17

"Adit, tolong antarkan Anya ke kamarnya ya.." titah pak Danu.

"Nggak usah pi, Anya bisa jalan sendiri kok.." ujar Anya lalu mencoba bangun dari duduknya.

"Sayang, kamu kan masih lemes biar Adit aja yang antar kamu ke kamar.."

Anya tidak menghiraukan ucapan papinya, dia terus mencoba berdiri namun tiba-tiba kepalanya terasa sempoyongan dan dia hampir terjatuh untung Adit dengan cepat menangkap tubuhnya.

"Tu kan, apa papi bilang. Makanya jangan keras kepala.."

Kini Anya terpaksa menurut ketika Adit kembali mengangkat tubuhnya dan membawanya ke kamar. Setelah sampai di kamar, Adit lalu membaringkan Anya di tempat tidur tanpa bicara sepatah katapun.

"Mas Adit.." panggil Anya.

"Kenapa?? "

"Kenapa mas Adit setuju untuk menikah denganku? Bukannya mas sudah punya pacar ya? sebaiknya mas berterus terang aja sama papi kalau mas udah punya calon istri sendiri.."

Sesungguhnya apa yang gadis itu katakan memang benar adanya. Kenapa dia tidak berterus terang aja pada pak Danu jika dia sudah punya calon istri. Tapi entah kenapa jauh dari lubuk hatinya, dia tidak keberatan melakukannya. Mungkin juga karna ibunya yang begitu bersemangat dan terlihat sangat bahagia.

Tanpa menjawab, Adit kemudian pergi meninggalkan Anya

'Tuh kan, lagi-lagi gua di cuekin. Dasar kulkas..!!'

"Pak, saya permisi dulu karna akan kembali ke kantor.." pamit Adit.

"Baiklah.. Besok jangan sampai terlambat..!" ucap papi Anya.

"Baik pak.." Adit langsung bergegas menuju ke kantornya.

***

Pagi ini ketika Anya masih tertidur lelap, tiba-tiba bik Sumi membangunkannya.

"Non.. Non Anya.." panggil bik Sumi sambil menggoyangkan lengan Anya pelan.

"Kenapa bik?" tanya Anya tanpa membuka matanya. Dia sungguh lupa jika paginya dia akan menikah.

"Tukang riasnya sudah datang non. Non Anya sebaiknya mandi dulu, terus sarapan. Sarapan non sudah bibik tarok di meja ya.." ucap bik Sumi sambil menunjuk meja yang ada di kamar Anya. Wanita paruh baya itu terlihat bersemangat.

'Ya ampun.. Ternyata gua beneran bakal menikah hari ini'

"Iya bik, makasih ya.." ucap Anya sambil bangun dan menuju ke kamar mandinya.

Di dalam kamar mandi Anya menatap wajahnya di kaca, dia masih belum percaya jika Adit akan menjadi suaminya. Tiba-tiba Anya teringat akan Niko, seharusnya dia menikah dengan Niko laki-laki yang sangat di cintainya.

'Niko, kenapa lo tega ninggalin gua? lo bilang cuma sayang sama gua doang, nyatanya?? lo malah memilih cewek itu. Gua kangen banget ama lo Nik'

Anya menangis membayangkan nasibnya yang harus menikah dengan laki-laki yang tidak di cintainya. Cukup lama dia berada di kamar mandi hingga bik Sumi kembali memanggilnya.

Tok...tok..tok... "Non, non Anya. Apa non Anya sudah selesai mandi? tuan menyuruh non untuk segera bersiap-siap, karena penghulunya sebentar lagi akan datang." ucap bik Sumi dari luar.

Anya langsung membuka pintu kamar mandi, dia kini telah selesai dengan ritual mandinya. Terlihat jelas matanya yang sembab karna habis menangis.

"Non, ini mbak Ana dan juga mbak Desi, mereka adalah tukang make up yang akan merias non.." ucap bik Sumi memperkenalkan kedua wanita yang ada bersamanya itu.

"Hai mbak Anya, selamat pagi..." sapa mereka.

"Mbak Anya cantik banget ternyata.." puji salah satu wanita itu.

"Makasih mbak.." jawab Anya singkat lalu duduk di depan meja rias kamarnya.

"Non sarapan dulu ya, karna non harus minum obat.." ucap bik Sumi sambil menyodorkan sepiring nasi goreng ke tangannya.

"Makasih bik.." ucap Anya.

"Iya non.. Kalau gitu bibik tinggal dulu ya. Bibik juga mau bersiap-siap.." ucap bik Sumi senang.

Bik Sumi langsung turun ke bawah. Wajahnya terlihat sangat ceria karena sebentar lagi anaknya akan menikah dengan gadis yang sudah dia jaga selama ini.

Tanpa banyak bicara dan banyak tanya, tukang make up itu mulai mendandani Anya. Rio sudah berpesan kepada kedua orang itu untuk tidak banyak bicara. Bahkan Rio membayar mahal Mua itu untuk menutup mulut mereka. Tidak lama kemudian Anya pun telah siap di dandani. Anya begitu cantik dengan balutan kebaya berwarna putih. Namun tak ada senyuman yang terukir di wajah cantiknya itu.

Tak lama kemudian Rio datang ke kamar Anya untuk memberi tahu kalau penghulu dan juga calon suami Anya sudah menunggu di bawah. Anya pun segera turun dengan di giring oleh mbak Desi dan mbak Ana. Karena memang Anya tidak mempunyai keluarga lain dan Anya juga tidak memberitahu sahabatnya Adel dan Meysa. Pernikahan ini hanya di hadiri oleh keluarga inti aja, termasuk saksi. Ketika Anya menuruni anak tangga, semua mata tertuju padanya, tak terkecuali dengan Adit. Tak bisa di pungkiri Adit begitu terpesona dengan kecantikan wanita yang sebentar lagi akan menjadi istrinya.

"Dia sangat cantik..." gumamnya dalam hati.

Anya kini telah duduk di samping Adit. Adit melafazkan ijab kabul dengan lancar hingga terdengar kata Sah oleh para saksi. Kini Anya telah resmi menjadi istri Adit. Kebahagiaan terpancar jelas di wajar bik Sumi maupun pak Danu. Namun tidak dengan Anya maupun Adit. Mereka terlihat tidak bahagia, tak ada sedikitpun senyuman yang terukir di wajah mereka.

Yang ada sekarang Adit sangat bingung bagaimana menghadapi Ayu beserta keluarganya. Pasti mereka akan sangat marah karena Adit membatalkan pernikahan yang sudah mereka sepakati.

Di saat Adit lagi melamun, tiba-tiba pak Danu memanggilnya dan memintanya untuk melakukan sesi foto. Karena pak Danu sudah mengundang fotografer secara khusus. Mereka melakukan sesi foto dengan keterpaksaan namun tetap mengikuti arahan sang fotografer.

Setelah selesai sesi foto, Anya langsung menuju ke kamarnya untuk berganti pakaian. Dia masih seperti mimpi ketika melihat dirinya di kaca. Kini dia telah sah menjadi seorang istri.

Tok..tok.. terdengar ketukan pintu dari luar.

"Cepatlah turun ke bawah, karna pak Danu sudah menunggu.." ucap laki-laki yang kini sudah menjadi suaminya itu.

Anya tidak menghiraukan ucapan laki-laki itu, dia tidak bergerak sama sekali dari tempat duduknya.

"Anya cepatan.. aku harus kembali ke kantor nih.." ucap Adit lagi.

Tadi Adit hanya izin sebentar. Tidak ada yang tau jika hari ini dia menikah, mengingat waktunya yang terlalu mendadak, dia pun belum melaporkan tentang perkawinannya.

"Iya bentar.." sahut Anya dari dalam. Kemudian mulai membuka perhiasan yang ada di kepalanya.

Ketika Anya ingin membuka kebayanya, tiba-tiba saja rambutnya nyangkut di kebaya itu, dan dia sangat kesulitan melepasnya. Akhirnya Anya segera keluar dari kamarnya untuk mencari pertolongan. Namun ketika pintu terbuka, ternyata Adit masih berdiri di depan pintu menunggu dirinya. Dengan terpaksa Anya meminta pertolongan pada Adit.

"Mas, tolong bantuin bukain kebaya ini.."

Seketika Adit langsung menarik tangan Anya masuk ke dalam kamar.

"Mau ngapain??" tanya Anya sambil melototi Adit.

"Haruskah aku membuka baju mu di luar? nanti kalau ada yang liat gimana?"

Kini Anya hanya pasrah ketika laki-laki itu mulai menyentuh bagian tubuhnya. Walau hanya membantu melepaskan rambutnya yang nyangkut di kebayanya, tapi baru kali ini Anya berada sangat dekat dengan laki-laki lain selain Niko. Bahkan dia bisa merasakan hembusan nafas Adit yang menerpa kulitnya.

"Selain cantik, dia juga sangat wangi. Belum pernah aku mencium wangi wanita selembut ini.." batin Adit.

Setelah Anya selesai berganti pakaian, mereka pun turun kebawah menemui papi Danu dan juga ibu Sumi. Anya memilih duduk di samping papinya, begitu pun dengan Adit dia juga duduk di samping ibunya.

"Selamat ya sayang.. Papi lega sekarang. Papi udah nggak perlu lagi menghkawatirkan kamu, karna sekarang udah ada Adit yang akan menjaga kamu.." ucap papi Danu sambil mencium kening putri kesayangannya itu.

Anya hanya tersenyum tipis mendengar ucapan papinya.

"Adit, papi serahkan Anya sepenuhnya kepadamu. Tolong bahagiakan putri kesayangan papi ini, dan jangan pernah kamu sakiti dia.." ucap papi Danu sambil menatap lekat ke arah Adit.

"Baik pak.. ehh pi.. Aku akan menjaga Anya.." ucap Adit.

"Oh ya.. Papi punya kado spesial sebagai hadiah pernikahan kalian. Ayo ikut papi sekarang.." ajak papi Danu sambil membawa Anya ke mobilnya dan di ikuti oleh Adit beserta ibunya.

"Mau kemana pi??" tanya Anya penasaran.

"Lihat aja nanti.."

"Iihh papi bikin penasaran deh.."

Rio langsung mengantarkan keluarga itu menuju ke sebuah tempat. Papi Danu dari tadi senyum-senyum terus melihat wajah putrinya yang di selimuti rasa penasaran.

******

Terpopuler

Comments

Erma Wahyuni

Erma Wahyuni

apa kado nya rumah buat anya dan adit ya🤔

2022-04-03

1

sakura🇵🇸

sakura🇵🇸

yesss akhirnya mereka nikah

2021-09-01

2

Gia Gigin

Gia Gigin

Tdk sabar tunggu mereka pada bucin😂😂😂

2021-06-16

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!