Perjanjian pernikahan

Aku terbangun dari mimpi panjang semalam. Berharap semua yang terjadi kemarin adalah mimpi buruk. Akan tetapi, nyatanya tidak. Aku masih berada di rumah mewah milik suamiku.

Aku bergegas mandi. Tak ada lagi yang aku lakukan di sini. Semua kebutuhan selama tinggal di sini selalu terpenuhi oleh suamiku yang menyuruh beberapa asisten pribadinya untuk melayaniku sebaik mungkin. Sungguh ini terasa nyaman sekali. Karena baru kali ini aku dilayani bak putri raja.

Tok! Tok! Tok!

Sebuah ketukan terdengar dari arah luar pintu kamar. Aku menoleh ke arah tersebut. Lalu dengan segera aku membuka pintu kamar. Tampaklah dua orang pelayan wanita berdiri tegap di depanku dengan membawa beberapa potong pakaian dan dress yang warnanya sangat indah.

"Ada apa?" tanyaku, dengan memberikan senyuman pada mereka.

"Maafkan kami, Nona. Tuan Dave menyuruh Anda untuk menemuinya di ruang kerja," jawab dua pelayan tadi bersamaan sambil membungkukkan badannya.

"Untuk apa?" tanyaku sambil memperhatikan mereka.

Mereka berdua saling bertatapan satu sama lain. Dari wajah mereka, terlihat raut wajah mereka yang kebingungan.

"Kenapa?" Aku bertanya lagi.

"Kami tidak tahu, Nona. Tuan Dave hanya mengatakan itu saja pada kami." Pelayan wanita bertubuh kurus langsung menjelaskan.

"Dan, ini pakaian untuk Anda. Tuan Dave juga telah memberikan beberapa baju untuk Anda pakai, Nona." Pelayan yang lain ikut menimpali.

Aku hanya bisa tertegun melihat kekakuan mereka saat berhadapan denganku. Bisakah mereka lebih santai saat berbicara? Kali ini, mereka bawakan baju mewah padaku, untuk apa? Aku bisa membelinya tanpa harus diberi oleh pria kulkas itu, tetapi tidak ada salahnya aku terima. Toh, kalaupun ditolak, pria kulkas itu pasti akan memaksa.

"Baiklah, aku terima. Akan aku pakai sekarang juga. Sampaikan rasa terima kasihku pada tuanmu. Dia sangat baik sekali," tuturku dengan sopan.

"Baik Nona, terima kasih sudah mau menerima baju dari Tuan. Kalau begitu kami pergi dulu." Mereka menyerahkan baju yang mereka bawa, kemudian pamit.

"Tunggu!" Aku mencegah mereka.

Langkah mereka terhenti.

"Ada apa, Nona? Apakah ada yang Nona inginkan lagi?" tanya pelayan wanita bertubuh agak gemuk.

"Di mana Tuan kalian? Sejak aku datang ke rumah ini, beliau tidak menemuiku. Apakah beliau orang yang sibuk sehingga dia tidak sempat menemuiku di sini?" tanyaku, penasaran tentang sosok suamiku.

Ketika aku bertanya tentang keberadaan Alvin, raut wajah mereka seperti orang yang sedang kebingungan untuk menjelaskan padaku di mana tuannya berada saat ini. Seperti ada yang mereka rahasiakan padaku, tetapi mereka bungkam karena mereka telah mengabdi pada Tuan Alvin. Tak mungkin mereka menceritakan sesuatu yang sebenarnya.

" Tuan ... em." Bibir mereka kelu.

"Tuan Alvin sedang berada di London hari ini. Dia belum bisa pulang ke rumah karena memang urusan pekerjaannya belum beres, Nona." Dave tiba-tiba datang dan menimpali perkataan dua pelayan wanita yang bekerja di sini.

Mereka terkejut, diam dan menundukkan kepala. Tidak berani menatap wajah sekretaris Dave yang tajam dan mengerikan itu.

"Pergilah! Kalian selamat darinya," gumam Dave. Namun, masih bisa kudengar gumamannya.

Kemudian, kedua pelayan yang sedang tergagap itu pergi meninggalkan aku dan Dave. "Terima kasih, Tuan."

"Apa ada yang akan kau tanyakan lagi Nona?" Dave bertanya. Ia mendekatiku, sangat dekat. Hingga aku merasakan hembusan nafasnya yang hangat. Nyaliku nyaris menciut saat melihat matanya itu.

Aku menyeringai padanya. "Kau menyelamatkan mereka dari siapa? Dariku karena sudah bertanya terlalu jauh mengenai suamiku, atau menyelamatkan mereka dari monster?"

Kudengar Dave mendesah. Desahan napasnya terdengar berat.

"Kau terlalu banyak mencela Nona. Jika kau bukan istri dari tuanku, kau sudah kuhabisi sekarang juga," hardiknya. Dengan kedua mata tajam.

Aku tahu, jika aku terlalu banyak bicara. Namun, apa aku salah jika aku bertanya seperti itu?

"Menghabisi nyawaku? Kenapa tidak kau lakukan hari ini? Kau tahu, Tuan Dave yang terhormat. Aku bahkan ingin cepat bertemu dengan ayah dan ibu yang sudah lebih dulu berada di surga. Jadi, Kenapa tidak kau lakukan?"

Dave membelalakkan matanya. Kulihat ia terkejut mendengar perkataanku tadi.

"Kau!" pekikknya, "Cepat ganti bajumu! Setelah itu temui saya di ruang kerja," perintahnya. Lalu, ia pun pergi meninggalkan aku yang masih menatapnya hingga dirinya menghilang tak terlihat lagi oleh kedua mataku.

****

Di ruang kerja ...

"Baiklah, saatnya saya menjelaskan mengenai tugas Anda sebagai Nyonya Alvin." Dave berbicara sambil membetulkan jasnya. Posisi duduknya agar terlihat tegap dan berwibawa.

Aku diam dan mendengarkan setiap perkataan yang dia ucapkan.

"Tidak ada tugas yang istimewa untukmu. Hanya saja, saya harus menjelaskan secara rinci apa yang harus anda lakukan dan yang tidak boleh Anda lakukan.

Anda harus menjadi istri yang bisa menjaga kehormatan Tuan Alvin.

Melayani sepenuh hati setiap kali Tuan membutuhkan pelayananmu.

Yang terakhir, jangan sekali-sekali Anda pergi ke ruangan terlarang di rumah ini, kecuali para pelayan yang sudah di tugaskan di rumah ini." Dave menjelaskannya padaku.

Aku mengangguk, "Baiklah ada hal lain?"

"Jika Anda menginginkan sesuatu, atau Nona muda ingin pergi berbelanja. Nona boleh keluar rumah selama satu jam. Itu pun harus sesuai dengan ijin yang diberikan Tuan pada Anda."

"Satu jam?" Aku mengernyitkan dahi. Bagaimana mungkin berbelanja dengan waktu yang singkat? Bisakah?

"Ya, hanya satu jam. Harus dikawal oleh pengawal khusus saat Anda berbelanja." Dave menjelaskannya secara rinci.

"Tuan Dave, aku tidak yakin akan kuat tinggal di istana ini," cibirku. Kusunggingkan senyuman sinisku pada lelaki bernama Dave Aurora. Ya, kusebut dia Aurora padahal aku pun tidak tahu nama kepanjangannya.

"Itu sudah menjadi kewajiban yang harus Anda patuhi, Nona. Jika Nona merasa seperti tahanan. Maka bertahanlah. Ingat Nona, paman anda menyerahkan Anda pada Tuan Alvin tidak dengan cuma-cuma. Ada yang diterima oleh paman Anda, dan Anda juga tahu itu bukan?" ujarnya sinis. Menatap kedua mataku dengan tatapan tajamnya.

Oh Tuhan, pria ini sangat menyebalkan. Kenapa setiap aku membangkang, dia malah mengingatkan aku akan perjanjian paman dengan Tuan Alvin. Aku jadi tidak bisa bergerak bebas di rumah ini. Aku butuh kebebasan yang nyata, bukan kehidupan layaknya tahan kota. Di kawal kemana-mana.

Aku menghela napasku, lalu mengembuskannya.

"Baiklah Tuan Dave, aku akan turuti apa pun yang Anda perintahkan. Sekali pun kau menyuruhku untuk terjun ke dasar sumur yang penuh dengan ikan piranha, aku akan turuti perintahmu dan perintah tuanmu."

Dave mencibir, ucapanku membuatnya tak bisa menahan tawanya.

"Terjun ke dasar sumur yang penuh ikan piranha? Anda tidak akan serius mengucapkan ini kan, Nona Daisy?" Sebuah senyuman menyeringai nampak di bibir Dave. Dave bangkit dan mendekatiku. Lalu ia bungkukkan tubuhnya sehingga sejajar denganku yang sedang duduk.

"Kau tahu Nona, hati-hati dengan ucapan Anda ketika berada di rumah ini. Bisa jadi apa yang Anda katakan bisa terjadi." Dave berbisik.

Seketika nyaliku menciut. Bulu kudukku berdiri saat Dave membisikkan kata-katanya di telingaku. Namun, bukan Daisy namanya jika harus tunduk dan takut pada manusia macam ini.

"Maka dari itu Nona, aku sarankan pada Anda. Bersikaplah sewajarnya di rumah ini. Jangan pernah melakukan hal yang tidak wajar atau di luar aturan tuan Alvin. Jaga ucapan Anda. Jangan pernah ada pembangkangan, karena Tuan tidak suka orang yang membangkang perintahnya." Dave terus menekanku dengan kata-kata ancaman.

Sebenarnya, terbuat dari apa orang ini? Dia cukup tampan dan menarik. Tinggi tubuhnya yang proposional mampu menggaet siapapun. Tapi, sayang mulutnya tajam. Tak bisa kubayangkan jika ada wanita yang mengkhianati cintanya. Memikirkannya pun aku tak sanggup.

"Baiklah, aku sudah menjelaskan panjang lebar pada Anda. Oh, iya, apa ada yang Anda inginkan, Nona? Katakan saja." Dave menghampiriku lagi.

Aku mengangguk. "Aku ingin melanjutkan pendidikan yang sempat tertunda. Bolehkah?"

"Maksud Anda? Sekolah? Lalu, berapa usia Anda sekarang?" Dave bertanya. Dia terlihat cukup bingung dengan permintaanku.

"Iya, aku ingin kuliah lagi. Sebelum ayah dan ibuku meninggal, aku sempat berkuliah tetapi, Bibi Marine melarang untuk kuliah," jawabku, dengan pandangan mata tertunduk.

"Usiaku masih tergolong muda. Dua puluh dua tahun," sambungku lagi.

Dave terdiam. Lalu kudengar dia mengembuskan napas.

"Baiklah akan aku katakan pada Tuan Alvin bahwa Anda ingin menyelesaikan studi yang sempat tertunda. Kalau begitu, saya mohon undur diri."

Sebelum pergi, Dave melempar sesuatu padaku. Yang ternyata sebuah dompet.

"Untuk apa ini?" tanyaku bingung.

"Itu untuk Anda, Nona. Tuan yang memberikannya padaku untuk diberikan padamu. Di dalamnya berisi kartu tanda pengenalmu, kartu AtM, kartu kredit, dan beberapa lembar uang cash. Jumlahnya lima juta rupiah. Jika kurang, Anda bisa menggunakan ATM ataupun kartu kredit yang ada di dalam dompet itu."

Mataku membulat. Sungguh aku tak menyangka akan di perlakukan seperti ini. Fasilitas mewah, dan sekarang semua kartu ada di tanganku. Mau beli apa pun aku bisa.

"Maaf, Tuan. Aku tidak bisa menerima ini. Aku akan berterima kasih sekali pada Anda kalau diizinkan untuk bisa menyelesaikan studi-ku." Aku menolak mentah-mentah fasilitas mewah yang diberikan oleh suamiku melalui ajudannya.

"Pantang untuk mengambil pemberian yang sudah diberikan pada orang lain. Simpan saja, siapa tahu berguna jika Nona kepepet tak ada uang di dompet," celetuknya. Itu sama saja dengan menyindirku.

Sekali pun aku melawannya dengan kalimat tajam, lelaki itu pasti membalas dengan kata-kata tajam pula. Dasar si Kulkas.[]

Terpopuler

Comments

Pooh

Pooh

alvin mulai bucjn nie1🤣🤣

2020-10-15

2

lihat semua
Episodes
1 Kisah Daisy.
2 Bukan Pernikahan Impian
3 Bukan Pernikahan Impian 2.
4 Pernikahan dimulai.
5 Alvin Media Utomo
6 Perjanjian pernikahan
7 Siapa di Sana?
8 Kelucuan di meja makan.
9 Hujan
10 Hati siapakah ini?
11 Kejutan.
12 Kejutan part 2.
13 Pengejaran mafia Rasya. ( 21+ ).
14 Luka.
15 Luka 2.
16 Perjalanan jauh.
17 Kebaikan Alvin
18 Keguguran.
19 Mawar Hanafi
20 Klarifikasi hubunganku.
21 Mawar Hanafi part 2.
22 Hal yang mendebarkan
23 Tragedi Pembalut.
24 Anisa dan pembalut.
25 Mencari wanita pembalut.
26 Tragedi Pembalut.
27 Terlambat.
28 Salah Tingkah.
29 Perkenalan dengan gadis cantik.
30 Kenapa, tragis?
31 Mawar Hanafi part 3
32 Permintaan maaf.
33 The end
34 Beauty and the Beast season 2.
35 Mengidam buah mangga.
36 Tragedi buah mangga.
37 Kisah Dave.
38 Pengkhianatan.
39 Terperangkap
40 kisah
41 Rencana kedua.
42 Dave murka.
43 Aisyah.
44 Pencairan Aisyah.
45 Penelusuran nyonya Liem.
46 Kabur.
47 Pengejaran mencari Daisy dan Aisyah.
48 Pencarian Daisy dan Aisyah.
49 Pertemuan dengan seseorang.
50 Penggerebekan.
51 Berujung tragis.
52 Belahan Jiwa.
53 Kelakuan konyol Dave.
54 Gadis misterius.
55 Pertemuan.
56 Pertemuan kedua
57 Pertemuan ketiga
58 Pengakuan.
59 Siapa dia.
60 Kepergian Kayra.
61 Romantisnya Alvin
62 Kayra.
63 Kayra 2.
64 Sebuah perjalanan panjang.
65 Pijat memijat.
66 Sosok Gara.
67 Perasaan bimbang.
68 Kayra dan Dave.
69 Pernyataan Cinta Dave.
70 Siapa dia?
71 Akhir Kisah Dave.
Episodes

Updated 71 Episodes

1
Kisah Daisy.
2
Bukan Pernikahan Impian
3
Bukan Pernikahan Impian 2.
4
Pernikahan dimulai.
5
Alvin Media Utomo
6
Perjanjian pernikahan
7
Siapa di Sana?
8
Kelucuan di meja makan.
9
Hujan
10
Hati siapakah ini?
11
Kejutan.
12
Kejutan part 2.
13
Pengejaran mafia Rasya. ( 21+ ).
14
Luka.
15
Luka 2.
16
Perjalanan jauh.
17
Kebaikan Alvin
18
Keguguran.
19
Mawar Hanafi
20
Klarifikasi hubunganku.
21
Mawar Hanafi part 2.
22
Hal yang mendebarkan
23
Tragedi Pembalut.
24
Anisa dan pembalut.
25
Mencari wanita pembalut.
26
Tragedi Pembalut.
27
Terlambat.
28
Salah Tingkah.
29
Perkenalan dengan gadis cantik.
30
Kenapa, tragis?
31
Mawar Hanafi part 3
32
Permintaan maaf.
33
The end
34
Beauty and the Beast season 2.
35
Mengidam buah mangga.
36
Tragedi buah mangga.
37
Kisah Dave.
38
Pengkhianatan.
39
Terperangkap
40
kisah
41
Rencana kedua.
42
Dave murka.
43
Aisyah.
44
Pencairan Aisyah.
45
Penelusuran nyonya Liem.
46
Kabur.
47
Pengejaran mencari Daisy dan Aisyah.
48
Pencarian Daisy dan Aisyah.
49
Pertemuan dengan seseorang.
50
Penggerebekan.
51
Berujung tragis.
52
Belahan Jiwa.
53
Kelakuan konyol Dave.
54
Gadis misterius.
55
Pertemuan.
56
Pertemuan kedua
57
Pertemuan ketiga
58
Pengakuan.
59
Siapa dia.
60
Kepergian Kayra.
61
Romantisnya Alvin
62
Kayra.
63
Kayra 2.
64
Sebuah perjalanan panjang.
65
Pijat memijat.
66
Sosok Gara.
67
Perasaan bimbang.
68
Kayra dan Dave.
69
Pernyataan Cinta Dave.
70
Siapa dia?
71
Akhir Kisah Dave.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!