SEMALAM (1)
❤❤❤❤❤❤
"Lantas kamu ingin melakukan apa Le?" Tanya Feya saat mendapati Leya tetap bertahan ingin bisa masak.
"Bagaimana kalau aku belajar masak?" Jawab Leya antusias.
"Haruskah?" Feya merasa kenapa masalah memasak ini menjadi begitu pelik bagi Leya.
"Feya, kenapa kamu gak ngerti juga sih?" Leya merasa frustasi sendiri menghadapi Feya. "Kamu sih enak bisa masak, kamu jago malah. Suami dan anakmu nanti bisa bebas merequest menu makanan apa saja, kamu pun dengan penuh cinta akan membuatkan menu itu untuk mereka dan, dan kamu pasti akan sangat bahagia saat suami dan anakmu merasa puas dengan masakan kamu, bahkan memuji masakanmu, iya kan?" Leya terlihat sangat putus asa sambil mengusap kasar wajahnya sendiri.
Feya menarik nafas dalam, Aku mengerti perasaanmu Le, tetapi Hadikan gak pernah menuntutmu lebih. Kasihan kamu Le, terjebak dalam perasaanmu sendiri.
"Lantas mau kamu apa sekarang?" Feya ingin mendengar keputusan Leya.
"Belajar masak". Jawab Leya tenang.
"Bagus, belajar masak sama Mama gih". Ujar Feya.
"Masa Mama sih Fe". Leya mendadak jadi tidak bersemangat lagi.
"Loh, jadi maksud kamu apa tadi? belajar masakkan? Ya sama Mama aja, Mama jago Le. Kita semua sudah buktikan itu. Lagi pula kamu bisa bebas berekspresi kalau sama Mama". Feya memberi pendapat.
"Jangan Mama dong, aku tuh pengen Mama menjadi salah satu orang yang terkejut saat tau aku bisa masak suatu hari nanti".
"Truss kamu mau belajar masak sama siapa?"
"Ya di kelas masak, bisakan?"
"Kelas masak? Ya, bisa aja Le. Asalkan jam kelasnya gak ganggu aktivitas kerja kamu!"
"Di Negara H ada loh Fe kelas masak singkat, aku dah browsing tentang itu".
"Hah? Jauh amat. Ngapain coba sampe ke sana. Di sini aja, di sini juga banyak kelas masak yang berkualitas".
"Benar, tapi kalau di Negara H, aku tuh bakal cepat belajar. Ginih Fe, di sana ada kelas masak kilat. Hanya dua minggu kita di jamin bisa mengolah bahan mentah menjadi beberapa menu sederhana, cepat buat dan rasa enak. Berdasarkan hasil survey aku tuh ya Fe, nanti aku bakal bisa buat lima jenis sarapan pagi, tiga appatizer sederhana, tujuh jenis menu utama dan dua dessert. Fe, semua memang sederhana tapi komposisi gizi dan nutrisinya sudah diperhitungkan, kebayang ma kamu. Aku bisa masak menu sebanyak itu dan, dan itu bisa jadi dasar aku kan buat belajar dan bereksperimen dengan bahan-bahan masakan yang lainnya supaya kedepan aku bisa masak yang lain lagi. Setidaknya di awal aku dah bisa beberapa Fe, ya Tuhan aku semangat banget Fe, seorang Leya bisa masak. Rasanya bagaikan mimpi yang sangat berharga". Leya bercerita dengan semangatnya pada Leya, sampai-sampai tanpa disadarinya selama bercerita tadi, dia selalu mengenggam tangan Feya.
Feya bisa melihat rasa antusias yang sangat besar di mata Leya, seakan ada binar harapan yang sudah terbayang akan berhasil bagi Leya. Feya senang, kembarannya itu sudah berpikir jauh untuk selalu membuat rumah tangganya berjalan penuh kebahagiaan. Sepertinya Leya memang sudah sangat siap untuk mengarungi bahtera rumah tangga.
Aku salut sama kamu Le.
"Kalau kamu sudah memikirkan itu, lantas gimana caranya kamu stay di Negara N? Ingat Le, jangan karena urusan pribadimu kamu melupakan salah satu tanggung jawabmu. Kamu punya tanggung jawab sebagai presdir dan ada ratusan jiwa karyawan yang menjadi prioritasmu, jangan sampai mereka terlantar. Trus Hadi lagi, jangan sampe tujuan muliamu buat dia, malah membuat Hadi merasa dilupakan!" Feya menasehati Leya.
"Tenang saudara ku, aku sudah memikirkan semua. Tapi untuk melancarkan itu semua, kamu harus bantu aku". Pinta Leya.
"Aku? Maksud kamu?". Feya tidak mengerti.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 170 Episodes
Comments