Untuk malam ini, Renatta memutuskan menginap di asrama Sela dan Mira. Kedua sahabatnya langsung menyambutnya dengan pelukan hangat dan segelas teh hangat.
"Makasih banget udah bantuin gue lagi" rengek Renatta.
"Kita bakalan selalu bantuin Lo, nggak usah sungkan Nat" ucap sela yang semakin membuat Renatta terharu.
"Gue cuman nginap sekitar 2 atau 3 hari, boleh kan?"
"Boleh nat, tapi setelah ini Lo mau ke mana, Nat?" tanya Mira.
"Gue harus ketemu sama Om Rino. Gue dengar dia agen properti. Dia pasti bisa bantu Gue."
"Lo yakin?"
"Iya, gue yakin. Om Rino itu baik, dia pasti bisa bantu gue."
"Yaudah kalau gitu, besok gue sama Mira nemenin lo."
Renatta menggeleng pelan, "Nggak usah, gue bisa sendiri kok. Gue nggak mau repotin siapapun."
"Lo Yakin?" tanya Mira.
"Yakin."
Tak ingin memperpanjang perdebatan, mereka pun akhirnya beristirahat. Malam itu Renatta tidur dengan pikiran campur aduk antara sedih, marah, dan harapan baru yang mulai tumbuh.
***
Keesokan paginya, Renatta menghubungi Om Rino. Dengan ramah, pria paruh baya itu mengajaknya bertemu di kantor agennya.
"Kamu mau beli rumah?" tanya om Rino.
Renatta hanya mengangguk.
"Wah, bagus dong. Makin mandiri ya sekarang."
Renatta tersenyum kecil "Iya, Om. Aku ingin tinggal sendiri. Mulai semuanya dari awal."
Om Rino pun menunjukkan beberapa brosur properti. Salah satu rumah langsung menarik perhatian Renatta rumah minimalis dua lantai dengan taman kecil di depan, cukup sederhana namun terasa hangat.
"Aku suka yang ini, Om."
Om Rino tersenyum, "Pilihan yang bagus. Rumahnya baru direnovasi, siap huni. Kita langsung urus kontraknya ya."
Setelah semua proses administrasi selesai, Om Rino menyerahkan sebuah map berisi surat rumah dan kunci pada Renatta.
"Selamat ya, Renatta. Ini awal baru buat kamu. Semangat!"
Mata Renatta berkaca-kaca, "Makasih banyak, Om. Aku benar-benar nggak tahu harus bilang apa. Tapi makasih karena udah bantuin aku hari ini."
Dengan langkah ringan dan hati yang lebih tenang, Renatta keluar dari kantor Om Rino. Ia segera menghubungi Sela dan Mira.
Renatta (lewat telepon):
"Gue punya kabar gembira. Gue baru beli rumah!"
Terdengar teriakan kaget dan bahagia dari seberang telepon.
"Gila lo cepet banget! Tapi gue bangga banget sih. Lo keren, Nat!"
"Kita harus party dirumah lo"
"Itu harus"
Besok pagi, Renatta akan pindah ke rumah barunya. Meski banyak luka yang belum sembuh, setidaknya hari ini ia berhasil berdiri di atas kakinya sendiri.
***
Hari yang ditunggu-tunggu Renatta telah tiba. Ia bergegas untuk mengunjungi rumah barunya. ternyata rumah itu berada di komplek perumahan yang sangat elit.
"Wah..." Renatta terpukau.
Namun sebelum masuk seorang security disitu bertanya padanya, dan Renatta menjelaskan bahwa ia adalah penghuni baru yang akan ditinggal didalam. Renatta memperlihatkan sebuah kartu akses untuk masuk kedalam dan security itu percaya.
Securit langsung membukakan pintu gerbang, dan Renatta masuk kedalam.
"Wahh rumah-rumah disini cantik banget, aku masih nggak nyangka dengan harga segitu aku bisa dapat rumah kayak gini"
Renatta meloncat kesenangan, ia pun segera mencari rumah yang sudah ia beli.
"Wahh ini benar-benar mirip sama yang di foto, tapi yang aslinya jauh lebih bagus"
Renatta mengeluarkan kunci dan membuka pintu rumahnya.
"Wah bagus banget"
Renatta terus berkeliling, dan melihat-lihat desain rumahnya.
"Akhirnya aku bisa punya kamar yang bagus" Renatta terharu, ia menyeka air matanya. Mengingat selama ini dirumahnya sendiri ia diperlakukan seperti pembantu, tidur dikamar yang tidak layak, sekarang ia melihat kasur yang begitu empuk untuk ia tiduri, rasanya sangat nyaman.
Ia bahkan punya meja belajar sendiri, punya lemari yang bagus untuk menyusun pakaian. Ia juga tidak akan kehilangan pakaian nya lagi, ia sekarang sudah merasa aman.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments