-Vania Sahabat Terbaik-

“Cinta? Apa itu cinta? Kenapa mendadak aku tidak tau apa itu cinta. Yang aku tau kalau cinta itu berdasarkan jika kau sudah memiliki ia sepenuh nya, yang aku tau cinta itu saling memiliki satu sama lain. Tapi aku? Aku tidak seperti yang lainnya, aku tidak punya cinta itu. Aku hanya bisa mengambil cinta yang sudah di miliki oleh orang lain. Pertanyaan ku, apa aku salah mengambil cinta yang sudah di miliki orang lain? Apa aku tidak bisa memiliki ia seutuhnya?”

-Kania

Kania:

Agghhh!

Sshhhhh...

Aku mengerang...

Aku memegang kepala ku yang terasa sangat sakit, kedua badan ku terasa sangat remuk, aku membuka kedua mata ku yang sangat berat. Aku bangkit dari tidur ku dan mengubah posisi ku menjadi duduk, aku mengerjap kan kedua mata ku berusaha melihat sebenarnya dimana keberadaan ku sekarang. Pandangan ku masih kabur, tidak terlihat jelas. Aku masih memegang kepala ku.

“Ugh! Kenapa sakit sekali?” tunggu, kenapa aku tidak ingat apapun apa yang terjadi pada ku. Aku berusaha mengingat nya, ketika aku berusaha mengingat nya kepala ku menjadi sakit sekali. Aku menggeleng kepala ku, agar pusing ku mereda.

“Udah bangun?” suara itu mengagetkan ku, suara siapa itu? Kenapa seperti terdengar familier di telinga ku? Apa aku mengenal nya? Apakah Andri datang kesini? Tetapi aku rasa bukan karena suara nya, suara wanita.

Aku melihat bayangan itu, lalu lama kemudian aku melihat dengan jelas sosok bayangan itu.

“Vania?”

Vania duduk di tepi ranjang “Gimana? Udah baikan? Atau masih pusing?” tanya nya berderet bahkan aku belum menjawab satu pun. Tunggu! Kenapa dia bisa ada disini?

“Lo kok bisa ada disini Van?” tanya ku balik dengan menatap nya heran.

Ia tersenyum simpul “Wuaah, gue tersinggung lo nanya seperti itu Kan. Lo sendiri yang nelpon gue untuk datang kesini dan lo malah nanya begitu? Wuah..wuaah, sumpah gue jadi tersinggung sekarang,” aku mengerutkan dahi ku. Aku? Menelponnya? Kapan? Kapan aku menelpon nya? Astaga, kenapa aku jadi tidak ingat apapun sekarang.

“Gue? Nelpon lo?” tanya ku lagi sambil menunjuk diriku sendiri berusaha meyakinkan apa bener memanggil nya.

Vania mengangguk “Ahh, lo gak ingat? Begini jadi nya kalau orang udah mabuk pasti lupa sama apa yang udah dia lakukan,”

“Gue? Mabuk? Kenapa? Kenapa gue mabuk?” oke, Fine! Kini aku udah mulai amnesia. Semenjak kapan seorang Kania menjadi tukang mabuk begini? Oke aku bener-bener gak ingat sama sekali apa yang sudah terjadi.

“Loh? Kok lo tanya gue? Jelas-jelas tadi gue nyusul lo ke klub karena lo nelpon gue dengan omongan yang gak jelas. Alhasil gue nanya lo dimana dan lo bilang, lo lagi ada di klub,”

Aku ke klub? Demi apaa?

Vania yang mengerti wajah bingung ku, dia pun memperbaiki posisi duduk nya “Kan, seberat apapun masalah lo, jangan memilih jalan pintas dengan minum-minum seperti tadi. Jaga badan lo, kasihan badan lo harus menerima minuman gak sehat itu. Gue tau dengan minum bisa melupakan masalah yang sedang menimpa lo, apalagi masalah dengan Andri. Jangan lo selesain dengan minuman!”

Andri? Kenapa tiba-tiba Vania menyebut nama Andri?

Tunggu! Ingatan ku tiba-tiba menjadi berputar di kepala ku. Tadi, sehabis pulang dari supermarket aku langsung berlari ke kamar ku, meluapkan rasa kesal ku terhadap Andri. Semua barang yang berada di apartemen ku berderai kemana-mana, aku histeris. Aku sakit hati karena kejadian sewaktu di supermarket, lalu akal fikiran ku hilang, aku memutuskan pergi ke klub tidak jauh dari apartemen ku berada. Aku meluapkan semua disana, rasa sakit, kemarahan, rasa kesal, benci dan patah hati, aku menumpah kan nya disana.

Entah berapa gelas yang sudah ku minum, setelah itu aku menjadi tidak ingat apapun. Aku juga tidak ingat kejadian sewaktu di klub aku benar-benar sudah berada di luar kendali ku.

Agh!

Seharusnya aku tidak minum, bisa-bisa aku mengacaukan semua nya.

Vania memegang kedua bahu ku, dia menatap ku prihatin “Kan, jika lo butuh seseorang, lo ingin meluapkan semua apa yang ada di hati lo. Panggil gue, suruh gue datang. Gue pasti akan datang Kan, gue akan siap mendengarkan semua nya, gue akan mendengar curahan hati lo asal lo gak minum kayak tadi,”

Kedua mata ku kembali memanas, ahh, apa-apaan aku ini. Kenapa akhir-akhir ini aku menjadi cengeng dan lebih sensitif?

Aku menghela nafas lalu memberanikan menatap kedua mata Vania “Buat apa gue nyuruh lo dateng dan mendengarkan rasa sakit hati gue Van? Sedangkan waktu itu lo gak setuju dengan hubungan gue dengan Andri, bahkan lo mengatakan perkataan yang membuat hati gue sakit. Apa gue bisa curhat dengan orang yang bahkan tidak setuju hubungan gue dengan Andri.”

Vania terdiam. Ya, aku tau pasti dia tidak tau apa yang akan dia bicarakan karena aku berkata benar ada nya. Aku hanya bisa mengalihkan pandangan ku, dada ku kembali gemuruh ku rasa seperti nya aku akan menangis lagi.

Vania meraih kedua tangan ku lalu menggenggam nya dengan erat, aku pun menoleh dan melihat nya.

“Jujur, gue emang gak suka lo berhubungan dengan Andri karena dia milik Keisha. Ya, emang gue ga setuju. Tapi gue juga sadar Kan, karena gue gak ada di posisi lo, gue gak tau apa yang sedang lo rasakan dan apa yang sedang lo inginkan. Gue hanya bisa berbicara tanpa harus merasakan di posisi lo. Gue tau lo hanya terjebak disituasi ini tapi gue juga gak mau lo berlama-lama di lingkaran ini. Gue hanya takut, sahabat gue yang satu ini tersiksa dalam situasi yang sulit ini,”

Aku hanya tercekat mendengar penjelasan Vania, bukan penjelasan sesama wanita tetapi penjelasan kepada seorang sahabat.

“Ini semua karena gue sayang lo Kan, sayang kepada sahabat gue. Sahabat mana yang mau sahabat lainnya menderita? Gak ada Kan! Gue hanya ingin lo bahagia, gue ingin lo bahagia sepenuh nya tanpa merasakan penderitaan sedikit pun. Lihat aja sekarang, lo sudah menderita, lo sudah merasakan luka. Apa lo bahagia dengan itu semua? Enggak kan? Jadi, perkataan gue jangan dimasukkin dalam hati Kan, tapi dimasukkin dalam fikiran. Gue menasihati lo bukan karena gue benci tetapi karena gue peduli. Jadi, apa sekarang lo masih membenci dengan perkataan gue?”

Aku masih terdiam, aku tidak dapat menahan rasa tak kuasa di dada ku. Kedua mata ku pun sudah terkumpul air mata yang tidak dapat terbendung lagi. Aku pun menunduk lalu mengeluarkan nya semua, aku tidak sanggup.

Vania meraih tubuh ku lalu memeluk ku dengan erat, ia mengelus punggung ku dan aku? Aku menangis sekeras mungkin. Kali ini aku menangis lagi, mengeluarkan luka lagi yang tersemat di dalam dada.

Terpopuler

Comments

Ropiah Ropiah

Ropiah Ropiah

pengen punya sahabat kayak vania

2020-01-22

1

lihat semua
Episodes
1 -Prolog-
2 -Hubungan Terlarang-
3 -Hubungan [2]
4 -Sembunyi-
5 -Sembunyi [2]
6 -Vania ingin yang terbaik-
7 -Kania atau Keisha?-
8 -Kania Menangis-
9 -Kesabaran Keisha -
10 -Kemesraan Andri Kepada Keisha -
11 -Wekeend Bersama Andri -
12 -Kania Cemburu-
13 -Andri Dilema-
14 -Keisha Meminjam ponsel Andri-
15 -Keisha percaya dengan Kebohongan Andri-
16 -Kania Mabuk-
17 -Sehari Penuh dengan Keisha -
18 -Vania Sahabat Terbaik-
19 -Ketahuan Kah?-
20 -Bukti Bakti Keisha Ke Andri-
21 -Dihati ada Keisha tetapi difikiran ada Kania-
22 -Luka Hati-
23 -Kania minta putus-
24 -Andri tidak akan menyerah-
25 -Vania kewalahan-
26 -Keputusan Andri-
27 -Kekhawatiran Keisha-
28 -Kesungguhan Hati-
29 -Kebimbangan Andri-
30 -Kebahagiaan Yang Tiada Tara-
31 -Vania Menyerah-
32 -Kebahagiaan atau Pilihan?-
33 -Lunch-
34 -Adik Ipar-
35 -Hanya Berdua-
36 -Fikiran-
37 -Keromantisan dibalik tipuan-
38 -Renggang dan Tatapan-
39 -Perubahan-
40 -Ketemu-
41 -Haikal Fathan Ghazawan-
42 -Rencana-
43 -Lama Tidak Bertemu-
44 -Sukanya Kania, Duka nya Keisha-
45 -Dia Berbeda-
46 -Bahagia mu dan Derita ku-
47 -Permintaan Maaf Keisha Untuk Haikal-
48 -Debaran yang tidak biasa-
49 -Ratapan Hati Keisha-
50 -Paris-
51 -Andika Fortunio Bagaskara-
52 -Takdir-
53 -Penasaran-
54 -Kebetulan-
55 -Perihal Salon-
56 -Menikah -
57 -Curhatan Hati-
58 -Bahagia Bercampur Keluh Kesah-
59 -Kemarahan seorang ibu-
60 -Rencana Anniversary-
61 -Ketahuan Kah? [Part 2]-
62 -Kebahagiaan bercampur petaka-
63 -Petaka-
64 -Goresan Hati-
65 -Penderitaan Kania dan Kerinduan Keisha-
66 -Kebahagiaan Keisha dan Penderitaan Kania-
67 -Perasaan Aneh-
68 -Keresahan Hati-
69 -Terkuak satu persatu-
70 -Menjadi Pertanyaan-
71 -Kegelisahan semakin menjadi-
72 -Kania memilih menghindar-
73 -Sedih, cemburu, marah dan kecewa-
74 -Haikal bertemu dengan ibu Andri-
75 -Pengakuan-
76 -Pengumuman-
Episodes

Updated 76 Episodes

1
-Prolog-
2
-Hubungan Terlarang-
3
-Hubungan [2]
4
-Sembunyi-
5
-Sembunyi [2]
6
-Vania ingin yang terbaik-
7
-Kania atau Keisha?-
8
-Kania Menangis-
9
-Kesabaran Keisha -
10
-Kemesraan Andri Kepada Keisha -
11
-Wekeend Bersama Andri -
12
-Kania Cemburu-
13
-Andri Dilema-
14
-Keisha Meminjam ponsel Andri-
15
-Keisha percaya dengan Kebohongan Andri-
16
-Kania Mabuk-
17
-Sehari Penuh dengan Keisha -
18
-Vania Sahabat Terbaik-
19
-Ketahuan Kah?-
20
-Bukti Bakti Keisha Ke Andri-
21
-Dihati ada Keisha tetapi difikiran ada Kania-
22
-Luka Hati-
23
-Kania minta putus-
24
-Andri tidak akan menyerah-
25
-Vania kewalahan-
26
-Keputusan Andri-
27
-Kekhawatiran Keisha-
28
-Kesungguhan Hati-
29
-Kebimbangan Andri-
30
-Kebahagiaan Yang Tiada Tara-
31
-Vania Menyerah-
32
-Kebahagiaan atau Pilihan?-
33
-Lunch-
34
-Adik Ipar-
35
-Hanya Berdua-
36
-Fikiran-
37
-Keromantisan dibalik tipuan-
38
-Renggang dan Tatapan-
39
-Perubahan-
40
-Ketemu-
41
-Haikal Fathan Ghazawan-
42
-Rencana-
43
-Lama Tidak Bertemu-
44
-Sukanya Kania, Duka nya Keisha-
45
-Dia Berbeda-
46
-Bahagia mu dan Derita ku-
47
-Permintaan Maaf Keisha Untuk Haikal-
48
-Debaran yang tidak biasa-
49
-Ratapan Hati Keisha-
50
-Paris-
51
-Andika Fortunio Bagaskara-
52
-Takdir-
53
-Penasaran-
54
-Kebetulan-
55
-Perihal Salon-
56
-Menikah -
57
-Curhatan Hati-
58
-Bahagia Bercampur Keluh Kesah-
59
-Kemarahan seorang ibu-
60
-Rencana Anniversary-
61
-Ketahuan Kah? [Part 2]-
62
-Kebahagiaan bercampur petaka-
63
-Petaka-
64
-Goresan Hati-
65
-Penderitaan Kania dan Kerinduan Keisha-
66
-Kebahagiaan Keisha dan Penderitaan Kania-
67
-Perasaan Aneh-
68
-Keresahan Hati-
69
-Terkuak satu persatu-
70
-Menjadi Pertanyaan-
71
-Kegelisahan semakin menjadi-
72
-Kania memilih menghindar-
73
-Sedih, cemburu, marah dan kecewa-
74
-Haikal bertemu dengan ibu Andri-
75
-Pengakuan-
76
-Pengumuman-

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!