.
.
Faizan turun dari mobil dengan tampilan yang bisa dibilang sangat kacau. Lengan kemejanya tersingsing hingga siku, jasnya sudah tersampir di bahu. Rambutnya juga acak-acakan. Entah apa yang sudah dilakukan lelaki itu.
Ia memutar knop pintu hingga membuat pintu tersebut tersingkap. Lampu semua ruangan masih menyala. Faizan mengedarkan pandangannya ke seluruh isi rumah.
Orang pertama yang ia lihat adalah Bi Ani yang tengah berkutat di dapur. Entah apa yang sedang dilakukan wanita paruh baya itu hingga tak menyadari bahwa Faizan sudah pulang.
"Bi.." Panggil Faizan membuat Bi Ani sedikit terkejut akan kedatangan majikannya.
"Eh, Aden udah pulang. Maaf, den. Bibi terlalu fokus sama kerjaan bibi, jadi nggak dengar den Faizan datang."
"iya, bi. Nggak papa. Naya mana, bi?" tanya Faizan dengan dahi mengernyit.
"Itu den, eh mbak Naya,,, mbak Naya belum pulang, den." Jawab Bi Ani takut-takut.
Faizan hanya terdiam mendengar jawaban Bi Ani. Istrinya belum pulang. Tak biasanya Naya belum pulang jam segini.
Biasanya istrinya sudah berada di rumah setelah maghrib. Tapi, sekarang sudah lewat waktu Isya, Naya masih belum pulang. Apa ada hubungannya dengan kejadian tadi siang, pikirnya.
"Den. Aden nggak papa?" Tanya Bi Ani membuyarkan lamunan Faizan.
Faizan menggeleng kaku. "Nggak, bi. Nggak papa kok. Saya ke atas dulu bi."
Faizan berlalu ke kamarnya meninggalkan Bi Ani yang masih diam mematung memikirkan sesuatu. Ia yakin pasti ada sesuatu yang terjadi antara kedua pasangan suami istri itu selain masalah tadi pagi.
Sejujurnya ia juga memikirkan Naya. Karena memang sudah lewat dari waktu biasa Naya pulang bekerja. Naya juga tak mengabarkan padanya.
"Ya Allah. Sebenarnya apa yang terjadi? Semoga saja hubungan Mbak Naya dan den Faizan baik-baik saja."
Faizan yang sudah selesai berberes kini sudah berganti pakaian dengan kaos dan celana rumahan. Ia mengecek ponselnya, tak ada kabar dari Naya. Tanpa pikir lagi ia segera menghubungi nomor istrinya. Menunggu beberapa lama tapi tak diangkat, membuat Faizan mengernyit heran.
"kemana sih?" Gumamnya sembari melihat jam dinding yang ternyata sudah menunjukkan pukul setengah 10 malam.
Sekali lagi ia menelfon Naya berharap akan diangkat oleh gadis itu. Namun, tetap sama. Ia pun beralih mengirimkan pesan pada istrinya itu.
Setelah mengirim pesan, ia menunggu. Namun tak ada balasan. Faizan mendesah lelah. Sudahlah, mungkin memang ia harus membiarkan dulu Naya menyendiri. Ia yakin gadis itu butuh waktu untuj sendiri. Faizan menyadari keegoisan dan kesalahannya selama ini.
.
.
Naya pov..
Sunyi, sepi. Itulah yang kurasakan saat ini. Aku sedang bimbang. Apa yang harus kulakukan dengan pernikahanku yang tak harmonis ini? Rasanya aku sudah hampir lelah dengan semua masalah ini.
Mas Faizan tak pernah menghiraukanku. Dan bahkan tadi dia menuduhku berselingkuh dengan Hasbi. Oh, aku bukanlah wanita seperti itu, yang mempermainkan pernikahan.
Aku menghargai pernikahan ini, bahkan aku selalu berusaha menjadi istri yang baik untuk suamiku, meskipun ia tak pernah mau melihatku.
Rasanya aku mulai lelah jika harus menangisi dirinya setiap hari. Aku berpikir untuk menyerah saja. Tak mungkin mas Faizan akan beralih menyayangiku begitu saja.
Saat ini aku berada di rumah milikku. Seingatku tak ada yang tau tempat ini selain Mama, Papa dan Refina. Aku memilih untuk menenangkan diri disini. Mungkin saja nanti ada jalan keluar setelah aku merenungkan nasibku ini, selain bercerai.
Aku meneguk coklat hangat di mug yang kupegang. Tiba-tiba ponselku berdering. Kulihat panggilan masuk dari suamiku. Aku memencet tombol pengatur volume yang membuat suara panggilan tersebut terhenti. Aku tak ingin berbicara dengannya saat ini.
Ia kembali menelfon untuk yang kedua kalinya dan aku masih mengabaikannya. Namun, setelahnya terdengar pesan masuk. Aku melihat pesan dari mas Faizan.
📩Husband
Dimana kamu?
Aku hanya membacanya tanpa berniat membalas.
📩Husband
Naya, jangan main-main kamu. Dimana kamu sekarang?
📩Husband
Aku mau bicara. Jadi, tolong kamu pulang sekarang. Dimanapun kamu saat ini.
Aku menghela napas membaca chat dari suamiku itu. Kenapa dia segigih ini untuk mengetahui tentangku. Bukankah dia membenciku? Lalu kenapa dia bersikap seakan-akan kami dalam keadaan baik-baik saja.
Aku bingung. Sejujurnya aku tak ingin melakukan ini. Karena tentu saja aku mengerti bahwa seorang istri tidak baik keluar rumah tanpa izin suami, dan bahkan tidak pulang.
Tapi, aku juga masih kesal dan bahkan sangat kecewa padanya. Ia sama sekali tak menghargaiku.
Apa mungkin aku harus benar-benar menyerah?
.
.
Author..
Keesokan harinya di kediaman Faizan, lelaki itu terlihat tak bersemangat. Biasanya pagi-pagi sekali setelah shalat subuh ia akan bersiap untuk berangkat ke kantor. Namun, pagi ini ia sangat lesu. Ia meraih jam tangan di lacinya dengam malas.
Sembari memakai jam tangan, Faizan menatap sekeliling kamar. Seperti ada yang hilang. Ia bernapas kasar menyadari istrinya yang tak ada di rumah saat ini. Ia sadar betul dirinya merindukan sang istri, seperti hari-hari biasa saat ia meninggalkan Naya ke luar kota.
Faizan berdecak tatkala melihat pakaian kotornya tergeletak begitu saja di sudut ranjang. Biasanya istrinya yang membereskan walaupun ia bersikap tidak baik dan mengacuhkan Naya.
Dengan berat hati, Faizan melangkah meninggalkan kamar. Ia melewatkan begitu saja meja makan yang sudah terhidang menu sarapan di sana.
"Bi, makanannya bibi aja yang makan ya. Saya lagi nggak nafsu makan. Maaf, ya bi." Ujar Faizan lemah.
Bi Ani hanya bisa bernapas pasrah melihat bagaimana keadaan majikannya itu. Setelahnya Faizan berlalu pergi.
Saat di kantor, Faizan tak fokus pada pekerjaannya. Ia merasa terganggu dengan pikirannya yang selalu teringat Naya.
"ckk,, sebenarnya dia dimana, sih?" gerutunya kesal.
Faizan membanting pulpen yang ada di tangannya ke meja. Ia mengambil ponselnya dan mengetikkan sesuatu. Pesan terkirim kepada istrinya.
Tak lama, dentingan nada di ponselnya berbunyi. Pesannya dibalas oleh Naya.
📩Naya
Jangan hubungin aku lagi. Aku nggak akan pulang.
Faizan merasa darahnya naik ke ubun-ubun setelah membaca pesan dari Naya. Ia benar-benar marah. Ia pun melempar ponselnya ke arah pintu yang membuat benda pipih persegi panjang itu berderai seketika.
Dengan kasar ia mengusap wajahnya meluapkan semua kemarahan yang masih ia rasakan.
Faizan memencet tombol penghubung panggilan kepada Rifan di telepon.
"Fan, sekarang ke ruangan gue. Penting." ucapnya tak sabar.
Setelahnya ia menunggu kedatangan Rifan. Hingga beberapa menit, lelaki muda sekretarisnya itu sudah memasuki ruangannya.
"ada apa, bos?" tanya Rifan saat baru menyingkap pintu.
Langkah Rifan terhenti diikuti wajahnya cengonya dengan mulut semakin terbuka melihat pemandangan di hadapannya.
Di lantai itu ponsel iphone milik bosnya sudah berderai hancur. Rifan tak habis pikir dengan apa yang sudah dilakukan Faizan. Bukan karena harga benda itu, tapi data-data yang berada di penyimpanan ponselnya yang membuat Rifan sekarang menjadi gusar.
"Astaghfirullah, Bos.. Lo hancurin hp lo?" sahutnya menatap Faizan tak percaya.
"ya, gue kesal." jawabnya acuh tanpa merasa bersalah.
"gue sekarang juga kesal. Masa gue harus kumpulin ulang data-data yang udah masuk ke hp lo"
"Udah lah. Ntar bawa ke servis hp aja."
Rifan memutar mata malas. Ia lalu memungut ponsel itu dan membawanya ke meja Faizan.
"hahh," desah Rifan yang sudah duduk di hadapan Faizan.
"plis, ya. Kalau nggak ada yang penting lagi, gue mau balik ke ruangan gue. Kerjaan masih banyak." Kata Faizan terdengar sewot.
"ckk,, bantuin gue nyari Naya." ucapnya ti the point membuat Rifan seketika melotot.
"Bu Naya hilang?"
"nggak. Dia nggak mau pulang."
"haduuhh.. Masalahnya apalagi sih, bos? Kok lo marahan terus sama istri?"
Faizan menghela napas. "Gue kemaren marah-marah karena liat dia lagi berduaan sama mantannya. Kesal nggak sih lo kalau liat istri ketawa sama cowok lain, padahal sama gue dia nggak pernah ketawa." Curhatnya.
"gimana mau ketawa. Orang tiap hari lo nyuekin dia. Yang ada lama-lama anak orang jadi gila karena lo, bos." Ucap Rifan ceplos.
Faizan yang mendengarnya langsung saja melemparkan tatapan sinisnya. Bukannya dikasih saran malah dihujat.
"udah. Bantuin gue sekarang."
Tanpa menunggu lagi, Faizan segera bangkit dari duduknya meninggalkan Rifan yang masih mematung dengan wajah cengo menatap punggung bosnya itu.
.
.
Malam menjelang saat Faizan menuju ke rumah Naya. Rumah milik istrinya yang baru 3 tahun iya miliki. Faizan tersenyum sinis membayangkan bagaimana reaksi Naya saat mendapati dirinya nanti berada di rumah istrinya itu.
Ia yakin, Naya akan sangat marah. Tapi, mau gimana lagi. Ia tak ingin membuka peluang bagi lelaki lain yang menaruh hati pada istrinya. Apalagi Hasbi.
Ohh, mengenai ponselnya. Faizan membeli ponsel baru tadi siang sebelum mencari Naya.
Saat sudah memasuki kompleks, Faizan mencoba menghubungi Naya. Namun, masih ditolak karena ia masih memakai nomornya yang di ponsek sebelumnya. Alhasil Faizan mulai kesal namun berusaha ia tahan.
Sementara Naya, gadis itu kini tengah merenung di kamarnya. Gadis itu baru saja menangis. Ia benar-benar mencemaskn nasib tumah tangganya. Ia takut rumah tangganya akan hancur.
Hingga dering ponselnya membuat lamunan Naya buyar. Ia melihat panggilan masuk dari sang suami. Dengan sekali sentuh, ia menolak panggilan itu. Setelahnya satu pesan masuk yang membuat naya segera mengangkat ponselnya.
📩Husband
Aku menuju ke rumah kamu. 5 menit lagi sampai.
Naya menutup mulutnya dengan telapak tangan karena syok membaca pesan dari Faizan.
Naya mulai gelisah. Dengan debaran tak menentu di dadanya, ia bangun dari tempat tidur. Hatinya meragu antara ingin keluar atau tidak.
"ya, Allah. Gimana dong." Gumamnya.
"duhh. Apa gue harus nurut dia?"
Ting... Suara notifikasi kembali membuat Naya mengecek ponselnya.
📩Husband
Buka pintu sekarang! Aku di depan.
Naya membulatkan matanya dengan mulut terbuka. Hahh, Apa benar suaminya tau rumahny? Pikirnya.
Dengan tergesa-gesa Naya berlari menuju pintu depan. Ia memberanikan diri membuka pintu. Dan.......
.
.
Hei readers...
Selamat membaca.
Jangan lupa dilike yan....
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 194 Episodes
Comments
Quora_youtixs🖋️
semangat kak 👍
2021-07-10
1