Episode 14

.

.

Hari ini cuaca lumayan panas. Semua orang terlihat kurang beraktifitas karena suhu panas yang biaa dibilang sedikit lebih dari biasanya. Karena memang tak banyak awan, karenanya terik matahari akan langsung terasa membakar kulit.

Seorang wanita paruh baya terlihat memasuki Cafetaria sambil menenteng kantong kresek putih di tangannya.

Bu Fara, ibu mertua Naya yang sedang mengunjunginya. Sesampai di dalam, Bu Fara menghampiri meja kasir dan bertanya pada salah satu pelayan apakah menantunya ada atau tidak.

"Selamat siang, bu." sapa salah satu pelayan.

"iya. Siang. Naya ada?" tanya Bu Fara sopan.

"ada, bu. Silahkan langsung masuk aja, bu." Kata pelayan itu mempersilahkan.

Bu Fara pun mengangguk dan mengucapkan terima kasih. Setelahnya wanita paruh baya itu melenggang pergi.

Tok tok tok... Suara ketuka. pintu mengalihkan perhatian Naya dari pekerjaannya. Ia sedang memeriksa laporan keuangan Cafetarianya.

"Assalamu'alaikum, sayang." Sama Bu Fara yang membuat Naya terkejut dengan kedatanga ibu mertuanya.

Pasalnya wanita paruh baya tersebut tak memberitahukan padanya terlebih dahulu mengenai kunjungannya ke Cafetaria Naya. Sontak Naya tersenyum bahagia menyambut kedatangan Bu Fara.

"Wa'alaikumsalam, Mama.." Kata Naya yang bangkit dari duduknya.

Mereka lalu bersalaman dan berpelukan. Tak lupa ciuman di pipi kiri dan kanan.

"Mama kok nggak ngabarin Naya kalau mau kesini? Kan bisa Naya siapin makanan atau apa gitu."

Bu Fara terkekeh mendengar penuturan Naya. "nggak usah, sayang. Mama sengaja datang kesini nggak bilang, biar surprise." Jawab Bu Fara.

Mereka lalu mengobrol di sofa setelah Naya meminta pelayannya membawakan makanan untuk sang mertua.

"Nay, gimana? Udah ada tanda-tanda, belum?" tanya Bu Fara dengan wajah penuh harap.

Namun, wajah Naya berubah tegang. Sepertinya gadis itu kebingungan harus menjawab apa.

"mm, belum, mah. Mungkin belum rezki kita." Jawab Naya pelan dengan wajah sendu.

"Gimana mau hamil kalau anak Mama masih benci banget sama Naya, Mah." lirih Naya dalam hati.

"Udah. Nggak papa. Kamu yang sabar aja, ya." Bu Fara mengelus bahu Naya.

Mendengar jawaban Naya membuat wanita paruh baya berhijab itu menjadi berpikir. Anaknya memang tak salah menikah dengan Naya. Naya benar-benar gadis yang baik.

Ya memang Bu Fara tau kalau Naya masih gadis. Ia tahu bagaimana keadaan rumah tangga anak dan menantunya ini. Semuanya ia tahu.

Mulai dari sikap Faizan yang selalu mengabaikan Naya, kasar pada Naya dan bahkan ia tak pulang dan tak mengabari Naya saat keluar kota setelah Alma dibolehkan pulang dari rumah sakit.

Darimana Bu Fara tahu? Dari Gilang. Bu Fara meminta Gilang menceritakan bagaimana kehidupan anaknya setelah menikah dengan gadis yang ia benci sekaligus cintai itu.

Gilang dengan senang hati menceritakan pada Bu Fara karena ia tak tega melihat sahabatnya menyakiti istrinya. Karena ia tahu, Naya adalah gadis yang baik yang seharusnya dijaga hati, perasaan dan raganya oleh Faizan. Bukan disakiti seperti saat ini

Bu Fara sengaja bertanya pada Naya karena ingin tahu apa jawaban menantunya ini. Apakah Naya akan mengatakan kelakuan Faizan selama menikah atau tidak. Dan ternyata Naya menyembunyikannya.

Waktu berjalan, dan tak terasa sudah hampir satu jam Bu Fara mengobrol dengan sang menantu. Ia pun pamit untuk pulang.

"Mama pulang dulu ya, Nay. Udah kelaman ngobrolnya. Nanti kerjaan kamu keganggu lagi."

"Eh, nggak kok, Mah. Naya nggak sibuk kok." Jawab Naya tak enak.

Bu Fara tersenyum. " Ya udah, ya Nay. Mama pergi, ya."

"iay, mah. Hati-hati."

"iya, sayang. Makasih. Assalamu'alaikum." pamitnya.

"Wa'alaikumsalam."

Setelah Bu Fara berlalu, Naya terpaku dalam lamunannya. Pertanyaan Bu Fara tadi kembali terngiang di pikirannya. Ia menghela napas panjang.

.

.

Seminggu berlalu. Dan keadaan masih sama. Naya dan Faizan masih saling diam. Hanya sesekali berbicara, saat Naya memberitahukan sarapan sudah siap atau saat mengobrol dengan Alma. Memang semenjak pagi itu, Faizan selalu memakan sarapan yang disediakan istrinya.

Hari ini Naya ke Cafetaria agak siang. Ia akan menghabiskan waktu dengan membereskan kamar dan melakukan pekerjaan yang lain untuk meringankan pekerjaan Bi Ani, katanya.

Naya bukanlah tipe gadis pemalas yang hanya akan mengandalkan asisten rumah tangganya dalam mengurus rumah. Ia sudah diajarkan oleh orang tuanya untuk menjadi anak yang rajin dan bertanggung jawab akan kewajibannya. Bukan hanya menjadi anak manja yang pemalas.

Naya tengah mendepak bantal sofa ruang tengah kala bel rumah berbunyi. Ia pun meminta tolong Bi Ani untuk membukakan pintu.

"Mbak Naya, ada yang mau ketemu sama mbak." Kata Bi Ani.

Naya terlihat berpikir. Siapa yang ingin bertemu dengannya?

"Siapa, bi?" tanya Naya.

"Nggak tau, mbak. Baru kali ini datang ke rumah." Kata Bi Ani.

"oke. Makasih, bi." Naya pun beranjak menuju ruang tamu.

Sesampai disana, Naya terlihat memelankan langkahnya. Ia heran, siapa kira-kira dua orang lelaki dan wanita yang sedang berkunjung ke rumahnya saat ini? Ia tak mengenalnya sebelumnya.

"Maaf, buk, pak. Dengan siapa, ya?" tanya Naya sopan saat telah berada di hadapan kedua orang ini.

"Ya, mbak. Perkenalkan saya Lusi dan ini suami saya Odi. Saya adalah keluarga almarhum Erfan dan Tyas." jelas si wanita.

Sontak hal itu membuat detak jantung Naya serasa berhenti. Tidak. Ia tidak mau melepaskan Alma. Ia sangat menyayangi anak itu.

Ya, Tyas dan Erfan adalah orang tua Alma yang telah meninggal karena kecelakaan 3 tahun yang lalu. Dan saat itu tak ada keluarga yang bisa dihubungi. Alhasil, Naya dan para pengurus Panti menawarkan untuk mengasuh Alma.

Ia benar-benar sangat menyayangi gadis kecil itu. Dan ia tak akan bisa untuk rela melepaskan Alma sekiranya keluarganya mengambilnya kembali.

"maaf, mbak. Kami sudah mendengar semua tentang Alma. Juga tentang Alma yang telah mbak angkat menjadi anak mbak." Kali ini Odi yang bicara.

Mereka lalu mulai menceritakan bagaimana mereka bisa sampai ke rumah Naya. Mulai dari saat peristiwa tiga tahun lalu. Saat itu mereka yang medengar kabar tentang kecelakaan yang dialami pasangan suami istri itu, sangat syok.

Namun, Mereka tak bisa berbuat apa-apa. Karena saat itu Odi sedang ada perjalanan bisnis ke luar negeri. Ia baru tahu kabar itu setelah seminggu kejadian.

Odi dan Erfan adalah tiga bersaudara. Satu lagi perempuan dan sekarang tengah menyelesaikan studi pendidikannya di luar negeri. Dan kini tinggal ia yang harus mengemban tanggung jawab menjaga anak adiknya karena ia sendiri belum memiliki momongan sama sekali.

Setelah mengetahui kabar kecelakaan itu, Odi datang ke Jakarta untuk mencari keberadaan keponakannya. Karena ia dan istri beserta adiknya, Laras tinggal di daerah yang berbeda dengan Erfan.

Setelah mendatangi rumah sakit, ia tak mendapati apa-apa. Ia hanya dapat info bahwa keponakannya dibawa pulang oleh seorang wanita paruh baya. Namun, pihak rumah sakit tak tau jika Alma dibawa ke panti.

Setelah 3 tahun mencari meski sempat terhentu karena pekerjaan Odi terbengkalai, akhirnya ia menemukan info lengkap, bahwa Alma sudah diangkat oleh seseorang.

Bukannya ia jahat karena ingin merebut Alma dari orang tua angkatnya. Namun, ia mendapat wasiat dari sang adik untuk merawat Alma.

"karena itu, mbak saya berusaha sekuat tenaga mencari Alma. Saya tak mau mengecewakan almarhum adik saya dan istrinya." Jelas Odi mengakhiri ceritanya.

Naya yang mendengar kan cerita itu dari awal, sudah tak bisa menahan air matanya. Ia terharu melihat perjuangan sepasang suami istri ini, namun, ia juga tak mau melepaskan Alma.

Oh, Ya Allah. Bagaimana ini? Apa yang harus Naya lakukan? Ia mungkin tak akan kuat jika harus berpisah dengan Alma.

"maaf sebelumnya. Apa saya boleh minta waktu dulu sebelum kalian membawa Alma?" lirih Naya.

Odi dan Lusi saling pandang. Mereka mengertu dengan kondisi Naya. Mereka melihat dengan jelas guratan kecemasan akan kehilangan di wajah Naya. Mereka sadar bahwa Naya sangat menyayangi Alma.

.

.

Sebuah mobil berhenti di depan sebuah rumah minimalis. Lalu pintu depan terbuka diikuti seorang lelaki keluar dari sana. Lelaki itu kemudian membuka pintu sebelahnya lagu, dan membantu seorang anak untuk keluar.

Lelaki itu tampak menggendong anak perempuan itu penuh kasih sayang. Sesekali ia menciumi wajah imut nan menggemaskan itu.

"geli, ayah.." keluh si anak karena yang dipanggil ayah terus menciumi pipinya dengan gemas.

Setelah sampai di dalam rumah lelaki itu yang tak lain adalah Faizan menurunkan Alma dari gendongannya dan mengusap salam.

"Assalamu'alaikum." ucapnya yang diikuti oleh Alma.

Mereka baru saja dari rumah mertua Faizan menjemput Alma.

"Bundaaa.." teriak Alma mencari Naya.

Naya yang dipanggil pun menyudahi kegiatannya menyiram bunga di halaman belakang. Ia bergegas menghampiri Alma.

"Sayang.." ujar Naya memeluk Alma erat.

Hal itu membuat Faizan mengernyit. Naya memeluknya lama dan seperti enggan melepaskan anak itu. Matanya juga terlihat meneteskan bulir bening.

Namun, Faizan berusaha bersikap biasa saja meskipun dalam hati ia benar-benar heran dan penasaran melihat tingkah istrinya.

"Alma, Bunda sayang sama Alma. Jangan tinggalin bunda ya." kata Naya.

"Ama juga sayang bunda. Ama nggak akan ninggalin bunda." Jawab Alma.

Naya semakin mengeratkan pelukannya, tangisnya juga semakin menjadi. Namun, ia tiba-tiba menyadari keberadaan Faizsn yang menatapnya penuh tanya.

"Kita ke kamar, yuk sayang. Biar bunda mandiin Alma. Pasti bau, nih." ujar Naya mengalihkan.

Ia pun membawa Alma ke kamar. Sementara Faizan, ia merasa tersentuh melihat tangis Naya tadi. Namun, ia mencoba untuk tak peduli.

Tiba-tiba rasa keingintahuannya semakin menjadi. Kebetulan, Bi Ani tengah membawa pakaian yang baru diangkat ke ruang setrika. Ia pun memanggil Bi Ani untuk mencari tahu.

"Bi. Tunggu bi. Saya mau bicara." kata Faizan.

.

.

Bersambung....

.

.

Terpopuler

Comments

Quora_youtixs🖋️

Quora_youtixs🖋️

semangat lanjut 👍

2021-07-10

1

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 episode 1
3 Episode 2
4 Episode 3
5 Episode 4
6 Episode 5
7 Episode 6
8 Episode 7
9 Episode 8
10 Episode 9
11 Episode 10
12 Episode 11
13 Episode 12
14 Episode 13
15 Episode 14
16 Episode 15
17 Episode 16
18 Episode 17
19 Episode 18
20 Episode 19
21 Episode 20
22 Episode 21
23 Episode 22
24 Episode 23
25 Episode 24
26 Episode 25
27 Episode 26
28 Episode 27
29 Episode 28
30 Episode 29
31 Episode 30
32 Episode 31
33 Episode 32.
34 Episode 33
35 Episode 34
36 Episode 35
37 Episode 36
38 Episode 37
39 Episode 38
40 ........
41 Episode 39
42 Episode 40
43 Episode 41
44 Episode 42
45 Episode 43
46 Episode 44
47 Episode 45
48 Episode 46
49 Episode 47
50 Episode 48
51 Episode 49
52 Episode 50
53 Episode 51.
54 Episode 52
55 Episode 53
56 Episode 54
57 Episode 55
58 Episode 56
59 Episode 57
60 Episode 58
61 Episode 59
62 Episode 60
63 Episode 61
64 Episode 62
65 Episode 63
66 Episode 64
67 Episode 65
68 Episode 66
69 Episode 67
70 Episode 68
71 Episode 69
72 Episode 70
73 Episode 71
74 Episode 72
75 episode 73
76 Episode 74
77 Episode 75
78 Episode 76
79 Episode 77
80 Episode 78
81 Episode 79
82 Episode 80
83 Episode 81
84 Episode 82
85 Episode 83
86 Episode 84
87 Episode 85
88 Episode 86
89 Episode 87 (End)
90 Hallo
91 II - 1
92 II - 2
93 II - 3
94 II - 4
95 II - 5
96 II - 6
97 II - 7
98 II - 8
99 II - 9
100 II - 10
101 II - 11
102 II - 12
103 II - 13
104 II -14
105 II - 15
106 II - 16
107 II - 17
108 II - 18
109 II - 19
110 II - 20
111 II - 21
112 II - 22
113 II - 23
114 II - 24
115 II - 25
116 II - 26
117 II -27
118 II - 28
119 II - 29
120 II - 30
121 II - 31
122 II - 32
123 II - 33
124 II -34
125 II - 35
126 II - 36
127 II - 37
128 II - 38
129 II - 39
130 II - 40
131 II - 41
132 II - 42
133 II - 43
134 II - 44
135 II - 45
136 II - 46
137 II - 47
138 II - 48
139 II - 49
140 II - 50
141 II - 51
142 II - 52
143 II - 53
144 II - 54
145 II - 55
146 II - 56
147 II - 57
148 II - 58
149 II - 59
150 II - 60
151 II - 61
152 II - 62
153 II - 63
154 II - 64
155 II - 65
156 II - 66
157 II - 67
158 II - 68
159 II - 69
160 II - 70
161 II - 71
162 II - 72
163 II - 73
164 II - 74
165 II - 75
166 II - 76
167 II - 77
168 II - 78
169 II - 79
170 II - 80
171 II - 81
172 II - 82
173 II - 83
174 II - 84
175 II - 85
176 II - 86
177 II - 87
178 II - 88
179 II - 89
180 II - 90
181 II - 91
182 II - 92
183 II - 93
184 II - 94
Episodes

Updated 184 Episodes

1
Prolog
2
episode 1
3
Episode 2
4
Episode 3
5
Episode 4
6
Episode 5
7
Episode 6
8
Episode 7
9
Episode 8
10
Episode 9
11
Episode 10
12
Episode 11
13
Episode 12
14
Episode 13
15
Episode 14
16
Episode 15
17
Episode 16
18
Episode 17
19
Episode 18
20
Episode 19
21
Episode 20
22
Episode 21
23
Episode 22
24
Episode 23
25
Episode 24
26
Episode 25
27
Episode 26
28
Episode 27
29
Episode 28
30
Episode 29
31
Episode 30
32
Episode 31
33
Episode 32.
34
Episode 33
35
Episode 34
36
Episode 35
37
Episode 36
38
Episode 37
39
Episode 38
40
........
41
Episode 39
42
Episode 40
43
Episode 41
44
Episode 42
45
Episode 43
46
Episode 44
47
Episode 45
48
Episode 46
49
Episode 47
50
Episode 48
51
Episode 49
52
Episode 50
53
Episode 51.
54
Episode 52
55
Episode 53
56
Episode 54
57
Episode 55
58
Episode 56
59
Episode 57
60
Episode 58
61
Episode 59
62
Episode 60
63
Episode 61
64
Episode 62
65
Episode 63
66
Episode 64
67
Episode 65
68
Episode 66
69
Episode 67
70
Episode 68
71
Episode 69
72
Episode 70
73
Episode 71
74
Episode 72
75
episode 73
76
Episode 74
77
Episode 75
78
Episode 76
79
Episode 77
80
Episode 78
81
Episode 79
82
Episode 80
83
Episode 81
84
Episode 82
85
Episode 83
86
Episode 84
87
Episode 85
88
Episode 86
89
Episode 87 (End)
90
Hallo
91
II - 1
92
II - 2
93
II - 3
94
II - 4
95
II - 5
96
II - 6
97
II - 7
98
II - 8
99
II - 9
100
II - 10
101
II - 11
102
II - 12
103
II - 13
104
II -14
105
II - 15
106
II - 16
107
II - 17
108
II - 18
109
II - 19
110
II - 20
111
II - 21
112
II - 22
113
II - 23
114
II - 24
115
II - 25
116
II - 26
117
II -27
118
II - 28
119
II - 29
120
II - 30
121
II - 31
122
II - 32
123
II - 33
124
II -34
125
II - 35
126
II - 36
127
II - 37
128
II - 38
129
II - 39
130
II - 40
131
II - 41
132
II - 42
133
II - 43
134
II - 44
135
II - 45
136
II - 46
137
II - 47
138
II - 48
139
II - 49
140
II - 50
141
II - 51
142
II - 52
143
II - 53
144
II - 54
145
II - 55
146
II - 56
147
II - 57
148
II - 58
149
II - 59
150
II - 60
151
II - 61
152
II - 62
153
II - 63
154
II - 64
155
II - 65
156
II - 66
157
II - 67
158
II - 68
159
II - 69
160
II - 70
161
II - 71
162
II - 72
163
II - 73
164
II - 74
165
II - 75
166
II - 76
167
II - 77
168
II - 78
169
II - 79
170
II - 80
171
II - 81
172
II - 82
173
II - 83
174
II - 84
175
II - 85
176
II - 86
177
II - 87
178
II - 88
179
II - 89
180
II - 90
181
II - 91
182
II - 92
183
II - 93
184
II - 94

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!