KENAPA
❤❤❤❤❤❤
Sepertinya masih tengah malam dan Hadi pun terjaga, mungkin ayam jantan saja belum berencana untuk berkokok, tetapi matanya sudah tidak ingin dipejamkan lagi. Kemudian Hadi memandang wanita cantik yang menjadi belahan jiwanya, wanita yang kurang dari empat bulan lagi akan segera dinikahinya. Tetapi entah apa penyebabnya, malam kemaren wanita cantik yang tengah tertidur pulas dalam pelukannya itu mendadak mencebek, merajut tanpa alasan pasti, membuat dia tersudut sebagai pembuat kesalahan. Padahal jelas-jelas dia sibuk bertanya, kenapa, kenapa dan kenapa? Tetapi yang didapatinya malah pertanyaan kembali.
"Apa kamu gak pengen punya istri yang bisa masak?" Hadi ingat benar, pertanyaan itu terlontar dari mulut Leya atas desakan pertanyaan Hadi kepada Leya yang membuat Leya mendadak merajuk padanya.
"Ada ini? Kamu ini kenapa beb? Apa yang sedang kamu pikirkan?" Hadi kembali bertanya pada Leya.
"Ya, ya enggak ada sayang. Aku cuma tanya aja". Leya masih bertahan dengam model mencebeknya.
"Pertanyaan ini bukan yang pertama kali kamu ajukan padaku, kenapa kita harus membahas ini lagi? Sebenarnya kamu ini kenapa?" Hadi mulai malas dengan topik bahasan masakan. Sebelum ini Leya juga pernah membuat dia terdiam bingung karena Leya mendadak membahas seberapa tidak sempurnanya Leya nanti saat mendampingi Hadi seumur hidupnya dikarenakan Leya yang tidak bisa masak.
Tentu saja hal tersebut membuat Hadi murka, masalah tidak bisa memasak serta merta membuat Leya merasa tidak sempurna. Padahal semua orang tahu, Hadi tidak pernah mempermasalahkan tentang bisa atau tidaknya seorang Leya memasak. Yang penting baginya adalah diri dan cinta Leya, bukan jenis masakan Leya. Dan sekarang kembali lagi Leya mengungkit hal yang sama.
"Apa benar seumur hidupmu, kamu gak akan berkeinginan mencicipi masakan aku sayang, gak ada gituh rasa penasaran dalam dirimu tentang seperti apa rasanya dimasakin seorang istri?" Tanya Leya dengan muka memelas pada Hadi.
"LEYA", suara Hadi mendadak menjadi dalam. Terlihat jelas saat ini Hadi tengah mencoba menahan luapa emosinya pada Leya, dengan tangan yang mencekram kuat bahu Leya, Hadi memaksa wanita itu untuk memandanginya.
"Dengarkan aku baik-baik, ini bukan kali pertama kita membahas tentang hal yang sama dan kamu, kamu dapat pastikan aku akan menjawab dengan jawaban yang sama. Jadi pasang telingamu dan dengarkan ini ! Aku sangat mencintaimu. Teramat sangat sayang, kamu adalah wanita sempurna dengan segala kelebihanmu dan kamu tahu pasti aku tidak pernah mempertanyakan kekuranganmu, kamu adalah wanita yang sangatku damba menjadi pendamping hidupku hingga maut memisahkan kita, kamu adalah wanita yang aku impi-impikan menjadi ibu dari anak-anakku nanti. Kamu segalanya bagiku dan bisa atau tidaknya kamu memasak bukan bagian dari impianku, aku hanya ingin kamu, kamu seutuhnya seperti kamu menginginkan aku seutuhnya. Jadi tolong, stop bicara tentang hal gak penting. Oke!"
Leya terdiam, Leya sangat tahu kalau sesaat tadi Hadi sempat emosi. Sebab Leya sangat paham, bukan tanpa sebab seorang Hadi yang sebentar lagi akan menjadi suaminya memanggilnya hanya dengan nama saja, bukan dengan sebutan beb. Selama masa mereka pacaran hingga saat ini, dapat di hitung jari, Hadi memanggil namanya saja dan jelas itu terjadi di saat Hadi tengah marah padanya.
Sesaat Leya menyesali kekonyolan pola pikirnya, sudah punya calon suami yang tampan, sukses dan mandiri bahkan lebih-lebih sangat mencintai dirinya. Eh, ini malah membuat dia mempermasalahkan tentang masakan. Padahal Hadi sendiri tidak pernah mempermasalahkan. Tapi bukankan wajar seorang wanita merasa kurang percaya diri karena tidak memiliki kemampuan memasak?
Leya tidak tahu jawaban pastinya, karena realitanya Mamanya sangat pandai memasak, kembarannya Feya sangat enak dalam menghasilkan masakan, sekretarisnya sangat mahir memasak dan teman-temannya pun semua bisa masak.
Alhasil, malam itu berlalu dengam Leya meminta maaf pada Hadi atas ulahnya tentang masalah memasak, dan akhirnya Hadi memeluk Leya dan menghadiahkan dia ciuman hangat penuh cinta di kening wanita cantik itu. Pelan tapi pasti, kedua anak manusia itu pun terlelap dalam tidur nyenyak mereka.
Tetapi entah kenapa, saat ini Hadi tidak berkeinginan untuk tidur kembali, matanya memang menolak untuk dipejamkan kembali dan lebih suka memandangi wajah teduh Leya yang tengah tertidur pulas dalam pelukannya.
"Berhentilah berbicara konyol dengan pikiramu tentang memasak. Yang aku mau kamu tidak pernah meninggalkan ku beb, kamu hanya cinta padaku. Karena aku begitu mencintaimu, andai kamu pergi dari sisiku meninggalkan aku begitu saja. Aku pasti akan mati". Hadi berbicara sendiri dengan pelan sambil mengecup bibir seksi sang tunangan. Dan entah dalam hitungan berapa lama kemudian, akhirnya Hadi dapat tertidur kembali dalam kehangatan cintanya pada Leya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 170 Episodes
Comments