Pernikahan dimulai.

Pernikahan ini bukanlah pernikahan impian.

Pernikahan yang seharusnya menjadi kebahagiaan, kali ini sangat berbeda. Aku menerimanya karena Paman memaksa diriku hanya untuk mendapatkan uang dari calon suamiku. Sungguh, betapa bodohnya diriku sehingga aku mau menerima pernikahan ini.

Apakah aku bahagia? Jelas tidak. Aku marah dan aku kesal pada diriku sendiri. Kenapa aku tidak bisa memilih pernikahanku sendiri dengan pria yang aku cintai?

Tubuhku lunglai tak berdaya. Aku ambruk sehingga tak sadar aku duduk di sudut ranjang. Menangis hanya itu yang bisa aku lakukan saat ini. Mungkin dengan cara ini aku bisa mengurangi beban yang menumpuk beberapa hari ini.

Aku berharap pernikahan itu tidak pernah terjadi. Dengan begitu aku bisa bebas dan pergi dari rumah peninggalan Ayah. Yang kulakukan hanyalah menangis, hingga tak sadar aku sudah tidak ingat apa-apa lagi.

****

"Menikahlah denganku, Nona."

Suara itu. Suara seorang pria asing berwajah buruk rupa terdengar lagi. Pria asing itu ternyata berdiri di hadapanku sambil menggenggam jemariku. Dia berharap aku tidak akan pergi lagi meninggalkan dirinya seperti yang dilakukan tadi siang.

"Si-siapa kamu? Ke-napa kamu mau aku ja-di istrimu?" tanyaku gugup. Bahkan, aku tidak berani menatap pada wajahnya yang setengah ditutupi oleh pria itu.

"Aku suka padamu, Nona. Dari pertemuan singkat beberapa hari yang lalu, di waktu kau membagikan beberapa balon udara pada anak-anak kecil di pertigaan jalan raya. Dari situ aku menaruh hati padamu," jawabnya.

"Tapi ... aku tidak mengenalmu. Aku bahkan akan segera menikah," kataku, sembari menahan rasa takut karena berhadapan dengan monster.

"Akan aku gagalkan pernikahanmu."

"Kau tidak akan mampu menggagalkan rencana pernikahan yang paman buat untukku."

"Tapi, aku bisa membuatmu tidak akan menikah!"

"Bagaimana bisa? Aku saja tidak bisa berpikir jernih untuk mencari ide konyol itu. Pamanku pasti tidak akan tinggal diam. Kau harus tahu itu," kataku berujar.

Pria asing itu terkekeh. Entah apa yang dia tertawakan. Aku berbicara apa adanya tentang Paman Jo. Dia adik ayahku. Berwatak keras dan akan selalu bisa menggapai apa yang diinginkannya. Termasuk mengambil hak waris ayah dan kini memaksa untuk menikah dengan pria yang tidak pernah aku cinta.

"Kalau begitu, aku akan membawamu. Anggap saja aku menculikmu. Tapi, bukan untuk menyiksamu melainkan menjadi istri sekaligus seorang Ibu bagi anak-anakku." Setelah berkata demikian, pria berwajah buruk rupa itu menarik tanganku. Dia lalu menggendongku, membawa jauh tubuhku.

Teriakan serta pemberontakan yang aku lakukan, tidak digubris olehnya. Orang-orang hanya bisa melihatku tanpa bisa menolong. Membiarkanku dibawa paksa oleh makhluk yang kusebut Monster.

"Daisy. Bangun kamu, Daisy! Kamu kenapa?" Seseorang berteriak memanggilku seraya mengguncang-guncangkan tubuhku.

"Daisy stop! Berhenti berteriak! Atau kubawa kau ke rumah sakit jiwa!" bentak Bibi Mayrine. Kutahu itu suara miliknya. Namun, entah mengapa kedua mata ini masih saja menutup dan tidak bisa kubuka. Padahal aku mendengar suara Bibi Merina yang sedang mengancam akan membawaku ke rumah sakit jiwa.

"Ayah, coba ambilkan air. Kita semprot wajah Daisy. Siapa tahu dia sadar." Razak berinisiatif untuk mengguyur wajahku dengan air. Sialan! Bisa-bisanya dia punya pemikiran seperti itu.

Tanpa dipinta lagi, Elea datang sambil membawa air. Lalu, dengan cepat Razak menyiram wajahku dan setelah itu aku pun mampu membuka mata. Kulihat di sekeliling ruangan. Masih di tempat sama, di dalam kamarku. Paman Jo, Bibi Marine, Razak dan Elea menatapku heran. Seolah aku seperti orang kesurupan.

"Kamu bermimpi buruk lagi?" Paman Jo mulai bertanya. Wajahnya seperti sedang mengkhawatirkan kondisiku saat ini.

Aku mengangguk pelan tanpa berkata sepatah kata pun padanya. Aku masih syok dengan mimpi yang kualami barusan. Mimpi itu bahkan terulang hingga sepuluh kali.

"Makanya kalau tidur itu baca doa dulu. Biar setan enggak ganggu kamu waktu tidur," celetuk Elea. Namun, aku hanya tersenyum menanggapi ucapannya.

"Tahu apa kamu tentang doa? Bahkan kamu tidak tahu doa mau tidur. Ya, kan? Ngaku deh!" sindir Razak.

"Kata siapa? Aku hafal, kok. Kamu aja yang enggak tahu. Jangan sok tahu, deh!" Elea membela diri.

"Tukang bohong akan selalu berbohong. Sudah jangan dengarkan dia, Bel. Dia itu sering berbohong," tukasnya. Lalu, Razak menatapku. "Buatkan aku teh manis hangat. Gulanya sedikit dan jangan pakai lama! Ingat!"

"Eh, ngotak dikit lah. Daisy masih setengah sadar. Bikin sendiri aja, sih! Masih punya tangan dan kaki, kan?"

"Terserah aku dong. Aku yang berkuasa di rumah ini. Kamu diam saja karena sebentar lagi rumah besar ini akan menjadi milikku. Bukan begitu, Pa?"

Ucapan Lusiana membuat darahku mendidih. Rumah peninggalan ayahku, tidak boleh dikuasai oleh siapa pun. Termasuk oleh paman dan juga anak-anaknya.

"Ini rumah ayahku! Hak waris tetap jatuh padaku. Kau sebut ini milikmu?! Cih murahnya harga dirimu Razak!"

"Satu hal lagi. Kalau kamu menginginkan kekayaan, menikahlah dengan pria yang ayahmu terima sebagai pelunas hutang. Kau akan hidup bahagia bersama pria itu!"

"Heh! Lancang sekali ucapanmu! Dia anakku dan tidak akan pernah aku tawarkan sebagai pelunas hutang."

"Kalau begitu, aku juga sama, Bibi Marine. Jangan paksa aku untuk mengikuti apa kemauan kalian! Sudah cukup aku diam selama ini."

"Kamu ...!" Bibi Marine menampar wajahku. Matanya tajam seakan hendak melakukan hal yang lebih dari sekadar menampar.

"Kalau saja membunuh orang tidak akan membuatku masuk penjara, maka orang yang pertama kali aku bunuh adalah kau, Daisy!"

"Cukup! Kenapa jadi emosi?! Kamu Razak, buatlah sendiri minuman itu. Daisy masih lelah biarkan dia istirahat. Dan kamu Marine, kalau sampai kamu melukai ponakanku, maka aku yang akan membuat perhitungan denganmu! Ingat itu Marine!"

"Terus saja bela ponakan tidak tahu diri!" rutuk Bibi Marine dan ia langsung meninggalkan aku bersama Paman Jo beserta dua anaknya.

***

Beberapa hari kemudian.

Pernikahan benar-benar terjadi.

"Saya terima nikah dan kawinnya Daisy Rosalina Edellyth binti Johan Efendi dengan mas kawin emas seberat dua puluh tiga karat dan rumah mewah dibayar, tu-nai." Suara pria asing terdengar begitu lantang saat mengucapkan ijab kabul di depan bapak penghulu. Dengan satu tarikan napas dan itu lulus.

"Bagaimana para saksi? Sah?" tanya Pak Penghulu.

"Sah."

"Sah ...."

"Aamiin ...."

Mereka pun berdoa agar pernikahanku langgeng. Akan tetapi, ada yang aneh dalam pernikahan ini. Pria yang kini telah Syah menjadi suamiku, dia mengucapkan ijab kabulnya melalui video call yang di hubungkan oleh asistennya bernama Dave.

Lalu, apakah pernikahan ini sah? Tentunya menurut mereka sah-sah saja. Hanya saja caranya yang berbeda. Entahlah, yang terpenting aku sekarang resmi menjadi Nyonya Alvin Wira Kencana.

Tuan Dave mendekatiku lalu mengucapkan selamat padaku karena aku telah resmi menjadi istri tuannya.

"Terima kasih Tuan Dave, ternyata Anda sekretaris yang baik hati," cibirku.

Kulihat ia tersenyum getir padaku.

"Mari nona, kita pergi ke rumah di mana suamimu menunggu kedatangan Anda."

"Baiklah, aku menurutimu, Tuan Dave," jawabku menyeringai. Ingin sekali aku mencakar wajahnya yang tengil itu. Akan tetapi, aku teringat ucapan Bibi yang mengatakan aku harus selalu mematuhi ucapan pria itu.

Aku mengikuti ke mana pria itu melangkah. Di saat semua perlengkapan bajuku di masukkan ke dalam bagasi mobil. Aku hanya diam saja. Percuma aku berontak, pada akhirnya aku akan kalah juga.

"Nona, ingatlah. Saat Anda berada di rumah Tuan. Bersikaplah dengan sewajarnya dan saya harap, Anda bisa menjaga sikap di depan Tuan." Sekretaris itu kembali mengingatkanku akan tugasku nanti ketika sampai di rumah suamiku.

"Baiklah tuan Dave, aku sudah mengerti apa yang Anda ucapkan. Selebihnya jika saya lupa, mohon ingatkan saya kembali."

"Hem ...." Hanya itu yang bisa di ucapkan sekertaris Dave. Jika ia mengatakan satu kalimat lagi, maka jawabannya akan sangat panjang sekali.

Tak lama kemudian, deru suara mobil terdengar. Dave pun melajukan mobilnya menuju rumah di mana Tuan Alvin sudah menunggu diriku.

****

Terpopuler

Comments

Miyatun Sukar

Miyatun Sukar

"berhati-hati lah dgn apa yg anda ucapkan, karena apa yg anda anggap bercanda bisa di anggap serius oleh tuan muda"
jadi ingat kalima HAN yg LAGI ngancam DANIAH

2021-09-15

1

Pooh

Pooh

visualnya

2020-10-15

2

Ari Utami

Ari Utami

tuan alvin oplas noh sana ke korea biar kinclong kaya opa2 itu 😁😁😁ya tak thor...

2020-10-15

3

lihat semua
Episodes
1 Kisah Daisy.
2 Bukan Pernikahan Impian
3 Bukan Pernikahan Impian 2.
4 Pernikahan dimulai.
5 Alvin Media Utomo
6 Perjanjian pernikahan
7 Siapa di Sana?
8 Kelucuan di meja makan.
9 Hujan
10 Hati siapakah ini?
11 Kejutan.
12 Kejutan part 2.
13 Pengejaran mafia Rasya. ( 21+ ).
14 Luka.
15 Luka 2.
16 Perjalanan jauh.
17 Kebaikan Alvin
18 Keguguran.
19 Mawar Hanafi
20 Klarifikasi hubunganku.
21 Mawar Hanafi part 2.
22 Hal yang mendebarkan
23 Tragedi Pembalut.
24 Anisa dan pembalut.
25 Mencari wanita pembalut.
26 Tragedi Pembalut.
27 Terlambat.
28 Salah Tingkah.
29 Perkenalan dengan gadis cantik.
30 Kenapa, tragis?
31 Mawar Hanafi part 3
32 Permintaan maaf.
33 The end
34 Beauty and the Beast season 2.
35 Mengidam buah mangga.
36 Tragedi buah mangga.
37 Kisah Dave.
38 Pengkhianatan.
39 Terperangkap
40 kisah
41 Rencana kedua.
42 Dave murka.
43 Aisyah.
44 Pencairan Aisyah.
45 Penelusuran nyonya Liem.
46 Kabur.
47 Pengejaran mencari Daisy dan Aisyah.
48 Pencarian Daisy dan Aisyah.
49 Pertemuan dengan seseorang.
50 Penggerebekan.
51 Berujung tragis.
52 Belahan Jiwa.
53 Kelakuan konyol Dave.
54 Gadis misterius.
55 Pertemuan.
56 Pertemuan kedua
57 Pertemuan ketiga
58 Pengakuan.
59 Siapa dia.
60 Kepergian Kayra.
61 Romantisnya Alvin
62 Kayra.
63 Kayra 2.
64 Sebuah perjalanan panjang.
65 Pijat memijat.
66 Sosok Gara.
67 Perasaan bimbang.
68 Kayra dan Dave.
69 Pernyataan Cinta Dave.
70 Siapa dia?
71 Akhir Kisah Dave.
Episodes

Updated 71 Episodes

1
Kisah Daisy.
2
Bukan Pernikahan Impian
3
Bukan Pernikahan Impian 2.
4
Pernikahan dimulai.
5
Alvin Media Utomo
6
Perjanjian pernikahan
7
Siapa di Sana?
8
Kelucuan di meja makan.
9
Hujan
10
Hati siapakah ini?
11
Kejutan.
12
Kejutan part 2.
13
Pengejaran mafia Rasya. ( 21+ ).
14
Luka.
15
Luka 2.
16
Perjalanan jauh.
17
Kebaikan Alvin
18
Keguguran.
19
Mawar Hanafi
20
Klarifikasi hubunganku.
21
Mawar Hanafi part 2.
22
Hal yang mendebarkan
23
Tragedi Pembalut.
24
Anisa dan pembalut.
25
Mencari wanita pembalut.
26
Tragedi Pembalut.
27
Terlambat.
28
Salah Tingkah.
29
Perkenalan dengan gadis cantik.
30
Kenapa, tragis?
31
Mawar Hanafi part 3
32
Permintaan maaf.
33
The end
34
Beauty and the Beast season 2.
35
Mengidam buah mangga.
36
Tragedi buah mangga.
37
Kisah Dave.
38
Pengkhianatan.
39
Terperangkap
40
kisah
41
Rencana kedua.
42
Dave murka.
43
Aisyah.
44
Pencairan Aisyah.
45
Penelusuran nyonya Liem.
46
Kabur.
47
Pengejaran mencari Daisy dan Aisyah.
48
Pencarian Daisy dan Aisyah.
49
Pertemuan dengan seseorang.
50
Penggerebekan.
51
Berujung tragis.
52
Belahan Jiwa.
53
Kelakuan konyol Dave.
54
Gadis misterius.
55
Pertemuan.
56
Pertemuan kedua
57
Pertemuan ketiga
58
Pengakuan.
59
Siapa dia.
60
Kepergian Kayra.
61
Romantisnya Alvin
62
Kayra.
63
Kayra 2.
64
Sebuah perjalanan panjang.
65
Pijat memijat.
66
Sosok Gara.
67
Perasaan bimbang.
68
Kayra dan Dave.
69
Pernyataan Cinta Dave.
70
Siapa dia?
71
Akhir Kisah Dave.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!