19

Anya kembali menatap kamar pengantin yang sudah di siapkan papinya. Sungguh tidak terbayangkan oleh nya menikah di usia muda disaat masih duduk di bangku kuliah. Masih banyak hal yang ingin di capainya setelah lulus kuliah nanti. Tapi kini dia telah menikah dengan seseorang yang tidak pernah di duga-duga, yaitu anak pembantunya sendiri.

Karena merasa lelah, akhirnya Anya pun tertidur. Cukup lama Anya tertidur, dan ketika bangun jam pun sudah menunjukkan pukul 7 malam.

Hooooaaammmm.... Anya menguap sambil merentangkan tangannya.

'Nyaman banget sih tidur di sini'

Krucuk... krucuk...

Perut Anya sepertinya sudah berdemo meminta makan.

'Aduuuhh gua laper banget lagi. Mo makan apa ya?'

Akhirnya Anya segera turun kebawah dan langsung menuju dapur. Dia berharap ada makanan yang sudah di siapkan papinya di dapur itu. Anya langsung menuju kulkas, dan membukanya. Namun dia tidak menemukan apa-apa di sana, hanya ada satu botol air putih.

'Kok kosong sih kulkasnya? masa nggak ada apa-apa di sini. Terus gua mo makan apa dong?'

Anya hanya bisa mengelus-ngelus perutnya yang terus krucuk-krucuk..

"Sabar ya, bentar lagi gua isi kok.." kata Anya bicara sendiri.

Karna Adit tak kunjung pulang Anya pun akhirnya memilih untuk pergi ke luar mencari makanan. Ketika melewati gerbang, Anya tidak melihat satpam berada di sana. Cukup lama Anya berdiri di depan pintu gerbang menunggu taksi lewat, namun tak ada satupun taksi yang melintas di sana. Akhirnya Anya pun terpaksa berjalan kaki mencari warung makanan terdekat.

Jalanan terlihat sepi, karena memang komplek perumahan itu tidak terlalu padat, masih banyak tanah kosong yang belum di bangun rumah. Anya terus berjalan di bawah lampu jalanan yang sedikit remang. Karna Anya sangat lapar, dia pun melupakan rasa takutnya. Cukup jauh Anya berjalan, hingga sampailah dia pada sebuah Restoran yang cukup mewah dan sedang ramainya pengunjung. Anya segera masuk dan memilih tempat duduk paling pojok karna dia tidak nyaman makan di lihatin orang banyak. Apalagi dia cuma sendiri. Setelah melihat buku menu, Anya lalu memanggil pelayan dan memesan makanan kesukaannya.

Sambil menunggu pesanannya datang, Anya sibuk memijit kakinya yang terasa pegel karna berjalan terlalu jauh, apalagi dia juga baru sembuh. Kemudian Anya tidak sengaja melihat laki-laki yang sudah menjadi suaminya itu sedang berduaan dengan wanita yang tidak jauh dari tempat duduknya. Anya tau jika wanita itu adalah pacarnya Adit, karena mereka pernah bertemu di Mall.

'Cih.. Pantesan aja dia belum pulang. Ternyata lagi sama pacarnya. Untung aja nggak ada yang tau kalau lo itu udah jadi suami orang'

Tak lama kemudian seorang pelayan pun datang mengantar makanan untuk Anya. Tanpa menunggu lama Anya langsung menyantap makanan yang ada di depannya itu. Karna memang dia sudah sangat lapar.

"Hey... Anya..." tiba-tiba terdengar seseorang memanggil namanya.

'Anya..?' Adit langsung tersentak ketika mendengar Bima memanggil nama Anya.

'Ya ampun mas Bima. Kok dia ada di sini sih..?'

Anya berusaha menyembunyikan wajahnya, namun Bima sudah berada di dekatnya kemudian langsung duduk di depannya.

"Anya, kamu nggak ingat lagi ya sama mas?" tanya Bima.

"Ingat kok, mas Bima kan??"

"Iya benar.. Ternyata Anya masih ingat sama mas.." ucap Bima sambil tersenyum lebar. "Oh ya, kok cuma sendiri sih? temannya mana?" tanya Bima sambil celingak celinguk.

"Nggak ada mas.." jawab Anya.

"Wah berarti kita jodoh dong" ucap Bima kepedean.

Anya hanya senyum-senyum melihat tingkah laki-laki yang ada di depannya. Lalu melanjutkan kembali makannya.

"Oh ya mas, aku bisa pinjam hp nya bentar nggak?"

"Boleh kok Nya, buat kamu apa sih yang nggak? " ucap Bima sambil menyerahkan ponselnya ke tangan Anya.

Sementara di sana mata Adit seperti tak berkedip melihat ke arah Anya dan Bima.

Dengan cepat Anya mengetik no ponsel Meysa. Untung saja dia bisa mengingat nomor sahabatnya itu. Namun terlihat kekecewaan di wajahnya karena berulang kali dia menelpon, namun tak ada jawaban dari Meysa. Mungkin saja Meysa tidak ingin mengangkat telpon dari nomor yang tidak di kenal.

Anya lalu menyerahkan hp Bima kembali.

"Kenapa Nya, kok nggak jadi?"

"Nggak di jawab mas sama teman aku. Ya udah mas, kalau gitu aku pulang dulu ya.." ucap Anya dengan raut wajah kecewa.

"Mas Antar ya.."

"Nggak usah mas, aku naik taksi aja.." ujar Anya sambil berdiri dari duduknya.

Lalu Anya menuju meja kasir untuk membayar. Ternyata kasirnya seorang wanita yang berusia sekitar 40 tahunan.

"Mbak Anya ya??" tanyanya.

"Iya buk, kok tahu..?" Anya balik bertanya.

"Saya Mesri adiknya mbak Sumi. Saya sering mendengar cerita tentang mbak Anya dari mbak saya.." ucap wanita itu bersemangat.

"Ooohh gitu.." ucap Anya sambil memaksakan senyumannya.

Setelah membayar, Anya pun langsung melangkahkan kakinya meninggalkan restoran itu. Sementara Adit mulai gelisah ketika melihat Anya sudah tidak terlihat lagi. Bima yang sudah bergabung di mejanya tampak asyik mengobrol dengan Ayu sambil menyuapkan makanan di mulutnya.

"Oh ya Ay, sebaiknya kamu pulang ya karena aku sama Bima mau patroli malam ini.." ucap Adit mencari alasan.

"Hah??" Bima terkejut karena dia tidak ada jadwal patroli malam ini.

Dengan cepat Adit menginjak kaki Bima sambil memberi kode dengan matanya.

"Oohh iya.. Gua lupa kalau kita ada patroli malam ini.." ucap Bima berbohong.

"Anterin dong sayang.." rengek Ayu sambil bergelayut manja di lengan Adit.

"Nggak bisa Ay, waktunya mepet banget. Kamu pulang sendiri aja ya.." bujuk Adit.

"Ya udah kalau gitu, cium dulu dong.." rengek Ayu lagi.

"Ayu, kamu tu apaan sih..?"

"Kenapa? emangnya salah? kita kan akan menikah sebentar lagi.."

'Ayu, aku tidak bisa menikah denganmu karna aku sudah menikah dengan Anya. Tunggu saat yang tepat, aku akan menjelaskannya padamu'

Karna Adit tidak melakukannya, akhirnya dengan cepat Ayu mendaratkan ciumannya di pipi Adit. "Da sayang.." ucapnya sambil berlalu meninggalkan Adit dan Bima.

"Ciieee..." goda Bima.

Adit langsung memplototi Bima.

Tak lama setelah kepergian Ayu, Adit pun bergegas menuju ke luar untuk mencari keberadaan Anya. Ternyata dia tidak menemukan Anya di sana. Akhirnya Adit segera naik ke mobilnya untuk menyusul Anya pulang ke rumah. Namun tak lama kemudian dia melihat istrinya itu sedang berdiri di tepi jalan dengan rambutnya yang acak-acakan karena tertiup angin malam. Anya tampak melamun hingga dia tidak menyadari kalau mobil Adit sudah berhenti di depannya.

Tin..tin..tin...

Anya tak bergeming sama sekali mendengar klakson mobil Adit. Akhirnya dengan terpaksa Adit turun dari mobil dan menarik tangan Anya masuk ke dalam mobilnya.

"Apa-apaan sih mas? lepasin tangan aku..!" Anya memberontak.

"Kamu tu yang apa-apaan,, ngapain berdiri di tepi jalan malam-malam gini. Kalau ada orang jahat gimana??" teriak Adit.

"Apa urusannya sama mas?" Anya pun menyolot.

"Kamu itu istri aku, kalau terjadi apa-apa sama kamu gimana? pasti papimu akan memarahiku.."

"Oohh jadi kamu hanya takut papi marah..? tenang aja, papi nggak bakalan tau kok.."

Tanpa menghiraukan ucapan Anya, Adit langsung membawa Anya masuk ke dalam mobilnya dan melajukan mobilnya itu. Di sepanjang perjalanan hanya hening tanpa suara, tak ada yang bicara sepatah katapun. Hingga tak lama kemudian Adit membelokkan mobilnya pada sebuah toko hp. Seketika Anya langsung teringat akan kekasihnya Niko. Baru saja kemaren Niko membawanya ke sini untuk membeli hp. Namun sekarang dia datang lagi ke sana dengan orang yang beda. Wajah Niko kembali terbayang dalam ingatannya. Hingga membuat Anya menangis mengingat kenangan itu.

'Niko, aku kangen'

"Ayo turun.." ajak Adit.

"Nggak mau.." ucap Anya sambil menyeka air matanya.

"Ayolah Nya.."

"Jangan memaksa aku. Kalau aku bilang nggak mau ya nggak mau.."

"Ya udah kalau gitu kamu tunggu aja di sini ya, jangan kemana-mana.." suara Adit melunak. Karena dia melihat wanita di sampingnya sedang tidak baik-baik aja.

'Mungkinkah aku terlalu kasar dengannya'

Adit segera turun dari mobilnya dan masuk ke dalam toko hp tersebut. Tak lama kemudian dia keluar dengan membawa paper bag yang berisikan sebuah hp.

"Ini untukmu.." ucapnya sambil menyerahkan paper bag itu ke tangan Anya.

"Aku nggak butuh hp baru. Oh ya mas, tas aku mana? kamu jadikan mengambilnya?" tanya Anya sambil memandang lekat ke arah Adit.

Adit lalu mengambil tas Anya di jok belakang lalu menyerahkannya tangan Anya.

"Nih.."

Dengan cepat Anya membuka tasnya, dia sudah tidak sabar ingin mengecek ponselnya. Karna dia berharap Niko menghubunginya dan mengiriminya pesan. Namun Anya tidak menemukan ponselnya di tas itu.

"Handphone ku mana??" Anya panik.

"Nggak tau.."

"Kok nggak tau sih mas? seharusnya kan handphone aku ada dalam tas ini. Mas tau nggak kalau handphone itu berarti banget buat aku.." ucap Anya sambil menahan tangisnya.

"Mungkin saja handphonemu jatuh sewaktu kecelakaan. Sudahlah, pakai aja handphone yang baru.."

Anya tidak menjawab, dia terus diam sepanjang perjalanan.

Sesampainya di rumah Anya langsung merebahkan tubuhnya di atas kasur dan membenamkan wajahnya di bantal. Dia menangis sejadinya karena terus teringat akan Niko. Sedangkan Adit langsung menuju kamar mandi untuk membersihkan badannya. Setelah selesai mandi dan memakaikan pakaian, Adit pun langsung menghampiri Anya di tempat tidurnya.

"Tidurlah.. Jangan menangis terus.."

Kemudian Adit pun menuju ke sofa dan membaringkan tubuhnya di sana.

*"""""""*

Terpopuler

Comments

Erma Wahyuni

Erma Wahyuni

semogabadit dan anya saling cinta

2022-04-03

0

Cherry

Cherry

nikah SM Adit malah nambah bebban

2021-10-17

4

Geisha Toborcop

Geisha Toborcop

hp.nya diumpetin sama si adit ya

2021-10-05

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!