Episode 18

.

.

Faizan turun dari mobil dengan tampilan yang bisa dibilang sangat kacau. Lengan kemejanya tersingsing hingga siku, jasnya sudah tersampir di bahu. Rambutnya juga acak-acakan. Entah apa yang sudah dilakukan lelaki itu.

Ia memutar knop pintu hingga membuat pintu tersebut tersingkap. Lampu semua ruangan masih menyala. Faizan mengedarkan pandangannya ke seluruh isi rumah.

Orang pertama yang ia lihat adalah Bi Ani yang tengah berkutat di dapur. Entah apa yang sedang dilakukan wanita paruh baya itu hingga tak menyadari bahwa Faizan sudah pulang.

"Bi.." Panggil Faizan membuat Bi Ani sedikit terkejut akan kedatangan majikannya.

"Eh, Aden udah pulang. Maaf, den. Bibi terlalu fokus sama kerjaan bibi, jadi nggak dengar den Faizan datang."

"iya, bi. Nggak papa. Naya mana, bi?" tanya Faizan dengan dahi mengernyit.

"Itu den, eh mbak Naya,,, mbak Naya belum pulang, den." Jawab Bi Ani takut-takut.

Faizan hanya terdiam mendengar jawaban Bi Ani. Istrinya belum pulang. Tak biasanya Naya belum pulang jam segini.

Biasanya istrinya sudah berada di rumah setelah maghrib. Tapi, sekarang sudah lewat waktu Isya, Naya masih belum pulang. Apa ada hubungannya dengan kejadian tadi siang, pikirnya.

"Den. Aden nggak papa?" Tanya Bi Ani membuyarkan lamunan Faizan.

Faizan menggeleng kaku. "Nggak, bi. Nggak papa kok. Saya ke atas dulu bi."

Faizan berlalu ke kamarnya meninggalkan Bi Ani yang masih diam mematung memikirkan sesuatu. Ia yakin pasti ada sesuatu yang terjadi antara kedua pasangan suami istri itu selain masalah tadi pagi.

Sejujurnya ia juga memikirkan Naya. Karena memang sudah lewat dari waktu biasa Naya pulang bekerja. Naya juga tak mengabarkan padanya.

"Ya Allah. Sebenarnya apa yang terjadi? Semoga saja hubungan Mbak Naya dan den Faizan baik-baik saja."

Faizan yang sudah selesai berberes kini sudah berganti pakaian dengan kaos dan celana rumahan. Ia mengecek ponselnya, tak ada kabar dari Naya. Tanpa pikir lagi ia segera menghubungi nomor istrinya. Menunggu beberapa lama tapi tak diangkat, membuat Faizan mengernyit heran.

"kemana sih?" Gumamnya sembari melihat jam dinding yang ternyata sudah menunjukkan pukul setengah 10 malam.

Sekali lagi ia menelfon Naya berharap akan diangkat oleh gadis itu. Namun, tetap sama. Ia pun beralih mengirimkan pesan pada istrinya itu.

Setelah mengirim pesan, ia menunggu. Namun tak ada balasan. Faizan mendesah lelah. Sudahlah, mungkin memang ia harus membiarkan dulu Naya menyendiri. Ia yakin gadis itu butuh waktu untuj sendiri. Faizan menyadari keegoisan dan kesalahannya selama ini.

.

.

Naya pov..

Sunyi, sepi. Itulah yang kurasakan saat ini. Aku sedang bimbang. Apa yang harus kulakukan dengan pernikahanku yang tak harmonis ini? Rasanya aku sudah hampir lelah dengan semua masalah ini.

Mas Faizan tak pernah menghiraukanku. Dan bahkan tadi dia menuduhku berselingkuh dengan Hasbi. Oh, aku bukanlah wanita seperti itu, yang mempermainkan pernikahan.

Aku menghargai pernikahan ini, bahkan aku selalu berusaha menjadi istri yang baik untuk suamiku, meskipun ia tak pernah mau melihatku.

Rasanya aku mulai lelah jika harus menangisi dirinya setiap hari. Aku berpikir untuk menyerah saja. Tak mungkin mas Faizan akan beralih menyayangiku begitu saja.

Saat ini aku berada di rumah milikku. Seingatku tak ada yang tau tempat ini selain Mama, Papa dan Refina. Aku memilih untuk menenangkan diri disini. Mungkin saja nanti ada jalan keluar setelah aku merenungkan nasibku ini, selain bercerai.

Aku meneguk coklat hangat di mug yang kupegang. Tiba-tiba ponselku berdering. Kulihat panggilan masuk dari suamiku. Aku memencet tombol pengatur volume yang membuat suara panggilan tersebut terhenti. Aku tak ingin berbicara dengannya saat ini.

Ia kembali menelfon untuk yang kedua kalinya dan aku masih mengabaikannya. Namun, setelahnya terdengar pesan masuk. Aku melihat pesan dari mas Faizan.

📩Husband

Dimana kamu?

Aku hanya membacanya tanpa berniat membalas.

📩Husband

Naya, jangan main-main kamu. Dimana kamu sekarang?

📩Husband

Aku mau bicara. Jadi, tolong kamu pulang sekarang. Dimanapun kamu saat ini.

Aku menghela napas membaca chat dari suamiku itu. Kenapa dia segigih ini untuk mengetahui tentangku. Bukankah dia membenciku? Lalu kenapa dia bersikap seakan-akan kami dalam keadaan baik-baik saja.

Aku bingung. Sejujurnya aku tak ingin melakukan ini. Karena tentu saja aku mengerti bahwa seorang istri tidak baik keluar rumah tanpa izin suami, dan bahkan tidak pulang.

Tapi, aku juga masih kesal dan bahkan sangat kecewa padanya. Ia sama sekali tak menghargaiku.

Apa mungkin aku harus benar-benar menyerah?

.

.

Author..

Keesokan harinya di kediaman Faizan, lelaki itu terlihat tak bersemangat. Biasanya pagi-pagi sekali setelah shalat subuh ia akan bersiap untuk berangkat ke kantor. Namun, pagi ini ia sangat lesu. Ia meraih jam tangan di lacinya dengam malas.

Sembari memakai jam tangan, Faizan menatap sekeliling kamar. Seperti ada yang hilang. Ia bernapas kasar menyadari istrinya yang tak ada di rumah saat ini. Ia sadar betul dirinya merindukan sang istri, seperti hari-hari biasa saat ia meninggalkan Naya ke luar kota.

Faizan berdecak tatkala melihat pakaian kotornya tergeletak begitu saja di sudut ranjang. Biasanya istrinya yang membereskan walaupun ia bersikap tidak baik dan mengacuhkan Naya.

Dengan berat hati, Faizan melangkah meninggalkan kamar. Ia melewatkan begitu saja meja makan yang sudah terhidang menu sarapan di sana.

"Bi, makanannya bibi aja yang makan ya. Saya lagi nggak nafsu makan. Maaf, ya bi." Ujar Faizan lemah.

Bi Ani hanya bisa bernapas pasrah melihat bagaimana keadaan majikannya itu. Setelahnya Faizan berlalu pergi.

Saat di kantor, Faizan tak fokus pada pekerjaannya. Ia merasa terganggu dengan pikirannya yang selalu teringat Naya.

"ckk,, sebenarnya dia dimana, sih?" gerutunya kesal.

Faizan membanting pulpen yang ada di tangannya ke meja. Ia mengambil ponselnya dan mengetikkan sesuatu. Pesan terkirim kepada istrinya.

Tak lama, dentingan nada di ponselnya berbunyi. Pesannya dibalas oleh Naya.

📩Naya

Jangan hubungin aku lagi. Aku nggak akan pulang.

Faizan merasa darahnya naik ke ubun-ubun setelah membaca pesan dari Naya. Ia benar-benar marah. Ia pun melempar ponselnya ke arah pintu yang membuat benda pipih persegi panjang itu berderai seketika.

Dengan kasar ia mengusap wajahnya meluapkan semua kemarahan yang masih ia rasakan.

Faizan memencet tombol penghubung panggilan kepada Rifan di telepon.

"Fan, sekarang ke ruangan gue. Penting." ucapnya tak sabar.

Setelahnya ia menunggu kedatangan Rifan. Hingga beberapa menit, lelaki muda sekretarisnya itu sudah memasuki ruangannya.

"ada apa, bos?" tanya Rifan saat baru menyingkap pintu.

Langkah Rifan terhenti diikuti wajahnya cengonya dengan mulut semakin terbuka melihat pemandangan di hadapannya.

Di lantai itu ponsel iphone milik bosnya sudah berderai hancur. Rifan tak habis pikir dengan apa yang sudah dilakukan Faizan. Bukan karena harga benda itu, tapi data-data yang berada di penyimpanan ponselnya yang membuat Rifan sekarang menjadi gusar.

"Astaghfirullah, Bos.. Lo hancurin hp lo?" sahutnya menatap Faizan tak percaya.

"ya, gue kesal." jawabnya acuh tanpa merasa bersalah.

"gue sekarang juga kesal. Masa gue harus kumpulin ulang data-data yang udah masuk ke hp lo"

"Udah lah. Ntar bawa ke servis hp aja."

Rifan memutar mata malas. Ia lalu memungut ponsel itu dan membawanya ke meja Faizan.

"hahh," desah Rifan yang sudah duduk di hadapan Faizan.

"plis, ya. Kalau nggak ada yang penting lagi, gue mau balik ke ruangan gue. Kerjaan masih banyak." Kata Faizan terdengar sewot.

"ckk,, bantuin gue nyari Naya." ucapnya ti the point membuat Rifan seketika melotot.

"Bu Naya hilang?"

"nggak. Dia nggak mau pulang."

"haduuhh.. Masalahnya apalagi sih, bos? Kok lo marahan terus sama istri?"

Faizan menghela napas. "Gue kemaren marah-marah karena liat dia lagi berduaan sama mantannya. Kesal nggak sih lo kalau liat istri ketawa sama cowok lain, padahal sama gue dia nggak pernah ketawa." Curhatnya.

"gimana mau ketawa. Orang tiap hari lo nyuekin dia. Yang ada lama-lama anak orang jadi gila karena lo, bos." Ucap Rifan ceplos.

Faizan yang mendengarnya langsung saja melemparkan tatapan sinisnya. Bukannya dikasih saran malah dihujat.

"udah. Bantuin gue sekarang."

Tanpa menunggu lagi, Faizan segera bangkit dari duduknya meninggalkan Rifan yang masih mematung dengan wajah cengo menatap punggung bosnya itu.

.

.

Malam menjelang saat Faizan menuju ke rumah Naya. Rumah milik istrinya yang baru 3 tahun iya miliki. Faizan tersenyum sinis membayangkan bagaimana reaksi Naya saat mendapati dirinya nanti berada di rumah istrinya itu.

Ia yakin, Naya akan sangat marah. Tapi, mau gimana lagi. Ia tak ingin membuka peluang bagi lelaki lain yang menaruh hati pada istrinya. Apalagi Hasbi.

Ohh, mengenai ponselnya. Faizan membeli ponsel baru tadi siang sebelum mencari Naya.

Saat sudah memasuki kompleks, Faizan mencoba menghubungi Naya. Namun, masih ditolak karena ia masih memakai nomornya yang di ponsek sebelumnya. Alhasil Faizan mulai kesal namun berusaha ia tahan.

Sementara Naya, gadis itu kini tengah merenung di kamarnya. Gadis itu baru saja menangis. Ia benar-benar mencemaskn nasib tumah tangganya. Ia takut rumah tangganya akan hancur.

Hingga dering ponselnya membuat lamunan Naya buyar. Ia melihat panggilan masuk dari sang suami. Dengan sekali sentuh, ia menolak panggilan itu. Setelahnya satu pesan masuk yang membuat naya segera mengangkat ponselnya.

📩Husband

Aku menuju ke rumah kamu. 5 menit lagi sampai.

Naya menutup mulutnya dengan telapak tangan karena syok membaca pesan dari Faizan.

Naya mulai gelisah. Dengan debaran tak menentu di dadanya, ia bangun dari tempat tidur. Hatinya meragu antara ingin keluar atau tidak.

"ya, Allah. Gimana dong." Gumamnya.

"duhh. Apa gue harus nurut dia?"

Ting... Suara notifikasi kembali membuat Naya mengecek ponselnya.

📩Husband

Buka pintu sekarang! Aku di depan.

Naya membulatkan matanya dengan mulut terbuka. Hahh, Apa benar suaminya tau rumahny? Pikirnya.

Dengan tergesa-gesa Naya berlari menuju pintu depan. Ia memberanikan diri membuka pintu. Dan.......

.

.

Hei readers...

Selamat membaca.

Jangan lupa dilike yan....

.

Terpopuler

Comments

Quora_youtixs🖋️

Quora_youtixs🖋️

semangat kak 👍

2021-07-10

1

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 episode 1
3 Episode 2
4 Episode 3
5 Episode 4
6 Episode 5
7 Episode 6
8 Episode 7
9 Episode 8
10 Episode 9
11 Episode 10
12 Episode 11
13 Episode 12
14 Episode 13
15 Episode 14
16 Episode 15
17 Episode 16
18 Episode 17
19 Episode 18
20 Episode 19
21 Episode 20
22 Episode 21
23 Episode 22
24 Episode 23
25 Episode 24
26 Episode 25
27 Episode 26
28 Episode 27
29 Episode 28
30 Episode 29
31 Episode 30
32 Episode 31
33 Episode 32.
34 Episode 33
35 Episode 34
36 Episode 35
37 Episode 36
38 Episode 37
39 Episode 38
40 ........
41 Episode 39
42 Episode 40
43 Episode 41
44 Episode 42
45 Episode 43
46 Episode 44
47 Episode 45
48 Episode 46
49 Episode 47
50 Episode 48
51 Episode 49
52 Episode 50
53 Episode 51.
54 Episode 52
55 Episode 53
56 Episode 54
57 Episode 55
58 Episode 56
59 Episode 57
60 Episode 58
61 Episode 59
62 Episode 60
63 Episode 61
64 Episode 62
65 Episode 63
66 Episode 64
67 Episode 65
68 Episode 66
69 Episode 67
70 Episode 68
71 Episode 69
72 Episode 70
73 Episode 71
74 Episode 72
75 episode 73
76 Episode 74
77 Episode 75
78 Episode 76
79 Episode 77
80 Episode 78
81 Episode 79
82 Episode 80
83 Episode 81
84 Episode 82
85 Episode 83
86 Episode 84
87 Episode 85
88 Episode 86
89 Episode 87 (End)
90 Hallo
91 II - 1
92 II - 2
93 II - 3
94 II - 4
95 II - 5
96 II - 6
97 II - 7
98 II - 8
99 II - 9
100 II - 10
101 II - 11
102 II - 12
103 II - 13
104 II -14
105 II - 15
106 II - 16
107 II - 17
108 II - 18
109 II - 19
110 II - 20
111 II - 21
112 II - 22
113 II - 23
114 II - 24
115 II - 25
116 II - 26
117 II -27
118 II - 28
119 II - 29
120 II - 30
121 II - 31
122 II - 32
123 II - 33
124 II -34
125 II - 35
126 II - 36
127 II - 37
128 II - 38
129 II - 39
130 II - 40
131 II - 41
132 II - 42
133 II - 43
134 II - 44
135 II - 45
136 II - 46
137 II - 47
138 II - 48
139 II - 49
140 II - 50
141 II - 51
142 II - 52
143 II - 53
144 II - 54
145 II - 55
146 II - 56
147 II - 57
148 II - 58
149 II - 59
150 II - 60
151 II - 61
152 II - 62
153 II - 63
154 II - 64
155 II - 65
156 II - 66
157 II - 67
158 II - 68
159 II - 69
160 II - 70
161 II - 71
162 II - 72
163 II - 73
164 II - 74
165 II - 75
166 II - 76
167 II - 77
168 II - 78
169 II - 79
170 II - 80
171 II - 81
172 II - 82
173 II - 83
174 II - 84
175 II - 85
176 II - 86
177 II - 87
178 II - 88
179 II - 89
180 II - 90
181 II - 91
182 II - 92
183 II - 93
184 II - 94
Episodes

Updated 184 Episodes

1
Prolog
2
episode 1
3
Episode 2
4
Episode 3
5
Episode 4
6
Episode 5
7
Episode 6
8
Episode 7
9
Episode 8
10
Episode 9
11
Episode 10
12
Episode 11
13
Episode 12
14
Episode 13
15
Episode 14
16
Episode 15
17
Episode 16
18
Episode 17
19
Episode 18
20
Episode 19
21
Episode 20
22
Episode 21
23
Episode 22
24
Episode 23
25
Episode 24
26
Episode 25
27
Episode 26
28
Episode 27
29
Episode 28
30
Episode 29
31
Episode 30
32
Episode 31
33
Episode 32.
34
Episode 33
35
Episode 34
36
Episode 35
37
Episode 36
38
Episode 37
39
Episode 38
40
........
41
Episode 39
42
Episode 40
43
Episode 41
44
Episode 42
45
Episode 43
46
Episode 44
47
Episode 45
48
Episode 46
49
Episode 47
50
Episode 48
51
Episode 49
52
Episode 50
53
Episode 51.
54
Episode 52
55
Episode 53
56
Episode 54
57
Episode 55
58
Episode 56
59
Episode 57
60
Episode 58
61
Episode 59
62
Episode 60
63
Episode 61
64
Episode 62
65
Episode 63
66
Episode 64
67
Episode 65
68
Episode 66
69
Episode 67
70
Episode 68
71
Episode 69
72
Episode 70
73
Episode 71
74
Episode 72
75
episode 73
76
Episode 74
77
Episode 75
78
Episode 76
79
Episode 77
80
Episode 78
81
Episode 79
82
Episode 80
83
Episode 81
84
Episode 82
85
Episode 83
86
Episode 84
87
Episode 85
88
Episode 86
89
Episode 87 (End)
90
Hallo
91
II - 1
92
II - 2
93
II - 3
94
II - 4
95
II - 5
96
II - 6
97
II - 7
98
II - 8
99
II - 9
100
II - 10
101
II - 11
102
II - 12
103
II - 13
104
II -14
105
II - 15
106
II - 16
107
II - 17
108
II - 18
109
II - 19
110
II - 20
111
II - 21
112
II - 22
113
II - 23
114
II - 24
115
II - 25
116
II - 26
117
II -27
118
II - 28
119
II - 29
120
II - 30
121
II - 31
122
II - 32
123
II - 33
124
II -34
125
II - 35
126
II - 36
127
II - 37
128
II - 38
129
II - 39
130
II - 40
131
II - 41
132
II - 42
133
II - 43
134
II - 44
135
II - 45
136
II - 46
137
II - 47
138
II - 48
139
II - 49
140
II - 50
141
II - 51
142
II - 52
143
II - 53
144
II - 54
145
II - 55
146
II - 56
147
II - 57
148
II - 58
149
II - 59
150
II - 60
151
II - 61
152
II - 62
153
II - 63
154
II - 64
155
II - 65
156
II - 66
157
II - 67
158
II - 68
159
II - 69
160
II - 70
161
II - 71
162
II - 72
163
II - 73
164
II - 74
165
II - 75
166
II - 76
167
II - 77
168
II - 78
169
II - 79
170
II - 80
171
II - 81
172
II - 82
173
II - 83
174
II - 84
175
II - 85
176
II - 86
177
II - 87
178
II - 88
179
II - 89
180
II - 90
181
II - 91
182
II - 92
183
II - 93
184
II - 94

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!