Episode 13

.

.

.

.

.

.

Naya menatap gemas pada Alma yang tengah fokus menyantap buah mangga di piring yang sudah Naya kupas dan potong-potong. Gadis kecil itu sepertinya lidahnya sudah benar-benar jatuh hati pada buah berdaging orange itu.

Bagaimana tidak? Ia kini dengan lahapnya memakan satu persatu potongan mangga tanpa mengalihkan perhatiannya pada sang Ibu. Menggemaskan sekali gayanya yang khas anak kecil.

Terlihat bibir anak itu sudah sangat berantakan oleh sisa-sisa gigitan mangga. Naya yang melihatnya tersenyum gemas. Ia lalu mengambil tisu dan mengelap pinggir bibir sang anak dengan sayang.

"uuhh, belepotan banget sayang." ujar Naya gemas.

Alma hanya menatapnya sesaat. Lalu ia lanjut menyuap dua potong mangga yang masih tersisa. Setelahnya, gadis kecil itu berdiri dan mendekat ke Naya.

"udah, bunda. Ama mau main di depan. Boleh nggak, bunda?" tanyanya masih dengan logat sedikit cadel.

"boleh, sayang. Tapi bersihin dulu nih sisa makanannya. Lihat belepotan banget tangan sama bibir Alma." Naya mengusapkan sapu tangan ke sekitar bibir dan tangan Alma.

"ya udah. Sana main. Tapi hati-hati. Jangan jauh-jauh ya, sayang." Pesan Naya sambil mengelus kepala Alma dengan sayang.

"iya, bunda."

Alma mengambil boneka beruang kecil di atas meja. Boneka kesayangannya yang selalu dibawa kemanapun. Boneka tersebut adalah hadiah pertama dari Naya beberapa tahun lalu.

Setelah Alma berlalu pergi, Naya masih terdiam namun dengan pandangan menerawang. Senyum gemas itu perlahan menghilang dari wajahnya berganti dengan wajah datar.

"Seenggaknya, bunda punya kamu yang selalu bikin bunda kuat dan tetap sabar, sayang." Gumamnya lirih.

Ia sadar betul bahwa dirinya mungkin bukan orang penting bagi suaminya. Dan ia salah jika mengharapkan pernikahannya berjalan baik. Karena suaminya sendiri malah mengabaikannya.

Tak ada sedikitpun terlihat oleh Naya raut bahagia atau pun ramah yang ditampilkan Faizan jika hanya berdua. Perlakuannya pun kentara bahwa ia memiliki kebencian pada Naya.

Bahkan sudah hampir sebulan mereka menikah, suaminya belum menyentuhnya. Lalu untuk apa pernikahan itu?

Naya tertawa hambar meratapi kemirisan hidupnya. Ia hanya ingin bahagia, dicintai oleh orang yang ia cinta, dan disayangi oleh suaminya. Karena itu ia menerima lamaran orang tua Faizan kala itu.

Namun, harapan tak sesuai kenyataan. Ia kira dengan menjadi istri Faizan, ia akan bisa mengambil hati suaminya kembali. Tapi nyatanya tidak.

.

.

Hiruk pikuk kendaraan selalu saja meramaikan keadaan kota. Semua orang sibuk berlalu lalang. Dan disinilah Faizan saat ini, Cafetaria istrinya bersama Rio dan Gilang.

Mereka turun dari mobil setelah memarkirkan mobilnya. Kemudian mereka berjalan memasuki Cafetaria.

Baru beberapa langkah, gerak kaki Faizan terhenti melihat sebuah pemandangan yang menurutnya sangat memprihatinkan.

Alma yang tengah berjongkok dengan pandangan sendu menatap dua orang laki-laki beda generasi di depannya. Faizan tebak, mereka adalah ayah dan anak. Terlihat dari bagaimana perhatiannya lelaki dewasa tersebut kepada si anak.

Faizan pun menghampiri mereka bersamaan dengan Rio dan Gilang di belakangnya.

"Alma." panggil Faizan yang langsung membuat Alma menoleh. Begitu juga dengan dua orang itu.

"ada apa, sayang?" tanya Faizan perhatian karena melihat Alma yang terlihat bersedih.

"Maaf, mas. Ini anaknya?" tanya lelaki tadi yang terlihat kesal.

"Iya. Kenapa, pak?"

"Anak mas ini sudah bikin anak saya jatuh. Main kok di tengah jalan begini. Jagain dong anaknya, mas." serobot si lelaki tersebut.

Faizan yang mendengar perkataan lelaki itu merasa tersulut. Ia tak terima dengan perlakuan lelaki itu yang menyalahkan Alma.

"maaf, ya pak. Tapi, sepertinya anak bapak tidak kenapa-napa. Terus ngapain bapak marah-marah begini? Bisa kan masalahnya dibicarakan baik-baik. Lagi pula anak saya masih kecil, jangan dibentak-bentak seperti tadi. Kalau anak saya mentalnya terganggu nanti, bapak bisa saya tuntut." Faizan balas menyinyiri si lelaki.

"Alma nggak kenapa-napa, kan?" tanya Faizan yang sudah berjongkok mensejajarkan tingginya dengan Alma.

Gadis kecil itu hanya menggeleng pelan dan menatap Faizan dalam. Matanya sudah terlihat berkaca-kaca. Sepertinya ia ingin menangis.

Faizan pun menari Alma kedalam pelukannya. "udah, ya. Nggak apa-apa." Faizan mencoba menenangkan.

Melihat hal itu, Lelaki yang memarahi Alma tadi melenggang pergi begitu saja setelah mendengus kesal mendengar penuturan Faizan yang lembut pada sang anak.

Rio dan Gilang yang melihat itu hanya saling pandang dengan senyum misterius. Mereka tersentuh melihat interaksi antara Faizan dan Alma yang sudah seperti Ayah dan anak kandung.

"kalian masuk duluan aja. Terus pesan. Ntar gue nyusul." Intrupsi Faizan yang diiyakan oleh kedua pemuda itu.

Setelah mereka masuk, Faizan membawa Alma duduk di salah satu kursi yang ada di luar Cafetaria. Entah kenapa ia sangat ingin berbicara dengan bocah itu.

Alma masih menunduk tatkala Faizan sudah bersiap ingin buka suara. Ia lalu tersenyum simpul melihatnya.

"Alma." panggilnya lembut sambil menyentuh pundak gadis kecil itu.

Perlahan Alma mengangkat kepalanya dan beralih menatap Faizan.

"Alma kenapa? Kok cemberut gitu? Nggak usah dipikirin yang tadi, ya." Bujuk Faizan.

"Om, kalau ayah Ama ada, pasti ayah Ama marah juga sama bapak itu." Ucap Alma polos.

Faizan tersentak mendengar penuturan Alma yang menurutnya sangat menyedihkan untuk anak seusianya yang ditinggal orang tuanya.

"tapi, Ama udah nggak punya ayah." katanya lagi.

Faizan menghembuskan napas panjang. Kasihan sekali anak itu.

"mm, Alma. Alma boleh kok, anggap om ayah Alma. Dan mulai sekarang Alma bisa panggil om dengan sebutan ayah." Kata Faizan yang membuat Alma berubah bahagia dan sangat antusias.

"beneran, om?"

Faizan menggangguk sambil tersenyum tulus. Tiba-tiba Alma memeluknya sangat erat seakan tak ingin melepaskan dirinya.

"makasih ya, om. Eh, ayah.." ucapnya masih dengan memeluk Faizan.

"iya. Sama-sama."

Setelahnya Faizan mengajak Alma memasuki Cafetaria dengan Alma digendongannya. Gadis kecil itu terlihat sangat bahagia.

Faizan yang berjalan sambil menggendong anak kecil, menjadi tontonan bagi para pengunjung Cafetaria yang sedang makan siang. Faizan benae-benar terlihat sebagai Papa muda ideal.

Ia berusaha mengabaikan tatapan takjub, iri, tak suka dan bahkan ada teriakan tertahan dari beberapa pengunjung yang menyorakinya.

Sedangkan, Rio dan Gilang hanya tersenyum senang melihat sahabatnya itu.

.

.

Naya yang baru saja selesai membereskan perlengkapan Alma di ruangannya mencari keberadaan sang anak. Ia mengedarkan pandangannya ke penjuru Cafetaria. Dan matanya terhenti di salah satu meja yang dekat dengan jendela. Disanalah Alma sedang duduk bersama....

Naya mengernyit bingung, bagaimana bisa anaknya bersama suaminya?

Naya memperhatikan setiap gerak Alma yang tengah disuapi oleh Faizan. Hingga matanya dan sang anak bertemu, langsung ia melambaikan tangan mengisyaratkan agar Alma menghampirinya. Dengan senang hati, si gadis kecil langsung mematuhinya.

"Alma, sayang. Kamu ngapain disana?" tanya Naya saat Alma sudah berada dihadapannya.

"Ama lagi ma'am, bun. Sama Ayah." jawab Alma polos.

Naya mengernyit heran. "A,,Ayah??" gumam Naya yang terdengar seperti pertanyaan.

"iya. Ayah. Itu." tunjuknya pada Faizan yang tengah menoleh padanya.

"what???" Dalam hati ia terkejut. Bagaimana mungkin Alma menyebut suaminya Ayah?

Apa maksudnya ini? Apa Faizan yang menyuruhnya atau Alma sendiri yang memanggil Faizan dengan sebutan Ayah. Ahh, sudah lah. Itu tidak penting. Yang penting sekarang anaknya aman dan tidak bermain jauh-jauh.

"ya, sudah. Alma lanjut lagi makannya ya." titah Naya yang diangguki oleh Alma dan bocah itu langsung bergegaa kembali menghampiri sang Ayah.

.

.

Bersambung..

.

.

Terpopuler

Comments

Quora_youtixs🖋️

Quora_youtixs🖋️

like hadir

2021-07-10

1

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 episode 1
3 Episode 2
4 Episode 3
5 Episode 4
6 Episode 5
7 Episode 6
8 Episode 7
9 Episode 8
10 Episode 9
11 Episode 10
12 Episode 11
13 Episode 12
14 Episode 13
15 Episode 14
16 Episode 15
17 Episode 16
18 Episode 17
19 Episode 18
20 Episode 19
21 Episode 20
22 Episode 21
23 Episode 22
24 Episode 23
25 Episode 24
26 Episode 25
27 Episode 26
28 Episode 27
29 Episode 28
30 Episode 29
31 Episode 30
32 Episode 31
33 Episode 32.
34 Episode 33
35 Episode 34
36 Episode 35
37 Episode 36
38 Episode 37
39 Episode 38
40 ........
41 Episode 39
42 Episode 40
43 Episode 41
44 Episode 42
45 Episode 43
46 Episode 44
47 Episode 45
48 Episode 46
49 Episode 47
50 Episode 48
51 Episode 49
52 Episode 50
53 Episode 51.
54 Episode 52
55 Episode 53
56 Episode 54
57 Episode 55
58 Episode 56
59 Episode 57
60 Episode 58
61 Episode 59
62 Episode 60
63 Episode 61
64 Episode 62
65 Episode 63
66 Episode 64
67 Episode 65
68 Episode 66
69 Episode 67
70 Episode 68
71 Episode 69
72 Episode 70
73 Episode 71
74 Episode 72
75 episode 73
76 Episode 74
77 Episode 75
78 Episode 76
79 Episode 77
80 Episode 78
81 Episode 79
82 Episode 80
83 Episode 81
84 Episode 82
85 Episode 83
86 Episode 84
87 Episode 85
88 Episode 86
89 Episode 87 (End)
90 Hallo
91 II - 1
92 II - 2
93 II - 3
94 II - 4
95 II - 5
96 II - 6
97 II - 7
98 II - 8
99 II - 9
100 II - 10
101 II - 11
102 II - 12
103 II - 13
104 II -14
105 II - 15
106 II - 16
107 II - 17
108 II - 18
109 II - 19
110 II - 20
111 II - 21
112 II - 22
113 II - 23
114 II - 24
115 II - 25
116 II - 26
117 II -27
118 II - 28
119 II - 29
120 II - 30
121 II - 31
122 II - 32
123 II - 33
124 II -34
125 II - 35
126 II - 36
127 II - 37
128 II - 38
129 II - 39
130 II - 40
131 II - 41
132 II - 42
133 II - 43
134 II - 44
135 II - 45
136 II - 46
137 II - 47
138 II - 48
139 II - 49
140 II - 50
141 II - 51
142 II - 52
143 II - 53
144 II - 54
145 II - 55
146 II - 56
147 II - 57
148 II - 58
149 II - 59
150 II - 60
151 II - 61
152 II - 62
153 II - 63
154 II - 64
155 II - 65
156 II - 66
157 II - 67
158 II - 68
159 II - 69
160 II - 70
161 II - 71
162 II - 72
163 II - 73
164 II - 74
165 II - 75
166 II - 76
167 II - 77
168 II - 78
169 II - 79
170 II - 80
171 II - 81
172 II - 82
173 II - 83
174 II - 84
175 II - 85
176 II - 86
177 II - 87
178 II - 88
179 II - 89
180 II - 90
181 II - 91
182 II - 92
183 II - 93
184 II - 94
Episodes

Updated 184 Episodes

1
Prolog
2
episode 1
3
Episode 2
4
Episode 3
5
Episode 4
6
Episode 5
7
Episode 6
8
Episode 7
9
Episode 8
10
Episode 9
11
Episode 10
12
Episode 11
13
Episode 12
14
Episode 13
15
Episode 14
16
Episode 15
17
Episode 16
18
Episode 17
19
Episode 18
20
Episode 19
21
Episode 20
22
Episode 21
23
Episode 22
24
Episode 23
25
Episode 24
26
Episode 25
27
Episode 26
28
Episode 27
29
Episode 28
30
Episode 29
31
Episode 30
32
Episode 31
33
Episode 32.
34
Episode 33
35
Episode 34
36
Episode 35
37
Episode 36
38
Episode 37
39
Episode 38
40
........
41
Episode 39
42
Episode 40
43
Episode 41
44
Episode 42
45
Episode 43
46
Episode 44
47
Episode 45
48
Episode 46
49
Episode 47
50
Episode 48
51
Episode 49
52
Episode 50
53
Episode 51.
54
Episode 52
55
Episode 53
56
Episode 54
57
Episode 55
58
Episode 56
59
Episode 57
60
Episode 58
61
Episode 59
62
Episode 60
63
Episode 61
64
Episode 62
65
Episode 63
66
Episode 64
67
Episode 65
68
Episode 66
69
Episode 67
70
Episode 68
71
Episode 69
72
Episode 70
73
Episode 71
74
Episode 72
75
episode 73
76
Episode 74
77
Episode 75
78
Episode 76
79
Episode 77
80
Episode 78
81
Episode 79
82
Episode 80
83
Episode 81
84
Episode 82
85
Episode 83
86
Episode 84
87
Episode 85
88
Episode 86
89
Episode 87 (End)
90
Hallo
91
II - 1
92
II - 2
93
II - 3
94
II - 4
95
II - 5
96
II - 6
97
II - 7
98
II - 8
99
II - 9
100
II - 10
101
II - 11
102
II - 12
103
II - 13
104
II -14
105
II - 15
106
II - 16
107
II - 17
108
II - 18
109
II - 19
110
II - 20
111
II - 21
112
II - 22
113
II - 23
114
II - 24
115
II - 25
116
II - 26
117
II -27
118
II - 28
119
II - 29
120
II - 30
121
II - 31
122
II - 32
123
II - 33
124
II -34
125
II - 35
126
II - 36
127
II - 37
128
II - 38
129
II - 39
130
II - 40
131
II - 41
132
II - 42
133
II - 43
134
II - 44
135
II - 45
136
II - 46
137
II - 47
138
II - 48
139
II - 49
140
II - 50
141
II - 51
142
II - 52
143
II - 53
144
II - 54
145
II - 55
146
II - 56
147
II - 57
148
II - 58
149
II - 59
150
II - 60
151
II - 61
152
II - 62
153
II - 63
154
II - 64
155
II - 65
156
II - 66
157
II - 67
158
II - 68
159
II - 69
160
II - 70
161
II - 71
162
II - 72
163
II - 73
164
II - 74
165
II - 75
166
II - 76
167
II - 77
168
II - 78
169
II - 79
170
II - 80
171
II - 81
172
II - 82
173
II - 83
174
II - 84
175
II - 85
176
II - 86
177
II - 87
178
II - 88
179
II - 89
180
II - 90
181
II - 91
182
II - 92
183
II - 93
184
II - 94

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!