Aku menyusuri lorong-lorong asing yang berada di depanku. Kanan dan kirinya terdapat bunga-bunga yang cantik dengan warna yang begitu menggoda. Ingin aku petik bunga itu, namun ibu melarang aku untuk memetiknya.
" Jangan Nak! Itu tidak boleh di petik!" tegur ibuku. Aku menuruti perkataannya. Kulangkahkan kakiku mengikuti langkah ibu yang semakin lama semakin menjauh dari rumah sakit di mana tubuhku berada saat ini.
" Bu, aku mau di bawa kemana?" tanyaku berulang kali. Ibuku hanya tersenyum dan terus menuntunku jauh sekali.
Sebuah pemandangan yang sangat indah. Di sana terdapat air terjun yang jernih airnya dan juga bersih dari sampah. Rasanya aku betah berada di sini, dunia ibuku.
" Kenapa kamu tersenyum, Daisy? Kau terlihat seperti menyukai tempat ini." Ibuku berujar. Tatapan matanya kosong.
" Iya aku menyukainya, Bu. Aku ingin tinggal bersama ibu dan juga Ayah." ucapku, seraya bersandar di pundak ibuku.
" Sayangnya kamu belum waktunya untuk tinggal bersama kami, Sayang." Ibuku menoleh kearahku.
" Lalu kenapa ibu mengajakku ke sini, Bu?" tanyaku, heran. Aku menatap lekat wajah ibuku. Ia terlihat sangat cantik.
Ibuku tersenyum. Manis sekali.
" Ibu hanya rindu padamu. Dan ingin menunjukkan padamu, bahwa ibu dan ayahmu sudah bahagia tinggal di sini."
" Ibu," ucapku lirih. Kupeluk erat tubuhnya yang harum itu.
" Daisy, " suara bariton terdengar menggema memanggilku. Terdengar juga suara isak tangis yang menderu. Aku tahu itu siapa yang memanggil.
" Nak," ibuku dengan suara lembutnya memanggil namaku.
" Aku tidak mau, Bu. Dia pria jahat! Aku tidak menyukainya." Aku menolak.
" Ibu tahu, di dalam hatimu masih tersimpan rasa cinta untuknya. Pulanglah, Anakku. Dia sangat merindukanmu."
" Tapi bu, dia itu tidak mencintaiku lagi. Dia sudah membebaskan aku pergi."
" Kamu salah, Anakku. Dia bersikap seperti itu karena dia sedang melindungi orang banyak sayangku. Pergilah, dia sangat membutuhkanmu." Ibuku memberi nasihat padaku.
" Ingat kata-kata ibu ya, Daisy. Cinta itu saling melengkapi satu dengan lain. Jika kita mencintai seseorang, maka buatlah ia merasa nyaman saat berada di dekat kita. Karena benci dan cinta itu bedanya tipis sekali."
" Ibu ingin kamu kembali padanya. Berbaktilah padanya. Turuti perintahnya."
Aku menatap ibuku dalam diam. Kucerna dengan baik ucapan demi ucapan ibuku. Dan semuanya itu benar. Kusunggingkan senyuman manis untuk ibuku. Lalu mengecup keningnya.
" Baiklah ibu, aku akan pergi dari sini. Titip salam untuk ayah. Aku sayang kalian."
Ibuku tersenyum, seraya menitipkan sesuatu ke dalam genggaman tanganku. Setelah itu, aku sudah berada di ruangan ICU. Menatap tubuh yang sedang di kerubungi oleh perawat dan beberapa dokter jaga. Berkali-kali jantungku di pacu menggunakan alat kejut jantung. Aku menangis.
" Dokter, pasien menangis." seru perawat yang berada di ruangan.
Semua tertuju pada kedua mataku. Ternyata benar, ada air yang keluar dari kedua mataku.
" Coba kita rangsang lagi. Satu ... Dua ... Tiga ...," sahut Dokter Frans, sekali lagi ia gunakan alat kejut jantung kearah dadaku.
" Dok, jantungnya sudah kembali normal!" perawat yang berada di sekitar alat pendeteksi jantung berkata.
" Alhamdulillah, pasien sudah melewati masa kritis. Aku akan mengabarkan kabar baik ini pada tuan Alvin. Dia harus mengetahui kabar baik ini." sahut Dokter Frans.
" Setelah kondisinya membaik, segera pindahkan pasien ke ruang VIP." sambung Dokter Frans, sebelum ia pergi dari ruangan ICU.
🍁🍁🍁
Hal terbodoh saat merasakan jatuh cinta adalah rela berkorban demi cinta itu. Terkadang bisa membuat seseorang menderita akibat kebodohan yang dilakukan. Seperti itulah aku, saat aku bodoh merelakan tubuhku demi melindungi kekasih halalku. Itu hal yang mungkin akan membuat Alvin menderita seumur hidupnya.
" Kemana tuan Alvin?" Dokter Frans berkata saat ia berada di luar ruangan. Dokter Frans mencari keberadaan Alvin.
" Ada apa, Frans? Apakah terjadi sesuatu pada Daisyku, kesayanganku, cintaku?" Alvin dengan segera mendekati Dokter Frans.
" Daisy sudah melewati masa kritisnya, tuan Alvin. Sekarang Daisy sedang di pindahkan ke ruang bagian VIP." terang Dokter Frans.
Alvin bernafas lega. Senyum merekah di wajahnya saat mendengar kabar berita yang membahagiakan dari Dokter Frans.
" Aku tahu, tuan. Istrimu itu wanita yang kuat. Ia bisa melewati masa kritisnya, bertahan hingga jantungnya kembali normal." dokter Frans menepuk pundak Alvin. Membuat Alvin tersenyum dan ia merasa bahagia. Alvin berjanji, jika nanti aku di beri kesempatan kedua oleh Tuhan, maka ia tidak akan menyia-nyiakan hidupku lagi. Begitu juga ia tidak ingin bertindak bodoh lagi.
" Dokter Frans, terima kasih." ucap Alvin, lirih. Matanya mengembun. Dokter Frans segera meraih pundak Alvin kemudian mendekapnya erat, sembari di tepuk-tepuk punggung Alvin dengan lembut.
" Aku hanya membantu sebisaku. Selebihnya Allah subhanahu wata'ala lah yang menyelamatkan dan memberikan kesempatan pada Daisy 'mu, Alvin."
Alvin menggangguk pelan. Lalu tersenyum lagi.
" Baiklah, tugasku sudah selesai. Aku ingin beristirahat dulu. Tadi belum sempat menunaikan shalat dhuhur." sambungnya.
" Silahkan, Dokter. Dan sekali lagi aku ucapkan terima kasih banyak."
Dokter Frans mengangguk, tak lama kemudian ia pergi meninggalkan Alvin di ruang tunggu.
🍁🍁🍁
Alvin memasuki kamar dengan cat dinding berwarna putih tulang, kamar di mana aku di rawat. Alvin mendekatiku, ia memakai baju khusus yang di sediakan rumah sakit saat masuk ke dalam ruangan. Lengkap menggunakan masker dan penutup rambut.
Alvin duduk di sampingku yang sedang terbaring dan belum sadarkan diri.
Suasana hening, dan hanya terdengar suara dari alat pendeteksi detak jantung. Dan juga alat tabung gas oksigen.
Alvin meraih kedua tanganku, menggenggam erat tanganku. Secara tidak sadar, matanya mulai mengembun. Alvin menangis.
" Sayangku, Daisy 'ku, aku mohon bangunlah sayang. Aku sangat merindukanmu." bisik Alvin, di telingaku. Kata-katanya sangat lembut sekali.
" Daisy, aku mohon bangunlah sayangku. Aku ingin kau sadar. Maafkan aku,"
Tak ada tanda-tanda dariku yang menandakan aku siuman. Dan karena lelah menunggu aku siuman, Alvin tertidur di sampingku, seraya memeluk tubuhku dengan erat.
🍁🍁🍁
Enam jam kemudian. Saat waktu menunjukkan pukul tiga dini hari. Aku menggerakkan jari-jariku. Dan dari bibirku, aku berusaha mengucapkan sepatah dua patah kata.
" Air ... Air ... Air ...," gumamku pelan, hingga tidak terdengar jelas oleh Alvin. Namun, karena pergerakan tanganku, Alvin terbangun.
" Daisy sayang, kamu sudah siuman?"
" Air ...,"
Alvin mendekatkan telinganya di dekat bibirku, " Air ...," ucapku lagi, lirih dan terhalang selang oksigen.
Alvin segera memberikanku air minum. Lalu ia menghubungi dokter Frans. Melalui ponselnya.
" Dokter, bisakah dokter Frans ke kamar istriku?" Alvin bertanya pada Dokter Frans,
" ... "
" Iya, isteriku sudah siuman. Baru saja dia meminta air minum."
" ... "
" Okey, aku tunggu ya Dok. Terima kasih." sahut Alvin, lalu menutup pembicaraan dengan dokter Frans.
Dokter Frans tiba lebih cepat. Ternyata dokter Frans masih berada di rumah sakit. Ia memasuki ruangan di mana aku di rawat. Memeriksa suhu tubuhku, mengecek kedua mataku, lalu memeriksa denyut nadiku. Semua terlihat normal, dan aku sudah dalam keadaan baik-baik saja.
" Isteri Anda sudah keadaannya sudah membaik, Tuan. Semuanya aku cek dan hasilnya normal. Tidak ada sesuatu yang membahayakan nyawanya lagi. Besok, ia akan segera siuman." jelasnya. Sambil berlalu pergi meninggalkan Alvin.
" Dokter, Anda tidak bohong bukan? Besok Daisy 'ku sudah siuman?" sahut Alvin, ketika Dokter Frans melangkahkan kedua kakinya keluar dari kamar Vip.
Dokter Frans mengangguk cepat, kemudian menghilang dari pandangan Alvin.
Dengan perasaan bahagia, Alvin mendekati tubuhku. Menggenggam erat tanganku, sampai-sampai ia tidak ingin melepaskannya lagi.
" Sayang, kau wanita hebat. Aku bangga padamu, I Love U." bisiknya pelan. Aku membalasnya dengan senyuman walau kedua mataku masih terpejam.
🍁🍁🍁
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
Tatik Purwati
penggemarmu thor
2020-10-14
1
Fajar Ika
aku sukaaaa...
2020-10-14
3
Bunda Saputri
Mantaapp ceritanya thoorr... Sukaaaa aku
2020-09-21
4