawab pertanyaan Raline, Fandy memberikan ponselnya kepada Raline. Raline meraih ponsel milik Fandy dari tangan lelaki itu. Lalu membacanya dengan perlahan.
"Hah...!"
Serunya sambil melebarkan kedua bola matanya.
"Mama mau nya apa sih.. sudah di turuti menikah, sekarang minta cucu..!"
Ucap Fandy dengan kesal, Lalu hening.
Tidak lama kemudian Fandy menatap Raline dengan seksama. Raline hanya mengangkat kedua alisnya saat membalas tatapan Fandy. Ia mencoba mengartikan tatapan lelaki yang sudah menjadi suaminya itu. Entah apa yang ada di pikiran Fandy saat terus menatap dirinya. lama-lama Fandy tersenyum penuh arti, Dan Raline pun mulai paham dengan maksud tatapan Fandy.
"Gak mau..!"
Ucap Raline sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.
Fandy langsung tertawa terbahak-bahak saat melihat wajah panik Raline.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
Kadek Diah
aku ngebayangin kehidupan mereka berdua kayak apa thor
2021-03-15
1
Roro Ayu Murwani
fandynya tengil
raline nya cuek
2020-12-12
4
Rania Puspa
korea... korea aku suka bnyk tempat romantis ky di film² 😄😄
2020-12-09
2