KEPIKIRAN
❤❤❤❤❤
"Di mana beb?" tanya Hadi di ujung telepon begitu Leya menerima panggilan masuknya.
"Di rumah orang tuaku, kata Papa tadi mereka kangen ma aku dan Feya, jadi pulang kantor kami langsung ke sini". Leya menjelaskan pada Hadi.
"Wah, kok gak ajak aku tadi beb. Padahal aku udah kangen sama masakan Mama". Tanya Hadi kemudian.
Leya terdiam di ujung telepon, tiba-tiba hatinya merasa tak enak. Mendengar Hadi menyebut kata masakan membuat dia sedikit miris. Tukan mana mungkin coba seumur hidup kami menikah, Hadi gak akan pernah sekali pun makan makanan yang aku buat. Hatinya berkecamuk kembali.
"Beb, kamu masih disitukah?" Hadi merasa tidak ada jawaban dari seberang telepon.
"Ehh..iya maaf, ada apa?" Tanya Leya yang terbukti tidak menyimak perkataan Hadi barusan.
"Kamu kenapa beb? Ada masalah atau ada apa? Cerita deh sama aku!" Hadi merasa ada yang tidak beres pada tunangannya ini.
"Nggak kenapa-napa, aku baik-baik aja kok. Nggak ada masalah, kamu nggak usah khawatir". Jawab Leya berusaha menyembunyikan perasaan dari Hadi.
"Ya udah, tapi kalau ada apa-apa tolong bilang ya, jangan diam-diam aja, Cerita ma aku". Walaupun sebenarnya ragu pada jawaban Leya barusan, tetapi Hadi berusaha percaya pada tunangannya itu.
"Iya sayangggggg", Leya berusaha menyudahi pertanyaan Hadi tadi demi menutupi kegalauannya.
"Aku jemput kamu ke sana ya", Hadi mengajukan permintaan pada Leya. "Aku kangen banget sama kamu".
"Aku bawa mobil sayang, nanti gimana mobil akunya?" Leya ragu untuk mengiyakan permintaan Hadi.
"Aku ke situ bareng sopir, jadi nanti mobil kamu langsung di antar pulang, kamu sama aku beb, okeh?" Tanya Hadi.
"Boleh, aku tunggu kamu ya sayang". Leya setuju dengan ide tunangannya.
"Oke, aku berangkat sekarang, bentar ya beb".
"Iya sayang, baik-baik ya berkendaraan. Love you sayang". Terdengar suara mesra Leya di ujung telepon.
"Love kamu pake banget tunanganku", jawab Hadi tak kalah mesranya.
Leya tersenyum mendengar begitu besarnya rasa sayang Hadi padanya. Setelah menutup telepon dari Hadi tunangannya, Leya pun kembali bergabung bersama Papa, Mama dan Feya kembarannya.
Acara makan malam bersama telah selesai, sekarang mereka tengah bersantai di teras belakang sambil menikmati teh hijau dan saling bersenda gurau satu sama lain. Mama yang pertama menyadari segera menanyakan kenapa Leya lama sekali menerima telepon tadi. Setelah mendapat penjelasan tentang si penelepon barusan, Mama pun hanya tersenyum saja. Mama bersyukur, Leya mendapatkan calon suami yang sangat mencintainya dan Mama suka bagaimana cara Hadi memperlakukan Leya dengan baik. Semoga kalian langgeng sampe tua ya nak. Doa Mama dalam hati untuk Leya.
Feya dan Papa masing asyik dalam obrolan tentang dugaan sisa artefak candi yang baru ditemukan di desa X baru-baru ini, dugaan artefak candi ini sekarang menjadi proyek risert terbaru Feya untuk menelusuri asal muasal keberadaan artefak tersebut. Mama dan Leya yang tidak mengerti pembahasan tentang benda cagar budaya lebih memilih diam, hanya menjadi pendengar saja.
Entah apa sebabnya dari pembahasan tentang dugaan penemuan astefak candi, Papa secara mendadak menganti topik ke Leya, "Le, kamu bisa gak buatkan calon suamimu minuman kesukaanya, sama makanan kesukaannya?"
"Emmm, gimana ya Pa bilangnya, emmm...itu Pa, anu". Leya yang tidak pernah mempersiapkan diri untuk mendapat pertanyaan seperti itu apa lagi dari orang tua kandungnya sendiri, benar-benar di buat kelabakan harus mengurai kata-kata apa untuk sang Papa.
"Iya benar kata Papamu Le?" Mama juga ikut bertanya sekarang. "Sekedar minuman kesukaanya loh nak, kayak kopi atau apa gituh. Dan makanan kesukaannya. Kamu tahukan Le, Hadi itu suka minum apa dan makanan kesukaannya apa?" Mama meminta kepastian dari Leya.
Aduh, kok mendadak jadi kepo ya Papa dan Mama? Mana pertanyaan sulit lagi. Makanan dan minuman kesukaan Hadi tentu saja aku tau, tapi cara buatnya. Ya mana ku tahu. Jujur enggak, jujur enggak, jujur enggak. Leya mulai berdebad dengan hatinya sendiri.
"Le, Papa, Mama tanya tuh. Kok diam?" Feya heran mendapati Leya hanya diam saat di tanya orang tua mereka.
"Hah, apa Fey?" Leya tersentak karena terkejut.
"Aku bilang, Papa dan Mama tanya kamu tuh". Sekali lagi Feya memberi tahu Leya.
"Ooo, iya, iya..hehehe". Leya berusaha menutupi kegelisahannya dari mata Papa, Mama dan kembarannya dengan cegar cengir sendiri. "Tentu aja aku tahu Pa, Ma, makanan dan minuman kesukaan Hadi, Hadi itu Ma suka minum greentea latte, sedangkan makanannya Pa dia suka cemilan nugget pisang dengan toping tiramisu. Tapi, tapi, emmm, kalau untuk cara masak atau buat itu semua, aku, aku..ngak tahu Ma". Leya benar-benar hanya bisa menjawab pertanyaan barusan dari Papa dan Mama sampai pada jenis minuman dan makanan kesukaan tunangannya saja, tetapi untuk cara membuat dan memasaknya, itu merupakan pertanyaan sulit yang rasanya tidak mungkin mampu di jawab Leya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 170 Episodes
Comments
DiZhafi
baguss
2023-05-01
0
Di
kasihan
2022-04-06
2