Tepat pukul tujuh malam, Raline sudah sampai di rumahnya. Raline sangat kelelahan setelah terjebak macet kurang lebih satu jam lamanya. Raline turun dari mobil dan melihat satu persatu mobil yang terparkir di halaman rumah nya.
"Waduhhh..."
Gumamnya. Dengan perlahan ia masuk kedalam rumahnya.
"Nah tante Raline pulang nih Maaaa..."
Fatih yang baru berusia empat tahun, anak dari sepupu Raline yang bernama Yayang berteriak menyebut namanya saat ia sedang berjingkat-jingkat masuk kedalam rumahnya.
"Ssttttt Sttttt... Diam!"
Raline menempelkan jari telunjuk di bibirnya untuk menyuruh Fatih agar segera diam.
Tetapi Fatih termasuk anak yang nakal, ia semakin berteriak saat Raline memaksanya untuk diam.
"Mamaaaa.... Omaaaaa....Opaaaaaaaaaaaaaa....ini Tante Raline sudah pulang... masuk rumah kayak malingggg...!!!"
Teriakan Fatih semakin menjadi-jadi.
Raline menepuk dahinya. Lalu menegakan badannya, dengan elegan menghampiri keluarga besarnya yang sedang berkumpul di ruang tengah.
"Selamat malam, Om, Tante dan semuanya"
Sapa Raline dengan berbasa-basi yang terdengar basi, sambil tersenyum yang di paksakan ramah.
"Hai Line... apa kabar?"
Tanya Tante Joice kepada dirinya.
"Baik Tante... Tante apa kabar?"
Raline menghampiri tantenya dan mencium kedua pipi wanita paruh baya tersebut.
"Baik Line. kamu baru pulang kerja? siapa yang antar? pacar kamu ya?"
Seperti biasa Tante Joice selalu menyindir tentang PACAR.
Raline memutar bola matanya keatas. dan menghela napasnya dengan malas.
"Sini sini duduk dulu Line.. yang sopan kalau Tantemu lagi berbicara"
Mamanya Raline menepuk-nepuk sofa kosong di sebelahnya. Dengan malas Raline duduk di samping Mamanya.
"Jadi, kamu kapan nikah Line?"
Tanya Yayang sepupunya.
"Iya Raline ingat umurmu sudah tiga puluh tahun loh. Sudah sangat matang untuk menikah, ya kan Mbak"
Ucap tante Joice sambil meminta pendapat Mamanya Raline.
Mamanya Raline hanya tersenyum terpaksa sambil menatap sebal kepada Raline. Sedangkan Raline hanya diam saja sambil mencebik kan bibirnya.
"Kamu punya pacar gak sih Line?"
Tanya Yayang tampak mencemooh.
"Raline cantik begini masa tidak punya pacar"
Sahut Om Gendro suami dari Tante Joice.
"Punya..!"
Sahut Raline sambil menegakkan badannya dengan elegan.
"Wah... siapa Line? orang mana? wah diam-diam kamu ya.. Ternyata sudah punya pacar... tapi jadi nikah kan? nanti pacaran lama malah gak jadi nikah"
Ucapan Tante Joice membuat Raline menjadi gemas.
"Humpppp.. andai bukan Tante sendiri udah ku tampar itu mulut"
Gumam Raline di dalam hatinya.
"Kamu punya pacar Line?"
Tanya Papanya Raline dengan mimik wajah yang serius.
"Iya punya, dia udah mau ngelamar kok".
Jawab Raline, berbohong.
"Kalau begitu langsung bawa kemari, Papa siap menikahkan kamu dengan dia"
Ucapan Papanya membuat nyali Raline menjadi ciut.
"Aduhhh bodohhh nyaaaa.. kenapa pakai berbohong lagi"
Gumam Raline di dalam hatinya.
"Hmmm itu Pa... anu"
Raline bingung akan berkata apa lagi.
"Kamu tidak sedang berbohong kan Line?"
Tanya Yayang dengan wajah yang menyelidik.
"Aduhhhh... bisa gak sih gak pada nanya ini itu sama aku..!"
Ucap Raline kesal lalu beranjak dari sofa, lalu menyambar tasnya yang ia taruh di atas meja.
"Jadi gak punya pacar? atau punya, tapi belum di lamar ya Line? "
Tanya Yayang dengan sinis.
"Punya ...! ini juga gue habis di lamar ..! minggu depan dia sama keluarga mau kesini dan gue mau nikah sama dia..!"
Raline meninggalkan keluarga besarnya yang terdiam mendengar kata-kata Raline.
"Dih ngambek deh"
Ucap Yayang sambil tertawa geli.
"Udah udah, kasihan kan kalau di tanyain kapan nikah terus"
Tante Joice berlagak simpati.
Raline melempar tas dan sepatunya di lantai kamar. Ia langsung membenamkan wajahnya di atas bantal.
Ia menangis teringat kata-kata yang menyakitkan bagi dirinya. "Kapan nikah?" pertanyaan sakti yang mampu membuat jomblo manapun menjadi sakit hati.
Pertanyaan-pertanyaan seperti itu kerap kali ia terima saat keluarga besarnya berkumpul. Hal itu membuat Raline ingin lari saja ke planet mars saat melihat keluarganya berkumpul di rumahnya.
Ia tak habis pikir, justru pertanyaan-pertanyaan yang menyakitkan itu lebih sering di lontarkan keluarganya dari pada teman-temannya yang cenderung cuek saat dirinya belum juga menikah.
Raline membalikan badannya dan menatap langit-langit kamarnya.
Air matanya terus berlinang, ia sangat bosan dengan keadaan ini. Sedangkan laki-laki yang ia tunggu-tunggu tidak kunjung ada kabarnya. Entah sudah menikah atau belum di sana. Atau mau lanjut atau putus. Raline menjadi sangat kesal.
"Ya Tuhan, aku menyerah... lelaki manapun akan aku terima menjadi suamiku kali ini Tuhan. Please kirimkan aku jodoh"
Do'a Raline malam itu.
Ia menangis sampai tertidur tanpa mengganti pakaiannya terlebih dahulu.
...
"Pagi sayang.. bangun yuk.. sudah aku masakin sarapan"
Lelaki tampan dengan tubuh atletisnya membangunkan Raline dari tidurnya.
"Ka.. kamu siapa?"
Tanya Raline kepada lelaki itu. Lalu ia melihat kesekeliling kamarnya.
Ya, itu benar kamar Raline. Tetapi lelaki ini siapa? Lelaki itu tersenyum kepada Raline. Dan mencium lembut kening Raline.
"Aku suamimu sayang, masa kamu lupa sih?"
"HAH.....SUAMI?"
Tanya Raline tak percaya.
"Iya aku suamimu.. kita baru saja menikah"
Ucap lelaki itu sambil menunjukan cincin pernikahan di jari manisnya.
Raline tak percaya lalu ia menampar pelan kedua pipinya.
"Bangun..! bangun..! bangun..!"
Raline tersentak dari tidurnya.
"Dasar pemalas..! mentang-mentang libur bangunnya siang. Tidak ganti baju pula lagi, sana mandi!"
Mamanya Raline menampar pelan kedua pipi anaknya. Sambil mengomel karena Raline tidak kunjung bangun saat dirinya memanggil-manggil Raline dari tadi.
"Mama... arghhhhh..."
Raline beranjak ke kamar mandi dengan kesal.
"Begitu mau dapat jodoh gimana?
Bangunnya saja siang..! Sebel Mama tuh liat kamu"
Ucap Mamanya dengan kesal sambil membereskan seprai di ranjang Raline yang berantakan.
"Mama ini ya sering banget bikin hati anaknya sakit..!"
Teriak Raline dari kamar mandi.
"Eh.. ngomong-ngomong apa yang kamu bilang semalam beneran? Kamu sudah di lamar pacarmu? Memang kamu punya pacar? Kok gak pernah di bawa kesini? "
Tanya mamanya Raline sambil memunguti tas dan sepatu Raline yang semalam Raline lemparkan ke sembarang arah.
Raline yang sedang menggosok gigi di kamar mandi langsung terdiam mendengar pertanyaan Mamanya.
"Line.. Mama ngomong sama kamu loh. Beneran kamu sudah di lamar sama pacarmu?"
Tanya Mamanya lagi.
"Udah...!"
Teriak Raline dengan kesal dari kamar mandi.
Mama Raline langsung menepuk kedua tangannya dengan girang.
"Alhamdulillah... akhirnya Mama bakalan punya menantu...! Anak satu-satunya Mama gak di sebut perawan tua lagi sama mereka-mereka yang mulutnya kurang ajar"
Ucapan Mamanya Raline membuat Raline terdiam.
Ia terduduk di atas closet di kamar mandinya. Air mata mulai terjatuh di kedua pipinya.
Ternyata selama ini Mamanya pun merasa jengah saat orang-orang membicarakan dirinya perawan tua.
Ia mulai menangis tersedu-sedu. Raline merasa ini semua tidak adil baginya.
"Kenapa harus di pertanyakan sih kapan orang lain akan menikah?
Bukannya jodoh itu di tangan Tuhan?
Ah dasar orang-orang yang mulutnya tidak bisa di gunakan dengan baik. "
Gumamnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
Sagitarius Zodiak Q
kita stu versi line, slalu d tax kpn nikah??
aaarrrggghhh seebbaaaalll😱😱😱😱😱. bedax kmu d dunia novel AQ d dunia nyata
2022-10-20
1
Yuniafida
kalau udah nikah kpn nih koq blm punya anak dan seterusnya.. itulah hidup..
2022-03-31
2
Keyc
hahhaa kampret
2022-02-28
0