"Mbak Line, kita jadi clubing?"
Raline membaca pesan dari Sinta lalu dengan cepat ia membalas pesan itu.
"Jadi, gue puyeng banget di rumah ini"
"kenapa?"
Balas Sinta.
"Nanti gue ceritain deh, gue mau mandi dulu"
Raline menaruh ponselnya di atas meja di kamar nya. Lalu ia menuju kamar mandi.
Setelah selesai mandi dan berdandan Raline turun ke lantai bawah dengan perlahan. Matanya mengawasi situasi, sekiranya aman ia langsung melangkah menuju pintu depan rumah nya.
Ternyata saudara-saudaranya semua sedang duduk-duduk di depan teras rumah nya. Raline menepuk dahinya dengan keras sampai ia sendiri pun kesakitan dan mengusap-usap pelan dahinya.
"Mau kemana Line?"
Tanya Tante Joice kepada Raline.
"Mau kencan"
Jawab Raline dengan ketus.
"Wuihhhh... pantesan lu dandan kece"
Yayang mencebik kan bibir nya.
"Udah ah, gue cabut dulu"
Raline dengan pede melangkah ke arah mobilnya.
"Line, ingat..! Papa menunggu calon suamimu loh!"
Teriak Papanya yang sedang duduk di bangku teras. Raline cuma bisa menelan saliva nya lalu masuk kedalam mobil dan pergi begitu saja.
"Duh.. maaf ya, bila sikap Raline kurang sopan"
Mamanya Raline merasa tidak enak kepada adik dan adik ipar nya.
"Ah tidak apa-apa Mbak, mungkin karena Raline anak satu-satunya kali ya"
Sahut Tante Joice sambil tersenyum di paksakan.
Tante Joice sangat membanggakan kedua anak nya, Yayang dan Bobby.
Bobby adalah anak pertama Tante Joice. Kini Bobby tinggal di Jerman bersama istrinya yang juga orang Jerman.
Bobby sudah memiliki dua orang anak. Pekerjaan Bobby yang sebagai ahli mesin disana membuat kehidupan Bobby di Jerman cukup jauh dari kata kekurangan.
Kwalitas Bobby cukup di akui di sana, hal itu membuat bangga Mama dan Papanya yang hampir setiap saat selalu membicarakan tentang Bobby. Seakan anak orang lain tidak ada yang sehebat anak nya.
Dan mereka juga selalu membanggakan Yayang anak ke duanya. Walaupun Yayang tidak bekerja, tetapi Yayang mempunyai suami yang cukup sukses. Suami Yayang bekerja sebagai wakil direktur di sebuah perusahaan swasta.
Hal itu membuat kehidupan Yayang juga sangat jauh dari kata kekurangan.
Terkadang Mamanya Raline merasa muak mendengar cerita adik kandung nya sendiri, yang sibuk membangga-banggakan anak-anak nya.
Raline mengendarai mobilnya dengan cepat. Tidak sampai setengah jam ia sudah sampai di apartemen Sinta.
Sinta memilih tinggal di apartemen, karena dirinya sudah cukup mandiri. Gaji yang ia peroleh sangat cukup untuk menopang hidup nya sehari-hari. Di tambah Sinta memang terlahir dari keluarga kaya. Sinta juga pekerja keras, dan ia cukup pintar dalam pekerjaan nya.
Sinta menyambut Raline dengan senyum nya yang sumringah. Ia membuka pintu mobil Raline, lalu masuk kedalam nya.
"Cau kitaaaaa.."
Ucap nya dengan girang. Sedangkan Raline hanya tersenyum tipis dan tampak tidak bersemangat.
"Lu kenapa sih mbak? asem banget sih muka nya"
Tanya Sinta dengan tatapan menyelidik.
"Biasa lah, pertanyaan kapan nikah lagi dari semalam sampe sore begini"
Sahut Raline sambil tetap berkonsentrasi pada kemudinya.
"Parah amat sih, gak berprikejombloan..!"
Celetuk Sinta dengan sewot.
"Tau deh, sebel banget gue"
Sahut Raline dengan wajah yang kesal.
"Ya sudah lupain, yang penting kita party malam ini..!"
Teriak Sinta dengan bersemangat.
Raline pun tertawa lalu mengemudikan mobilnya dengan ugal-ugalan.
Raline memarkirkan mobilnya di basement sebuah gedung di lokasi pusat hiburan. Sebelum turun, Raline dan Sinta merapikan make up mereka hingga terlihat sempurna.
Lalu mereka masuk kedalam sebuah club malam tersebut. Mereka adalah member di club tersebut. Jadi, mereka tidak perlu antri dan mempunyai jalur khusus untuk langsung masuk ke dalam club yang hingar-bingar itu.
Setiba di dalam, mereka melupakan apa yang menjadi beban mereka setiap hari nya. Pekerjaan, masalah pribadi hingga masalah keluarga. Mereka asik bergoyang di lantai dansa.
Sinta yang sedang asik bergoyang di dekati oleh lelaki yang berada di samping nya. Hingga akhir nya mereka berkenalan dan asik berdansa bersama.
Raline mulai merasa bosan, lalu ia pergi ke arah Bar, lalu memesan segelas minuman.
"Bro, obat pusing"
Pinta Raline kepada bartender yang sedang berdiri di balik meja Bar.
"Siap Mbak bro"
Ucap bartender itu. Lalu sekian menit kemudian segelas minuman yang terlihat cantik namun jahat, tersuguh di depan Raline.
Raline tidak lagi berpikir itu minuman jenis apa. Yang jelas ia sudah cukup pusing mengingat pesan Papanya saat dirinya hendak pergi menjemput Sinta tadi sore.
Raline meminum minuman keras itu. Ia memicingkan matanya dan mengerutkan dahinya karena rasa yang tidak enak dari minuman tersebut.
Sebenarnya Raline sangat jarang minum minuman keras. Ia hanya minum saat dirinya terasa pusing saja atas pertanyaan-pertanyaan sadis yang di lontarkan kepadanya.
"Satu lagi bro"
Ucap nya kepada bartender itu. Lalu bartender itu menyediakan segelas lagi minuman yang sama untuk Raline. Raline meraih gelas minuman itu lalu menenggak minuman itu sampai habis.
Tiba-tiba saja disamping Raline duduk lah seorang pria tampan yang memesan minuman yang sama.
Pria itu melihat Raline yang sepertinya sudah mulai pusing karena pengaruh minuman keras.
"Hai, boleh kenalan?"
Tanya pria itu sambil mengulurkan tangan nya kepada Raline.
Raline melirik lelaki itu. Wajah lelaki itu cukup tampan, tubuhnya atletis dan kulit nya putih bersih. Rambut lelaki itu tertata rapih mirip seperti Christiano Ronaldo di mata Raline, sehingga membuat Raline terpana.
Seperti nya ia pernah melihat lelaki itu, tetapi entah dimana. Dirinya sudah tidak mengingatnya. Tetapi, Raline yakin bahwa ia pernah mengenal dan berbicara dengan lelaki itu.
"Lu mau kenalan sama gue? Lu nikahin gue baru boleh kenalan..!"
Ucap Raline berteriak mengimbangi suara musik yang memekak kan telinga.
"Oh begitu?"
Tanya lelaki itu sambil tersenyum memandang wajah cantik Raline.
Raline hanya mengangguk dengan malas karena mabuk.
"Bro...!"
Raline menyodorkan gelas nya kepada bartender dan mengisyaratkan dirinya ingin segelas lagi.
Dengan sigap bartender melayani Raline dan bersiap untuk membuatkan segelas lagi minuman untuk Raline.
"Sepertinya lagi pusing banget ya? Ada masalah?"
Tanya lelaki itu sambil mendekat bibirnya ke telinga Raline, agar gadis itu dapat mendengar apa yang ia katakan.
"Iya gue pusing...! Semua nanyain kapan nikah...! kapan nikah..! gue bete..!"
Jawab Raline sambil berteriak-teriak seperti orang stress. Lelaki itu hanya tersenyum dan mengangguk-anggukan kepalanya.
Raline menerima segelas lagi minuman dari bartender. Lalu dengan perlahan ia menenggak nya sampai habis.
"Bodo amatttt...! Semuanya go to helll..! Jangan tanya-tanya gue kapan nikah...!"
Teriak nya sambil mengangkat gelas yang kosong di tangan nya. Lelaki itu hanya tersenyum melihat tingkah Raline sambil meminum minumannya dengan perlahan.
Raline kembali ke lantai dansa. Sedangkan lelaki itu mulai penasaran dengan Raline. Ia pun mengikuti Raline setelah membayar semua minuman yang telah di pesan oleh Raline dan dirinya kepada bartender itu. Lalu ia mendekati Raline yang mulai tampak kacau di lantai dansa.
"Hai.."
Sapa lelaki itu lagi.
"Lu ngapain sih ngikutin gue. c*b*l lu ya?"
Raline menatap lelaki itu dengan sebal.
"Gue juga mau nikah, lu mau jadi istri gue?"
Pertanyaan lelaki itu membuat Raline terdiam.
"Gue Fandy"
Lelaki itu mengulurkan tangan nya.
"hoekkkkkkk..."
Raline memuntahkan isi lambung nya di kemeja lelaki itu. Lalu Raline tak sadarkan diri karena kepalanya terlalu pusing setelah meminum beberapa gelas minuman keras yang tadi ia pesan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
Sulaiman Efendy
KURANG PENDIDIKAN AGAMA APA NI RALINE..
2022-09-02
1
Sulaiman Efendy
RALINE RALINE,, CEWEK KOQ MAINNYA DI CLUB,, KLO LO MABUK, TEMY LAKI2 CABUL, HABIS LO
2022-09-02
1
💜🌷halunya jimin n suga🌷💜
lanjoot
2021-09-01
1