Episode 10

.

.

"Naya...." Rengek Refina dengan nada dibuat-buat manja.

Refina baru saja datang dan langsung menghampiri Naya di ruang kerjanya. Refina Azzura, sahabat Naya semenjak mereka SMA.

"kenapa, sih Re? Kok manyun gitu?" Tanya Naya heran melihat tingkah sahabatnya.

"Gue sebel sama Lian. Masa gue nggak boleh kerja lagi. Hwaa..." Tangisnya pecah.

Naya mengernyit sambil menatap geli Refina yang terlihat aneh menurutnya. Sahabatnya itu bukan tipe wanita manja dan cengeng yang akan menangis merengek ketika hal kecil yang ia inginkan tak terpenuhi.

Tapi kali ini, Refina benar-benar berbeda. Nya saja sampai heran dibuatnya.

"Reee.. lo apaan, sih? Jangan cengeng deh." keluh Naya.

Refina malah menatapnya tajam dan semakin memajukan bibirnya. Naya yang sudah berada disebelahnya memutar mata malas.

"lo aneh, deh. Biasanya juga gak cengeng begini. Kenapa, sih? Cuma gara-gara Lian larang lo kerja, lo jadi korslet gini?" Kata Naya yang sukses membuat Refina menatapnya sinis.

"isshhh. Naya. Nggak pengertian banget, sih. Sahabat lo gue apa Lian, sih? Kok lo malah ngejek gue. Hwaa.. Naya jahat..." Ia kembali menangis.

Naya menjadi panik dan tak tau harus berbuat apa. "duh, Re. iya deh maaf. Lo sekarang berhenti dong nangisnya."

Setelah membujuk beberapa lama, akhirnya Refina biaa diam. Ia pun mulai mencurahkan isi hatinya pada Naya.

"Lian gak ngebolehin gue kerja lagi. Padahal kan gue udah nyaman banget sama kerjaan ge sekarang. Lagian kan, dia yang minta gue jadi sekretarisnya dulu. Sekarang malah disuruh berhenti." Ia diam sejenak.

Namun, tiba-tiba matanya melotot seperti teringat sesuatu.

"hah?? Apa jangan-jangan dia mau selingkuh ya sama cewek-cewek seksi yang bakal jadi sekretarisnya?" ucapnya.

Naya membungkam mulut Refina dengan telapak tangan. Membuat gadis itu melotot dan berontak melepaskan tangan Naya dari mulutnya.

"ihhh, tangan lo." kesal Refina.

"ya lagian lo sembarangan ngomong. Jangan negatif gitu pikirannya. Coba yang baik-baik aja. Karena mungkin Lian nggak mau lo susah-susah lagi kerja. Dan juga dia mau waktu lo cuma buat dia, nggak ngurus kerjaan lagi." Nasehat Naya.

"Ya, tapi kan..."

"udah. Terima aja. Dosa ngebantah suami."

Refina menghembuskan napas pasrah. Memang benar apa yang dikatakan Naya, ia harus mematuhi perintah suaminya selagi itu baik untuknya.

Naya terdiam menatap Refina. Ada yang terlihat berbeda dari penampilan sahabatnya ini, tapi ia tak tau apa. Naya menggeleng saat tersadar dari keterdiamannya.

Ponsel Refina berdering dan ia langsung mengangkatnya. Ia memajukan bibirnya saat melihat nama yang tertera di layar ponselnya.

"APA??" ucapnya garang.

Naya menautkan alisnya heran.

"iya, iya.. " Refina menutup panggilannya.

"Nay. Gue pulang dulu."

"loh. Kok langsung pulang?"

"Lian jemput. Isshh, padahal gue lagi sebel banget. Ya udah, deh."

Refina bangkit dan diantar Naya sampai ke depan Cafetarianya. Ia melihat Lian berdiri memandang ke arah mereka.

Naya tersenyum ramah menyapa Lian.

"Sory ya, Naya. Gue bawa Rere dulu."

"gak papa. Hati-hati ya." Ucap Naya sebelum mereka masuk ke mobil dan berlalu.

Naya bernapas lega melihat interaksi pasangan suami istri itu. Lagi-lagi membuatnya terenyuh.

******

Malam telah larut saat Naya menyibak gorden jendela depan. Ia mendengar suara mobil. Dan benar saja dugaannya. Suaminya baru saja pulang.

Ia bersyukur melihat kedangan Faizan meskipun sudah larut. Pukul 11 malam, dan lelaki itu terlihat lelah. Ia berjalan sembari menenteng tas kerjanya.

Naya menghampirinya ke teras rumah. Saat mata mereka bertemu, Faizan sedikit terkejut dan menatap Naya datar dengan alis terpaut.

"Kamu, udah makan?" tanya Naya ragu.

Faizan terpaku. "Zan." panggil Naya lagi.

"hmm. Belum." jawabnya berusaha sebiasa mungkin.

"Ya udah. Aku siapin makanan dulu. Kamu ganti baju aja. Udah kemaleman." Kata Naya sembari tersenyum simpul.

Faizan berlalu begitu saja tanpa menjawab perkataan Naya. Sedangkan Naya, ia hanya menatap sendu kepergian suaminya.

Seketika ia teringat dengan perkataan Bundanya. "Walau bagaimanapun nantinya sikap suami kamu, kamu harus tetap menjadi istri yang baik. Perlakukan ia dengan baik, jangan pernah melawan kata-katanya. Karena istri itu berkewajiban taat dan patuh pada suami."

"hufftt.. Walaupun sikap kamu dingin begitu. Aku akan tetap mencoba menjadi istri yang baik buat kamu." lirih Naya.

Setelah beberapa lama, terlihat Faizan menuruni tangga. Ia sudah bergantinpakaian dengan kaos lengan pendek dan celana santai.

Faizan langsung duduk di salah satu kursi. Naya pun mengambilkan makanan untuknya. Faizan hanya diam tanpa berkata.

Keheningan terus terasa sampai Faizan menyelesaikan makan malamnya. Setelahnya ia berlalu pergi ke kamar tanpa berkata sepatah pun pada Naya.

Naya hanya memandangnya. Ia lalu membereskan piring dan sisa makanan.

"Sejujurnya aku nggak suka kamu diemin aku kaya gini, Zan. 5 tahun, dan kamu masih belum berubah. Sakit rasanya, Zan,,." Naya membatin.

Selesai dengan beres-beresnya, Naya langsung ke kamar menyusul Faizan. Ia mendapati suaminya itu tengah bersandar di kepala ranjang sambil memainkan ponselnya. Naya memilih untuk menaiki tempat tidur dan berbaring disana.

Ia ingin tahu kemana Faizan kemaren dan kenapa lelaki itu tidak pulang. Dan bahkan tak mengabarinya.

Setelah ia pikir lama, akhirnya Naya memberanikan diri untuk beratanya pada Faizan.

"Zan. Kamu kemaren kenapa nggak pulang?" tanya Naya.

Faizan menghentikan aktivitasnya. Ia menatap ke depan dengan wajah datar.

"bukan urusan kamu. Dan nggak penting juga kan buat kamu." Jawab Faizan kemudian ia memilih merebahkan diri dan maenarik selimutnya.

Naya merasa sesak setelah mendengar jawaban Faizan. Namun ia menahan amarahnya dan memilih menenggelamkan dirinya ke alam mimpi.

.

******

.

Waktu menunjukkan pukul 1 malam. Terdengar suara ketukan pintu di kamar Faizan dan Naya. Faizan terbangun mendengar suara anak kecil memanggil Bunda.

Hal itu membuat Faizan mengernyit. Ia berusaha memperjelas pendengarannya. Dan benar saja, suara pintu kamarnya yang diketuk dan suara anak kecil dari balik pintu.

Naya ikut terganggu dengan suara itu. Dan ia juga bangkit dari tidurnya setelah Faizan berjalan ke arah pintu.

"ckk, siapa sih?" Faizan berdecak sedikit kesal.

Faizan terbelalak melihat sosok kecil yang berdiri di hadapannya saat ini. Alma, gadis kecil itu mampu membuat Faizan terkejut dengan keberadaannya.

"Alma? Alma ngapain disini tengah malam?" tanya Faizan yang sudah berjongkok mensejajarkan dengan tinggi Alma.

"Alma takut, Om. Alma mau tidur sama Bunda aja. Nanti hantunya makan Alma, lagi." ucap gadis itu membuat Faizan sedikit tertawa.

"hantu? Mana ada hantu sayang. Alma mimpi buruk?" tanya Faizan yang diangguki Alma.

"ya udah. Yuk masuk. Tidur bareng Bunda." ajak Faizan.

Mereka pun berjalan menuju ke tempat tidur dengan Alma digendongan Faizan. Gadis kecil itu terlihat memeluk leher Faizan membuat Naya terheran melihatnya.

"Alma. Kenapa sayang?"

"Alma takut, bunda. Tadi Alma mimpi ada hantu mau makan Alma." kata gadia itu terdengar menggemaskan.

Naya tersenyum mendengar jawaban Alma.

"sini. Bunda peluk." ujar Naya mengulurkan kedua tangannya.

Faizan tersenyum melihat interaksi kedua perempuan berbeda umur itu. Jujur saja dalam hati ia sangat bahagia melihat sifat keibuan Naya. Ia semakin jatuh hati pada istrinya.

Setelah Alma masuk ke pelukan Naya, Faizan juga ikut berbaring. Ia memutar tubuhnya menghadap ke Alma dan Naya. Ia pun mengusap kepala Alma membuat Alma berbalik dan melepaskan pelukan Naya.

"kok Om ganteng tidur disini juga?" Alma tiba-tiba bertanya.

Faizan gelagapan tak tau harus menjawab apa. Ia pun menatap Naya meminta bantuan.

"mm, karena Om ganteng itu kan suami bunda. Jadi, tidurnya boleh bareng."

Alma terlihat mencerna perkataan Naya. "suami itu apa, bunda?"

"mm, suami itu pasangan istri. Istri itu untuk panggian perempuan, kalo suami panggilan untuk laki-laki. Karena mereka berpasangan."

"Alma berarti istri dong?" tanya Alma.

"bukan, sayang. Istri dan suami itu untuk orang dewasa dan sudah menikah. Alma kan masih kecil."

"sama kaya Melati dong bunda. Tapi, bunda Melati pasangannya Ayah, bukan om ganteng." Alma kembali membuat Naya dan Faizan kebingungan harus menjelaskan apa.

Kali ini Faizan tak ingin diam. "Alma, kamu masih kecil. Jadi belum ngerti. Sekarang kan udah tengah malam. Alma tidur ya sekarang."

"iya deh, om." jawab Alma yang kemudian kembali tidur.

Sejujurnya Faizan tersentuh mendengar pertanyaan pertanyaan Alma tadi. Namun, ia berusaha menepisnya dan bersikap biasa saja.

Ia pun kembali tidur menyusul Alma dan Naya ke alam mimpi.

.

******

.

"Zan, aku minta izin mau ada meeting sama orang yang ngajakin kerjasama Cafetaria. Pulangnya mungkin agak malam. Anterin aku ke rumah Bunda, ya. Aku mau nitip Alma." Naya menatap Faizan menunggu jawaban dari lelaki itu.

Faizan terlihat mengacuhkan Naya hingga Naya pun kembali bersuara.

"Zan. Boleh gak, sih? Kamu kok diam aja? Aku lagi ngomong sama kamu." Naya menahan kesal.

"pergi aja, sih. Bawel." Jawab Faizan Datar.

Naya mendelik kesal karena ia merada Faizan benar-benar tak menghargainya. Setelahnya, Faizan berlalu begitu saja setelah selesai bersiap-siap.

Naya mengikuti langkah suaminya itu. Namun, ia ternganga melihat suaminya yang malah berjalan keluar rumah. Faizan mengabaikan sarapan yang sudah terhidang di meja makan.

Setelah Faizan pergi, Naya menuju meja makan menghampiri Alma yang tengah menikmati sarapannya. Setidaknya masih ada Alma yang akan mengobati kesedihannya dan masih menganggapnya ada.

Sementara Faizan terdiam di mobil. Ia berangkat kali ini diantar supirnya. Ia menatap kosong ke luar jendela sembari mengingat sikapnya tadi pada istrinya.

"apa gue udah keterlaluan ya?" batinnya bertanya.

.

.

Bersambung....

.

Maaf ya, updatenya lama...

.

Terpopuler

Comments

Quora_youtixs🖋️

Quora_youtixs🖋️

lanjut kk

2021-07-10

1

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 episode 1
3 Episode 2
4 Episode 3
5 Episode 4
6 Episode 5
7 Episode 6
8 Episode 7
9 Episode 8
10 Episode 9
11 Episode 10
12 Episode 11
13 Episode 12
14 Episode 13
15 Episode 14
16 Episode 15
17 Episode 16
18 Episode 17
19 Episode 18
20 Episode 19
21 Episode 20
22 Episode 21
23 Episode 22
24 Episode 23
25 Episode 24
26 Episode 25
27 Episode 26
28 Episode 27
29 Episode 28
30 Episode 29
31 Episode 30
32 Episode 31
33 Episode 32.
34 Episode 33
35 Episode 34
36 Episode 35
37 Episode 36
38 Episode 37
39 Episode 38
40 ........
41 Episode 39
42 Episode 40
43 Episode 41
44 Episode 42
45 Episode 43
46 Episode 44
47 Episode 45
48 Episode 46
49 Episode 47
50 Episode 48
51 Episode 49
52 Episode 50
53 Episode 51.
54 Episode 52
55 Episode 53
56 Episode 54
57 Episode 55
58 Episode 56
59 Episode 57
60 Episode 58
61 Episode 59
62 Episode 60
63 Episode 61
64 Episode 62
65 Episode 63
66 Episode 64
67 Episode 65
68 Episode 66
69 Episode 67
70 Episode 68
71 Episode 69
72 Episode 70
73 Episode 71
74 Episode 72
75 episode 73
76 Episode 74
77 Episode 75
78 Episode 76
79 Episode 77
80 Episode 78
81 Episode 79
82 Episode 80
83 Episode 81
84 Episode 82
85 Episode 83
86 Episode 84
87 Episode 85
88 Episode 86
89 Episode 87 (End)
90 Hallo
91 II - 1
92 II - 2
93 II - 3
94 II - 4
95 II - 5
96 II - 6
97 II - 7
98 II - 8
99 II - 9
100 II - 10
101 II - 11
102 II - 12
103 II - 13
104 II -14
105 II - 15
106 II - 16
107 II - 17
108 II - 18
109 II - 19
110 II - 20
111 II - 21
112 II - 22
113 II - 23
114 II - 24
115 II - 25
116 II - 26
117 II -27
118 II - 28
119 II - 29
120 II - 30
121 II - 31
122 II - 32
123 II - 33
124 II -34
125 II - 35
126 II - 36
127 II - 37
128 II - 38
129 II - 39
130 II - 40
131 II - 41
132 II - 42
133 II - 43
134 II - 44
135 II - 45
136 II - 46
137 II - 47
138 II - 48
139 II - 49
140 II - 50
141 II - 51
142 II - 52
143 II - 53
144 II - 54
145 II - 55
146 II - 56
147 II - 57
148 II - 58
149 II - 59
150 II - 60
151 II - 61
152 II - 62
153 II - 63
154 II - 64
155 II - 65
156 II - 66
157 II - 67
158 II - 68
159 II - 69
160 II - 70
161 II - 71
162 II - 72
163 II - 73
164 II - 74
165 II - 75
166 II - 76
167 II - 77
168 II - 78
169 II - 79
170 II - 80
171 II - 81
172 II - 82
173 II - 83
174 II - 84
175 II - 85
176 II - 86
177 II - 87
178 II - 88
179 II - 89
180 II - 90
181 II - 91
182 II - 92
183 II - 93
184 II - 94
185 II - 95
186 II - 96
187 II - 97
188 II - 98
189 II - 99
190 II - 100
191 II - 101
192 102
193 II - 103
194 II- 104
Episodes

Updated 194 Episodes

1
Prolog
2
episode 1
3
Episode 2
4
Episode 3
5
Episode 4
6
Episode 5
7
Episode 6
8
Episode 7
9
Episode 8
10
Episode 9
11
Episode 10
12
Episode 11
13
Episode 12
14
Episode 13
15
Episode 14
16
Episode 15
17
Episode 16
18
Episode 17
19
Episode 18
20
Episode 19
21
Episode 20
22
Episode 21
23
Episode 22
24
Episode 23
25
Episode 24
26
Episode 25
27
Episode 26
28
Episode 27
29
Episode 28
30
Episode 29
31
Episode 30
32
Episode 31
33
Episode 32.
34
Episode 33
35
Episode 34
36
Episode 35
37
Episode 36
38
Episode 37
39
Episode 38
40
........
41
Episode 39
42
Episode 40
43
Episode 41
44
Episode 42
45
Episode 43
46
Episode 44
47
Episode 45
48
Episode 46
49
Episode 47
50
Episode 48
51
Episode 49
52
Episode 50
53
Episode 51.
54
Episode 52
55
Episode 53
56
Episode 54
57
Episode 55
58
Episode 56
59
Episode 57
60
Episode 58
61
Episode 59
62
Episode 60
63
Episode 61
64
Episode 62
65
Episode 63
66
Episode 64
67
Episode 65
68
Episode 66
69
Episode 67
70
Episode 68
71
Episode 69
72
Episode 70
73
Episode 71
74
Episode 72
75
episode 73
76
Episode 74
77
Episode 75
78
Episode 76
79
Episode 77
80
Episode 78
81
Episode 79
82
Episode 80
83
Episode 81
84
Episode 82
85
Episode 83
86
Episode 84
87
Episode 85
88
Episode 86
89
Episode 87 (End)
90
Hallo
91
II - 1
92
II - 2
93
II - 3
94
II - 4
95
II - 5
96
II - 6
97
II - 7
98
II - 8
99
II - 9
100
II - 10
101
II - 11
102
II - 12
103
II - 13
104
II -14
105
II - 15
106
II - 16
107
II - 17
108
II - 18
109
II - 19
110
II - 20
111
II - 21
112
II - 22
113
II - 23
114
II - 24
115
II - 25
116
II - 26
117
II -27
118
II - 28
119
II - 29
120
II - 30
121
II - 31
122
II - 32
123
II - 33
124
II -34
125
II - 35
126
II - 36
127
II - 37
128
II - 38
129
II - 39
130
II - 40
131
II - 41
132
II - 42
133
II - 43
134
II - 44
135
II - 45
136
II - 46
137
II - 47
138
II - 48
139
II - 49
140
II - 50
141
II - 51
142
II - 52
143
II - 53
144
II - 54
145
II - 55
146
II - 56
147
II - 57
148
II - 58
149
II - 59
150
II - 60
151
II - 61
152
II - 62
153
II - 63
154
II - 64
155
II - 65
156
II - 66
157
II - 67
158
II - 68
159
II - 69
160
II - 70
161
II - 71
162
II - 72
163
II - 73
164
II - 74
165
II - 75
166
II - 76
167
II - 77
168
II - 78
169
II - 79
170
II - 80
171
II - 81
172
II - 82
173
II - 83
174
II - 84
175
II - 85
176
II - 86
177
II - 87
178
II - 88
179
II - 89
180
II - 90
181
II - 91
182
II - 92
183
II - 93
184
II - 94
185
II - 95
186
II - 96
187
II - 97
188
II - 98
189
II - 99
190
II - 100
191
II - 101
192
102
193
II - 103
194
II- 104

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!