MAKAN MALAM BERSAMA
❤❤❤❤❤❤
Sepertinya masalah masak-memasak cukup membekas di hati Leya, awalnya dia sangat ingin mengacuhkan tentang hal tersebut. Leya sangat ingin berpikir positif kalau Hadi pasti sampai tua tidak akan mempermasalahkan ketidakmampuannya dalam mengolah makanan. Tetapi bayangan saat Hadi memuji kembaranya Feya tentang menu masakan Feya yang enak, timbullah rasa cemburu dalam hatinya.
Leya bukan cemburu pada Feya karena Feya di puji Hadi, tunangannya. Tetapi yang membuat rasa cemburu itu muncul justru pada kemampuan Feya membuat perut Hadi senang dan kenyang. Bohong saat di tanya kalau dia tidak mengharap pujian tulus dari sang kekasih untuk masakannya. Tapi masakan apa, masak air aja gak pernah apa lagi mau masak menu makanan lengkap. Leya merasa ada yang kurang dalam dirinya sebagai wanita.
Jam kerja telah usai, semua rutinitas Leya sudah ditanganinya dengan baik hari ini. Tiwi si sekretaris pun sudah pamit pulang dua menit yang lalu. Akhirnya Leya mengemasi barang-barangnya dan bersiap pulang juga. Baru saja Leya meninggalkan ruang kerjanya, tiba-tiba nada dering di handphonenya berbunyi. Leya melihat layar telepon itu, ternyata sang Papa yang menelepon Leya. Cepat Leya mengangkat telepon dari Papanya.
"Hallo, ya Pa?" Sapa Leya di telepon kepada Papanya.
"Di mana kamu Le? Apa masih di kantor?" Tanya Papa.
"Aku masih di kantor Pa, tapi ini dah mau pulang. Ada apa Pa?" Ujar Leya.
"Pas sekali kalau begituh. Kamu mampir ke rumah ya! Papa sama Mama kangen, sekalian kita makan malam bareng. Jadi langsung ke rumah ya Le!" Perintah Papa pada Leya.
"Ooo, boleh Pa, aku langsung berangkat sekarang". Leya pun mengiyakan perintan Papanya.
"Hati-hati ya nak, kami tunggu di rumah". Dan kemudian sang Papa mematikan teleponya. Leya berjalan menunu left pribadinya di dekat pintu ruang kerjanya. Left itu langsung turun menunju bastmant tempat Leya memarkir mobilnya. Sesaat kemudian, mobil yang dikemudikan Leya sudah berjalan meninggalkan gedung pencakar langit menuju rumah keluargannya.
----------
Sementari itu di sebuah ruang kerja pada Lembaga Ilmu Pengetahuan dan Benda Cagar Budaya tampak Feya tengah merapikan semua berkas yang tadi sedang dipelajarinya. Karena waktu pulang sudah lewat beberapa menit, maka Feya memutuskan untuk melanjutkan pekerjaannya besok hari lagi.
"Sudah jam pulang Bu, apa masih ada yang harus saya siapakan Bu?" Tanya Menik, asisten pribadi Feya.
"Emm, laporan dari Dinas A sudah masukkah Nik?" Tanya Feya kemudian.
"Belum Bu, kata Kepala Dinasnya tadi mereka masih merekap total kerusakan yang terjadi pada Benda Cagar Budaya di tepi Sungai Merah itu Bu. Apa Ibu mau saya hubungi mereka sekali lagi agar besok segera menyerahkan laporannya Bu?" Sekali lagi Menik bertanya pada Feya.
"Gak usah Menik. Kita tunggu saja sampai besok siang, kalau siang besok belum juga baru kamu hubungi mereka lagi untuk menanyakan perkembangannya!", perintah Feya pada asisten pribadinya. "Baiklah karena semua sudah selesai dan jam pulang juga sudah lewat. Besok saja kita lanjutkan kembali, sekarang mari kita pulang". Ajak Feya pada Menik.
"Baik Bu, mari kita pulang". Menik kemudian berniat menunggu atasannya itu untuk sama turun keparkiran. Tetapi baru saja Feya berdiri dari kursinya, tiba-tiba handphonenya berbunyi. Papa. Guman Feya dalam hati.
"Menik kamu duluan aja, saya mau angkat telepon dulu!" Mendengar perintah atasannya itu, menik pun menganggukan kepala dan berjalan keluar dari ruangan Feya. Kemudian dalam sekejab Menik sudah hilang dari pandanga mata Feya. Setelah itu Feya langsung mengangkat telepon dari Papanya.
"Hallo Papa, apa kabar?" Feya mengawali percakapan dengan sang Papa.
"Papa baik Fey, kamu sendiri gimana kabarnya?" Tanya Papa balik pada Feya.
"Feya baik juga Pa, eh.. iya ada apa Papa telepon Feya?" Tanya Feya kemudian.
"Kamu sibuk nak? Masih banyak pekerjaan tidak?" Papa mencoba memastikan dulu aktivitas Feya saat ini.
"Gak sibuk kok Pa, ini Feya sudah mau pulang. Ada apa Pa?" Sepertinya Feya penasaran dengan pertanyaan Papa barusan.
"Kalau begitu kamu ke rumah ya Fey, Papa sama Mama kangen sama kamu. Kita makan malam di rumah ya!" Permintaan Papa pada Feya.
"Ooo..tentu saja Pa. Aku juga kangen banget sama Papa dan Mama. Kalau gituh aku langsung berangkat ya Pa". Feya pun menyanggupi permintaan sang Papa.
"Iya Fey, hati-hati dijalannya". Dan akhirnya telepon Papa pun di tutup Feya.
Setelah sampai diparkiran gedung kantornya, Feya segera menghidupkan mobil dan mengarahkan ke rumah orang tuanya. Dengan kecepatan sedang, akhirnya kurang dari satu jam Feya sampai di rumah orang tuannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 170 Episodes
Comments
DiZhafi
masih baca dl
2023-05-01
0
BELVA
ka Dian aku kembali say bawa 3 jempol untukmu
2020-10-06
2
Zieya🖤
waahh ada nama Menik😘😘
🖤🖤🖤
2020-07-29
2