“Kesuksesan seorang pria itu bukan lah dari orang lain, melainkan dari doa seorang istri yang berbakti kepada nya. Apabila kau melihat seorang pria sukses. Kemungkinan itu ada 2, yakni berbakti nya sang pria kepada ibu nya dan doa sang istri yang selalu menghormati nya. Maka, pria itu akan sukses dan dijauhkan dari kata gagal. Tetapi, apabila pria mengkhianati istri nya, yakinlah akan ada suatu masalah yang datang menghampiri nya. Itu bukan terjadi pada hari ini, melainkan suatu saat. Akan ada masa yang akan terjadi pada nya.”
-Keisha
Keisha:
Aku menggeliat kesana kemari, badan ku terasa sangat sakit semua. Aku menepuk kasur ku, seketika aku membuka lebar kedua mata ku. Kemana Andri? Kenapa tidak ada dia disamping ku? Apakah hari sudah mulai pagi, tetapi ku lihat seperti nya hari masih gelap.
Aku melihat jam di layar ponsel ku, masih jam 21:20. Masih awal, tetapi kenapa Andri tidak ada di kamar. Dia kemana? Aku pun beranjak dari kasur dengan perlahan, badan ku terasa sangat sakit. Ku rasa, pria yang terlihat polos bisa sebringas itu saat melakukan kewajibannya.
Aku mengingat kejadian tadi, membuat kedua pipi ku memanas, aku memegang kedua pipi ku lalu tersenyum sangat kembang. Ku rasa cintaku ke Andri semakin besar, ahh, ternyata menikah itu semenyenangkan ini. Bisa mencintai seorang pria yang sudah halal bagi kita, dan selalu bisa berdua dengan bebas tanpa harus di awasi oleh siapapun. Aku sangat menikmati nya.
Ah ya, aku sampai lupa, dimana Andri? Hahah, akibat kasmaran ku yang semakin menjadi-jadi membuat aku semakin lupa dengan dunia ku. Aku pun berjalan keluar dari kamar ku, mencari nya di seluruh rumah. Aku mengernyit heran, dimana dia? Dia tidak ada di manapun, sekalipun itu di kamar mandi.
Tiba-tiba aku mendengar suaranya, itu suara Andri. Seperti nya dia berada di teras rumah, aku pun berjalan menuju ke teras rumah.
Dia seperti sedang menelpon seseorang, aku tidak tau apa yang sedang ia obrolkan.
“Mas,” panggil ku dan membuat ia berbalik menatap ku kaget. Kenapa dia selalu kaget seperti itu setiap aku memanggil nya? Apa wajah ku ini seperti hantu sampai ia terperanjat seperti itu.
Ia menghampiri ku sambil menghela nafas, ia benar-benar terkejut karena aku memanggil nya mendadak “K—ei? Astaga, Mas kirain siapa yang manggil Mas. Mas takut tau!” ujar nya dengan wajah yang masih sedikit pucat.
Aku mengerucutkan bibir “Segitunya Mas takut sama aku? Sampai Mas kaget seperti itu, emang aku mirip hantu ya?” aku memegang kedua pipi ku sambil memasang wajah imut ku, hahaha, sebenarnya itu aksi ngambek ku.
Andri tertawa lalu memegang kedua pipi ku “Bukan gitu sayang, Mas itu kaget karena tiba-tiba kamu nongol. Padahal Mas tadi yang keluar dari kamar kamu masih tidur loh, dan sekarang malah ada disini. Siapapun pasti akan kaget.”
Kedua pipi ku kembali merona, ahh ada apa ini, kenapa pipi ku selalu merona jika Andri berkata seperti itu. Apa tadi? Sayang? itu kan sudah lumrah dan selalu ia katakan kepada ku, tetapi jantung ku selalu dag dig dug tidak karuan apabila dia mengatakannya. Ya, dia mengatakannya sangat tulus dari hati, itu lah yang membuat jantung ku berjoget tidak karuan.
“Emm, maaf. Soalnya tadi Kei lihat Mas tidak ada di kamar, makanya Kei cari dan ternyata Mas ada disini. Kayak nya tadi lagi nelpon seseorang ya? Siapa? Sampe harus keluar dari kamar begitu,”
Akhir-akhir ini aku selalu bertanya seperti seorang istri yang sedang cemburuan. Wajar dong aku begitu, aku hanya takut kehilangan suami ku. Dengan cepat aku langsung istigfar, karena ini aku sudah bersuudzon dengan suami ku. Bisa jadi ia menelpon dengan temannya atau dengan karyawannya. Ini lah penyebab nya jika seseorang tidak kuat iman, pasti fikirannya akan selalu dikelilingi setan.
Aku beristigfar “Ahh, lebat sekali anginnya. Kita masuk dulu yuk mas, Kei kedinginan,” aku mengalihkan perkataan ku tadi, aku tidak ingin curiga kepada suami ku. Aku tidak boleh seperti itu lagi, bisa-bisa ini berdampak kepada hubungan ku. Keisha! pokok nya jangan seperti itu lagi. Itu tidak baik! Sangat tidak baik.
“Yaudah, ayo!” jawabnya. Aku dan Andri pun kembali masuk ke dalam rumah lalu berjalan masuk ke kamar.
“Tadi itu Vania yang nelpon,” Andri memecahkan keheningan beberapa menit diantara aku dan dengannya. Aku pun menoleh, Vania? Kenapa Vania menelpon Andri malam-malam begini.
“Memang nya Vania kenapa Mas?”
Andri membetulkan posisi duduk nya dan menatap ku “Kamu ingat kan karyawan Mas yang menyeleweng di kantor?” aku mengangguk.
“Vania ngasi tau perkembangan nya ke Mas, dia sudah bocorkan rahasia perusahaan Mas ke perusahaan yang sudah menyuruh nya. Ahh, Mas tidak tau lagi. Mungkin sebentar lagi, perusahaan Mas akan hancur karena nya. Mas frustasi memikirkan nya Kei.” Andri menunduk.
Aku kasihan kepada nya, sedih sudah pasti. Aku tau, perusahaan itu Andri bangun dengan susah payah. Sekuat tenaga ia membangun perusahaan itu agar tetap maju hingga sekarang, aku tau bagaimana perjuangan Andri dengan perusahaannya. Dia rela tidak tidur, tidak makan dan tidak pulang ke rumah hanya karena perusahannya.
Dan sekarang dia harus melewati pengkhianatan dari karyawannya sendiri. Aku jadi tidak tega kepada nya, aku pun merutuki diriku sendiri karena aku sudah suudzon lagi kepadanya. Aku sudah berdosa lagi dengan suami ku. Ya Allah, maafkan Kei, Kei jadi merasa bersalah dengan suami Kei.
Aku meraih tubuh Andri lalu memeluk nya dengan erat, berusaha menyalurkan kekuatan yang aku punya untuk nya. Agar ia bisa melewati semua masa sulit ini dengan mudah, aku tau ia pasti bisa melewati ini semua.
“Jangan berkata seperti itu Mas, perusahaan Mas tidak akan hancur jika Mas bertindak lebih cepat. Semangat lah, besok Mas harus beri pelaku itu dengan hukuman yang setimpal. Disini, Kei akan selalu mendoakan Mas agar masalah Mas cepat selesai. Kei tau, Mas pasti bisa melewati itu semua. Jangan sedih ya, Kei disini kok. Kei akan selalu mendoakan yang terbaik untuk Mas,”
Andri menghela nafas, lalu ia membalas pelukan ku “Terima kasih Kei, terima kasih selalu menyemangati Mas. Dan terima kasih selalu berada di masa sulit Mas seperti saat ini. Mas sangat mencintai mu Kei,”
“Kei juga mencintai mu Mas, sangat mencintai Mas.” aku tersenyum, ia mencium pucuk kepala ku sangat lama.
Sangat hangat, memabukkan, dan membuat aku kepayang oleh karenanya. Andri, suami ku yang selalu aku cintai dan selalu aku sayangi. Aku percaya, jika dia akan menjadi pasangan dunia akhirat ku.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments