20

Pagi harinya ketika Anya terbangun dari tidurnya dia sangat terkejut melihat Adit berada dalam satu selimut dengannya. Seketika Anya langsung berteriak.

"Aaaaaaaa.." teriak Anya.

"Ada apa sih pagi-pagi udah teriak-teriak aja.." ujar Adit tanpa membuka matanya.

"Mas Adit ngapain tidur di sini??"

"Emangnya salah suami istri tidur di ranjang yang sama..?"

Anya langsung mengintip tubuhnya dari balik selimut, dan dia sangat lega karna masih mengenakan pakaian lengkap.

"Mas nggak ngapa-ngapain aku kan?" tanyanya lagi.

"Mmm, belum sih.." jawab Adit dengan senyum jahil.

'Apaa sih maksudnya belum??'

Sebenarnya semalam Adit tidur di sofa, karna kedinginan dan di kamar itu hanya ada satu selimut, dia pun tidak punya pilihan lain selain pindah ke tempat tidur bersama Anya.

Anya kemudian bergegas menuju kamar mandi karena dia akan kembali kuliah pagi ini. Bukan Anya namanya jika cuma sebentar berada di kamar mandi. Adit yang sudah dari tadi menunggunya keluar dari kamar mandi, merasa sudah tidak sabar lagi. Karena dia juga akan berangkat ke kantor

"Ni cewek kok lama amat sih mandinya? bisa-bisa aku terlambat ke kantor.."

.

"Nya, cepetan dong mandinya..." teriak Adit dari luar.

"Iya iya bentar.." jawab Anya dari dalam.

Tak lama kemudian Anya pun keluar dari kamar mandi dengan memakai kimono. Rambutnya di ikat keatas sehingga memperlihatkan lehernya yang jenjang dan putih mulus. Sehingga Anya terlihat sangat seksi di tambah lagi bibirnya yang merah walau tanpa lipstik. Sehingga Adit terpesona melihat kecantikan istrinya itu dan menelan salivanya susah payah.

Tanpa mempedulikan Adit yang menatap wajahnya, Anya langsung menuju walk in closet yang ada di kamarnya itu karena dia ingin buru-buru berangkat kuliah. Ketika masuk ke ruangan itu dia sangat senang melihat banyaknya koleksi fashion yang telah di siapkan papinya. Mulai dari sepatu, tas, jam semuanya dari brand fashion termahal.

Ketika Anya beralih ke bagian baju, dia tidak menemukan baju yang pantas untuk di pakai kuliah. Entah kenapa yang ada cuma gaun-gaun mewah beserta lingerie dengan berbagai model.

Memang Anya belum sempat memindahkan pakaiannya ke rumah baru itu. Apalagi papinya bilang pakaiannya juga sudah di siapkan untuknya.

"Lo, kok bajunya gini-gini semua sih? masa gua harus pakai gaun ke kampus?" kesal Anya sambil mendudukkan dirinya di kursi ruangan itu.

Tak lama kemudian Adit pun masuk ke ruangan dengan memakai handuk yang dililitkan ke pinggangnya hingga memperlihatkan roti sobeknya.

"Kenapa belum pakai baju?" tanya Adit.

Anya langsung terkejut melihat Adit yang tiba-tiba sudah berdiri di depannya, dengan cepat Anya menutup wajahnya dengan kedua tangannya.

"Aku nggak tau mau pakai baju apa, nggak ada yang cocok untuk di pakai ke kampus.." jawabnya sambil terus menutup wajahnya.

Seketika Adit langsung tersenyum melihat tingkah Anya.

"Nggak cocok gimana?" Adit kemudian berjalan menuju lemari baju Anya. Lagi-lagi Adit senyum-senyum sendiri setelah melihat isi lemari itu.

"Ya udah kita pulang ke rumah Merpati dulu buat ngambil baju kamu.."

Merpati adalah nama komplek perumahan Anya sebelumnya.

"Cuma pakai ini??" tanya Anya sambil melihat kimono yang di pakainya.

"Terserah..." Adit mengedikkan bahunya kemudian berlalu menuju lemari bajunya.

'Iiisss... nyebelin..'

Setelah Adit selesai memakai seragamnya mereka langsung pulang ke rumah Anya sebelumnya. Sesampainya di rumah itu Anya langsung menuju ke kamarnya untuk memakaikan pakaiannya. Tidak butuh waktu lama, karna Adit sudah menunggunya di mobil.

Ketika Anya menuruni tangga, dia menatap meja makan yang ada di bawah tangga itu, biasanya sarapan pagi sudah terhidang di sana. Tapi kini bik Sumi sudah kembali ke rumahnya.

Karna sudah hampir jam delapan, Adit melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi menuju kampus Anya. Setelah itu, dia langsung menuju kantornya.

Anya langsung menuju kantin kampus itu untuk sarapan. Sesampainya di kantin dia melihat sahabatnya Meysa dan Adel sedang menikmati sarapan mereka. Anya pun langsung menghampiri kedua sahabatnya itu dan mengambil posisi duduk di samping Adel.

"Good morning...." Anya mengagetkan kedua sahabatnya.

"Anya???" teriak Adel dan Meysa serentak.

"Kenapa sih kalian, biasa aja dong.." ucap Anya.

"Ternyata lo masih hidup Nyak? terakhir kita ketemu lo waktu di rumah sakit, terus tiba-tiba lo menghilang dari rumah sakit dan juga nggak ada di rumah lo. Kita pikir lo udah mati.." ucap Meysa kesal.

"Ya ampun Mey, kok lo tega banget sih nyumpahin gua!" ucap Anya sewot.

"Abisnya lo sih, nggak ada kabar berita. Bik Sumi juga nggak ada di rumah lo, setiap kali kita ke sana gerbangnya selalu di gembok.." sahut Adel.

"Gua udah nggak tinggal di sana lagi.."

"Terus lo tinggal di mana??"

Belum sempat Anya menjawab, tiba-tiba Audry dan teman-temannya datang dan langsung duduk di meja samping Anya. Terlihat jelas Audry menatap Anya dengan penuh kebencian.

"Audry, Niko mana sih? kok nggak pernah ke kampus lagi??" tanya Rifa sambil melirik ke arah Anya. Rifa sengaja manas-manasin Anya karena Anya adalah musuh bebuyutannya. Dari dulu Rifa selalu iri dengan Anya, karena Anya adalah primadona di kampus itu, apalagi Anya berpacaran dengan Niko, cowok yang di kejarnya. Entah kenapa sekarang Rifa malah berteman dengan Audry.

"Ohh calon suami gua.. Dia sekarang bekerja di perusahaan. Calon suami gua kan pewaris perusahaan, makanya sekarang dia bekerja keras. Lagian dia kan pemilik kampus, jadi suka-suka dia dong mau kuliah atau nggak.." jawab Audry dengan bangga.

"Lo beruntung banget Audry bisa mendapatkan Niko.." sahut Mela.

"Iya dong.. karna Niko emang cocoknya ma gua yang jelas bibit bobot dan bebetnya. Bukan sama si anu, anak dari pelakor .." ucap Audry sambil menatap sinis ke arah Anya.

'Apa sih maksudnya Audry??'

"Anaknya pelakor? idih gua kalau ketemu orang kayak gitu pengen gua injak-injak kepalanya tau nggak.." ucap Rifa penuh kebencian.

"Berisik banget sih lo pada?" teriak Meysa sambil memukul meja di depannya.

"Apa hubungannya ama lo? suka-suka kita dong mau ngapain.." Mela pun menyolot.

"Elo semua tu ganggu kenyamanan orang tau nggak??" gertak Meysa lagi.

"Udah Mey, ayo kita pergi.." ajak Anya.

"Nggak bisa Nyak, makanan lo aja belum sempat di makan masa udah pergi aja.." kata Meysa lagi.

"Udah-udah.. Gua sebenarnya udah sarapan kok di rumah tadi.." ujar Anya berbohong. Karena dia tidak ingin ada keributan.

"Ya udah, ayo kita ke kelas.." Meysa pun melunak.

Akhirnya mereka bertiga langsung masuk ke kelas. Tak lama setelah itu dosen pun datang. Di saat dosen sedang menerangkan mata kuliah di depan kelas, Anya hanya melamun tanpa mendengarkan dosen itu. Anya masih kepikiran perkataan Audry di kantin tadi.

'Siapa yang di maksud Audry anak pelakor? gua kan bukan anak pelakor'

Tak terasa mata kuliah kini sudah berakhir, dosen pun sudah meninggalkan kelas.

"Nyak..." panggil Meysa.

"Ehhh.. Meysa kenapa??" tanya Anya kaget.

"Elo kenapa sih ngelamun terus dari tadi? pasti lo lagi mikirin perkataan Audry tadi kan? " tanya Meysa.

"Nggak kok.." elak Anya.

"Bagus dong kalau gitu. Ya udah, yok kita pulang.." ajak Meysa.

Mereka bertiga pun meninggalkan kelas. Karena memang hari ini hanya ada satu mata kuliah.

"Oh ya, kita ngemall yuk? udah lama kan nggak pergi bareng.." ajak Adel.

"Hmmm.. Gua nggak bisa Del. Gua ada keperluan lain.." ucap Anya berbohong.

"Kemana Nyak? kita temenin ya.." sahut Meysa.

"Nggak usah.."

"Yaaahhh Anyak.. Padahal kita kangen banget ama lo, pengen senang-senang ama lo. Lo nya malah nggak bisa.." ucap Meysa kecewa.

"Lain kali aja ya Mey, Del.." bujuk Anya.

"Oh ya Mey, udah tau belom siapa yang nelpon lo semalam??" tanya Adel

"Nggak tau tuh, dia yang nelpon gua berkali-kali giliran gua telpon balik malah marah-marah. Katanya gua cuma cari alasan buat telpon dia. Emangnya dia siapa? tau aja nggak, nggak penting banget..! jawab Meysa sewot.

"Cewek apa cowok??" tanya Adel penasaran.

"Cowok..!"

"Jangan-jangan penggemar gelap lo Mey.." ucap Adel terkikik.

"Iiiihh ogah..!"

'Jangan-jangan mas Bima lagi yang mereka maksud, kan gua yang telpon Meysa tadi malam pake hp mas Bima'

Anya tiba-tiba langsung tertawa.

"Kenapa lo Nyak, kok ketawa sendiri??" tanya Meysa Adel.

"Nggak kok lucu aja.." jawab Anya sambil terus menahan tawanya.

"Aneh lo.." sungut Meysa

Setelah sampai di pintu gerbang, Anya dan Adel berdiri di sana untuk menunggu Meysa yang sedang mengambil mobilnya di tempat parkiran. Tiba-tiba Anya melihat mobil Niko yang berhenti tak jauh dari tempat mereka berdiri.

Niko langsung turun dari mobil dengan memakai stelan jas warna hitam. Niko terlihat sangat tampan dengan stelan itu. Lalu Niko menatap Anya yang ada di depannya namun tidak bicara sepatah katapun. Terlihat jelas masih ada cinta di hati Niko untuk Anya. Cukup lama mereka saling tatap, hingga Audry datang dan langsung memeluk Niko.

"Sayang, udah lama ya nunggunya??" tanya Audry manja.

Niko hanya diam sambil terus menatap Anya.

"Ayo sayang kita pergi, kakek pasti udah nungguin kita.." ucap Audry sambil menggandeng tangan Niko.

Anya terus melihat Niko sampai mobilnya tak terlihat lagi.

"Huuuhh.. Dasar cewek nggak tau malu, perebut pacar orang.." umpat Adel.

Anya kemudian menghentikan taksi yang lewat di depannya.

"Del, gua duluan ya.." ucap Anya sambil masuk ke dalam taksi itu.

"Iya Nyak, lo hati-hati ya.." sahut Adel sambil melambaikan tangannya.

"Ummp.."

"Komplek Cempaka no 25 pak.." ucap Anya pada sopir taksi itu.

Anya kini tak kuasa lagi menahan tangisnya, dia sakit hati melihat kekasihnya itu kini sudah berubah tidak seperti dulu lagi.

'Niko, kenapa jadi gini? kenapa gua harus melihat kemesraan lo dengan cewek lain'

Anya semakin terisak. Hingga tak lama kemudian taksi itu berhenti di depan rumahnya. Anya langsung turun dan berlari masuk ke dalam rumahnya. Kemudian dia menuju kolam renang. Setelah meletakkan tasnya, Anya langsung nyebur ke dalam. Dia mengapungkan dirinya di dalam air sambil memejamkan matanya. Air matanya terus mengalir dari sudut matanya.

"Anya, pliiis jangan nangis lagi. Lupakan Niko'

Anya terus menghibur dirinya. Itulah kebiasaannya dari kecil, saat sedih dia akan mengapungkan dirinya di dalam kolam renang untuk menghibur dirinya sendiri.

Tak lama kemudian Adit sudah pulang ke rumah, dan dia langsung melihat Anya yang terapung di kolam. Tanpa berpikir panjang dia segera menceburkan diri ke dalam kolam itu untuk menyelamatkan Anya. Dengan cepat dia menarik tubuh Anya dan membawanya ke dalam pelukannya.

******

Selamat bermalam minggu guys.. 😘

Terpopuler

Comments

Elly Watty

Elly Watty

jgn2 julukan pelakor ntar menurun pd Anya coz merebut Adit dr Ayu

2023-02-12

1

Erma Wahyuni

Erma Wahyuni

kasihan anya, semoga adit bisa tegas, cepat putusi si ayu dit

2022-04-03

0

Kopral Bagiyo

Kopral Bagiyo

huuuufff

2021-10-30

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!