Alvin Media Utomo

Part 5.

Di sepanjang perjalanan, aku tak henti-hentinya memikirkan apa yang akan terjadi selanjutnya di rumah baru suamiku. Bagaimana aku melayaninya sambil menunjukkan kasih sayang padanya. Sedangkan, bertemu pun tidak pernah. Aku berharap semua yang kulalui hari ini hanyalah mimpi. Mimpi yang tidak nyata dan di saat aku terbangun, aku bukanlah seorang istri dari pria asing.

Perlahan, mobil pun memasuki gerbang utama. Melaju ke halaman rumah yang luasnya tak terkira. Ini bukanlah sebuah rumah, melainkan istana megah dan hanya orang-orang tertentu yang bisa memilikinya. Pantas saja Paman Jo bersikukuh ingin menikahkan aku dengan anak Tuan Andrean, ternyata Tuan Andrean memiliki seorang anak yang benar-benar sukses. Lihat, ada halaman yang ditanami tumbuhan bunga warna-warni. Ada bunga mawar, bunga melati, bunga teratai, bunga dahlia pokoknya semua tanaman bunga ada di sini.

Mobil pun terus melaju. Memasuki halaman utama di rumah itu. Kemudian berhenti. Perjalananku rupanya cukup singkat. Sekretaris Dave keluar dari dalam mobil, dengan sigap ia langkahkan kakinya menuju pintu mobil di sebelah kiri, dia hendak membuka pintu mobil di mana aku akan keluar.

Dave kalah cepat dengan gerakanku. Aku sudah membuka pintu dengan tanganku sendiri. Sekilas, mulut sekretaris Dave menganga. Saat aku sudah lebih dulu membuka pintu mobil.

"Lain kali biar saya saja yang membuka pintu untuk Anda, Nona," katanya sambil membungkukkan badan.

"Tidak apa-apa, Dave. Saya tidak terbiasa untuk merepotkan orang lain. Saya sudah terbiasa mandiri," ujarku ketus.

"Baiklah saya paham sifat Anda untuk saat ini Nona. Silahkan, Nona masuk ke dalam. Di sana sudah ada para pelayan yang akan melayani anda selama anda tinggal di rumah ini." Sekretaris Dave menjelaskan.

"Oke," kataku singkat, kemudian aku masuk ke dalam rumah mewah nan megah milik Alvin.

Rumah ini ternyata mirip seperti istana di negeri dongeng. Saat pertama kali masuk ke dalam rumah, yang aku lihat pertama kali adalah furniture yang tertata rapih di setiap sudut ruangan. Lalu, mataku tertuju pada lampu-lampu hias yang menggantung di langit-langit. Serta ukiran dan pemilihan warna di rumah ini, terbilang sangat elegan dan berkharismatik. Tak heran juga karena yang tinggal mungkin seorang pria yang wajahnya mirip pengeran kerajaan di negeri antah berantah.

Lalu, di sudut ruangan, terdapat beberapa bingkai foto beserta foto yang mungkin itu adalah suamiku. Ingin rasanya aku bertanya tentang siapa sosok yang ada di foto itu, tetapi sebelum aku bertanya, Sekretaris Dave malah lebih dulu memberikan kode pada para pelayan yang kini berdiri tepat di hadapanku.

"Cepat layani istri tuan kalian!" titahnya. Saat dia memerintah, wajah sangarnya terlihat seperti tengil bagiku. Ya, memang dia orang yang kuanggap aneh. Seperti kulkas tentunya. Berhati dingin.

"Selamat datang di rumah Tuan Alvin, Nona. Mari saya antar ke kamar pribadi Anda." Salah satu pelayan di sana menyapaku dengan hangat. Aku tersenyum. Ternyata masih ada orang yang ramah padaku. Jelas harus ramah, kalau mereka tidak ramah, mereka pasti sudah dipecat.

"Terima kasih atas penyambutannya. Oh, iya, di manakah Tuan Alvin berada? Saya ingin bertemu dengannya. Sekaligus ingin mengucapkan rasa terima kasih karena ia sudah mau membebaskan aku dari kekejaman Bibi Marine." Aku tersenyum dengan ramah.

"Tuan Alvin ada di kamarnya, Nona. Tapi, bukankah nona ingin beristirahat terlebih dahulu? Anda terlihat sangat lelah. Mari saya antar Anda ke kamar," ujar pelayan itu. Sepertinya ia sengaja mengalihkan perhatianku agar aku lupa ingin bertemu Alvin.

Aku mengiyakan saja ucapannya, lalu mengikutinya dari belakang.

"Nah, ini kamar Anda, Nona. Segeralah Anda berganti pakaian! Tuan Alvin sudah menunggu Anda di ruang makan, Nona," ujar pelayan yang lain saat berada di depan kamar pribadiku.

"Baiklah, terima kasih," ucapku sambil membungkukkan badan.

Detik berikutnya, kedua pelayan itu pergi meninggalkan aku sendirian masuk ke dalam kamar tidur. Akan tetapi, Sekretaris Dave masih berdiri di depan pintu kamar.

'Lelaki yang satu ini. Kenapa masih diam di sana?! Maunya apa, sih?'

"Ada apa lagi?" tanyaku ketus.

"Saya hanya ingin memberitahu pada Anda. Segeralah mandi! Setelah Anda selesai, beritahu saya."

Keningku berkerut dengan alis terangkat. "Apa ini sebuah kewajiban? Maksudku harus seperti itu?"

"Ya. Karena Anda merupakan tanggung jawab saya. Tuan Alvin yang memberi perintah itu."

"Oke. Baiklah. No problem." Sebenarnya aku malas menanggapi ocehannya. Namun, entah kenapa di saat melihat ekspresi wajahnya seperti itu, aku makin suka untuk menjahilinya.

"Well, ada lagi yang ingin disampaikan? Atau ... kamu ingin menemani saya mandi hari ini? Atau ... membantu saya memakai baju?"

Semburat wajah merah terlihat lebih jelas di wajah pria kulkas. Entah itu marah atau ... ah, sudahlah! Hanya dia yang tahu arti semburat merah di wajahnya.

"Tuan Alvin tentu saja memperbolehkan saya untuk hal itu. Tapi, sebagai seorang pria baik, saya tentu tahu adab dan batasan. Maaf, sebaiknya saya permisi. Silakan Anda nikmati waktu istirahat dan waktu mandi Anda, Nona," ujarnya. Kemudian berlalu pergi meninggalkan aku.

"Dasar pria aneh! Mana mungkin aku izinkan kamu untuk itu. Gila!" rutukku sendiri.

Segera aku langkahkan kakiku masuk ke dalam kamar. Kemudian, aku membereskan baju-baju ke dalam almari besar yang memang sudah di persiapkan untukku.

Aku memperhatikan seluruh isi ruangan kamar. Ternyata isi dan perabotannya tidak jauh beda dengan yang berada di luar tadi.

Aku mengendus-enduskan indra penciumanku. Lumayan bau ternyata dan juga lengket kulitku. Dengan terpaksa, aku membersihkan tubuhku di dalam kamar mandi.

Hem, benar-benar nyaman sekali rumah ini. Pastinya aku betah tinggal di rumah Alvin. batinku.

****

Author POV.

"Bagaimana, kau sudah melihat wajah wanita itu?" Seorang pria yang sedang duduk, berkata pada Dave. Nada bicaranya sungguh bersahaja. Terdengar agak kaku dan juga dingin.

"Iya," jawab Dave.

"Dia cantik?"

"Iya. Sangat cantik. Tapi, sayangnya dia itu wanita yang asal kalau sedang berbicara."

"Asal berbicara? Maksudmu?"

"Dia mengatakan, 'apakah aku ingin membantunya memakaikan baju?' Dia itu gila!" Dave kesal saat mengingat Daisy mengatakan hal itu padanya.

Alvin pun tertawa. Ia sangat terhibur dengan lelucon yang dibuat Dave. Seorang wanita menawarkan diri pada pria yang baru dikenalnya. Terlebih lagi pria itu ajudan suaminya sendiri. Oh, Dave ... kamu itu pria terpolos.

"Jika kau suka, maka kau boleh menikmatinya, Dave."

"Maksudmu?"

"Kau boleh menidurinya. Bahkan melakukan hal lebih padanya. Aku menyetujui pernikahan ini karena ayah yang memaksa. Paman dari perempuan itu, sangat membutuhkan uang. Anggap saja itu lunas."

"Gila. Aku tidak serendah itu, Vin. Aku masih memiliki sifat pengasih. Tidak mungkin aku mengambil kesempatan dalam kesempitan."

"Ya, aku tahu itu. Kau sahabatku sekaligus orang kepercayaanku. Tetapi, kau harus tahu wanita yang kucintai bukan dia. Wanita itu adalah orang yang sering memberikan balon udara pada anak-anak di jalan. Tapi, takdir berkata lain. Aku harus menerima kenyataan bahwa aku ini sudah menjadi milik orang. Jadi, sangat sulit rasanya bila memaksa wanita itu untuk menjadi istriku."

"Bahkan, dia seperti ketakutan saat melihat wujud wajahku. Apakah aku terlihat seperti monster, Dave?"

Dave menatap wajah temannya. Dia memegang wajah Alvin lalu berkata, "Monster itu memiliki hati yang jahat. Sedangkan kau tidak. Berhentilah mengatakan hal itu. Oh, iya, ngomong-ngomong ... soal operasi wajah barumu itu kapan, Vin?"

"Aku membatalkannya, Dave."

Dave hanya terdiam. Lalu, ia pun memeluk tubuh sahabatnya.

Author POV off.

...

Satu Minggu berlalu.

"Silahkan Nona. Tuan Alvin sudah menunggu nona di meja makan," ujar pelayan di rumah itu.

"Baiklah aku akan segera ke sana," sahutku lalu pergi menuju meja makan di mana Alvin sudah menungguku.

Satu langkah ....

Dua langkah ....

Tiga langkah ....

Aku sudah berdiri tepat di belakang tubuh suamiku. Apa ini? Kenapa Alvin menggunakan kursi roda? Hatiku bertanya-tanya.

Dengan spontan, aku menepuk pundaknya lalu berjalan ke arah depan memperhatikan sosok Alvin suamiku.

Alangkah terkejutnya aku, saat melihat wajah Alvin yang sesungguhnya. Dia berwajah buruk rupa. Penuh bekas luka di kedua pipi dan di pelipis matanya.

Aku menutup mulutku yang tiba-tiba menganga akibat terkejut saat melihat wajah suamiku. Aku membalas senyuman Alvin. Namun, aku merasakan ada seseorang menepuk pundakku.

Lalu, aku pun terbangun. Ternyata itu adalah mimpi singkat selama aku menunggu suamiku di ruang makan.

"Maaf Nona, tuan Alvin tidak bisa menemanimu makan. Silahkan Nona makan sepuasnya. Apapun permintaan nona, akan kami kabulkan, terima kasih." seseorang menepuk pundakku dari belakang.

Betapa terkejutnya aku saat seseorang itu mengagetkan ku. Buyar sudah khayalan imajinasiku tentang sosok tuan Alvin.

"Kenapa tuanmu tidak ingin menemui aku yang jelas-jelas aku ini isterinya?" tanyaku pada pelayan itu.

"Saya tidak tahu Nona, maaf saya hanya menuruti perintah saja. Permisi." ucapnya pamit.

Dengan berat hati aku menikmati acara makan malam dengan kesendirianku di meja makan.

'Apa alasannya tidak pernah menemui aku di sini? Apa aku kurang cantik. Ataukah .... Aah sudahlah mungkin dia memang sedang sibuk hari ini,' batinku bermonolog.[]

Terpopuler

Comments

Pooh

Pooh

baik hati sekali kamu daisy😊

2020-10-15

2

Khalis Naufazha

Khalis Naufazha

kasihan daisy

2020-10-14

2

lihat semua
Episodes
1 Kisah Daisy.
2 Bukan Pernikahan Impian
3 Bukan Pernikahan Impian 2.
4 Pernikahan dimulai.
5 Alvin Media Utomo
6 Perjanjian pernikahan
7 Siapa di Sana?
8 Kelucuan di meja makan.
9 Hujan
10 Hati siapakah ini?
11 Kejutan.
12 Kejutan part 2.
13 Pengejaran mafia Rasya. ( 21+ ).
14 Luka.
15 Luka 2.
16 Perjalanan jauh.
17 Kebaikan Alvin
18 Keguguran.
19 Mawar Hanafi
20 Klarifikasi hubunganku.
21 Mawar Hanafi part 2.
22 Hal yang mendebarkan
23 Tragedi Pembalut.
24 Anisa dan pembalut.
25 Mencari wanita pembalut.
26 Tragedi Pembalut.
27 Terlambat.
28 Salah Tingkah.
29 Perkenalan dengan gadis cantik.
30 Kenapa, tragis?
31 Mawar Hanafi part 3
32 Permintaan maaf.
33 The end
34 Beauty and the Beast season 2.
35 Mengidam buah mangga.
36 Tragedi buah mangga.
37 Kisah Dave.
38 Pengkhianatan.
39 Terperangkap
40 kisah
41 Rencana kedua.
42 Dave murka.
43 Aisyah.
44 Pencairan Aisyah.
45 Penelusuran nyonya Liem.
46 Kabur.
47 Pengejaran mencari Daisy dan Aisyah.
48 Pencarian Daisy dan Aisyah.
49 Pertemuan dengan seseorang.
50 Penggerebekan.
51 Berujung tragis.
52 Belahan Jiwa.
53 Kelakuan konyol Dave.
54 Gadis misterius.
55 Pertemuan.
56 Pertemuan kedua
57 Pertemuan ketiga
58 Pengakuan.
59 Siapa dia.
60 Kepergian Kayra.
61 Romantisnya Alvin
62 Kayra.
63 Kayra 2.
64 Sebuah perjalanan panjang.
65 Pijat memijat.
66 Sosok Gara.
67 Perasaan bimbang.
68 Kayra dan Dave.
69 Pernyataan Cinta Dave.
70 Siapa dia?
71 Akhir Kisah Dave.
Episodes

Updated 71 Episodes

1
Kisah Daisy.
2
Bukan Pernikahan Impian
3
Bukan Pernikahan Impian 2.
4
Pernikahan dimulai.
5
Alvin Media Utomo
6
Perjanjian pernikahan
7
Siapa di Sana?
8
Kelucuan di meja makan.
9
Hujan
10
Hati siapakah ini?
11
Kejutan.
12
Kejutan part 2.
13
Pengejaran mafia Rasya. ( 21+ ).
14
Luka.
15
Luka 2.
16
Perjalanan jauh.
17
Kebaikan Alvin
18
Keguguran.
19
Mawar Hanafi
20
Klarifikasi hubunganku.
21
Mawar Hanafi part 2.
22
Hal yang mendebarkan
23
Tragedi Pembalut.
24
Anisa dan pembalut.
25
Mencari wanita pembalut.
26
Tragedi Pembalut.
27
Terlambat.
28
Salah Tingkah.
29
Perkenalan dengan gadis cantik.
30
Kenapa, tragis?
31
Mawar Hanafi part 3
32
Permintaan maaf.
33
The end
34
Beauty and the Beast season 2.
35
Mengidam buah mangga.
36
Tragedi buah mangga.
37
Kisah Dave.
38
Pengkhianatan.
39
Terperangkap
40
kisah
41
Rencana kedua.
42
Dave murka.
43
Aisyah.
44
Pencairan Aisyah.
45
Penelusuran nyonya Liem.
46
Kabur.
47
Pengejaran mencari Daisy dan Aisyah.
48
Pencarian Daisy dan Aisyah.
49
Pertemuan dengan seseorang.
50
Penggerebekan.
51
Berujung tragis.
52
Belahan Jiwa.
53
Kelakuan konyol Dave.
54
Gadis misterius.
55
Pertemuan.
56
Pertemuan kedua
57
Pertemuan ketiga
58
Pengakuan.
59
Siapa dia.
60
Kepergian Kayra.
61
Romantisnya Alvin
62
Kayra.
63
Kayra 2.
64
Sebuah perjalanan panjang.
65
Pijat memijat.
66
Sosok Gara.
67
Perasaan bimbang.
68
Kayra dan Dave.
69
Pernyataan Cinta Dave.
70
Siapa dia?
71
Akhir Kisah Dave.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!