Setelah makan malam, mereka jalan-jalan di sekitar wilayah itu. Raline terlihat sangat antusias dengan suasana malam di Seoul. Ia meminta Fandy untuk membelikannya banyak cemilan di pinggir jalan. Fandy hanya tersenyum melihat tingkah istrinya tersebut.
Cringgggg...!
Fandy merogoh saku celananya untuk mengambil ponselnya. Ia melihat nama yang tertera di pesan yang baru saja ia terima.
My love Carolina
"Jangan macam-macam ya.. ingat gadis itu hanya istri bohongan mu saja"
Fandy tersenyum membaca isi pesan dari Carolina. Lalu ia membalas pesan dari gadis pujaannya itu.
"Tidak akan pernah"
ketiknya lalu mengirimnya kepada Carolina. Lalu ia mengembalikan ponselnya kedalam saku celananya.
Ia kembali memperhatikan Raline yang sedang melahap Ttokbokki.
"Sini... cobain deh..!"
Raline melambaikan tangannya memanggil Fandy. Lelaki itu hanya membalasnya dengan senyuman lalu datang menghampiri Raline.
Raline tersenyum manis kepada Fandy lalu menyodorkan Ttokbokki ke mulut Fandy. Lelaki itu menatap Raline dengan ragu, Lalu membuka mulutnya.
"Enak kan..? aku bilang juga apa.."
Seru Raline dengan bersemangat.
"Sudah larut malam ini, kita balik ke hotel yuk.. besok kita mau ke Gwanghwamun square dan ke Dongdaemun market kan?"
Mendengar ucapan Fandy, Raline langsung mengangguk dengan bersemangat. Fandy tersenyum melihat ekpresi wajah Raline.
"Seperti membujuk anak kecil untuk pulang"
Gumamnya sambil tertawa kecil.
"Kenapa ketawa?"
Tanya Raline sambil menatap Fandy curiga.
"Gak.. gak apa-apa"
Jawab Fandy masih dengan senyum yang tersungging di bibirnya.
"Ih, curiga aku tuh"
Raline melirik Fandy penuh dengan kecurigaan.
Karena Raline tidak memperhatikan jalan, Akhirnya Raline tersandung karena pembatas jalan. Tubuhnya limbung lalu hampir saja terhempas ke trotoar. Dengan sigap Fandy menangkap tubuh Raline lalu memeluknya dengan erat.
Mereka saling berpandangan, suasana malam di Seoul membuat Raline merasa apa yang sedang ia alami sama seperti adegan-adegan di drama Korea. Pipinya mulai memerah.
"Ya Allah, ternyata suami bohongan ku ganteng juga ya"
Gumamnya.
"Ternyata cewek ini cantik juga ya"
Gumam Fandy.
Lalu dengan canggung Fandy membantu Raline untuk berdiri. Lalu ia melepaskan tangannya yang melingkar di pinggang Raline yang ramping. Mereka berdua menjadi salah tingkah. Lalu kembali melanjutkan perjalanan ke hotel.
Tour guide mereka sudah mereka suruh untuk pulang terlebih dahulu. Seperti permintaan Raline, ia sangat ingin berjalan kaki menyusuri indahnya kota Seoul dimalam hari. Dengan terpaksa Fandy mengikuti kemauan Raline. Karena bila tidak, sudah dipastikan Raline akan terus mengomel dan merajuk seperti bocah kecil.
Setibanya di hotel, suasana canggung tersebut masih terus mereka rasakan. Raline mengambil baju tidurnya dan beranjak ke kamar mandi untuk mengganti baju.
"Mau kemana?"
Tanya Fandy saat melihat Raline hendak menuju kamar mandi.
"Mau ganti baju"
Sahut Raline sambil menunjukkan baju tidur di tangannya.
"Ganti disini aja, aku mau keluar dulu"
Ucap Fandy, Lalu ia beranjak dari ranjang dan meninggalkan Raline sendiri di dalam kamar. Raline hanya terpana melihat sikap Fandy yang kembali dingin terhadapnya.
Fandy menutup pintu kamar, lalu melangkah menuju lift. Ia tidak mengerti mengapa ia mendadak merasa aneh saat menatap Raline. Ia tidak mengerti itu apa. yang jelas, ia selalu merasa bingung akan bagaimana terhadap Raline.
Fandy menghentikan langkahnya di salah satu toko, lalu ia masuk kedalam toko tersebut. Ia melihat-lihat pernak-pernik yang lucu-lucu. Lalu matanya tertuju ke sebuah boneka kelinci lucu, entah mengapa ia langsung mengingat Raline. Lalu ia mengambil boneka itu dan membayarnya di kasir, lalu ia kembali ke hotel.
"Kemana sih dia? pasti lagi cari perhatian sama para wanita cantik. Di Korea kan ceweknya cantik-cantik"
Gumam Raline sambil cemberut. Lalu Raline mendadak teringat kejadian saat dirinya hampir saja terjatuh, lalu ia tersenyum sendiri saat mengingat wajah Fandy yang tampan saat memeluk dirinya.
"Kalo diperhatiin dia lebih ganteng dari pada oppa-oppa Korea deh"
Ucap Raline sambil tersenyum-senyum sendiri.
Saat tiba di hotel Fandy langsung menuju lift dengan kantung belanjaan di tangannya. ia melangkah menuju kamarnya saat dirinya sudah sampai di lantai yang ia tuju. Dirinya terlihat sangat bersemangat sambil sesekali melirik ke kantung belanjanya.
Tetapi, saat dirinya tiba di depan pintu kamar hotelnya. Ia kembali terdiam, ia menghela napasnya dan lalu memegang dadanya. Jantung Fandy berdetak begitu cepat, hingga membuat ia merasa heran.
"Apa aku sakit ya?"
Gumamnya, lalu ia mengetuk pintu kamarnya.
Tak lama kemudian, Raline membukakan pintu untuk Fandy. Saat melihat wajah Raline jantung Fandy semakin berdebar. Dengan ragu ia melangkah masuk kedalam kamar.
"Beli apa?"
Tanya Raline penasaran sambil melihat beberapa bungkusan di tangan Fandy.
"Ng... ini.. ini.."
"Ini apa?"
Potong Raline.
Fandy langsung menyerahkan bungkusan di tangannya. Dengan ragu, Raline menerima bungkusan itu lalu membukanya.
"Boneka?"
Tanya Raline dengan wajah tak percaya.
Fandy hanya menggigit bibirnya pelan, lalu mengangguk ragu.
"Untuk siapa?"
Tanya Raline lagi.
"Ng...ng... gak tau"
Sahut Fandy sambil membuka sebotol soju. Raline memperhatikan boneka lucu yang sedang memegang sebuah hati.
"Kok gak tau? buat Carolina ya?"
Degggg..!
Fandy terduduk di sofa saat mendengar nama Carolina.
"Kamu perhatian ya sama pacarmu.. sampai di belikan oleh-oleh lucu"
Raline menimang-nimang boneka itu lalu menatap Fandy dengan kagum.
"Hmmm.. Aku rasa Carolina tidak akan menyukai boneka itu, kalau kamu mau ambil saja buatmu"
Ucap Fandy, Acuh.
"Kenapa gak suka? pasti suka lah.. kan lucu, terutama pemberian pacarnya"
Raline menatap Fandy dengan polos.
"Ish.. ini cewek gak ngerti kali ya"
Gumam Fandy sambil meminum soju dari botolnya.
"Kamu gak mau? ya sudah buang saja"
Fandy menghampiri Raline lalu mencoba merebut bonekanya.
"Ih.. jangan..!"
Raline menghindari bonekanya dari jangkauan Fandy yang membuat lelaki itu oleng menabrak tubuh Raline hingga mereka berdua terjatuh di atas ranjang dengan posisi Fandy menimpa tubuh Raline.
Raline menatap canggung wajah Fandy yang hanya beberapa senti di depan wajahnya. Sedangkan Fandy seperti tidak berniat beranjak dari tubuh Raline. Lelaki itu terus menatap Raline, entah mengapa ia begitu menikmati suara hembusan napas Raline yang memburu.
"Be.. be.. berat"
Ucap Raline sambil mencoba mendorong tubuh Fandy untuk beranjak dari tubuhnya. Fandy mulai tersadar, lalu ia mencoba untuk berdiri dan kembali ke sofa.
"Te.. terimakasih bonekanya"
Ucap Raline sambil memeluk boneka itu dan beranjak masuk kedalam selimut.
Raline merebahkan dirinya dengan memunggungi Fandy yang terdiam di atas sofa. Fandy terus menatap punggung Raline, istrinya.
"Kenapa jadi canggung begini ya.. jangan-jangan.. Ah.., gak mungkin lah"
Gumamnya sambil menenggak soju untuk mengusir rasa dingin yang menerpa tubuhnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
Kadek Diah
woww pikiranku trefeling Sampek ke Korea Thor🤣🤣
2021-03-15
1
Azkayra
awwww,pikiranku traveling kemana²,berasa aku yg jadi Raline🤣🤣🤣🤣
2021-02-28
1
Mommy_Èlla💖💐
Seruuu✨
2021-02-27
1