-Kania Mabuk-

“Setiap manusia memang sudah diputuskan dalam berpasang-pasangan. Mereka sudah dipasangkan dengan belahan nya masing-masing, tidak akan ada yang tertukar karena Tuhan lah yang merencanakan itu semua. Begitu dengan pria, mereka akan mendapatkan tulang rusuknya yang hilang selama ini. Jadi, jangan menambah tulang rusuk lagi. Akan simpan dimana tulang rusuk itu?”

-Vania

Vania:

Aku mencari Kania di segala penjuru ruangan ini, suara dentuman musik sangat memekakkan telinga ku. Astaga, aku tidak percaya jika aku pergi ke tempat ini. Aku paling anti pergi ketempat yang seperti ini, lagian kenapa juga Kania pergi ke klub begini?

Aku sengaja pergi kesini, karena Kania menelpon ku. Aku rasa dia dalam efek mabuk, karena saat dia bicara pada ku dia meracau tidak jelas. Aku tidak mengerti kenapa dia pergi ke tempat beginian, dia sangat menjaga tempat nongkrong nya dimana pun ia berada.

Apa dia sekarang bersama Andri? Aku rasa itu tidak mungkin, karena sewaktu dia menelpon ku aku mendengar Kania dia sedih karena Andri.

Aku pun tidak tau sedih karena apa. Makanya aku penasaran dan memutuskan untuk menjemput nya kesini, ya walaupun sebenarnya aku enggan untuk berpegian ketempat ini.

Aku terus mencari Kania, untung saja saat ini klub sedang tidak ramai oleh pengunjung, mengingat hari masih siang jadi belum ada satu pun orang yang pergi kesini.

Aku mencari sosok Kania, tak perlu waktu yang lama aku menemukannya. Dia sedang duduk di bar, sambil minum. Aku bergegas menghampirinya, dari belakang aku merebut paksa gelas nya yang masih penuh dengan minumannya.

Ia berbalik, melihat ku dengan tajam “Vania?” ia menunjuk wajah ku, lihat lah seperti nya ia sudah sangat mabuk berat. Wajah nya sangat merah, ekspresi nya tidak jelas kadang sedih kadang juga marah.

Aku menarik kursi di samping nya lalu duduk “Lo ngapain disini Kania? Ini bukan tempat lo tau gak. Lalu ini apa ha? Lo minum? Lo gila?” aku tidak bisa menahan emosi ku dengannya. Ya, aku tau walaupun aku percuma memarahkan nya karena dia sedang dalam kondisi mabuk, setidaknya aku berusaha menyadarkan nya.

“Gue kagak perduli, sini minuman gue! Gue masih mau minum!” Kania ingin merebut gelas nya dari tangan ku namun dengan cepat ku tepis tangannya. Ia sangat lunglai kali ini, entah sudah berapa gelas dia minum hari ini, aku rasa dia sudah minum banyak.

“Kania, sadar lah. Lo udah mabuk begini masih mau minum? Gak akan gue beri, sekarang kita pulang oke? Lo gak boleh berkeliaran di luar! Kalau ada yang lihat lo, kasihan perusahaan Andri jadi tercoreng karena lihat lo mabuk begini,”

Seketika Kania tertawa, ia tertawa sangat keras hingga mendongakkan kepalanya, aku hanya mengerutkan kening ku yang tidak mengerti. Kenapa dia tiba-tiba tertawa seperti ini?

“Emang gue pikirin? Mau tercoreng kah mau gimana kah, gue kagak perduli Van. Gue—“ Kania menunjuk dirinya sendiri. Aku hanya diam, seperti nya ia ingin melanjutkan perkataan nya.

“Gue kagak perduli, karena Andri aja gak pernah mikirin gue. Hahahaha, yang difikirin dia hanya istri nya itu. Hahah, istri nya siapa lagi kalau bukan yang pake hijab itu. Ahh, siapa ya namanya. Keisha! ya Keisha. hahahaha,” dia menepuk tangannya sambil tertawa.

Aku tidak mengerti kenapa dia tiba-tiba berkata seperti ini, sebenarnya ada apa dengan Kania dan Andri? Apa ada masalah? Sehingga membuat Kania mabuk seperti ini dan sekarang dia malah menyebut Keisha.

Aku menggenggam kedua tangan nya “Kan, sebenarnya ada apa? Lo kenapa ha? Jangan buat gue khawatir begini. Lo ada masalah sama Andri? Cerita sini sama gue,”

Sejujurnya aku sangat tidak tega dengan kondisi nya saat ini, aku sudah berkali-kali memberitahu kepada nya agar tidak berhubungan dengan pria yang sudah beristri. Tapi tetap saja dia melakukan itu, aku bisa apa? Aku gak bisa dong mencegah itu semua, aku juga gak bisa melakukan apa-apa.

Walaupun Kania seperti ini, aku selalu masih memikirkannya, karena Kania hanya lah sebatang kara. Dia tidak punya siapapun lagi, kedua orang tua nya meninggalkannya tanpa tanggung jawab apapun. Temannya? Jangan tanya temannya siapa, hanya aku dan Keisha teman yang ia punya. Bisa di hitung dengan jari teman Kania. Jika pun ada teman Kania lainnya, itu hanya memanfaatkan Kania saja.

Kania terdiam untuk beberapa saat disaat aku menyuruh nya untuk bercerita ada masalah apa dia hingga dia mabuk seperti ini. Orang mabuk seperti Kania saat ini sangat mudah untuk ditanya dan sangat mudah untuk menjawab perihal yang terjadi, dan aku tidak bersusah payah untuk menemukan permasalahan nya.

Ekspresi Kania berubah detik juga, awal nya ia tertawa terbahak-bahak kini berubah menjadi sedih dan muram. Bahkan kini ia mengeluarkan air mata nya dengan sangat deras, jangan tanya gimana aku sekarang. Aku sangat panik melihat ia mendadak menangis seperti itu, dengan sigap aku menghapus air matanya.

“Kania? Jangan nangis, lo jelek tau kalau lagi nangis. Lo ada masalah apa sih sampe begini, gue jadi gak tega lihat lo terluka begini Kan. Lo gak pernah nangis begini, lo ceria dan suka ketawa tapi lihat lah keadaan lo sekarang. Lo lebih banyak muram dan menangis, itu karena siapa? Apa karena Andri? Apa karena gue yang udah marahin lo kemarin?”

Kania menunduk sambil mengelap ingus nya yang mengalir, “Mas Andri,” ucap nya.

Aku hanya bisa diam, oke, kali ini karena pacar nya sendiri. Tetapi punya masalah apa? bukan kah mereka berdua selalu harmonis-harmonis saja. Aku tau pasti kalau Kania dan Andri saling mencintai satu sama lain. Tidak ada pertengkaran diantara mereka berdua, paling hanya perdebatan kecil saja. Kalaupun ada, mereka pun menyelesaikannya saat itu juga tidak akan membiarkan masalah itu berlama-lama.

“Oke. Andri emang ngapain lo Kan?” tanya ku, sejujurnya saat ini aku sudah sangat penasaran plus gregetan.

“Sebenarnya—“ Kania mendongak melihatku, aku pun menunggu dengan wajah kepo ku.

“Sebenarnya?” aku ulangi lagi perkatannya.

Namun itu tidak berlangsung lama, karena Kania pingsan tepat di pelukan ku. Aku pun sangat kaget, bukan karena ia pingsan tetapi karena tubuh nya yang sangat berat. Padahal, tubuh nya terbilang ramping untuk ukuran model.

“Kania! Ya ampun ni anak, pake pingsan segala lagi. Uugh! Mana bau alkohol nya kuat lagi.”

Mau tidak mau aku terpaksa menggendong nya keluar dari klub, tidak mungkin kan aku membiarkan nya tinggal di klub. Sebenarnya aku tidak ingin masuk kesituasi rumit seperti ini, tetapi mengingat Kania itu sahabat ku yang pernah menolong suka dan duka ku mau tidak mau aku juga menolong nya. Bukan menolong dalam percintaan gelap nya, bukan yaa, melainkan aku menolong masa ia sedang sulit seperti sekarang ini.

Terpopuler

Comments

Jo Hana

Jo Hana

vania semoga bisa nasehati jgn jd pelakor dosa

2020-03-04

1

lihat semua
Episodes
1 -Prolog-
2 -Hubungan Terlarang-
3 -Hubungan [2]
4 -Sembunyi-
5 -Sembunyi [2]
6 -Vania ingin yang terbaik-
7 -Kania atau Keisha?-
8 -Kania Menangis-
9 -Kesabaran Keisha -
10 -Kemesraan Andri Kepada Keisha -
11 -Wekeend Bersama Andri -
12 -Kania Cemburu-
13 -Andri Dilema-
14 -Keisha Meminjam ponsel Andri-
15 -Keisha percaya dengan Kebohongan Andri-
16 -Kania Mabuk-
17 -Sehari Penuh dengan Keisha -
18 -Vania Sahabat Terbaik-
19 -Ketahuan Kah?-
20 -Bukti Bakti Keisha Ke Andri-
21 -Dihati ada Keisha tetapi difikiran ada Kania-
22 -Luka Hati-
23 -Kania minta putus-
24 -Andri tidak akan menyerah-
25 -Vania kewalahan-
26 -Keputusan Andri-
27 -Kekhawatiran Keisha-
28 -Kesungguhan Hati-
29 -Kebimbangan Andri-
30 -Kebahagiaan Yang Tiada Tara-
31 -Vania Menyerah-
32 -Kebahagiaan atau Pilihan?-
33 -Lunch-
34 -Adik Ipar-
35 -Hanya Berdua-
36 -Fikiran-
37 -Keromantisan dibalik tipuan-
38 -Renggang dan Tatapan-
39 -Perubahan-
40 -Ketemu-
41 -Haikal Fathan Ghazawan-
42 -Rencana-
43 -Lama Tidak Bertemu-
44 -Sukanya Kania, Duka nya Keisha-
45 -Dia Berbeda-
46 -Bahagia mu dan Derita ku-
47 -Permintaan Maaf Keisha Untuk Haikal-
48 -Debaran yang tidak biasa-
49 -Ratapan Hati Keisha-
50 -Paris-
51 -Andika Fortunio Bagaskara-
52 -Takdir-
53 -Penasaran-
54 -Kebetulan-
55 -Perihal Salon-
56 -Menikah -
57 -Curhatan Hati-
58 -Bahagia Bercampur Keluh Kesah-
59 -Kemarahan seorang ibu-
60 -Rencana Anniversary-
61 -Ketahuan Kah? [Part 2]-
62 -Kebahagiaan bercampur petaka-
63 -Petaka-
64 -Goresan Hati-
65 -Penderitaan Kania dan Kerinduan Keisha-
66 -Kebahagiaan Keisha dan Penderitaan Kania-
67 -Perasaan Aneh-
68 -Keresahan Hati-
69 -Terkuak satu persatu-
70 -Menjadi Pertanyaan-
71 -Kegelisahan semakin menjadi-
72 -Kania memilih menghindar-
73 -Sedih, cemburu, marah dan kecewa-
74 -Haikal bertemu dengan ibu Andri-
75 -Pengakuan-
76 -Pengumuman-
Episodes

Updated 76 Episodes

1
-Prolog-
2
-Hubungan Terlarang-
3
-Hubungan [2]
4
-Sembunyi-
5
-Sembunyi [2]
6
-Vania ingin yang terbaik-
7
-Kania atau Keisha?-
8
-Kania Menangis-
9
-Kesabaran Keisha -
10
-Kemesraan Andri Kepada Keisha -
11
-Wekeend Bersama Andri -
12
-Kania Cemburu-
13
-Andri Dilema-
14
-Keisha Meminjam ponsel Andri-
15
-Keisha percaya dengan Kebohongan Andri-
16
-Kania Mabuk-
17
-Sehari Penuh dengan Keisha -
18
-Vania Sahabat Terbaik-
19
-Ketahuan Kah?-
20
-Bukti Bakti Keisha Ke Andri-
21
-Dihati ada Keisha tetapi difikiran ada Kania-
22
-Luka Hati-
23
-Kania minta putus-
24
-Andri tidak akan menyerah-
25
-Vania kewalahan-
26
-Keputusan Andri-
27
-Kekhawatiran Keisha-
28
-Kesungguhan Hati-
29
-Kebimbangan Andri-
30
-Kebahagiaan Yang Tiada Tara-
31
-Vania Menyerah-
32
-Kebahagiaan atau Pilihan?-
33
-Lunch-
34
-Adik Ipar-
35
-Hanya Berdua-
36
-Fikiran-
37
-Keromantisan dibalik tipuan-
38
-Renggang dan Tatapan-
39
-Perubahan-
40
-Ketemu-
41
-Haikal Fathan Ghazawan-
42
-Rencana-
43
-Lama Tidak Bertemu-
44
-Sukanya Kania, Duka nya Keisha-
45
-Dia Berbeda-
46
-Bahagia mu dan Derita ku-
47
-Permintaan Maaf Keisha Untuk Haikal-
48
-Debaran yang tidak biasa-
49
-Ratapan Hati Keisha-
50
-Paris-
51
-Andika Fortunio Bagaskara-
52
-Takdir-
53
-Penasaran-
54
-Kebetulan-
55
-Perihal Salon-
56
-Menikah -
57
-Curhatan Hati-
58
-Bahagia Bercampur Keluh Kesah-
59
-Kemarahan seorang ibu-
60
-Rencana Anniversary-
61
-Ketahuan Kah? [Part 2]-
62
-Kebahagiaan bercampur petaka-
63
-Petaka-
64
-Goresan Hati-
65
-Penderitaan Kania dan Kerinduan Keisha-
66
-Kebahagiaan Keisha dan Penderitaan Kania-
67
-Perasaan Aneh-
68
-Keresahan Hati-
69
-Terkuak satu persatu-
70
-Menjadi Pertanyaan-
71
-Kegelisahan semakin menjadi-
72
-Kania memilih menghindar-
73
-Sedih, cemburu, marah dan kecewa-
74
-Haikal bertemu dengan ibu Andri-
75
-Pengakuan-
76
-Pengumuman-

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!