Lamaran Tanpa Rencana

Sudah hampir 2 bulan Aisyah menjadi ibu susu untuk baby Cel dan hampir 2 bulan juga Fahri berada di luar kota untuk mengurusi proyek barunya di Semarang. Setelah malam itu, Fahri merasa begitu merindukan Aisyah dan Celien. Ingin sekali Fahri segera pulang dan bertemu dengan mereka, namun apalah daya keadaan memaksa mereka untuk tidak bisa saling bertemu.

Setiap malam Fahri selalu menelfon Aisyah dengan alasan ia begitu rindu dengan Celien, tapi sebenarnya bukan hanya celien saja yang di rindukan, melainkan bunda Aisyahnya juga.

Fahri sudah bersiap untuk pulang setelah menyelesaikan semua proyek baru nya di Semarang. Dengan perasaan rindu yang hampir meluap-luap membuat Fahri tidak bisa tidur selama perjalanan dari Semarang Ke Bandung. Fahri selalu terbayang-bayang wajah Celien dan Aisyah.

**

Aisyah tengah mengusui Baby Cel setelah mandi. Sudah 1 jam Aisyah menyusui kanan dan kiri bergantian namun sepertinya baby Cel belum merasa puas. Ia pun masih menangis dan memukul-mukul dada Aisyah.

"Tumben baby Cel masih nangis, padahal udah bolak balik nyusunya". Ucap Aisyah monolog.

Mendengar tangisan Celien, Bik mira pun masuk kedalam kamarnya.

"Ada apa Ca?? kok baby Cel nangis terus?? udah nyusu belum??" Tanya ibu Mira

"Udah bu, bolak balik udah sejam tapi masih nangis aja. Mungkin dia kangen kali bu sama papa nya, atau ASI nya udah gak lancar ya bu??"

"Emm bisa jadi dua-duanya. Padahal tiap hari kan kamu udah makan sayur katuk banyak ya Ca. Nanti ibu panggilkan dokter Susan aja gimana, biar kamu di priksa??" Tanya bu Mira

"Iya boleh bu" Ucap Aisyah.

Ibu Mira dan Aisyah keluar dari kamar Celien dan membawa Celien bermain di halaman rumah. Kemudian Bu Mira menghubungi dokter Susan untuk memeriksa Àisyah. 1 jam kemudian dokter Susan sudah sampai dirumah Fahri, dan langsung menemui Aisyah yang tengah menidurkan Celien.

Ceklek

"Eh dokter, silahkan masuk dok. Ini tadi Celien baru saja tidur siang" Ucap Aisyah

"Iya, gimana kabarmu dan Celien?"Tanya dokter

"Baik-baik aja dok. Emm itu dok udah 2x ini Celien masih nangis setelah nyusu hampir 1 jam lebih, udah bolak balik juga dok tapi tetep nangis. Apa Asinya udah gak lancar lagi ya dok??" Tanya Aisyah

"Bisa jadi, karena pengaruh dari obat waktu itu biasanya 3 bulan pertama, dengan catatan pola hidup sehat tetep terjaga dan lebih banyak makan sayur. Kalau memang sudah menyusui biasanya bisa lebih dari itu karena ada peran suami yang membantu memperlancar ASI keluar." Jelas dokter.

**

Fahri baru sampai dirumah, ia turun dari mobil dan ingin segera bertemu dengan Celien dan Aisyah. Namun saat ia masuk, Fahri hanya bertemu dengan Bik Mira. Bik Mira memberitahu Fahri kalau Aisyah sedang di priksa oleh dokter Susan karena ASI nya gak lancar. Dengan cepat Fahri menuju kamar Celien.

Tok

Tok

Tok

"Masuk" Ucap dokter

Fahri masuk kedalam kamar Celien dan melihat Aisyah dan Dokter Susan tengah duduk bersama.

Deg!

"Pak Fahri" Ucap Aisyah, mata Aisyah berbinar kala itu melihat kedatangan pria yang begitu ia rindukan. Ntah mengapa Aisyah merasakan hal itu.

"Iyahh,, hallo Susan apa kabar?? Bagaimana keadaan Aisyah?" Tanya Fahri.

"Aku baik Fa. Setelah aku periksa, kondisi Aisyah baik- baik aja, tapi ASI nya mulai gak lancar lagi. Mungkin karena Aisyah juga masih gadis jadi produksi ASI nya gak sebesar Ibu yang memang menyusui meskipun sudah didorong dengan asupan makanan yang cukup" jelas dokter Susan.

"Jadi kami harus bagaimana? Apakah harus di suntik hormon lagi?" Tanya Fahri sedikit cemas.

"Suntik hormon itu hanya bisa sekali Fa, Sebenarnya ada sih cara lain. Tapi ntah rasanya agak sulit dilakukan bagi kondisi Aisyah saat ini" Ucap dokter ragu-ragu melihat expressi Aisyah yang sudah lebih dulu tau solusi yang di berikan dokter Susan membuat Aisyah begitu takut.

"Apa??" tanya Fahri langsung.

"Peran suami!. Jangan bilang kamu minta aku jelasin sama kamu detailnya!" Ucap Dokter

Fahri langsung kaku mendengar ucapan Susan. Ia tau betul apa maksud dari ucapan teman baiknya itu karena memang Fahri adalah pria dewasa dan bukan hal yang tabu lagi baginya. Fahri melihat sekilas ke arah Aisyah, nampak wajahnya sudah merah memggemaskan.

"Ehem... apa tidak ada solusi lain??" Tanya Fahri memecah keheningan sesaat.

"Gak ada lagi, karena semua solusi udah Aisyah coba..Soo balik lagi ke kalian, pikirkan baik-baik ucapanku semua ini demi Celien. Aku gak bisa jamin setelah 3 bulan ASI itu akan keluar lagi dari PD Aisyah jika hanya mengandalkan asupan makanan saja. Udah yah, aku pamit dulu. Aisyah, aku dan Fahri hanya berteman baik, soo jangan cemburu" ucap Dokter Susan yang sepertinya tau apa yang ada difikiran Aisyah.

Memang dalam hati Aisyah bertanya-tanya hubungan Fahri dan Susan itu seperti apa, kok terlihat begitu dekat. Aisyah pun hanya membalas dengan senyuman datar.

Dokter Susan meninggalkan Aisyah, Celien dan Fahri di kamar. Kemudian Fahri pun duduk di tepi ranjang berhadapan dengan Aisyah. Tampak Ketegangan diantara mereka.

"Ca,,, soal solusi yang ucapkan Susan jangan terlalu di ambil hati. Saya gak akan melakukan itu" ucap Fahri begitu lembut membuat Aisyah menatapnya.

"Tapi bagaimana kalau ASI nya gak keluar lagi pak?? Celien gak bisa nyusu, sedangkan usia Celien belum genap 6 bulan nanti. Dia belum MPASI" ucap Aisyah

"Terus kita harus gimana?? Gak mungkin kan saya menyentuh 'milik' kamu , kita kan bukan mukhrim. Apa kamu mau jadi ibunya Celien biar kita jadi mukhrim?" Tanya Fahri dengan penuh kehati-hatian.

"Maksud pak Fahri apa??" Tanya balik Aisyah.

"Apa kamu mau menjadi istri saya?? Ntah sejak kapan perasaan itu hadir, yang jelas selama kurang lebih 2 bulan ini kita gak ketemu, perasaanku penuh dengan kerinduan. Aku bukan hanya rindu kepada Celien melainkan dengan bundanya juga". ucap Fahri dengan kesungguhan

Deg!

Antara mimpi dan nyata berputar - putar di kepala aisyah. Aisyah merasakan atmosfir badannya sudah memanas, dengan debaran jantungnya yang tak kalah hebat.

"Apakah orang tua pak Fahri akan menyetujuinya??" Tanya Aisyah lagi.

"Kita sampaikan perlahan kepada mereka, saya yakin mereka akan menyetujuinya" Ucap Fahri.

Aisyah tak mampu lagi untuk berkata, hatinya sudah penuh dengan bunga-bunga yang sudah meronta keluar. Bagimana bisa hari ini dia dilamar dadakan oleh pria yang setiap malam selalu menghampiri mimpinya. Air mata kebahagian pun tak terbendung lagi. Bagitu juga Fahri, ia merasa lega karena perasaannya tidak bertepuk sebelah tangan, Aisyah mau menerima lamaran dadakannya itu. 'Lamaran tanpa rencana'.

Terpopuler

Comments

Bzaa

Bzaa

gercep nih pa fahry

2024-01-23

1

Yusneli Usman

Yusneli Usman

Mantap kali uni,saking nggak bertele-tele nya...lansung exspress bacaannya to the points 😁😂😂

2021-09-21

1

itin

itin

mantap. ga bertele tele

2021-08-21

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!