LEYA
❤❤❤❤❤❤
Leya kembali melihat dua berkas yang telah dipelajarinya, sepertinya dia telah selesai dengan semua berkas itu. Baiklah, semua sudah selesai. Kemudian, Leya pun memilih membuka androidnya dan memperhatikan pesan masuk pada salah satu aplikasi pesan diteleponya. Leya terpaku memperhatikan foto makanan yang di upload salah satu teman alumni SMAnya, "hopefully love dear" caption pada gambar tersebut. Leya sedikit mengerutkan keningnya, ini makanan jenis apa ya? Sepertinya enak. Kira-kira cara buatnya gimana? Hadi doyan gak ya? Begitu banyak pertanyaan muncul dalam benaknya.
"Tiwi ke ruang saya sebentar". Suara Leya memanggil sekretarisnya melalui panggilan telepon di atas meja kerjanya.
Beberapa detik kemudian datanglah Pratiwi ke ruang sang presdir. "Ya Bu, ada yang bisa saya bantu". Pratiwi adalah sekretaris pribadi Leya, wanita muda yang sudah berumah tangga ini sudah beberapa tahun belakangan mengabdikan diri di perusahaan yang di pimpin oleh Leya.
"Tiwi sudah berapa lama kamu menikah?" Tanya Laya
"Hah? Maaf Bu?" Tiwi merasa salah dengar dengan pertanyaan Leya barusan.
"Saya tanya, sudah berapa lama kamu menikah". Leya mengulangi pertanyaannya dengan santai.
"Ooo, saya pikir tadi saya salah dengar Bu. Hehehe, saya sudah dua tahun menikah Bu. Ada apa ya Bu?" Penjelasan Tiwi disertai suara cegar-cengirnya.
"Kamu bisa masak gak? Kamu yang siapin menu makan buat keluargamu?" Tanya Leya penuh selidik.
Tiwi yang mendapat pertanyaan demi pertanyaan tentang rumah tangganya mulai merasa heran, ini si Bos kenapa sih? Apa ada yang salah ya sama kinerjaku, sehingga pertanyaannya mengarah ke ranah rumah tanggaku.
"Iya Bu saya bisa masak, ya walaupun hanya masakan kampung, beberapa masakan asli negara kita Bu. Kalau masakan western saya gak bisa Bu. Paling spaghetti doang menu western yang bisa Bu, itu pun kalau memang harus masak menu luar. Tapi itu tetap dengan saos olahan saya sendiri Bu, ya masih ada bau-bau tradisionalnya juga. Trus buat sarapan dan makan malam saya memang berusaha sebisa mungkin untuk masak sendiri Bu, kecuali memang kita terpaksa lembur malam. Mau gak mau saya minta bantuan Bibi di rumah yang masakin, begitu Bu". Penjelasan panjang dari Tiwi.
"Kamu dulu kursus masak sebelum nikah?" Ternyata setelah penjelasan panjang Tiwi, Leya tetap masih memiliki rasa penasaran.
Bos kenapa ya? Tiwi benar-benar heran dengan Leya. "Gak kok Bu, saya gak ada pake kursus-kursus segala. Kebetulan dari kecil saya memang sudah dibiasakan oleh Bunda bergelut di dapur. Bunda suka masak Bu, kami selalu bebas merequest menu makanan yang kami inginkan, Bunda selalu bisa membuatnya. Jadi saya sedari kecil sudah biasa melihat Bunda mengolah makanan. Saat usia saya 15 tahun, saya mulai membantu Bunda di dapur. Jadi sedikit demi sedikit saya mengerti Bu tentang cara mengolah masakan".
Ooo, umur 15 tahun ya. Aku waktu umur segitu ngapain? Aku lupa deh, tapi kalau Feya? Apa di usia 15 tahun juga Feya biasa bantu Mama di dapur? Ahh, aku lupa. Batin Leya. "Trus, suami dan anak kamu suka sama masakanmu?"
Nah, kok tambah aneh pertanyaan si Bos. Ini si Bos kesambet apa coba?
"Kebetulan suami saya bukan tipe suami yang terlalu banyak tuntutan tentang makanan Bu, apa yang saya masak dia selalu makan. Suami selalu bilang enak dan dia menghabiskannya, ya begitulah suami saya Bu gak neko-neko. Kalau anak, mungkin karena baru masuk 8 bulan dan baru MPASI, jadi semua menu yang saya buatkan untuk dia mah di lahap aja Bu. Hahahaha". Jelas Tiwi diiringi suara tawanya.
Leya terdiam, dia benar-benar tidak menyangka. Tiwi sekretarisnya bisa setelaten itu mengurusi keluarga kecilnya. Tiba-tiba raut wajahnya berubah muram, kira-kira gimana ya rumah tanggaku besok? Secara akukah gak bisa masak, apa Hadi tidak mempermasalahkan itu. Ya, memang sih Hadi pernah bilang menerima aku seutuhnya lengkap dengan kekuranganku, tetapi apa iya gituh sesekali gak ada keinginan dihatinya untuk mencicipi masakan yang ku buat.
"Ibu kenapa? Ada yang bisa saya bantu?" Tiwi menyadari perubahan raut wajah sang presdir yang secara mendadak.
"Kamu hebat Tiwi, saya salut sama kamu. Antara karir dan rumah tangga kamu jalankan dengan baik. Kamu sempatkan menyiapkan masakan untuk anak dan suamimu di rumah. Beda dengan saya, saya gak bisa masak. Padahal kurang 4 bulan lagi saya akan menikah dengan Hadi. Saya benar-benar tidak tahu harus menyiapkan masakan apa untuk suami saya nanti. Dalam bayangan saya hanya akan meminta bantuan Bibi saja untuk memasakan menu makanan kami". Ada rasa khawatir dalam suara Leya.
"Bu..kan Pak Hadi tahu kekurangan dan kelebihan Ibu, jadi masalah Ibu bisa masak atau tidak, sedari awal dibicarakan Bu. Kalau memang Pak Hadi bisa menerimanya, kenapa Ibu harus memikirkan itu. Ya, kecuali kalau Pak Hadi memang menuntut Ibu untuk bisa masak baru lain ceritanya. Tapi setahu saya Pak Hadi orangnya gak gituhkan Bu?" Tiwi berusaha menenangkan hati Bosnya.
Leya hanya menganggukan kepalanya, memang selama dia berpacaran hingga bertunangan dengan Willihadi Leksmana hampir 2 tahun ini, tidak pernah sekalipun Hadi mempermasalahkan ketidakbisaan seorang Leya untuk memasak. Tapi andai saja dia bisa masak, begitu pikir Leya. Mungkin rumah tangganya besok akan lain romansanya, apa iya dari awal rumah tangga sampai aku dan Hadi menua, aku hanya mengandalkan Bibi buat masak? Ada keraguan dalam diri Leya tentang kekurangannya sendiri. Andai aku bisa masak seperti Feya, pasti serukan. Saat weekand atau saat moment tertentu aku masakin Hadi dan anak-anakku, berbagai menu yang mereka mau. Ahh, kenapa sih Feya bisa hebat dalam memasak? Aku jadi iri deh. Waktu Hadi diundang Papa dan Mama makan malam di rumah dulu, dia memuji masakan Feya, sangat enak katanya.
Dan Leya tengelam dalam pikirannya sendiri, dia mulai membandingkan dirinya sendiri yang tidak bisa memasak dengan kemampuan Feya, saudara kembarnya yang sangat pintar memasak. Kenyataan bahwa tunangannya pernah memuji kemampuan masak Feya membuat Leya sedikit merasa cemburu. Cemburu karena dia memang menyadari kalau dia tidak bisa mengolah jenis sayuran, daging, ikan atau apapun itu untuk menjadi makanan. Boro-boro mengolah, yang mana jahe yang mana lengkuas saja dia tidak tahu. Apa lagi jenis-jenis bumbu masakan lainnya. Ya Tuhan, kok aku bisa senanit ginih ya tentang masakan. Leya mulai merasa bingung sendiri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 170 Episodes
Comments
DiZhafi
spt ny leya ini karakter cewek egois
2023-05-01
1
Di
mulai baca
2022-04-06
2