Calon istri?

Sementara di kampus Niko seperti hilang semangat, karena dari tadi tidak menemukan pujaan hatinya. Berkali-kali Niko menghubungi nomor Anya tapi tidak bisa tersambung juga. Ingin rasanya dia segera cabut ke rumah Anya, tapi dia takut ketahuan papanya karena bolos kuliah lagi, pasti papanya akan memarahinya lagi. Apalagi sekarang mata kuliahnya pak Wadison, Dosen yang bisa di bilang mata-matanya pak Heri papanya Niko, yang siap melaporkan semua tentang Niko.

Sudah satu jam lebih kelas berlangsung, Niko pun mulai bosan walau dari tadi dia hanya merebahkan kepalanya di meja sambil mendengar music dari airphonenya. Niko akhirnya mengetik pesan di ponselnya dan mengirimkannya kepada Meysa.

Mey, lo tau nggak Anya dimana??

Cukup lama Niko menanti jawaban dari Meysa, namun Meysa tak kunjung membaca pesannya karna lagi fokus mendengar pembicaraan dosen di depan kelas. Akhirnya Niko melempar pena ke arah Meysa yang tepat mengenai kepalanya.

"Aduuuuhhh.." Meysa mengelus kepalanya lalu menoleh ke belakang karena dia tau pasti ulahnya Niko. Siapa lagi yang berani mengganggunya selain Niko. "Niko kamu apaan sih, sakit tau..??" Meysa melototi Niko.

"Anya mana??" tanya Niko tanpa rasa bersalah.

"Gua nggak tau...!"

"Itu kenapa ribut-ribut??" tanya pak Wadison sambil melihat ke arah Meysa dan Niko.

"Jika kalian tidak suka dengan mata kuliah saya, silahkan keluar. Jangan mengganggu yang lain, karena mereka ingin belajar.." ucap pak Wadison.

Niko yang dari tadi tidak sabar lagi berada di kelas itu, langsung keluar. Dia pasrah jika nanti bakal di omelin papanya. Baginya sekarang adalah menemukan Anya.

"Ada lagi yang mau keluar?? pintu selalu terbuka untuk anda yang tidak suka dengan mata kuliah saya.." ucap pak Wadison.

"Tidak pak..." jawab mereka serentak.

Tidak ada yang berani dengan pak Wadison selain Niko. Karena beliau tidak main-main dalam memberikan nilai. Jika nilai rendah, maka siap-siap mengulang mata kuliah itu sekali lagi.

Niko melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi menuju ke rumah Anya. Sesampainya di sana, dia melihat mobil Anya masih terparkir di garasi. Itu berarti Anya masih berada di rumah. Lalu Niko memencet bel di rumah itu.

"Non.. non Anya.. " panggil bik Sumi sambil menggoyangkan lengan Anya.

"Iya bik.. kenapa??" Anya membuka matanya perlahan.

"Anu non, di bawah ada den Niko. Bibi harus gimana??"

"Bilang aja kalau aku nggak ada bik.. Aku nggak mau Niko tau keadaan aku kayak gini.." ucap Anya lirih.

"Ya udah non, kalau gitu bibik ke bawah dulu ya.."

Bik Sumi lalu turun dan membukakan pintu..

"Eh den Niko rupanya..." ucap bik Sumi sambil terus berdiri di pintu.

"Anya ada bik??"

"Non Anya nya lagi keluar den.."

"Kemana ya bik? dan sama siapa??"

"Bibik kurang tau juga den, non Anya pergi sama tuan.." ucap bik Sumi berbohong.

Niko sempat berpikir nggak mungkin Anya pergi dengan papinya, karena setau Niko Anya sangat membenci papinya itu.

"Ya udah bik, kalau gitu aku tunggu di mobil ya.."

"Ja.. jangan den.." ucap bik Sumi sedikit gugup.

"Kenapa bik..?"

"Bibik takutnya non Anya bakalan lama pulangnya.."

"Iya nggak apa-apa bik..." ucap Niko sambil tersenyum.

'aduh gimana ni? jadi serba salah. Kasian den Niko'

Bik Ani kembali ke kamar Anya. Di lihatnya Anya sudah duduk sambil menyandarkan kepalanya di ranjang. Anya memegang kedua pipinya yang masih terasa sakit.

"Niko nya udah pergi bik??"

"Belum non, katanya sih bakal nungguin non sampai non pulang.."

'Sa**yang... ma'afin aku. Aku sebenarnya kangen banget ma kamu. Tapi aku nggak mau kamu tau keadaan aku seperti ini'

Tak terasa air mata Anya sudah mengalir di sudut pipinya. Karena dia sangat merindukan kekasihnya itu.

Sudah satu jam lebih Niko menunggu Anya di depan rumahnya. Anya pun merasa sangat bersalah, akhirnya dia memutuskan untuk menemui Niko di bawah. Dengan perlahan Anya menuruni anak tangga sambil berpegangan kuat pada railing tangga karena kepalanya yang masih terasa berat. Setelah itu dia berjalan menuju pintu, dan baru saja Anya meraih handle pintu kemudian terdengar suara mobil Niko meninggalkan rumahnya.

"Nikoooooo.." teriak Anya sambil menangis dan terduduk di lantai.

Bik Ani yang mendengar teriakan Anya, langsung bergegas menghampiri nona mudanya itu dan memeluknya..

"Aku jahat banget sama Niko bik, padahal Niko nggak salah apa-apa ma aku.." ucap Anya sambil menangis tersedu-sedu.

Bik Sumi menepuk punggung Anya lembut, dia tau apa yang Anya rasakan. "Sekarang non Anya kembali ke kamar ya, non harus banyak istirahat biar cepat sembuh dan ketemu Niko lagi.."

Bik Sumi lalu membawa Anya kembali ke kamarnya.

Sesampainya di kamar, Anya langsung mencari hpnya. Karena dari tadi dia tidak kepikiran sama sekali dengan hp. Ternyata hp Anya masih berada di dalam tasnya yang belum sempat di keluarkannya.

"Ya ampun hp gua mati lagi.."

Lalu Anya kasak kusuk mencari charger di lacinya. Setelah hpnya tersambung ke charger, Anya pun buru-buru menyalakannya. Ternyata begitu banyak notifikasi pesan yang masuk, terutama dari Niko. Anya pun langsung membukanya.

Nyak... kamu dimana??

Nyak.. aku menunggu di depan rumah kamu.

Nyakk.. cepatan pulang ya..

Anya segera menelpon Niko, namun hpnya tidak bisa di hubungi. Berulang kali Anya mencoba menelpon Niko, namun tidak bisa juga. Akhirnya Anya pun menelpon Meysa..

"Anyaaaaakk.. Lo kemana aja sih? kita tu khawatir banget sama lo tau nggak??" pekik Meysa dari ujung sana.

"Jangan teriak-teriak dong Mey, kuping gua bisa meledak nih. Lo dimana??"

"Dimana lagi? ya masih di kampus lah. Lo tu yang dimana.."

"Gua... ehh.. lo liat Niko nggak??"

"Hah?? bukannya Niko sama lo??"

"Nggak Mey, Niko nggak ada sama gua dan nomornya nggak bisa di hubungi.."

"Yaahh... kemana ya tuh anak? bukannya tadi udah pergi duluan ya ke rumah lo? kita baru aja mau Otw ke rumah lo nih, karna kita khawatir ama lo.."

"Lo pada nggak usah ke rumah gua sekarang, karna gua mo pergi ada urusan. Ya udah ya, gua tutup.." Anya segera memutuskan sambungan telponnya.

"Niko kamu kemana sih??" aaaarrggghhh Anya mengacak-acak rambutnya dengan kasar.

Kemudian Anya mencoba kembali menghubungi Niko, kali ini langsung tersambung.

Tuuut...tuuuttt....tuuuttt...tuuutt

"Hallo.." terdengar lembut suara wanita.

'hah?? kok suara cewek ya?? apa aku salah orang ya??'

Anya kembali melihat layar ponselnya.

'bener kok, ini nomornya Niko'

"Hallo.. hallo..."

"Iya hallo.. Ini siapa ya??" tanya Anya.

"Aku calon istrinya Niko. Kamu siapa??"

Anya terdiam..

'calon istri?? aku tidak salah dengarkan??'

"Hallo..."

Anya pun langsung memutus sambungan telponnya. Hatinya begitu hancur mendengar pernyataan wanita itu. Bagai di sambar petir di siang bolong, dunia pun seketika serasa berhenti berputar. Seketika bulir bening itu kembali mengalir deras di pelupuk mata Anya.

"Niko, kamu jahat.."

****

Jangan lupa like dan komennya ya, dan rate bintang 5 juga.. terima kasih🙏🙏

Terpopuler

Comments

Napsiyah Isah

Napsiyah Isah

lanjut thor

2021-09-22

0

sakura🇵🇸

sakura🇵🇸

kak...ada yg typo😅 mobil parkir di bagasi?mungkin maksudnya garasi ya

lanjut baca💖

2021-08-31

0

Ferry Rahayu

Ferry Rahayu

lanjut.... seru....

2021-08-20

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!