Pagi-pagi sekali suara riuh di dapur sudah terdengar. Bu Fara tengah mengaduk acar yang sedang dimasak, Bi Muti mencuci piring di wastafel dapur. Naya sendiri tengah membuat jus jambu.
"Bi, susu coklatnya masih ada kan?" tanya Naya pada Bi Muti.
Wanita paruh baya itu mengernyit berpikir. ia mengingat apakah benda yang ditanya Naya masih ada atau tidak.
"kayanya masih ada, mbak. Coba mbak Nay lihat di lemari itu." kata Bi Muti sambil tangannya menunjuk ke lemari gantung di depan Naya.
"oke Bi." Naya pun menjinjit sedikit menjangkau lemari yang ditunjuk Bi Muti tadi.
Setelah memastikan ada, Naya langsung mencampurkan susu coklat cair itu ke dalam jus jambu yang sudah jadi. Ia lalu membawanya ke depan, ke ruang makan.
Setelah semua makanan selesai dimasak, mereka lalu sarapan bersama di meja makan, termasuk dengan Bi Muti.
___
Setelah sarapan tadi pagi, Naya langsung berangkat ke Cafetarianya. Hari ini adalah hari Rabu, jadi seperti biasa Cafetarianya akan menggratiskan makanan sampai jam 4 sore.
Seperti biasa Cafetarianya akan sangat ramai pengunjung. Terlebih saat hari Rabu ini. Naya tersenyum memandai ke seluruh penjuru Cafe yang sangat padat pengunjung.
"alhamdulillah. Semoga semua selalu berjaalan lancar, Ya Allah..." ucapnya membatin.
Saat tengah memantau keadaan Cafenya, tiba-tiba mata Naya mendapati sosok lelaki jangkung dengan setelan jas berwarna silver memasuki Cafetarianya.
Lelaki itu terlihat acuh saja, berbeda dengan tiga orang yang juga bersamanya. Mereka terlihat bercanda ria sembari tertawa.
Naya hanya bisa menghela napas pasrah melihat wajah dingin lelaki itu.
"La, kamu ke meja nomor 13, ya. Itu baru datang." titahnya pada salah satu pelayan di Cafenya.
"iya, mbak." jawab Laila menuruti perintah atasannya.
Naya menatap punggung Laila yang menjauh. Namun, tiba-tiba matanya bertemu pandang dengan mata lelaki yang sedari beberapa menit yang lalu menjadi pusat perhatiannya.
Dengan cepat Naya mengalihkan pandangannya ke arah lain. Setelahnya ia beranjak menuju ke ruangannya.
__________
Faizan pov.
Hari ini tak banyak pekerjaan yang harus kukerjakan. Karena, seminggu kemaren aku sudah mengerjakan dokumen untuk 2 minggu kedepan.
Aku mengutak-atik ponselku sembari menunggu jam makan siang masuk. Tiba-tiba terdengar ketukan pintu yang membuatku menatap ke arah pintu ruanganku.
Ceklek... dan benar saja. 3 curut yang selalu menggangguku sudah muncul bersamaan. Lian, Rio dan Gilang, mereka sahabatku. Walaupun mereka terkadang menyebalkan, namun mereka lah teman-teman yang selalu ada untukku.
"yeeheey.. cie elah. Lo anteng bae di ruangan ini, Zan. Gak mau keluar nih?" ujar Rio yang melihatku itu tengah bersantai di kursi kerjaku.
"ini gue lagi nunggu jam istirahat" jawabku sekenanya.
"bos kan bisa keluar kantor kapanpun." kata Lian.
"iya. Yuk keluar. Cari makan." ajak Toni.
"ya, udah. Ayo.." kataku.
Aku pun memakai jasku yang tadi kusampirkan di kursi.Sesampai di Cafetaria, aku dan mereka langsung masuk dan mencari kursi yang masih kosong. Benar saja perkiraan kami, bahwa hari ini Cafetaria langganan kami ini ramai. Karena makanan disini enak-enak. Dan setiap hari rabu, pengunjung diberikan makan gratis oleh pemilik.
Ya, siapa lagi kalau bukan Naya, gadis itu. Pemilik hatiku sekaligus orang yang kubenci hingga saat ini. Aku mencintainya sekaligus membencinya.
"nah, besok lo bawa aja ke dokter hewan. Siapa tau gak parah sakitnya." ujar Rio yang sedari tadi tak hentinya mengoceh.
Aku melihat ke arah meja kasir, dimana ia akan berada disana setiap hari Rabu siang. Dan benar saja, saat ini ia bahkan sedang menatap ke arahku.
Namun, hanya beberapa detik. Setelahnya kulihat ia memalingkan pandangannya ke arah lain. Dan aku hanya menghembuskan napas.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 194 Episodes
Comments
Layla Laylathul muqarramah
ada nma ku toh mbak #laila
2022-06-29
0
Quora_youtixs🖋️
like 😘
2021-07-10
1
Mel Rezki
like lagi y kak
2021-07-09
2