Bab 10

Renatta berdiri di teras rumah sambil menghirup udara sore yang tenang. Ia menyandarkan tubuh di pagar kecil rumah barunya, menatap deretan rumah-rumah lainnya di komplek itu.

Hingga tiba-tiba sebuah suara mobil menghentikan lamunannya.

Sebuah sedan hitam mengarah masuk ke halaman rumah tepat di samping rumahnya. Renatta menoleh, tak terlalu memperhatikan awalnya. Namun saat pintu mobil terbuka dan seseorang keluar dari dalamnya, matanya membelalak.

Zavian.

Zavian Alaric, pria yang selalu tampil rapi dan elegan dengan kemeja putih digulung di lengan dan celana panjang hitam, baru saja turun dari mobil dengan dua kantong belanja di tangan.

Renatta terdiam di tempatnya.

Zavian juga menghentikan langkahnya saat melihat Renatta berdiri di sebelah pagar. Alisnya terangkat sedikit, tapi wajahnya tetap tenang, khas seperti biasa.

"Renatta?" katanya pelan, tapi cukup terdengar jelas dari jarak itu.

Renatta hanya bisa menatapnya tanpa berkedip. Dunia terasa seperti bercanda.

"Apa… kamu tinggal di sini?" tanya Zavian lagi, kali ini sambil melangkah mendekat ke arah pagar rumah Renatta.

Renatta akhirnya membuka suara. “Iya… aku baru pindah. Baru hari ini.”

Zavian tersenyum kecil. “Selamat datang di lingkungan ini. Sepertinya… kita akan sering bertemu.”

Renatta menghela napas. “Sepertinya begitu.”

“Apa kamu tinggal sendiri?” Zavian bertanya, meski sebenarnya sudah tahu jawabannya dari raut wajah Renatta.

“Iya,” jawab Renatta singkat.

Zavian menatap rumah Renatta sekilas, lalu berkata, “Rumahmu bagus. Cocok buat kamu.”

Renatta tersenyum hambar. “Terima kasih.”

Sebuah keheningan menggantung beberapa detik di antara mereka. Lalu Zavian, seperti biasa dengan ketenangan khasnya, berkata santai, “Kalau kamu butuh sesuatu, jangan sungkan. Tetangga kan harus saling bantu.”

Renatta hanya mengangguk, walau dalam hatinya kacau. Kenapa harus Zavian? Kenapa harus dia lagi?

Zavian pun berpamitan, “Oke, Saya masuk dulu. Mau masak.” Ia melangkah mundur sambil mengangkat kantong belanjaannya.

Renatta melihat punggung Zavian menghilang ke dalam rumah. Ia menghembuskan napas panjang.

Skenario hidupnya tak pernah bisa ditebak. Tapi satu yang pasti, kini ia tinggal berseberangan rumah dengan pria yang dulu membuat hatinya kacau dan tampaknya belum berhenti sampai di situ.

***

Begitu Zavian masuk ke dalam rumahnya, Renatta masih berdiri beberapa detik di depan pagar, mencoba menenangkan degup jantungnya yang entah kenapa berdetak sedikit lebih cepat dari biasanya. Ia lalu menarik napas panjang dan masuk ke dalam rumah barunya.

Ia meletakkan tas tangan di sofa, berjalan pelan ke dapur, membuka kulkas yang masih kosong, lalu tertawa kecil pada dirinya sendiri.

"Rumah baru, tapi belum punya stok makanan sama sekali."

Ia melirik jam dinding, waktu masih menunjukkan pukul lima sore lewat beberapa menit. Masih sempat untuk keluar beli kebutuhan dasar, tapi tubuhnya terasa lelah. Mungkin karena semua beban emosional belakangan ini. Mungkin juga karena kenyataan bahwa ia tinggal tepat di seberang rumah pria yang selama ini diam-diam sering hadir dalam pikirannya.

Renatta membuka jendela ruang tengahnya yang langsung menghadap ke rumah Zavian. Tak ada tirai di situ, jadi ia bisa melihat sedikit bagian dalam rumah seberang. Tapi ia buru-buru menutupnya lagi.

"Apa-apaan sih, Renatta… Gue kayak gini keliatan seperti penguntit" gumamnya sembari menepuk pipinya pelan.

Ia lalu mengambil air minum dan duduk di karpet ruang tamu. Mengamati setiap detail rumah barunya, dari lantai vinil hangat, warna dinding yang menenangkan, sampai aroma cat baru yang masih samar tercium.

Namun, pikirannya tak bisa lepas dari kenyataan bahwa Zavian dosen muda yang tenang, tampan, dan sulit ditebak itu sekarang adalah tetangganya.

Apa ini kebetulan... atau permainan takdir?

***

Senja mulai berganti malam. Lampu-lampu rumah mulai menyala satu per satu. Renatta baru saja selesai mandi dan mengenakan piyama santainya kaos oversized dan celana pendek motif awan. Rambutnya masih setengah basah, digulung asal dengan jepit besar. Ia duduk di ruang tengah sambil scroll ponsel, berusaha menyibukkan diri dari pikiran yang... aneh-aneh.

Tiba-tiba, bel rumahnya berbunyi. Sekali. Lalu dua kali.

Renatta melirik ke arah pintu. Alisnya terangkat bingung. Siapa malam-malam gini? Ia ragu sejenak, lalu berjalan pelan ke pintu dan mengintip lewat lubang kecil. Matanya membelalak.

Zavian.

Renatta panik seketika. Ia buru-buru mengusap wajahnya, merapikan rambut seadanya, lalu membuka pintu sedikit.

Zavian berdiri di sana, santai dengan hoodie gelap dan celana training. Tangannya membawa wadah makanan dengan aroma menggoda.

"Pak Zavian?"

"Hai, selamat malam? Apa saya ganggu waktu kamu?"

"Ah nggak, aku baru selesai mandi"

Zavian mengangguk.

"Ada apa pak?" tanya Renatta.

"Saya baru masak, tapi kayaknya kebanyakan. Takut mubazir. Kamu mau coba?" katanya sambil tersenyum ramah.

Renatta kaku berdiri. Otaknya ngeblank. "Hah? Ehh? Aku? Eh maksudnya makanannya?

Zavian menahan tawa. "Iya. Makanannya. Kalau kamu yang dimakan, serem juga."

Renatta langsung ingin menghilang ditelan bumi. "Maaf... otakku belum loading."

Zavian tertawa kecil, lalu menyerahkan wadah itu. "Tenang aja, nggak ada racunnya. Masakan pria tangguh."

Renatta menerimanya dengan tangan gemetar. "Makasih, ya... Pak Zavian."

"Kalau enak, boleh minta review bintang lima," kata Zavian, mengedip pelan sebelum berbalik menuju rumahnya.

Begitu pintu tertutup, Renatta langsung jongkok di baliknya sambil menjerit pelan.

"Aaaa kenapa harus sekarang sih aku kelihatan kayak bencong bangun tidur?!"

Ia menatap wadah makanan itu dengan pipi memanas. Hatinya berdebar tak karuan.

Zavian masak? Buat dia?

Dan baunya... benar-benar bikin lapar. Ia buru-buru ke dapur, membuka tutup wadahnya. Pasta dengan saus creamy dan ayam panggang beraroma rosemary.

Senyumnya terbit begitu saja.

"Zavian, Zavian... apa kamu tau kamu baru saja bikin jantung aku makin nggak karuan?"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!