BERTIGA DAN BERDUA
❤❤❤❤❤❤
Mobil yang dikemudian Hadi telah jauh dari pandangan Papa, Mama dan Feya, akhirnya Papa membawa masuk anak dan istrinya ke dalam rumah kembali.
"Sudah malam, waktunya kita istirahat Pa, Fey". Ajak Mama.
"Ma, boleh gak malam ini aku tidurnya sama Mama dan Papa?" Pinta Feya dengan manjanya pada kedua orang tuanya.
"Ya ampun sayang, udah segede ini tapi manjanya kebangetan deh. Apa gak malu Fey, udah gede masih ngelayotan sama Mama dan Papa?" Tanya Mama heran.
"Apa salahnya Ma, aku tuh kangen sama Mama dan Papa. Lagi pula sudah lama aku gak manja-manja sama Mama dan Papa. Boleh ya Pa, tidur bareng Papa dan Mama, bertiga yaaa?" Sekarang Feya berpindah dari lengan sang Mama menjadi ke arah sang Papa demi melancarkan keinginannya.
"Sudahlah Ma, biar aja si kembar yang manja ini tidur sama kita malam ini. Besok kalau Feya sudah nikah, mana bisa kita merasakan sikap manjanya ini. Pasti dia lebih suka manja ke pasangannya dari pada sama Papa". Pinta Papa pada sang istri.
"Benarkah apa yang Papa bilang Fey?" Tanya Mama kemudian.
"Ya enggak lah Ma, bagi aku Papa adalah lelaki pertama yang membuat aku merasa dilimpahkan kasih sayang dan Mama adalah wanita tercantik yang paling bisa memanjakan aku. Jadi apa yang Papa bilang tadi gak benar". Bantah Feya pada sang Mama.
"Hahaha", tawa Mama kemudian, "kalau itu Mama tahu nak, tapi maksud Mama tadi apa benar kamu udah punya pacar? Nggak usah tunggu lama-lama Fey, nikahnya bareng aja sama Leya. Ya nak?" Mama meralat pertanyaannya kemudian.
"Iya, iya..benar Papa setuju sama Mama. Acara nikah kita samakan tapi pesta kita pisah saja, jadi collega Papa bisa di undang semua". Papa terlihat sangat antusias.
"Papa sama Mama apaan sih". Feya mulai tidak suka dengan pokok bahasan kedua orang tuanya. "Aku belum punya pacar, aku gak mau pacar-pacar Pa, Ma. Enggak manfaat, ntar kalau ketemu yang cocok langsung nikah aja. Gak pake pacar-pacar". Jelas Feya dengan tidak semangat.
"Fey, Fey..kapan kamu bakal ketemu yang cocoknya? Memang sekarang Feya lagi deket sama seseorang?" Tanya Mama penuh selidik.
"Ma, pliss deh jangan bahas itu lagi. Pokoknya aku pasti akan nikah suatu saat nanti. Saat ada laki-laki yang bisa tulus mencintai aku, terima semua kekurangan aku dan menyayangi Mama dan Papa seperti orang tua sendiri. Baru aku mau terima dia buat dinikahi". Feya berusaha menyudahi pembahasan tentang dirinya.
"Dan saat itu tiba, kamu harus bilang Papa ya Fey. Papa akan sangat bahagia bisa menikahkan kamu dengan lelaki hebat tersebut". Papa menatap Feya dalam, berharap dalam hatinya semoga saat itu akan segera tiba.
Feya hanya menganggukan kepalannya sambil membalas tatapan Papa, sesungguhnya di dalam hati, Feya tidak pernah bisa yakin ada lelaki sesempurna kriterianya yang tulus mencintainnya. Tulus mencintai seorang Feya yang biasa-biasa saja, bukan Feya si primadona. Dan lelaki tersebut siap menerima segala kekurangannya, ini lebih tidak masuk akal lagi, zaman sekarang ada lelaki yang bisa hidup bersama selamanya dengan pasangan yang penuh kekurangan seperti dirinya.
Impossible..mimpi aja trus Fey, sampe kamu jadi perawan tua.
Feya memghembuskan nafas frustasinya, entah kapan dia akan mengakhiri masa kesendiriannya. Semua seakan mimpi yang tidak mungkin akan terwujud bagi seorang Feya.
Maafkan aku Pa, Ma. Sepertinya Papa dan Mama harus merelakan aku berakhir menjadi perawan tua.
**********
Sementara itu, dua anak manusia yang tengah di mabuk cinta sedang asyik-asyiknya menebar kata pujian untuk satu sama lainnya. Mereka sedang sibuk memadu kasih, seakan cinta di dunia ini hanya milik mereka. Begitulah Leya dan Hadi tunangannya, kedua insan manusia ini sedang tengelam dalam perasaan cinta satu sama lain. Leya terlihat nyaman berada dalam pelukan sang tunangan sambil mendengar berbagai pujian-pujian Hadi padanya. Sesaat Leya benar-benar merasa tenang, betapa bersyukurnya Leya dipertermukan dengan lelaki sesempurna Hadi. Lelaki yang begitu memuja dirinya dan melimpahkan cinta hanya untuknya.
"Apa yang menganggu pikiranmu beb? Sepertinya dari sore kamu sedikit berbeda?" Tanya Hadi penuh selidik sambil terus membelai rambut panjang Leya. Hadi sangat paham setiap inci gelagat pada tubuh wanita pujaannya itu, dia bisa menebak perubahan sikap Leya yang mungkin terjadi tanpa disadari oleh Leya.
"Maksudnya gimana sayang? Kok pertanyaannya aneh?" Leya merasa tidak mengerti arah pembicaraan Hadi.
"Leya, jangan boong ma aku. Kita udah mau nikah loh, dan percaya sama aku sampe kapan pun kamu gak akan sukses membohongi aku".
Apa sebegitu jelas ya suasana hatiku hari ini, sampai-sampai Hadi bisa membacanya?
"Beb, kira-kira kalau aku belajar masak kamu mau gak memakan masakan olahan aku?"
"Apa, masak? Tunggu-tunggu ada apa ini? Apa yang terjadi? Jujur cerita semua sama aku!"
"Tuhkan", wajah mencebek Leya pun dipamerkannya dihadapan Hadi.
Hadi termenung mendapati wajah cantik belahan jiwanya tiba-tiba mencebek tanpa sebab yang bisa dipahaminya. Sibuk berusaha mencari solusi, Hadi hanya bisa menatap binggung kearah wajah Leya yang tiba-tiba lesu dan tidak bersemangat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 170 Episodes
Comments