Anya Sakit

Sudah jam sembilan pagi namun Anya juga belum turun ke bawah. Sedangkan papi Danu sudah kembali ke Bandung tadi subuh. Begitulah papi Danu, dia pulang ke Jakarta hanya sebentar itupun untuk keperluan bisnis dan sekalian menengok Anya.

Bik Sumi yang dari tadi tidak melihat Anya keluar, langsung menuju ke lantai atas untuk mengecek nona mudanya itu.

Tok...tok...tok...

"Non..."

"Non Anya... Udah siang non, apa non Anya nggak berangkat ke kampus??" tanya bik Sumi dari balik pintu.

Karena tidak ada jawaban dari dalam, bik Sumi pun membuka pintu kamar Anya yang kebetulan tidak di kunci. Ketika pintu terbuka, alangkah terkejutnya bik Sumi melihat Anya yang terbaring di tempat tidur sambil memeluk foto maminya. Bik Sumi menghampiri Anya dan meletakkan tangannya di atas kening Anya.. "Ya Allah non Anya, badan non Anya panas bangat. Pipi non Anya juga memerah, bibi harus gimana? pasti non Anya sangat kesakitan sekarang.." ucap bik Sumi panik, tak terasa air matanya pun mengalir deras. Karena dia sangat khawatir pada Anya, apalagi dia melihat sendiri bagaimana pak Danu menampar nona mudanya itu tadi malam.

Bik Sumi lalu bergegas menuju ke dapur mengambil air hangat untuk mengompres Anya. Setelah itu dia langsung mengompres kening dan juga pipi Anya secara bergantian.

"Non.. Jangan bikin bibik khawatir non.. Non harus bangun.." ucap bik Sumi sambil terus menangis.

Lalu tiba-tiba bik Sumi teringat dengan anaknya Adit, hanya Adit yang bisa membantunya membawa Anya ke rumah sakit. Bik Sumi lalu mengeluarkan ponselnya dari saku celananya, lalu menekan nomor Adit dan memanggilnya. Deringan pertama langsung ada jawaban dari sana.

"Assalamualaikum bu..." sahut Adit dengan suara serak kas bangun tidur.

"Waalaikumsalam nak.. Kamu lagi dimana??" ucap bik Sumi panik.

"Aku di rumah bu, ada apa bu?kok ibu kedengarannya panik gitu?"

"Nak, bisa datang ke sini nggak?? non Anya sakit, ibu bingung gimana caranya bawa non Anya ke rumah sakit.."

"Ya udah bu, tunggu bentar ya. Aku mandi dulu.."

"Iya nak..."

Kemudian bik Sumi memutus sambungan telpon dan kembali mengompres pipi Anya.

30 menit kemudian Adit pun sampai di rumah Anya. Bik Sumi yang mendengar suara mobil anaknya langsung bergegas menuju ke bawah untuk membukakan pintu.

"Emangnya dia sakit apa bu??" tanya Adit setelah pintu terbuka.

"Badannya panas nak, demam tinggi.." ucap bik Sumi sambil berjalan menuju kamar Anya yang di ikuti oleh Adit. "Kamu nggak ke kantor??"

"Nggak bu, lepas piket... "

Sesampainya di kamar Anya, mata Adit langsung tertuju pada pipi Anya yang memerah seperti habis di tampar.

"Pipinya kenapa bu??" tanya Adit dengan suara pelan.

"Itu bekas tamparan tuan Danu. Tadi malam non Anya pulang larut dan kebetulan tuan lagi di rumah, jadi tuan sangat marah.."

"Oo gitu... Wajar aja pak Danu marah. Anak gadis kok pulangnya tengah malam, sama laki-laki lagi"

"Huss.. Kamu nggak boleh ngomong gitu. Ibu siap-siap dulu ya kita akan bawa non Anya ke rumah sakit."

"Bik... Bibik..." panggil Anya dengan suara lirih.

"Non Anya... Non Anya sudah bangun..? " tanya bik Sumi berbinar.

"Bik, aku nggak mau ke rumah sakit, aku nggak apa-apa bik.."

"tapi non..."

Anya menggelengkan kepalanya perlahan, "nggak apa-apa bik, bentar lagi juga sembuh kok. Aku hanya butuh istirahat.." ucap Anya tanpa membuka matanya.

"Ya udah kalau non Anya nggak mau.. Bibik kompres aja ya non pipi non, biar nggak sakit lagi.."

"Nggak usah bik, nggak sakit kok. Lagian aku udah biasa.."

"Nggak sakit gimana sih non.., orang pipinya merah gitu. Ya udah kalau gitu bibik bikin sarapan dulu ya ke bawah..."

"Dit, kamu di sini dulu ya jagain non Anya.."

"Tapi bu, aku harus ke kantor sekarang.." ujar Adit bohong, karena dia tidak ingin menjaga Anya.

"Lo nak, tadi katanya lepas piket..?? ibu mohon kali ini aja.." Ibu Sumi tampak memohon.

"Ya udah bu..." jawab Adit terpaksa.

Bik Sumi kembali ke dapur, sementara Adit duduk di kursi belajar samping ranjangnya Anya sambil memainkan ponselnya. Sesekali dia mencuri pandang ke arah Anya.

"*Di*a tetap terlihat cantik, bahkan dengan wajah lebam begitu.. " gumam Adit sambil menatap Anya.

Tiba-tiba kemudian ponsel Adit berdering, di lihatnya panggilan dari Ayu pacarnya. Adit hanya membiarkan ponselnya terus berdering, tanpa berniat mengangkatnya.

"Berisiiiiikkk... Angkat aja ngapa sih..??" ujar Anya sambil menutup telinganya.

Akhirnya dengan terpaksa Adit menggeser tombol hijau di layar ponselnya.. "Hallo.."

"Sayang, kamu tu dimana sih? aku udah di rumah kamu nih, kamunya malah nggak ada.." kesal Ayu.

"Aku lagi di tempat ibu. Kenapa Ay??"

"Temanin aku ke butik sekarang juga, karna aku mau fitting baju untuk acara pertunangan kita.." ucap Ayu memaksa.

"Ay.. Aku kan udah bilang, aku belum bisa melamar kamu. Kenapa harus buru-buru sih??" ujar Adit yang mulai kesal dengan tingkah Ayu yang semaunya.

Anya lalu meraih tangan Adit yang berada di samping ranjangnya itu.. "Aku mau ke kamar mandi, tolong bantuin.."

Tentu saja Ayu bisa mendengar suara Anya dengan jelas. "Kamu lagi sama siapa??" tanya Ayu marah karena mendengar suara cewek.

"Cepetan, aku udah nggak tahan.." ucap Anya lagi yang memang sudah kebelet pipis.

"Nanti aku telpon lagi.." Adit menutup telponnya.

Dengan malas Adit langsung menarik tangan Anya, namun Anya kembali terjatuh dan Adit pun ikut terjatuh dengan posisi berada di tubuh Anya. Tanpa di sengaja bibir Adit menyentuh bibir Anya, dan mereka saling bertatapan.

Dug...dug...dug... Jantung Adit berdegup kencang, lain halnya dengan Anya yang terlihat biasa-biasa aja.

"Nanti aku bisa pip*s di kasur, jika kamu tidak segera bawa aku ke kamar mandi.." ucap Anya.

Seketika Adit langsung bangun dan berdiri. "Ya udah, bangun aja sendiri.."

"Aku nggak kuat, kepala ku berat..."

Akhirnya dengan terpaksa Adit mengangkat tubuh Anya membawanya ke kamar mandi ala bridal style. Lagi-lagi dia menatap Anya yang ada dalam pangkuannya. Setelah itu ia turunkan gadis itu di sana.

Sudah 10 menit Anya berada di kamar mandi, Adit pun mulai khawatir takut gadis itu kenapa-kenapa. Apalagi sudah tak terdengar suara apa-apa dari dalam sana. Akhirnya Adit pun langsung membuka pintu kamar mandi itu yang memang tidak di kunci. Dan alangkah terkejutnya dia melihat Anya yang sudah tertidur dengan menyandarkan kepalanya di dinding.

"Astaga...! Dasar cewek aneh, bisa-bisanya dia tidur di kamar mandi.. " gumamnya.

Adit lalu mengangkat tubuh Anya membawanya ke tempat tidur. Tak lama kemudian bik Sumi pun datang dengan membawa semangkok bubur di tangannya.

"Aku udah boleh pergi kan bu??"

"Iya nak, makasih ya udah bantuin ibu.."

"Iya bu, kalau gitu aku pamit dulu ya bu..."

"Iya nak, kamu hati-hati..."

Bik Sumi kemudian meletakkan bubur itu di nakas, karena Anya masih tidur.

****

jangan lupa kasih rate bintang lima, dan juga like komennya🙏😍

Terpopuler

Comments

Sonia pramita

Sonia pramita

👍👍👍👍👍👍😜

2022-12-13

0

Very. lecsyan-imut

Very. lecsyan-imut

ufyfuug

2021-10-21

0

Irtif

Irtif

tinggalin jejak Thor 🤭

2021-10-09

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!