AYOLAH
❤❤❤❤❤❤
Sesuai rencana, Feya sekarang sedang berkeliling dari satu konter ke konter yang lain di dalam supermarket di dekat apartemennya. Sepertinya troli belanjaan Feya sudah hampir lengkap semua, tinggal mencari beberapa jenis ikan segar saja lagi untuk di stok di dalam kulkasnya.
Malam ini sebelum kembali ke apartemennya, Feya memang sudah merencanakan akan kembali memenuhi kulkasnya dengan stok bahan makanan untuk satu minggu kedepan. Jadi dia tidak perlu bingung saat akan mengolah menu masakan yang diinginkannya. Dan untuk malam ini, Feya berencana memasak Gurami krispi pedas saos asam manis yang akan disandingkannya dengan tumis sawi putih dan wortel. Menu yang sederhana tetapi rasanya akan membuat lidahnya bergoyang dengan bahagia.
Baiklah semua sudah siap, waktunya pulang dan aku bisa segera memasak.
Tetapi baru saja beberapa langkah Feya berjalan menuju parkiran tempat mobilnya berada, ternyata ada panggilan masuk di handphonenya.
Aduh, gimana mau ambil hape, ini tangan aku penuh. Aduh, bentar-bentar.
Cepat Feya memaksakan kakinya melangkah agar bisa segera sampai keparkiran untuk memasukkan semua kantong belanjanya ke bagasi mobil, jadi dia pun bisa segera mengangkat telepon yang sedari tadi tidak mau diam seakan meminta pada Feya agar segera di jawab.
Tinggal lima meteran lagi Feya akan sampai di bagasi mobilnya, tetapi dapat disimpulkan kalau si penelepo tidak tahu situasi Feya saat ini, terbukti dengan nada dering di handphone Feya yang masih setia berbunyi dan berbunyi terus.
Merasa si penelepon tidak bisa bersabar, Feya pun memutuskan untuk berhenti melangkah dan akan segera meletakkan kantong belanjanya di tepi parkiran agar dia bisa segera menggunakan tangannya untuk menerima panggilan masuk itu. Tetapi belum lagi dua kantong belanjaannya sampai ke aspal hitam parkiran, tiba-tiba terdengar suara lelaki berbicara kepadanya.
"Jangan diletakkan di bawah, biar aku yang bantu pegang. Sini". Ujar sosok lelaki yang sekarang sudah berdiri tepat di depan Feya.
Kapan datangnya, kok tau-tau udah muncul aja? Dia siapa ya, apa kenal? Kenapa berdiri di sebelah situ, padahal pencahayaan di situ sedikit gelap. Aku jadi gak bisa lihat wajahnya.
Feya diam sambil berusaha mengenali sosok lelaki yang sepertinya punya niat baik mau membantunya itu. Tetapi belum lagi selesai usaha Feya mengenali objek di depannya, kembali lagi nada dering teleponnya berbunyi.
"Udah sini", sosok lelaki yang berniat menolong Feya itu seakan mengerti kalau handphone di dalam tas Feya sudah tidak bisa bersabar lagi.
"Maaf saya merepotkan", ujar Feya sambil menyerahkan kantong belanjaannya kepada si lelaki misterius itu. Sambil mengangkat telepon hendak menerima panggilan masuk di layar, Feya melirik ke arah si lelaki tersebut. Nampak jelas kalau lelaki itu sangat mudah memegang dua kantong belanjanya hanya dengan satu tangan saja.
Lelaki perkasa..hahahaha...
"Ya Le, hallo?" Feya segera menyapa Leya yang ternyata merupakan penelepon yang sangat tidak sabaran sedari tadi.
"Di mana Fe? Kenapa lama banget baru diangkat" Tanya Leya cepat.
"Di supermarket, maaf deh. kenapa memangnya?" Tanya Feya kembali.
"Jalan yuk, sekalian makan, laper". Pinta Leya di ujung telepon
"Kemana? Bagusan di apartemen aku aja. Ini aku udah belanja loh". Jelas Feya kemudian.
"Aku pengennya keluar Fe, yaaaaa. Lagi pula kita udah lama gak keluar berdua, ayolah Fe. Sekali-kali". Bujuk Leya di ujung telepon.
"Kamu tuh", Feya tahu dia tidak akan bisa menolak permintaan kembarannya itu. Apa lagi kalau Leya memohon dengan suara yang di buat memelas seperti saat ini. "Kemana? Biar aku langsung berangkat sekarang".
"Gituh dong kembaranku", terdengar suara bahagia Leya. "Ke restoran J, yang di jalan Timur. Menunya enak-enak dan olahannya lengkap, ada daging dan ikan. Aku tunggu kamu di sini ya?". Leya sengaja memilih restoran tersebut karena olahan makanan pada daftar menunya sangat bervariasi, ada daging, ikan dan seefood. Bukan tanpa sebab Leya merasa perlu mencari tempat makan dengan menu yang bervariasi, semua itu tidak lain karena selera makan Leya dan Feya sangat berbeda. Leya sangat suka makanan dengan olahan daging, sedang Feya hanya suka makan dengan olahan ikan. Jauh berbeda bukan?
"Ya udah aku jalan sekarang". Feya pun segera mematikan handphonenya.
"Sudah?" Tanya si lelaki baik hati saat melihat Feya telah memasukkan handphonenya kembali kedalam tasnya.
"Iya, terima kasih banyak tuan. Maaf saya sudah merepotkan anda". Feya pun menerima kantong belanjaannya kembali.
"Tidak masalah, sama sekali tidak merepotkan". Ujar lelaki itu yang sepertinya disertai senyuman dibibirnya. Sayang pencahayaan lampu di tempat lelaki baik itu berdiri tidak terlalu jelas.
"Saya permisi tuan. Sekali lagi terima kasih banyak". Ujar Feya sambil sedikit membungkukkan badannya memberi hormat, sebelum berlalu dari hadapan lelaki misterus itu.
"Iya sama-sama". Ujar lelaki itu sambil memperhatikan Feya telah pergi membawa mobilnya keluar dari parkiran.
Cantik, rambut panjang dan bisa masak. Astaga di zaman sekarang masih ada wanita seperti itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 170 Episodes
Comments